Anda di halaman 1dari 11

Mata kuliah : Kesehatan Lingkungan Semester Dosen : : 3 (tiga) B Agus.A.Laiya,Skm,M.

Kes

KERACUNAN MAKANAN
O L E H

KELOMPOK 5 LISPITASARI ANDIANI (0901060) WAHYUNI HASYIM (0901040) FIDYA SAWOTONG (0901030)

PROGRAM STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN/NERS STIKES MUHAMADIYAH MANADO 2009/2010

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA dalam waktu relative singkat makalah Kesehatan Lingkungan untuk program studi Ilmu Keperawatan telah selesai di susun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa keperawatan dalam mengaplikasihkan teori dalam perkulihan. Namun kritik dan saran sangat kami harapkan. Karena penyusun makalah ini tak luput dari kesalahan dan kurang sempurna .Atas kritik dan saran untuk perbaikan makalah kami haturkan terima kasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN PEMBAHASAN.. PENUTUP........

DAFTAR PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang


Keracunan makanan merupakan satu penyakit gastroenteritis akut. Penyakit ini terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkanny pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang. Karakteristik keracunan makanan yang di sebabkan oleh bakteri, antara lain: 1. 2. 3. 4. Penderita menyantap jenis makanan yang sama Penyakit menyerang pada banyak orang dalam waktu bersamaan Sumber penyebab yang sama Gejala-gejala penyakitnya mirip satu dengan lain

BAB II PEMBAHASAN Pengertian


Keracunan makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis Akut. Penyakit ini terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang. Karakteristik keracunan makanan yang di sebabkan oleh bakteri, antara lain: 1. 2. 3. 4. Penderita menyantap jenis makanan yang sama Penyakit menyerang pada banyak orang dalam waktu bersamaan Sumber penyebab yang sama Gejala-gejala penyakitnya mirip satu dengan lain Keadaan semacam itu sering di jumpai pada sejumlah orang yang menderita penyakit Gastroenteritis akut . Contohnya adalah kasus keracunan makanan pada kariawan di sebuah pabrik atau keracunan makanan yang di alami para tamu undangan di sebuah pesta. Keracunan makanan yang penyebabnya bukan bacteri atau bahan makanan lain tidak selalu menimbulkan gejala yang sama, tetapi tetap berbahaya bagi kesehatan manusia. Batasan dan penyebabkeracunan makanan perlu di pertegas dan di bedakan dengan penyakit Gastroenteritis Akut biasa agar tidak menimbulkan polemic dan masalah pada masyarakat awam. Secara sederhana, keracunan makanan berdasarkan penyebabnya dapat dibagi menjadi 2 jenis. a) Bacterial Food Poisoning b) Non Bakterial Food Poisoning Bacterial Food Poisoning Bacterial Food Poisoning terjadi akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan bacteri hidup terkontaminasi toksin yang dihasilkan bacteri tersebut. Bacterial Food Poisoning dapat di bedakan menjadi 4 tipe, yaitu: Salmonella Food Poisoning Salmonella food poisoning merupakan Zoonotik (berasal dari hewan) yang dapat terjadi di mana-mana. Penyakitini di tularkan kepada manusia melalui produk ternak yang terkontaminasi, seperti daging, susu, atau telur. Tikus juga

