Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA

JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B. TEORI DASAR
B.1. Pengertian Aliran Laminar dan Turbulen
a. Aliran Laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau
lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara teratur.Dalam aliran
laminar iniviskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya
gerakan relatif antara lapisan.





Gambar 1. Aliran Laminar
Sumber: Google (2013)
b. Aliran Turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida
kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran
turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang
merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian kerugian aliran.

Gambar 2. Aliran turbulen
Sumber: Google (2013)







LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.2. Visualisasi Aliran Laminar dan Turbulen

Gambar 3. Laminer anda turbulen flow wing tunnel
Sumber : http://www.explainthatstuff.com/aerodynamics.html
Pada visualisasi aliran diatas, terlihat dengan jelas bahwa aliran
laminar bergerak dalam lapisan-lapisan, atau lamina-lamina dengan satu
lapisan meluncur secara teratur dan pada aliran turbulen partikel-partikel
fluida bergerak sangat tidak menentu atau tidak teratur.

Gambar 4. Circular cylinder with turbulence
Sumber : http://www.azimuthproject.org/
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, aliran yang awalnya laminar
setelah melewati benda yang permukaannya melengkung langsung terjadi
aliran turbulen tepat dibelakang benda tersebut.

B.3. Hal-hal yang Mempengaruhi Aliran Laminar dan Turbulen
Hal-hal yang mempengaruhi aliran laminar dan turbulent, antara lain:
a. Kecepatan aliran fluida
Kecepatan aliran yang kecil akan menghasilkan bilangan Reynolds yang
kecil sehingga aliran yang timbul adalah laminar, sedangkan bila kecepatan
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
aliran besar maka akan menghasilkan bilangan Reynolds yang besar pula
sehingga aliran yang timbul adalah aliran turbulen
b. Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan mempunyai pengaruh pada hambatan gesek, tetapi
efek kekasaran permukaan dapat diabaikan dalam aliran berlapis (laminar)
dan aliran turbulent sangat dipengaruhi oleh kekasaran permukaan
penampang yang dilaluinya.
c. Bentuk Profil
Pada pipa dengan profil segiempat terjadi gesekan yang besar sehingga lebih
cepat mengalami peralihan dari aliran laminar, transisi ke aliran turbulent
sehingga lebih cepat mengalami aliran berkembang penuh sedangkan untuk
profil bulat, gesekan yang terjadi lebih kecil sehingga peralihan laminar,
transisi ke turbulent lebih lama dan lebih lama pula mengalami aliran
berkembang penuh.
d. Bilangan Reynolds
Hal yang mempengaruhi aliran laminar dan turbulen adalah bilangan
Reynolds. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi
yang paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya
dengan bilangan tak berdimensi lain, Untuk memberikan kriteria untuk
menentukan dynamic similitude.
e. Viskositas fluida
gaya viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut
dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk
mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan
turbulen.




dengan:
v
s
= kecepatan fluida,
L = panjang karakteristik,
= viskositas absolut fluida dinamis,
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
= viskositas kinematik fluida: = / ,
= kerapatan (densitas) fluid
(http://arandityonarutomo.blogspot.com/2012/04/aliran-laminar-dan-aliran-
turbulen-pada.html)

B.4. Diagram Saybolt
Grafik Saybolt digunakan untuk menentukan viskositas dari suatu fluida.





















Gambar 5. Diagram Saybolt
Sumber: http://www.explainthatstuff.com/aerodynamics.html



LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.5. Jenis-jenis Losses
a. Mayor Losses
Mayor loses adalah energi yang hilang sepanjang pipa lurus yang
seragam dan sebanding dengan panjang pipa. Loses ini disebabkan karena
gesekan internal fluida dan juga gesakan antara fluida dan dinding saluran,
maka semua pipa baik pipa halus atau pipa kasar dapat terjadi major loses.
Mayor loses dapat dirumuskan :


Keterangan:
hl = Mayor loses (m)
f = Faktor gesek
l = Panjang pipa (m)
V = Kecepatan fluida (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s
2
)
b. Minor Losses
Minor losses adalah energy yang hilang dari fluida di sebabkan oleh
perubahan bentuk local dari saluran, seperti: perubahan luas penampang,
katup, belokan dan orifice. Minor loses terjadi karena aliran yang mengalir
melewati bentuk lokal dari saluran mengalami perubahan kecepatan, arah
atau besarnya, maupun keduanya.
Minor losses dapat dirumuskan :


Keterangan:
hl = minor loses (m)
Kl = Koefisien kerugian head minor loses
V = kecepatan fluida (m/s)
g = Percepatan grafitasi (m/s)


LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
c. Total losses
Total losses adalah jumlah keseluruhan keugian-kerugian yang terdapat
didalam suatu aliran yang melewati suatu saluran yang di akibatkan oleh
mayor losses dan minor losses.
Hl
s
= hl
minor
+ hl
mayor
atau


keterangan:
hl
mayor
= Mayor losses
hl
minor
= Minor losses
Le = Panjang ekivalen dari fitting dan valve
D = Diameter (m)
V = Kecepatan aliran (m)
g = Gravitasi (m/s
2
)

B.6. Hukum-hukum Tentang Fluida
a. Hukum archimedes

Gambar 6. Profil Archimedes
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Archimedes
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
Hukum Archimedes mengatakan bahwa "Jika suatu benda dicelupkan
ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang
sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut".

