++++
+++
+++
++
Mgcl2 1%
Hijau
Hijau
Hijau
Kuning
7,46
7,32
7,25
++++ Hijau
++++ Hijau
+++++ Hijau
++++ Hijau
B. ANALISIS DATA Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada perlakuan menggunakan akuades, pada hari ke 1 sampai dengan hari ke 7, warna pada daun Hydrilla tidak mengalami perubahan yang ekstrim. Untuk perubahan panjang pada akuades semakin hari semakin memendek. Pada perlakuan MgCl2 1%, semakin hari warna pada daun Hydrilla semakin memudar, diketahui pada pengamatan ke 7 warnanya menjadi kuning. Dan untuk panjangnya
semakin hari semakin memendek, pada pengamatan hari ke 7 tanaman tersebut rontok mati sehingga tidak dapat diamati. Pada perlakuan 10 KCl + 20 MgCl + akuades warna pada tanaman Hydrilla semakin memudar, pada hari ke 7, warna menjadi kuning kecoklatan. Pada perubahan panjang, semakin hari semakin menyusut atau memendek. Pada perlakuan KCl 1%, warna Hydrilla menjadi kuning pada pengamatan hari ke-7. Panjangnya semakin memendek, pada hari ke 5 tanaman mati sehingga pada hari ke 7 tidak dapat diamati. Pada perlakuan KCl + MgCl, warna daun pada hari ke 7 menjadi kuning. Panjangnya semakin menyusut atau tanaman semakin memendek. Pada perlakuan 20 Kcl + 10 MgCl + akuades warna Hydrilla semakin memudar. Pada hari ke-7 warnanya menjadi kuning kecoklatan. Panjangnya semakin menyusut, pada hari ke-7 Hydrilla mati sehingga pengamatan dihentikan. C. PEMBAHASAN Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demikian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium. Penambahan air suling pada medium tumbuh (sebagai kontrol) merupakan medium terbaik bagi tanaman Hydrilla. Sedangkan perlakuan III, yakni penambahan KCl dan MgCl2+ merupakan medium yang paling buruk untuk tanaman Hydrilla, karena selain mati, tanaman Hydrilla juga mengalami kerontokan daun. Hasil yang didapat kurang sesuai dengan teori yang ada, yang megatakan bahwa ada sifat antagonisme pada ion K+ dan Mg2+ yang menyebabkan peniadaan antar kedua ion tersebut. Adanya perbedaan panjang tanaman, yakni makin pendek mungkin desebbkan oleh adanya pencampuran kedua ion sehingga timbul adanya perbedaan osmotik antar tanaman dengan lingkungan. Namun, dari segi warna dan viabilitas hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang ada. Penambahan ion K+ dan Mg2+ memiliki perbedaan dalam penyerapannya oleh tumbuhan. Ion K+ yang memiliki valensi 1 lebih mudah diserap tanamn daripada ion Mg2+ yang memiliki valensi 2. Ion yang bervalensi besar akan kalah bersaing dengan ion bervalensi lebih kecil. Ion yang bervalensi satu akan lebih mudah diserap tanaman daripada ion yang bervalensi dua atau lebih.
Seperti yang telah diketahui, bahwa Mg2+ diserap tanaman dalam bentuk ion. Ion Mg2+ ini berperan dalam sintesis klorofil, karena merupakan bahan baku utama dalam pembentukan klorofil tersebut. Adanya penambahan ion K+ pada medium tumbuh mengganggu peranan Mg2+. Berkurangnya penyerapan Mg2+ oleh ion K+ ini meyebabkan produksi klorofil pada tumbuhan tidak optimal. Hal ini menyebabkan proses fotosintesis pada tanaman tidak berjalan dengan optimal, karena fotosintesis sangat membutuhkan klorofil. Proses fotosintesis yang tidak optimal menyebabkan produksi pati sebagai sumber ATP sangat sedikit. Sedikitnya ketersediaan pati akan berdampak pada translokasi pati yang tidak merata dan optimal. Hal ini membuat ada beberapa dari organ tanaman yang tidak mendapatkan pasokan pati. Minimnya pasokan pati pada suatu organ tanaman sudah tentu akan mengganggu pertumbuhan organ tersebut, misalnya pada daun. Daun pun akan menjadi kunig bahkan kuning kecoklatan dan mengalami kerontokan. Air suling bukan merupakan hormon pertumbuhan yang menyebabkan pengenduran dinding sel sehingga pertambahan panjang jaringan hanya disebabkan oleh peristiwa osmosis yang akan berhenti jika CIS dan CES dalam keadaan seimbang dan dinding akan menegang sehingga pertambahan jaringan rendah batang (koleoptil).
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari data hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: Pemberian ion kalium dan ion magnesium pada komposisi medium memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan warna, viabilitas dan pertumbuhan tanaman Hydrilla. Ion Kalium dan ion Magnesium bersifat antagonisme (sifat yang saling meniadakan antar ion), semkain besar valensi ion maka semakin lemah kekuatan antagonismenya, sehingga ion yang memiliki valensi ion 1 akan mudah diserap jika dibandingkan dengan ion yang memiliki nilai valensi 2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim
Oktober 2011
Anonim
b.
2001. http://www.hear.org/pier/wra/australia/hyver-wra.htm.
Diakses
Echo
Dharma.
2011. Gejala
Kekurangan
dan
kelebihan
Unsur.
(Online),
Hartanti, Meirina Fitri. 2009. Pompa Ion dan Mekanisme Transport. Diakses melalui http://mei-smart.blogspot.com/2009/10/pompa-ion-dan-mekanisme-transpotpada.html pada tanggal 25 Oktober 2013
Mei.
2009. Metabolisme
Enzim
dan
Respirasi
tumbuhan.
(Online),
Rahayu, Yuni Sri. 2011. Panduan Praktikum Ilmu Hara. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press. San, Adam. 2009. Mineral. Diakses melalui
http://www.ad4msan.com/2009/05/mineral.html pada tanggal 28 oktober 2013 Kasiono. 2009. Arbsorbsi Air dan Transpirasi. Diakses melalui