merupakan salah satu binatang penyebar penyakit melalui makanan. Binatang ini mengkontaminasi makanan melalui urin atau kotorannya. Insidensi penyakit ini meningkat di Negara barat akibat beberapa factor berikut: a) Peningkatan pedagangan internasional berupa produk bahan makanan yang berasal dari hewan ternak. b) Penggunaan deterjen secara luas pada rumah tangga mempengaruhi pengolahan air kotor. c) Distribusi dan pemakaian makanan jadi atau makanan kaleng meningkat di manamana. d) Terdapat lebih dari 50 spesis Salmonella, yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah Salmonella Typhimurium, Salmonella Cholera-suis, Shigella Sonnel, dan lain-lain. Organisme ini berkembangbiak di dalam usus dan menimbulkan gejala penyakit Gastroenteritis akut berupa mual, muntah-muntah, diare, sakit kepala, nyeri abdomen, dan demam. Angka Mortalitas akibat penyakit ini sekitar 1%. Staphylococcal Food Poisoning Staphylococcal food poisoning merupakan kasus keracunan makanan yang di sebabkan oleh Enterotoksin yang di hasilkan oleh Staphylococcus Aureus. Kuman stafilokokus akan mati sewaktu makanan di masak, tetapi entrotoksin yang di hasilkan memiliki sifat tahan panas sehingga dapat bertahan pada temperatur100 derajat C selama beberapa menit. Staphylokokus banyak di temukan dalam bagian-bagian tubuh, seperti di hidung, tenggorok dan di kulit manusia, selain itu juga dapat di temukan menempel pada debu di dalam kamar. Organisme ini dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan binatang. Staphylokokus juga dapat mengkontaminasi makanan, seperti salad, custard, susu, dan produk yang di hasilkannya. Masa inkubasi penyakit akibat organisme ini relative pendek, yaitu sekitar 1-6 jam karena toksin yang di hasilkan organism ini. Infeksi pada manusia terjadi karena konsumsi makanan yang terkontaminasi toksin. Toksin tersebut memiliki laju reaksi yang cepat dan langsung menyerang usus dan system saraf pusat (SSP). Gejala penyakit ini, antara lain mual, muntah, diare, nyeri abdomen, dan terdapatnya darah dan lender dalam feses. Kematian akibat penyakit ini jarang terjadi. Penderita dapat sembuh kembali dalam waktu 2-3 hari. Botulism Botulism atau botulisme merupakan penyakit Gastroenteristi akut yang di sebabkan oleh Eksotoksin yang di produksi Crostiridium Botulinum. Organisme anaerobic ini banyak di temukan di dalam debu, tanah, dan dalam saluran usus

hewan. Dalam makanan kaleng, organisme ini akan membentuk spora. Masa inkubasi botulisme cepat sekitar 12-36 jam. Gejala penyakit berbeda dengan kasus Bacterial Food Poisoning yang lain karena eksotoksin bekerja pada system saraf parasimpatik. Gejala Gastroin testinal yang di timbulkan ringan walau ada beberapa gejala yang tampak dominan, seperti Disfagia, Diplopia, Ptosis, Disarthria, kelemahan pada otot dan terkadang Quadriplegia, walau demam biasa tidak ada, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan berakibat fatal. Kematian terrjadi dalam waktu 4-8 hari akibat kegagalan pernapasan atau jantung. Agar lebih aman, sebelum di konsumsi, makanan kaleng sebaiknya dimasak dahulu pada temperature 100 derajat C selama beberapa menit karena toksin Cl. Botulinum bersifat Thermolabil (tidak tahan panas). Pemberian obat quinidine hidroklorida per oral dengan dosis 20-40 mg/kg berat badan dapat mengurangi terjadinya Neoromuscular blok, di samping perawatan yang baik juga sangat bermanfaat dalam pengobatan batulisme. Cl. Perfringens Food Poisoning Organisme Clostridium Perfringens (Cl. Welchii) dapat di temukan dalam kotoran manusia dan binatang dalam tanah, air, dan udara. Keracunan terjadi karena mengkonsumsi makanan berupa daging ternak (yang tentunya telah terkontaminasi dengan bakteri ini) yang telah di masak dan di simpan begitu saja selama 24 jam atau lebih serta di masak lagi untuk di sajikan. Masa inkubasi penyakit ini sekitar 6-24 jam. Walau patogenisitas Cl. Perfringens belum banyak di ketahui, organisme ini dapat berkembang biak dengan baik pada suhu sekitar 30 derajat C dan memproduksi berbagai toksin, misalnya Alpha Toxin dan Theta Toxin. Alpha toxin di duga merupakan eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala penyakit, selain ada juga pendapat bahwa jumlah Cl.perfringens yang banyak dalam makanan dapat menyebabkan keracunan makanan. Gejala klinis berupa nyeri abdomen, diare, lesu, subfebris, mual, dan muntah jarang terjadi. Penderitanya dapat sembuh dengan cepat, sementara penyakit ini tidak berakibat fatal. Diagnosis banding (differensial diagnosis) perlu di lakukan karena Bacterial food Poisoning (keracunan makanan akibat bakteri sering kali di diagnosis sebagai penyakit kolera, disentri basiler akut, atau keracunan zat arsentik. Non-Bacterial Food Poisoning Non-bacterial food poisoning adalah kasus keracunan makanan yang bukan di sebabkan oleh bakteri maupun toksin yang di hasilkannya. Kasus keracunan semacam ini dapat di sebabkan oleh, antara lain: a) Keracunan akibat tumbuh-tumbuhan

