Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN Hormon dalam bahasa Yunani, : horman artinya "yang menggerakkan" adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Hormon adalah molekul yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, termasuk hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar adrenal, gonad (testis dan ovarium), kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan pankreas. Beberapa hormon hanya memiliki beberapa sel target tertentu, sedangkan lainnya hormon mempengaruhi berbagai jenis sel seluruh tubuh. Sel target untuk hormon masing-masing ditandai dengan keberadaan molekul tertentu docking (reseptor) untuk hormon yang terletak baik pada permukaan sel atau di dalam sel. Interaksi antara hormon dan reseptor memicu kaskade reaksi biokimia dalam sel target yang akhirnya memodifikasi fungsi sel atau kegiatan. Hipofisis dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 kata yaitu, hypo (dibawah) dan physis (pertumbuhan) atau Kelenjar Pituitaria. Beratnya sekitar 0.5 gram, dan dimensi normalnya pada manusia sekitar 10 x 13 x 6 mm. Kelenjar ini berada di rongga tulang sphenoid sella turcica. Selama embriogenesis, hipofisis berkembang sebagian dari ectoderm oral dan sebagian lagi dari jaringan saraf. Komponen neural muncul sebagai sebuah evaginasi dari dasar diencephalon dan tumbuh ke arah caudal sebagai batang tanpa melepaskan diri dari otak. Kelenjar hipofisis berhubungan dengan hipotalamus dimana hipofisis menyampaikan informasi tentang keadaan tubuh ke hipotalamus. Kemudian hipofisis juga menyampaikan keputusan yang telah diambil hipotalamus kepada seluruh tubuh. Berkat hubungan inilah, hipofisis menerima perintah dari hipotalamus untuk menghasilkan hormon yang diperlukan.

Gambar 1. Lokasi Kelenjar Pitutari atau Hipofisis

Karena berasal dari dua sumber, hipofisis sebenarnya terdiri dari dua kelenjar yang bersatu secara anatomis tapi mempunyai fungsi yang berbeda:

Neurohipofisis (posterior pituitary, neurohypophysis, neural pituitary) yang berkembang dari jaringan saraf, terdiri dari bagian yang besar (pars nervosa), dan yang lebih kecil (infundibulum). Infundibulum terdiri atas stem dan eminentia mediana. Ada 2 jenis hormon:
o

Hormon

Antideuretik

(disebut

juga

vasopresin)

Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
o

Oksitosin Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke putting susu selama pengisapan dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa kehamilan.

Neurohipofisis merupakan perpanjangan dari hipotalamus yang terbentuk dari sekelompok akson dari hypothalamic neurosecretory neurons yang berselingan dengan sel glial.

Adenohipofisis (anterior pituitary, adenohypophysis, glandular pituitary) merupakan bagian dari hipofisis yang muncul dari oral ectoderm dan terdiri dari tiga bagian: pars distalis atau lobus anterior, bagian cranial, dan pars tuberalis yang mengelilingi infundibulum serta pars intermedia. Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan utama dalam pengaturan fungsi metabolisme di seluruh tubuh. Hormon-hormonnya yaitu: Hormon Pertumbuhan Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi pembentuka protein, pembelahan sel, dan deferensiasi sel. Adrenokortikotropin(Kortikotropin) Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolism glukosa, protein dan lemak. Hormon perangsang Tiroid (Tirotropin) Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid,

dan selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia diseluruh tubuh. Prolaktin Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu. Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein Mengatur pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas reproduksinya.

