Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Mesin merupakan sebuah benda yang dapat mempercepat pekerjaan seseorang atau kelompok, pada mesin terdapat komponen-komponen penyusun yang apabila sambungkan akan menambah daya kerja pada mesin tersebut, komponen mesin menimbulkan gesekan dan akan menghasilkan panas sehingga jika komponen pada mesin tidak memiliki ketahanan pada masing-masing komponen maka komponen tersebut bisa cepat rusak dan tidak terpakai. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, diperlukan usaha perawatan serta mengetahui kondisi-kondisi dan batas dari mesin yang dioperasikan, sehingga tindakan penyelamatan dapat cepat diambil jika kondisi batas tersebut dicapai sehingga kerusakan lebih parah dapat dihindari serta dapat menjaga kehandalan mesin sehingga efisiensinya tetap terjaga dengan baik. Ada 2 macam metode yang dapat digunakan untuk menganalisa kondisi dari mesin. Metode pertama disebut metode NDT (Non Destruktif Test), metode kedua disebut DT (Destruktif Test). Vibrasi termasuk dalam kelompok metode pertama. Pada mesin terdapat getaran pada komponen masing-masingnya dan memiliki sifat getaran yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sejak tahun-tahun terakhir ini, teknologi pengukuran getaran telah berkembang dengan pesat dan bisa dipakai untuk menyelidiki dan memonitor kondisi mesin-mesin modern yang mempunyai putaran tinggi. Dengan teknik ini suatu mesin yang berputar dapat dimonitor pada posisi tertentu untuk mengetahui kondisinya. Tujuan utama fisika vibrasi adalah untuk mengamankan mesin dan memprediksi kerusakan awal dari peralatan rotating machine yang mungkin terjadi dengan cara mengukur vibrasi baik simpangan, kecepatan maupun akselerasi yang diukur dengan alat accelerator, di mounting ditempat-tempat tertentu. Kemudian data yang diperoleh dibandingkan dengan standar, apakah berada pada keadaan aman, sedang, atau bahaya.

1.2 Identifikasi Masalah Dalam Pratikum kali ini, beberapa hal yang akan di ketahui oleh pratikan setelah menyelesaikan pratikm yaitu pratikan bisa mengenal bagaimanacara kerja alat vibrasi pada rotating mavhine yang akan di gunakan untuk mengenal kerusakan mesin sehingga pratikan bisa menerapkannya di lapangan nanti, pada pratikum ini juga juga mengukur vibrasi unbalancing, ketidaksejajaran poros pada rotating machine kemudian setelah mengukurnya pratikan dapat menganilsa sinyal yang di peroleh untuk mendapatkan kerusakan mesin

1.3 Tujuan Percobaan 1. Mengenal cara kerja alat vibrasi pada rotating machine yang digunakan untuk pengenalan kerusakan mesin. 2 3 Mengukur vibrasi unbalancing, ketidaksejajaran poros pada rotating machine Menganalisa sinyal yang diperoleh untuk mendapatkan kerusakan mesin

1.4 Metoda Percobaan Dalam pratikum ini untuk memperoleh data yang di inginkan, di gunakan metode dari pustaka dan metode pratikum/lapangan yang akan menghasilkan beberapa teori yang di dapat dan mendapatkan beberapa hal yang di beritahukan oleh dosen ataupun asisten laboratorium sehingga indetifikasi masalah dan tujuan dari pratikum tersebut bisa di dapat oleh pratikan dan menyelesaikan semua dengan analisa sampai dengan kesimpulan yang sesuai. 1.5 Sistematika Penulisan Bab l Pendahuluan Bab ll Tinjauan Pustaka Bab lll Metode Percobaan Darftar Pustaka

1.6 Waktu dan tempat Laboratorium Energi Hari Selasa pukul 13.00 15.30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Getaran Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur (bolak-balik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Contoh sederhana untuk menunjukkan suatu getaran adalah pegas.

Gambar 2.1 Pegas tersebut tidak akan bergerak/bergetar sebelum ada gaya yang diberikan terhadapnya. Setelah gaya tarik (F) dilepas maka pegas akan bergetar, bergerak bolak-balik disekitar posisi netral Karakteristik Getaran Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah mekanik yang terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut. Karakteristik- karakteristik getaran yang penting antara lain adalah

Frekuensi Getaran Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement) Kecepatan Getaran (Vibration Velocity) Percepatan Getaran (Vibration Acceleration) Fasa Getaran Dengan mengacu pada gerakan pegas, kita dapat mempelajari karakteristik suatu getaran dengan memetakan gerakan dari pegas tersebut terhadap fungsi waktu.

