Anda di halaman 1dari 12

Modul 503

Penyakit Umum yang Berkaitan dengan Kedokteran Gigi.


Disusun oleh:

Kelompok C

Skenario

Seorang laki-laki, berusia 25 tahun datang ke klinik pendidikan


FKG Usakti dengan keluhan rasa panas di dalam mulut sejak 2 minggu yang lalu. Diketahui pasien adalah pengguna narkoba yang disuntikan intravena. Kebiasaan tersebut dijalani semenjak ayah dan ibunya bercerai 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan ekstra oral di mata ditemukan lesi berupa vesikel dan krusta di sekitar kelopak mata kiri saja. Sehari sebelum lesi timbul di mata, ada keluhan rasa panas di tempat tersebut, lesi tersebut sangat sakit. Di kulit hidung ditemukan papula dan nodula berwarna ungukecoklatan yang sedikit membengkak. Pada pemeriksaan intra oral ditemukan lesi putih yang lebih menonjol sedikit dibandingkan sekitarnya, dapat diseset dan meninggalkan daerah yang berwarna merah dan berdarah di seluruh dorsum lidah, mukosa pipi kiri dan kanan serta seluruh palatum. Pasien juga mengeluh sukar tidur, gelisah, tidak mau makan, marah, curiga, dan mendengar suara-suara yang mengancamnya.

1. Apa diagnosis di rongga mulut dari keluhan utama pasien tersebut ?


Berdasarkan skenario, diagnosis rongga mulut pasien
adalah Pseudomembranosus candidiasis.

Pseudomembranosus candidiasis merupakan jenis oral


candidiasis yang paling sering dijumpai.

Gejala klinis: berupa lesi putih atau kuning kecoklatan


(seperti krim), sedikit menonjol, dapat diseset (meninggalkan permukaan kasar, kemerahan, dan berdarah), timbul dengan/tanpa gejala (gejala yang dimaksud rasa sakit dalam rongga mulut).

Pseudomembranosus Candidiasis

2. Apa etilogi keluhan tersebut?


Daya tahan tubuh lemah : Pseudomembranosus
Candidiasis dapat dijumpai pada orang yang mengalami penurunan sistem imun seperti pada orang yang mengalami HIV.

Kondisi mukosa oral yang buruk Antibiotik Pemakaian steroid jangka panjang Mengkonsumsi obat-obat imunosupresi

3. Bagaimanakah cara menentukan diagnosisnya?


Pemeriksaan klinis : Dapat dilihat secara intraoral dan
ekstraoral

Anamesis : Merupakan salah satu cara untuk menegakkan


diagnosis yang bersifat sementara, yang merupakan hasil tanya jawab antara dokter dengan pasien.

Pemeriksaan mikroskopik secara langsung dari kerokan


jaringan ( biopsy) : Biposi sering digunakan untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal dan untuk membantu mengidentifikasi jenis lesi tertentu. Jenis-jenis biopsy : biopsy apus, biopsy punch, biopsy jarum,
biopsy endoskopi, biopsy eksisi.

Direct smear: Usap sitologik dengan perwarnaan


potassium hidroksida (KOH), dianjurkan bila diagnosis klinis dipertanyakan.

Kultur jamur : Hanya dilakukan terhadap kasus-kasus


tertentu dimana uji dengan menggunakan KOH tidak memberikan hasil.

4. Apakah terapi kelainan tersebut?

Dengan cara menjaga kebersihan rongga mulut


Pemberian obat-obatan antifungal (anti jamur) Menghilangkan faktor predisposisi penyebab
kandidiasis

8. Apa diagnosis kelainan yang ditemukan di kulit hidung pasien di atas?


Diagnosis dari kelainan tersebut adalah Sarkoma
Kaposi.

Sarkoma kaposi merupakan suatu penyakit dimana sel


kanker ditemukan di jaringan bawah kulit atau membran mucus yang melapisi mulut, hidung, dan anus .

Lesi sarkoma kaposi berbentuk nodul atau plak yang


berwarna merah, ungu, coklat atau hitam, dan biasanya bersifat papular.

9. Apakah terapi untuk kelainan yang ditemukan di hidung?


Sarkoma kaposi tidak dapat disembuhkan, tetapi
secara efektif dapat diredakan untuk beberapa tahun dan hal ini merupakan tujuan dari perawatan

Terapi lokal atau dan terapi terhadap organ sistemik.


Lokal terapi termasuk eksisi, destruksi lokal, terapi
sinar/photodynamic dan terapi topical dengan 9-cis retinoic acid.

10. Apakah kemungkinan diagnosis gangguan jiwa pada pasien ini?


Dari skenario diatas diagnosis pasien tersebut delirium dan
neurosis.

Delirium adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan


onset mendadak dari kebingungan dan perubahan status mental Ciri-cirinya : Berhalusinasi, susah tidur, perubahan suasana
hati, sifat cepat marah dan mudah gelisah.

Neurosis merupakan gangguan mental yang tidak


mempunyai dasar organic dengan gejala utamanya cemas dan mudah gugup Ciri-cirinya: Insomnia, Perasaan kurang mampu, Perasaan
kurang mampu, rasa marah yang berlebihan, Pesimis, dan Mata berlinang.

11. Bagaimana prinsip terapi pasien ketergantungan zat/narkoba dgn komplikasi penyakit fisik ini?
Analisa tingkat ketergantungan penderita terhadap NAPZA
sehingga terapi dan metode pengobatan bisa terukur.

Pembersihan racun/detoksifikasi : fase pembersihan darah


dan sirkulasi organ-organ tubuh dari zat NAPZA sehingga darah bersih dan metabolism normal.

Deteksi sekunder infeksi : dilakukan pemeriksaan lab


lengkap untuk mendeteksi infeksi sekunder.

Tahap rehabilitasi

Pembinaan mental

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen25 halaman
    Jurnal Reading
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Kelainan
    Diagnosis Kelainan
    Dokumen282 halaman
    Diagnosis Kelainan
    Yosepha C. F. Lubis
    Belum ada peringkat
  • Bedah Kuretase
    Bedah Kuretase
    Dokumen4 halaman
    Bedah Kuretase
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Alveolektomi
    Prosedur Alveolektomi
    Dokumen2 halaman
    Prosedur Alveolektomi
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bedah Kuretase
    Bedah Kuretase
    Dokumen4 halaman
    Bedah Kuretase
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Modul 5
     Modul 5
    Dokumen15 halaman
    Modul 5
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen11 halaman
    Makalah
    Redho Sara Pratiwi
    0% (1)
  • Supernumerary Teeth
    Supernumerary Teeth
    Dokumen9 halaman
    Supernumerary Teeth
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bakteri Plak
    Bakteri Plak
    Dokumen13 halaman
    Bakteri Plak
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Traumatikus
    Ulkus Traumatikus
    Dokumen1 halaman
    Ulkus Traumatikus
    Redho Sara Pratiwi
    Belum ada peringkat