BAB II ISI A. METABOLISME HORMON Sebagai pegangan umum dapatlah dikatakan bahwa steroid tidaklah disimpan di dalam jaringan yang mensintesisnya. Hormon-hormon ini dilepaskan ke dalam darah segera sesudah disintesis oleh berbagai kelenjar tadi, sebagai tanggap kelenjar tadi terhadap hormon hipofisis. Dalam darah, steroid terikat kepada albumin atau protein pembawa yang khas, yaitu transkortin untuk kortisol dan protein pengikat steroid gonad untuk estradiol dan testosteron. Sesampainya di sel-sel sasaran, steroid masuk ke dalam sel dan berikatan dengan reseptor yang khas, suatu protein yang terdapat di dalam sitosol. Protein ini mengalami perubahan konformasi ketika berikatan dengan steroid. Kompleks proteinsteroid ini selanjutnya masuk ke inti sel dan berikatan dengan kromatin. Hasilnya, gen diaktifkan, RNA baru disintesis dan hasil akhirnya terbentuklah protein baru. Oleh karena peristiwa ini melibat berbagai proses, ada selang waktu yang berkisar antara 30 menit sampai beberapa jam antara pengikatan awal hormon steroid dengan perubahan kegiatan metabolisme di dalam sel. Garis besar mekanisme kerja hormon steroid ditunjukkan pada Gambar 2.
Hipotalamus

Hormon Pembebas
Hipofisis anterior

Hormon Tropik
Sel Endokrin

Sel Sasaran Steroid Protein Pengikat Komplek Steroid Protein

Inti

DNA

RNA

Protein Baru Gambar 2. Pelepasan dan Mekanisme Kerja Hormon Steroid.

REGULASI AKSI HORMON Untuk mempertahankan homeostasis tubuh dan merespons dengan tepat terhadap perubahan lingkungan, produksi hormon dan sekresi harus dikendalikan dengan ketat. Untuk mencapai kontrol ini, banyak fungsi tubuh yang diatur bukan oleh hormon tunggal tetapi oleh beberapa hormon yang mengatur satu sama lain. Misalnya, sebagian besar sistem hormon, hipotalamus mengeluarkan apa yang disebut releasing hormon, yang diangkut melalui darah ke kelenjar pituitari. Di sana, melepaskan hormon menginduksi produksi dan sekresi hormon hipofisis, yang pada selanjutnya diangkut oleh darah ke kelenjar target (misalnya, adrenal kelenjar, organ reproduksi, atau tiroid). Dalam kelenjar, interaksi hipofisis hormon dengan target masing-masing sel menghasilkan pelepasan hormon yang pada akhirnya mempengaruhi organ yang ditargetkan oleh kaskade hormon. Konstan umpan balik dari target kelenjar ke hipotalamus dan hipofisis kelenjar memastikan bahwa aktivitas sistem hormon yang terlibat tetap dalam batas-batas yang sesuai. Dengan demikian, dalam banyak kasus, mekanisme umpan balik negatif ada dimana hormon dilepaskan oleh kelenjar sasaran yang mempengaruhi kelenjar hipofisis dan / atau hipotalamus. Ketika kondisi tertentu, kadar yang telah ditentukan dari hormon tersebut tercapai, hipotalamus dan / atau pituitari berhenti melepaskan hormon, sehingga mengubah siklus berhenti. Dalam beberapa kasus, apa yang disebut dengan short-loop umpan balik terjadi, di mana hormon hipofisis langsung bertindak kembali pada hipotalamus.

B.

FUNGSI HORMON HIPOFISIS Fungsi-Fungsi hormon Hipofisis : GH Gowth hormone atau somatotropin mempunyai pengaruh metabolik utama, baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa. Pada anak-anak, hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatik. Pada orang dewasa berfungsi untuk mempertahankan ukuran orang dewasa normal dan juga berperan dalam pengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan. GH disintesis di sel somatrotop pada kelenjar hipofisis anterior. Kerja GH yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan otot dan tulang skelet. Kerjanya dapat dibagi menjadi kerja direct dan indirect. Kerja indirect hormon pertumbuhan GH bekerja pada