Gambar 2.2 Gerakan bandul pegas dari posisi netral ke batas atas dan kembali lagi ke posisi netral dan dilanjutkan ke batas bawah, dan kembali lagi ke posisi netral, disebut satu siklus getaran (satu periode). Frekuensi Getaran Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan dengan frekuensi yang menyatakan banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu putaran waktu. Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran dapat dinyatakan dengan rumus sederhana:

Besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi dapat mengdentifikasikan jenis-jenis gangguan yang terjadi. Gangguan yang terjadi pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau mengasilkan contoh frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan. Dengan diketahuinya frekuensi pada saat mesin mengalami vibrasi, maka penelitian atau pengamatan secara akurat dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab atau sumber dari permasalahan. Frekuensi biasanya ditunjukkan dalam bentuk Cycle per menit (CPM), yang biasanya disebut dengan istilah Hertz ( dimana Hz = CPM ). Perpindahan Getaran ( Vibration Displacement ) Jarak yang ditempuh dari suatu puncak (A) ke puncak yang lain (C) disebut perpindahan dari puncak ke puncak (peak to peak displacement). Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan dalam satuan mikron (m) atau mils. 1 m 0.001 mm 1 mils 0.001 inch Kecepatan Getaran ( Vibration Velocity ) Karena getaran merupakan suatu gerakan, maka getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan. Pada gerak periodik (getaran) seperti pada gambar 2.1; kecepatan maksimum terjadi pada titik B (posisi netral) sedangkan kecepatan minimum (=O) terjadi pada titik A dan titik C.

Kecepatan getaran ini biasanya dalam satuan mm/det (peak). Karena kecepatan ini selalu berubah secara sinusoida, maka seringkali digunakan pula satuan mm/sec (rms). nilai peak = 1,414 x nilai rms. Kadang-kadang digunakan juga satuan inch/sec (peak) atau inch/sec (rms) 1 inch = 25,4 mm

Percepatan Getaran ( Acceleration ) Karakteristik getaran lain dan juga penting adalah percepatan. Pada gambar 1.2, dititik A atau C kecepatan getaran adalah nol tetapi pada bagianbagian tersebut akan mengalami percepatan yang maksimum. Sedang pada titik B (netral) percepatan getaran adalah nol. Secara teknis percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran pada umumnya dinyatakan dalam, satuan "g's' peak, dimana satu "g" adalah percepatan yang disebabkan oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi. Sesuai dengan perjanjian intemasional satuan gravitasi pada permukaan bumi adalah 980,665cm/det2(386,087inc/det2 atau 32,1739 feet/40). Amplitudo Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan Amplitudo darisinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang terjadi. Makin tinggi amplitudo yang ditunjukkan menandakan makin besar gangguan yang terjadi, besarnya amplitudo bergantung pada tipe mesin yang ada. Pada mesin yang masih bagus dan baru,tingkat vibrasinya biasanya bersifat relatif. Cara Kerja Alat Alat berikut ini menggambarkan komponen dari miniature rotating machine yang digunakan di power plant.

Gambar 2.6 alat rotating machine yang akan diukur vibrasinya

Mesin ini digerakkan oleh motor yang kecepatan rotasinya dapat diatur. Frekuensi rotasi dapat diubah dengan menggunakan pulley atau roda gigi. Energy rotasi ditransmisikan melalui poros yang digunakan untuk memutar piringan bearing dan komponen lainnya. Poros dapat disetel, demikian pula pembebanan pada piringan dapat disetel. Sehingga kondisi tidak normal dapat dikondisikan, kemudian ditempat-tempat tertentu dipasang alat ukur vibrasi. Besar vibrasi dapat diukur dengan menggunakan acceleratometer yang dimounting ditempat-tempat tertentu sedangkan besar sudut rotasi diukur dengan tachometer. Kegagalan dalam mesin vibrasi dapat disebabkan karena

ketidakseimbangan beban atau kelebihan beban. Selain itu juga disebabkan karena ketidaksejajaran poros. Jenis ketidaksejajaran poros ini ada berbagai macam, yaitu: 1. Vertical/horizontal angular misalignment: Yaitu karena adanya perbedaan sudut dari dua poros. 2. Vertikal/horizontal offset misalignment : Yaitu karena adanya perbedaan alur pada dua poros (kedua poros tidak sejajar).

TUGAS PENDAHULUAN 1. Apakah gunanya pendeteksian vibrasi pada ratating mesin di mesin dan bagaimana caranya ketika dikerjakan dilapangan? Kegunaan pendeteksian vibrasi pada rotaing yaitu melihat bagaimana komponen mesin dan kinerja mesin yang di pakai saat mesin berkerja dengan melakukan pendeteksian vibrasi buisa kelihatan kerusakan yang terjadi pada mesin dengan data-data yang ada kemudian di analisa bagaimna kerusakan yang terjadi dan didapat kesimpulan yang akhirnya kerusakan tersebut dapat di ketahui 2. Apakah yang dimaksud dengan : a. Simpangan spasial b. Simpangan kecepatan Besarnya kecepatan gerak harmonis dapat dicari dengan persamaan Kecepatan Besarnya kecepatan akan mencapai nilai maksimun bila besarnya cos wt = 1, sehingga persamaannya menjadi Kecepatan Maksimal c. Simpangan percepatan Besarnya percepatan pada gerak harmonis sederhana dapat dihitung dengan rumus: Percepatan atau Percepatan Dan besarnya percepatan akan mencapai nilai maksimal apabila besarnya sin wt = 1, sehingga Besarnya percepatan bernilai negatif menunjukkan arah percepatan a berlawanan dengan arah perpindahan y (y adalah perpindahan dari titik keseimbangan) 3. Tuliskan persamaan vibrasi dan jelaskan masing-masing simbolnya? Persamaan simpangan vibrasi y = A sin ( t + 0 ) ket : y = simpangan A = amplitudo = kecepatan sudut

t = waktu 0 = sudut Persamaan kecepatan vibrasi Bila persamaan diatas di diferensialkan sekali terhadap waktu diperoleh :
dx = A sin ( t + ) dt

Dan

dx v , maka persamaan di atas berubah menjadi : dt

v = A cos ( t + 0 ) Persamaan percepatan vibrasi Dan bila persamaan simpangan vibrasi diturunkan dua kali terhadap waktu, maka diperoleh :
dx = - A sin ( t + ) dt

d 2x = - 2 A cos (t + ) 2 dt

Dengan

d 2x a , maka persamaan di atas berubah menjadi : dt 2

a = - 2 A sin ( t + 0 )

BAB III METODA PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan 1. Motor 2. Pulley berfungsi untuk mengubah kecepatan sudut rotasi 3. Roda gigi 4. Poros transmisi daya berputar akibat putaran turbin 5. Piringan 6. Bearing berfungsi sebagai bantalan, sehingga dapat memperhalus putaran, memperkecil gesekan dan mengurangi keausan 7. Tempat mounting sebagai tempat pemasangan alat 8. Accelaratometer untuk mengukur kecepatan dan percapatan vibrasi 9. Tachometer untuk mengukur banyaknya putaran mesin

3.2 Prosedur Percobaan Tahap 1: mesin dalam kondisi normal. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pastikan peralatan terpasang dengan keadaan normal. Set motor pada frekuensi rendah. Pasang accelaratometer ditempat-tempat yang diinginkan. Hidupkan mesin dimulai dengan frekuensi terendah. Ukur rotasi mesin denagn tachometer Amati sinyal yang keluar dari acceleratometer Matikan mesin Ulangi prosedur 1 sampai 7 untuk frekuensi yang lebih tinggi.

Tahap 2: mesin dalam kondisi tidak seimbang

1.

Pasang beban pada piringan agar ketika piringan berputar, terjadi ketidak seimbangan

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Set motor pada frekuensi rendah. Pasang accelaratometer ditempat-tempat yang diinginkan. Hidupkan mesin dimulai dengan frekuensi terendah. Ukur rotasi mesin denagn tachometer Amati sinyal yang keluar dari acceleratometer Matikan mesin Ulangi prosedur 1 sampai 7 untuk frekuensi yang lebih tinggi.

Tahap 3: mesin dalam kondisi poros tidak segaris 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kondisikan poros dalam keadaan tidak segaris Set motor pada frekuensi rendah. Pasang accelaratometer ditempat-tempat yang diinginkan. Hidupkan mesin dimulai dengan frekuensi terendah. Ukur rotasi mesin denagn tachometer Amati sinyal yang keluar dari acceleratometer Matikan mesin Ulangi prosedur 1 sampai 7 untuk frekuensi yang lebih tinggi.

Tahap 4: kondisi piringan tidak seimbang dan poros tidak segaris 1. 2. Kondisikan poros dalam keadaan tidak segaris Pasang beban pada piringan agar ketika piringan berputar, terjadi ketidak seimbangan 3. 4. 5. 6. 7. 8. Set motor pada frekuensi rendah. Pasang accelaratometer ditempat-tempat yang diinginkan. Hidupkan mesin dimulai dengan frekuensi terendah. Ukur rotasi mesin denagn tachometer Amati sinyal yang keluar dari acceleratometer Matikan mesin

Ulangi prosedur 1 sampai 7 untuk frekuensi yang lebih tinggi.

Daftar Pustaka 1. Pada http://www.energyefficiencyasia.org/Refrigeration (bahasa indonesia).pdf 2. http://simpangankecepatan.org.pdf

Anda mungkin juga menyukai