Banyak sekali kasus keracunan makanan yang di sebabkan oleh tumbuhtumbuhan. Contohnya antara lain keracunan singkong, keracunan jengkol, keracunan jamur, keracunan atropan Belladona yang berisi alkaloid dari belladonna, dan keracunan apel,berikut ini penjelasannya. Keracunan Singkong: singkong atau ubi kayu adalah jenis bahan tidak semua jenis singkong dapat di konsumsi langsung. Jenis singkong yang mengandung asam sianida dan biasanya di pergunakan ssebagai bahan baku tepung tapioca harus di olah terlebih dahulu ssebelum di jadikan tepung dan di konsunsumsi. Gejala yang muncul akibat keracunan singkong, antara lain mual, muntah, pernapasan cepat, sinosis kesadaran menurun, dan bahkan sampai koma. Keracunan jengkol: Jengkol merupakan salah satu sayur lalapan yang mengandung asam jengkolat. Apabila di konsumsi secara berlebihan, akan terjadi penumpukan dan pembenttukan Kristal asam jengkolat di dalam ginjal sehingga mennimbulkan rasa mual, muntah, nyeri perut hilang timbul yang berupa dengan kolik ureter,rasa sakit bila buang air kecil dan urin berbau jengkol, selain dapat menyebabkan uremia dan kematian. Keracunan jamur beracun: di Indonesia, terdapat ratusan jamur terkenal dan dapat di konsumsi, seperti jamur merang, jamur sampinyo dan sebagainya. Namun, tidak semua jenis jamur dapat di konsumsi karena ada beberapa jenis yang mengandung racun. Jenis racun biasa yang di temukan adalah Amanitin dan muskarin. Apabila tanpa sengaja mengkonsumsi jamur beracun, racun jamur itu akan bekerja sangat cepat dan mengakibatkan rasa mual, muntah, sakit perut, penguaran banyak ludah dan keringat, miosis, diplopia, bradikardi, dan bahkan konvulsi (kejang-kejang). Atropa Belladonna yang berisi alkaloid dari belladonna: Gejala keracunan akibat mengonsumsi subtansi teersebut serupa dengan gejala keracunan atropine, yaitu mulut kering, kulit kering, pandangan mata kabur, dilatasi pupil, takikardi, dan halusinasi. Datura Stronomium (apel): Datura Stonomium mengandung stronomium alkkoloid. Gejala klinis akibat kereacunan stronomium ini seperti dengan gejala klinis keracunan Atropin. Tidak ada terapi yang spesifik untuk keeracunan zat tersebut. Gejala klinis berupa gangguan pada susunan saraf perifer dapat dinetralisasikan dengan pemberian pilokarpin, tetapi obat ini tidak dapat menetralisasikan gangguan pada sistem saraf pusat. Penguaran racun pada korban keracunan dapat di lakukan dengan induksi muntah untuk mengosongkan lambung atau dengan bilasan lambung . b) Keracunan akibat kerangdan ikan laut Kasus keracunan kerang dan ikan laut memiliki gejala yang dapat terjadi secara langsung dalam menit atau bahkan kurang dari itu setelah mengonsumsi

kerang atau ikan laut.Gejala yang muncul, antara lain, kemerah-merahan, pada muka, dada, dan lengan, gatal-gatal , urtikarya, anggioderma, edema, takikardi, palpitasi, sakit perut dan diare. Pada kasus yang berat dapat terjadi gangguan pernapasan. Keracunan akibat bahan kimia Bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan keracunan makanan antara lain, zat pewarna makanan, logam berat, bumbuh penyedap, dan bahan pengawet. Berikut beberapa jenis penyakit antara lain yang sering di temukan antara lain: 1. Chinese Restaurant Syndrome: Sebagian orang yang mengonsumsi makanan cina dalam 10-20 menit akan mengalami gejala semacam rasa tidak enak, dan rasa terbakar di leher bagian belakang, kesemutan pada lengan atas bagian belakang dan di depan dada. Kemunculan gejala tersebut berfariasi, biasanya akan berlangsung selama 45 menit sampai 2 jam. Kemungkinan penyebab adalah monosodium klutamat yang sering di pakai sebagai bumbuh penyedap masakan cina. 2. Hot Dog Headache: Pada beberapa orang yang mengonsumsi hot dog akan mengalami sakit di bagian kepala dan muka memerah yang muncul dalam 30 menit setelah mengonsumsi makanan tersebut. Kondisi itu mungkin di sebabkan oleh natrium nitrit yang di gunakan pada proses pembuatan hot dog. 3. Keracunan zat-zat kimia: Kasus keracunan semacam ini terjadi karena seseorang tanpa senngaja atau tanpa sepengatahuannya mengonsumsi zat kimia beracun yang ada dalam makanan. Contoh zat kimia beracun tersebut, antara lain, racun tikus, insektisida, natrium klorida yang di sangka susu, atau barium bikarbonat yang di sangka tepung. Beberapa peralatan makanan yang di lapisi dengan bahan tertentu (misalnya, antimon atau zinkum) tidak boleh di gunakan untuk mewadahi makanan yang mengandung zat tertentu ( misalnya asam) karena bahan pelapis itu akan bereaksi dengan asam dan menghasilkan racun. Contoh kasus lainnya adalah keracunan karena mengonsumsi makanan berupa ikan atau hasil laut lain yang mengandung logam berat seperti mercury (hg), penyebab penyakit mina mata , atau mengandung cadmium (Cd), penyebab penyakit Itai-itai di Jepang.