untuk menstimulasi sintesis dan sekresi IGF-1 peptida yang menstimulasi pertumbuhan. Pada sel lemak, IGF-1 menstimulasi lipolisis dan pada otot hormon ini menstimulasi sintesis protein. Reseptor GH fungsional juga terdapat di tulang, menstimulasi produksi lokal IGF-1 padakondrosit proliferatif. Kerja direk hormon pertumbuhan GH bersifat diabetogenik karena kerja hormon ini berlawanan dengan insulin dan bersifat lipolitik di sellemak dan glukoneogenik di sel otot. Kadar GH normal : -setelah diberi glukosa < 2 mU/L-stress > 20 mU/L. MSH MSH atau melanocortin stimulating hormone merupakan suatu unsur pokok dari propiomelanokortin.Hormon ini mengingkatkan pigmentasi kulit dan merangsang dispersi granula-granula melanin dalam melanositm.Sekresi MSH diatur oleh CRH (corticotrophin releasing hormone) dari hipotalamus dan dihambat oleh pengeluaran kortisol. Prolaktin Merupakan salah satu kelompok hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan payudara dan sekresi susu. Pelepasan prolaktin berada dibawah pengaruh penghambatan tonik oleh hipotalamus melaluidopamin, yang disekresi oleh sistem neuron dopaminergik tuberohipofiseal. Jika faktor-faktor penghambat ini tidak ada maka sekresi prolaktin akan meningkat dan dapat terjadi laktasi. Thyrotropin-releasing hormone (TRH) merangsang sekresi prolaktin. Kadar prolaktin normal: 50-400 mU/L. ACTH Adrenocorticotropin hormone (ADH) merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal, merupakansuatu faktor yang sangat penting pada pengaturan produksi kortisol. CRH (corticotrophin releasinghormone) dan argininevasopresin (AVP) bekerja secara sinergis untuk merangsang sekresi ACTH. Kadar ACTH normal : - jam 09:00 = 10-80 ng/L. TSH Merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar thyroid. TSH menyebabkan pelepasan tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), Kadar TSH normal : 0,3-4,0 mU/L T4 bebas : 9-26 pmol/L T3 bebas : 3,0-8,8 pmol/L.

C.

DEFISIENSI HORMON HIPOFISIS 1. Ethiologi Hipopiutuitarisme atau defisiensi hormon hipofisis dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebabnya menyangkut: a. Infeksi atau peradangan oleh : jamur,bakteri piogenik. b. Penyakit autoimun (Hipofisis limfoid autoimun) c. Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semau hormon lain. d. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalamai malfungsi. Misalnya, akan terjadi penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjar tiroid yang sakit mengeluarkan HT dalam kadar yang berlebihan. e. Nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis atau oksigenasi dapat merusak sebagian atau semua sel penghasil hormon. Salah satunya sindrom sheecan, yang terjadi setelah perdarahan maternal. 2. Manifestasi Klinis 1. Sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan intara kranial yang meningkat. Mungkin merupakan gambaran penyakit bila tumor menyita ruangan yang cukup besar. 2. Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk akromegali (tangan dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang), berkeringat banyak, hipertensi dan artralgia (nyeri sendi). 3. Hiperprolaktinemia : amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas pada wanita, impotensi pada pria. 4. Sindrom Chusing : obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi, diabetesmilitus, osteoporosis. 5. Defisiensi hormon pertumbuhan : (Growt Hormon = GH) gangguan pertumbuhan pada anak-anak. 6. Defisiensi Gonadotropin : impotensi, libido menurun, rambut tubuh rontok pada pria, amenore pada wanita. 7. Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi, kulit kering gambaran laboratorium dari hipertiroidism. 8. Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat, gejala gejala yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan biasa, gambaran laboratorium dari penurunan fungsi adrenal.

9. Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu memekatkan urin.

KESIMPULAN Hormon yang dihasilkan oleh endrokin yaitu hipotalamus akan berhubungan dengan kalenjar hipofisis untuk menyampaikan informasi tentang keadaan tubuh dan keputusan dari hipotalamus kepada seluruh tubuh

BAB III PENUTUP Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Metabolisme hormon, peran dalam tubuh manusia hubungkan dengan defisiensi hormon hipofisis yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai