Konsultasi dengan dokter anastesi Pencukuran area operasi dan rambut pubis. Pemasangan cairan infus dan dower kateter Pemberian antibiotika , namun sebelumnya dilakukan test. Pemeriksaan tanda tanda vital Persiapan darah (transfuse darah )
INTRA OPERASI A. Posisi dan Evaluasi penderita i. Tidur terlentang dengan posisi kepala sedikit direndahkan. ii. Tanda-tanda vital diukur : tekanan darah,nadi,temperature,pernapasan,dan keadaan ekstremitas. 1. Tanda vital kehamilan terdapat his,letak jantung janin dan pendarahan 2. Narcose penderita section sesaria Narcose pada section sesaria dapat dilakukan dengan cara : 1. Kombinasi :halotine,O2 2. Anaste Lumbal 3. Anastesi local Pertimbangan teknik narkose diserahkan kepada ahli narkose sehingga keamana dan ketenangan jalannya operasi dapat dijamin. 1. Desinfeksi lapangan operasi A. Bahan desinfektan : Kombinasi yodium,alcohol,betadine B. Tehnik Desinfektan ilakukan dengan mencukur rambut pubis menjelang tindakan ,desinfektan menggunakan: kombinasi yodium alcohol dan betadine C. Penutupan Lapangan operasi Setelah lapangan operasi dicuci,lapangan operasi ditutup dengan kain penutup yang suci nama (duk Steril).Penutupan lapangan operasi disesuaikan dengan insisi yang akan dilakukan , apakah suatu insisi pranenstial atau insisi longitudinal.
POST OPERASI
Perawatan pasien sesampai diruang perawatan Posisi Pada pasien dengan blok spinal anastesi,setelah operasi usahakan pasien tetap dalam keadan berbaring dengan posisi V dengan memberikan bontal pada kepala dan kaki minimal 6 jam atau sampai kesemutan pada kaki hilang. Pemberian cairan Karena selama 6 jam pertama penderita puasa operasi,maka pemberian cairan intravena harus cukup dan mengandung elektrolit yang diperlukan agar tadak terjadi hipertermia,dehidrasi dan komplikasi pada organ tubuh lainnya.cairan yang diberikan biasanya dextrose 5-10%,garam fisiologis dan ringer laktat secara bergantian.jumlah tetesan tergantung pada keadaan dan kebutuhan .Bila kadar hemoglobin darah rendah,berikan transfuse darah,sesuai kebutuhan.Jumlah cairan yang keluar ditampung dan diukur sebagai pedoman pemberian cairan. Diet Pemberian minum sedikit demi sedikit boleh diberikan 6-10 jam pasca operasi berupa air putih. Mobilisasi Mobilisasi dilakukan selama 6-8 jam tergantung anastesi,posisi kaki pasien berbentuk huruf V dan kaki sama tinggi dan posisi tubuh terlentang.TTV: 15-30 menit untuk SC Sebagai pengawasan KU pasien.pada hari ke 0 (6-8 jam) pasien bedrest miring kana dan miring kiri.Pada hari ke-1 Kateter 24 jam (posisi dudk)dan hari ke-2 pasien bias jalan-jalan. Eliminasi Kateter 24 jam setelah itu diajarkan pasien tehnik bladder training 1. Pemberian obat-obatan :Antibiotik dan analgetik 2. Perawatan luka :Observasi luka post operasi dan rawat luka setelah hari ke-3 post operasi.
. Tanda-tanda Vital Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa. Terapi cairan dan Diet Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian, jika output urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada hari kedua. Vesika Urinarius dan Usus Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginya setelah operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga. Ambulasi Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan dengan pertolongan. Perawatan Luka Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi. Laboratorium Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut harus segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang menunjukkan hipovolemia. Perawatan Payudara. Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.