BAB III PENUTUP Kesimpulan


Keracunan makanan merupakan satu penyakit Gastroenteritis Akut. Penyakit ini terjadi karena kontaminasi bakteri hidup atau toksin yang di hasilkannya pada makanan atau karena kontaminasi zat-zat organic dan racun yang berasal dari tanaman dan binatang. Gejala yang di alami berfariasi, tetapi kebanyakan gejala yang di alami seperti mual, muntah-muntah, nyeri abdomen, diare, sakit kepala, dan demam.Keracunan dapat menyebabkan kematian.

DAFTAR PUSTAKA Pengantar Kesehatan Lingkungan Dr. Budiman Chandra

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar DLL
    Kata Pengantar DLL
    Dokumen5 halaman
    Kata Pengantar DLL
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar DLL
    Kata Pengantar DLL
    Dokumen5 halaman
    Kata Pengantar DLL
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Telaah Jurnal Mata
    Telaah Jurnal Mata
    Dokumen4 halaman
    Telaah Jurnal Mata
    Aglalita Jamhur Risia Tama
    Belum ada peringkat
  • Preskas - 14 Hadi Wibowo F19 Depresi
    Preskas - 14 Hadi Wibowo F19 Depresi
    Dokumen29 halaman
    Preskas - 14 Hadi Wibowo F19 Depresi
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • IKTERUS NEONATUS
    IKTERUS NEONATUS
    Dokumen12 halaman
    IKTERUS NEONATUS
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Jurnal
    Daftar Isi Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Jurnal
    Dana Wandrianbaraseta
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar DLL
    Kata Pengantar DLL
    Dokumen5 halaman
    Kata Pengantar DLL
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar DLL
    Kata Pengantar DLL
    Dokumen5 halaman
    Kata Pengantar DLL
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Katara K
    Katara K
    Dokumen14 halaman
    Katara K
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Preskas Coass
    Preskas Coass
    Dokumen29 halaman
    Preskas Coass
    Resti Zulvanita Devi
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Chapter II 2
    Chapter II 2
    Dokumen16 halaman
    Chapter II 2
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen27 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Nasrull BinHz
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Justy Guava
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv + Bab V
    Bab Iv + Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv + Bab V
    Nasrull BinHz
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Jurnal
    Daftar Isi Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Jurnal
    Dana Wandrianbaraseta
    Belum ada peringkat
  • Lapsus DC Bab III Laily
    Lapsus DC Bab III Laily
    Dokumen22 halaman
    Lapsus DC Bab III Laily
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Nasrull BinHz
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Jantung Laily - Cover
    Lapsus Jantung Laily - Cover
    Dokumen3 halaman
    Lapsus Jantung Laily - Cover
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Cover - Daftar Isi
    Cover - Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Cover - Daftar Isi
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Lapsus DC BAB IV Laily
    Lapsus DC BAB IV Laily
    Dokumen1 halaman
    Lapsus DC BAB IV Laily
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Cover - Daftar Isi
    Cover - Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Cover - Daftar Isi
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Lung Contusion
    Lung Contusion
    Dokumen10 halaman
    Lung Contusion
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Lapsus DC BAB I Laily
    Lapsus DC BAB I Laily
    Dokumen4 halaman
    Lapsus DC BAB I Laily
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Lapsus SN
    Lapsus SN
    Dokumen47 halaman
    Lapsus SN
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal Erb
    Translate Jurnal Erb
    Dokumen8 halaman
    Translate Jurnal Erb
    Akhmad Ferro Avisena
    Belum ada peringkat