Keterangan :
FA = Tekanan Archimedes (N/m
3
)
= Massa Jenis Zat Cair (Kg/ m
3
)
g = Gravitasi (N/Kg)
V = Volume Benda Tercelup (m
3
)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Archimedes)

b. Hukum Pascal

Gambar 7. Profil Blaise Pascal
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Blaise_Pascal
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan zat cair
dalam ruang tertutup dteruskan ke segala arah dengan sama besar.
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
Perbedaan tekanankarena perbedaan kenaikan zat cair diformulakan sebagai
berikut:

Dimana :
P : tekanan hidrostatik (Pa)
: kepekatan zat cair (kg/m
3
)
g : kenaikan permukaan laut terhadap gravitasi bumi (m/s
2
)
H : perbedaan ketinggian fluida (m)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Blaise_Pascal)
c. Hukum Bernoulli

Gambar 8. Profil Daniel Bernoulli
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Daniel_Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel
Bernoulli. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat
dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-
termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida
termampatkan (compressible flow).
a. Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air,
berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran
tak-termampatkan adalah sebagai berikut:


di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut:
1) Aliran bersifat tunak (steady state)
2) Tidak terdapat gesekan (inviscid)
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:



LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
b. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:


dimana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka

= entalpi fluida per satuan massa
Catatan:

, di mana adalah energi termodinamikaper satuan massa,


juga disebut sebagai energi internal spesifik.
(http://www.scribd.com/doc/Hukum-Bernoulli-Dan-Hukum-Kontinuitas)

B.7. Distribusi Tekanan Aliran Fluida pada Pipa
Fluida dapat mengalir disebabkan adanya perbedaan tekanan. Fluida
mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada saat fluida mengalir
dalam pipa, tekanan yang dimiliki fluida tersebut diteruskan ke seluruh dinding
pipa.
Dalam perjalanannya, fluida mengalami pengurangan tekanan yang
disebabkan gesekan yang terjadi antara fluida dan dinding pipa. Besarnya
gesekan sangat ditentukan kekasaran permukaan pipa dan kekentalan dari
fluida.

Gambar 9. Aliran dalam pipa
Sumber: http://arandityonarutomo.blogspot.com/

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.8. Faktor Gesek pada Aliran
Gesekan yang terjadi pada fluida yang mengalir sangat bergantung pada
kekasaran permukaan pelat atau pipa yang dilewati suatu fluida. Gesekan yang
terjadi menimbulkan kerugian, dimana energi yang dimiliki suatu fluida akan
terserap oleh gesekan tersebut.
Ketika terjadi gesekan maka terdapat koefisien gesek (f) yang merupakan
fungsi dari bilangan reynold dan kekasaran permukaan relatif.


Dimana : f = koefisien gesek
Re = Bilangan Reynolds
= nilai kekasaran absolut
D = diameter

B.9. Diagram Moody
Suatu analisis dimensional dari aliran pipa memberikan dasar yang
paling mudah untuk membahas aliran pipa turbulen berkembang penuh.
Pengenalan terhadap topik ini telah diberikan. Seperti yang dibahas dan
penurunan tekanan dan kerugian head dalam sebuah pipa tergantung pada
tegangan geser dinding (t
w
), antara fluida dan permukaan pipa. Sebuah
perbedaan yang mendasar antara aliran laminar dan turbulen adalah bahwa
tegangan geser untuk aliran turbulen adalah fungsi dari kerapatan fluida. Untuk
aliran laminar, tegangan geser tidak tergantung pada kerapatan, sehingga hanya
viskositas () yang menjadi sifat fluida yang penting.
Jadi, penurunan tekanan, p, untuk aliran turbulen tunak, tak mampu-
mampat di dalam pipa bundar horizontal berdiameter D dapat ditulis dalam
bentuk fungsional sebagai

) , , , , , ( c l D V F p = A
..8-32
di mana V adalah kecepatan rata-rata, t panjang pipa, dan
c
adalah suatu
ukuran kekasaran dinding pipa. Jelas bahwa p, harus merupakan sebuah
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
fungsi dari V, D, dan l. Ketergantungan dari p, pada sifat fluida dan p
diperkirakan karena ketergantungan dari T terhadap parameter-parameter ini.
Meskipun penurunan tekanan untuk aliran pipa laminar tidak tergantung pada
kekasaran pipa, namun ketika membahas aliran turbulen parameter ini menjadi
perlu diikutsertakan.

Gambar 10. Aliran di dalam sublapisan viskos di dekat dinding kasar dan mulus
Seperti yang dibahas dan diilustrasikan pada Gambar di atas, untuk aliran
turbulen terdapat sebuah sublapisan viskos yang relatif tipis yang terbentuk di
fluida dekat dinding pipa. Dalam banyak hal, lapisan ini sangat tipis,
1 ss
D
S
o
, di mana
S
o
, adalah ketebalan sublapisan tersebut. Jika suatu elemen
kekasaran pipa menembus cukup jauh ke dalam (atau bahkan melewati) lapisan
ini, maka struktur dan sifat dari sublapisan viskos ini (dan juga p dan
W
t
)
akan berbeda daripada jika dindingnya mulus. Jadi, untuk aliran turbulen
penurunan tekanan dianggap sebagai fungsi dari kekerasan dinding. Untuk
aliran laminar tidak ada lapisan viskos tipis, efek viskos adalah penting di
sepanjang penampang pipa. Jadi, elemen-elemen kekasaran yang relatif kecil
memberikan efek-efek yang dapat diabaikan sama sekali pada aliran pipa
laminar. Tentu saja, untuk pipa-pipa dengan "kekasaran" dinding yang besar (
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
D
c
> 0,1). seperti pada pipa-pipa beralur, laju aliran dapat merupakan sebuah
fungsi dari "kekasaran". Kita hanya akan membahas pipa-pipa tipikal dengan
dia-meter tetap dengan kekasaran relatif dalam kisaran 0 <
D
c
< 0,05.
Analisis untuk aliran dalam pipa beraiur tidak masuk ke dalam kategori pipa
ber-diameter tetap, meskipun hasll-hasil eksperimental untuk pipa-pipa seperti
itu telah tersedia.
Daftar parameter-parameter yang diberikan pada Persamaan 8.32 jelas
merupakan daftar yang lengkap. Artinya, eksperime'n-eksperimen telah
menunjukkan bahwa parameter-parameter yang lain (seperti tegangan
permukaan, tekanan uap, dan lain-lain.) tidak mempengaruhi penurunan
tekanan untuk kondisi yang ditetapkan (aliran tunak, tak mampu-mampat; pipa
horizontal berpenampang bundar). Karena ada tujuh variabel (k = 7) yang
dapat ditulis dalam tiga-dimensi acuan MLT (r = 3), Persamaan 8.32 dapat
ditulis dalam bentuk tak berdimensi dalam suku k - r = 4 grup tak berdimensi.
Salah satu representasinya adalah:
) , , (
~
2
1
2 D D
l VD
V
p c

=
A

Hasil ini berbeda dengan yang digunakan untuk aliran laminar dalam
dua hal. Pertama, kita telah memilih untuk membuat tekanan tak berdimensi
dengan membaginya dengan tekanan dinamik, pV
2
l 2, dan bukannya tegangan
geser viskos karakteristik, V/D. Kesepakatan ini dipilih dengan mengenali
fakta bahwa tegangan geser untuk aliran turbulen biasanya didominasi oleh
r
turh
, yang merupakan fungsi yang lebih kuatter-hadap kerapatannya daripada
terhadap viskositasnya. Kedua, kita telah me-masukkan dua parameter tak
berdimensi tambahan, Bilangan Reynolds, Re = pVD/fi , dan kekasaran relatif,
e/D, yang tidak terdapat dalam formulas! laminar karena kedua parameter
tersebut p dan e, tidak penting di dalam aliran pipa laminar berkembang penuh.
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
Seperti yang telah dilakukan untuk aliran laminar, representasi
fungsional dapat disederhanakan dengan menerapkan asumsi yang memadai
bahwa penurunan tekanan seharusnya sebanding dengan panjang pipa.
(Langkah seperti ini tidak termasuk dalam cakupan analisis dimensional. Hal
ini semata-mata asumsi logis yang didukung oleh eksperimen). Satu-satunya
cara agar hal ini menjadi benar adalah jika ketergantungan terhadap t/D
dikeluarkan menjadi faktor sebagai
) (Re,
2
1
2
D
V
p c
|

=
A

Kuantitas pD/( C.pV
2
/2) disebut sebagai faktor gesekan. Jadi, untuk
sebuah pipa horizontal:

) .8-33
Untuk aliran berkembang penuh laminar, nilai/secara sederhana
dinyatakan sebagai / = 64/Re, tidak tergantung pada e/D. Untuk aliran turbulen,
keter-gantungan fungsional dari faktor gesekan terhadap bilangan Reynolds
dan kekasaran relatif, f = 0(Re, e/D), agak rumit sehingga belum dapat
diperoleh melalui analisis teoretis. Hasil-hasil diperoleh dari banyak
eksperimen dan disajikan biasanya disajikan dalam bentuk rumus pencocokan
kurva atau bentuk-bentuk grafik yang ekivalen.
Persamaan energi untuk aliran tunak tak mampu-mampat adalah:


di mana h
L
adalah kerugian head antara bagian (1) dan (2). Dengan asumsi pipa
berdiameter konstan (D
l
= D
2
sehingga V
}
= V
2
), horizontal (z
{
= z
2
) dengan
aliran berkembang penuh (a, - a,), persamaan ini menjadi Ap = p
}
- P
2
= yh
L
,
yang dapat dikombinasikan dengan Persamaan 8.33 sehingga menghasilkan:

..8-34
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
Persamaan 8.34 yang disebut persamaan Darcy-Weisbach berlaku
untuk setiap aliran pipa tunak, tak mampu-mampat dan berkembang penuh
baik jika pipa tersebut horizontal atau berada pada suatu kemiringan.
Sementara itu, Persamaan 8.33 hanya berlaku untuk pipa horizontal. Secara
umum, dengan V
t
= V
2
persamaan energi memberikan:


Sebagian dari perubahan tekanan disebabkan oleh perubahan ketinggian
dan sebagian disebabkan oleh kerugian head yang berkaitan dengan efek
gesekan, yang dinyatakan dalam faktor gesekan, f.
Tidaklah mudah untuk menentukan ketergantungan fungsional dari faktor
gesekan terhadap bilangan Reynolds dan kekasaran relatif. Kebanyakan dari
informasi ini adalah hasil eksperimen-eksperimen yang dilakukan oleh J.
Nikuradse pada tahun 1933 dan diperkuat oleh banyak peneliti lainnya setelah
itu. Satu kesulitan terletak pada penentuan kekasaran pipa. Nikuradse
menggunakan pipa yang dikasarkan secara buatan dengan me-nempelkan
butiran pasir yang diketahui ukurannya pada dinding pipa untuk menghasilkan
pipa dengan permukaan seperti kertas amplas. Penurunan tekanan yang
diperlukan untuk menghasilkan laju aliran yang diinginkan diukur dan data
tersebut kemudian dikonversikan menjadi faktor gesekan untuk kondisi
bilangan Reynolds dan kekasaran relatif yang berkaitan. Pengujian tersebut
diulang berkali-kali untuk kisaran Re dan e/D yang lebar untuk menentukan
ketergantungan f= </>(Re, e/D).
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)

Gambar 11. Tabel kekasaran Eqivalen
Pada pipa-pipa yang tersedia secara komersial kekasaran tidak begitu
seragam dan terdefmisi dengan baik seperti pada pipa-pipa dengan kekasaran
artifisial yang digunakan Nikuradse. Namun demikian, sebuah ukuran
kekasaran 16elative efektif dari pipa-pipa tersebut tetap mungkin didapatkan
dan dengan demikian dapat diperoleh 16elati gesekannya. Nilai-nilai kekasaran
yang khas untuk berbagai permukaan pipa diberikan pada Tabel 8.1. Gambar
8.20 menunjukkan ketergantungan fungsional dari f pada Re dan e/D dan
disebut sebagai Diagram Moody, untuk menghormati L.F. Moody, yang bers-
ama-sama dengan C.F. Colebrook, mengkorelasikan data asli dari Nikuradse
dalam suku-suku kekasaran 16elative dari material-material pipa yang tersedia
secara komersial. Perlu diperhatikan bahwa nilai dari /D tidak perlu selalu
bersesuaian dengan nilai 16elati yang diperoleh melalui suatu penentuan
mikroskopik dari ketinggian rata-rata kekasaran permukaan. Namun demikian,
nilai-nilai tersebut memberikan korelasi yang benar untuk/= 0(Re, e/D).
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa nilai-nilai kekasaran
16elative yang diberikan berlaku untuk pipa-pipa yang baru dan bersih. Setelah
pemakaian yang cukup lama, kebanyakan pipa (karena terbentuknya karat atau
kerak) mungkin mempunyai kekasaran 16elative yang jauh lebih besar
(barangkali besarnya berlipat kali) daripada yang diberikan. Pipa-pipa yang
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
sangat tua mungkin sudah cukup berkerak sehingga nilai e dan juga diameter
efektifnya sudah cukup banyak berubah.
Karakteristik-karakteristik berikut terlihat dari data pada gambar untuk
aliran laminar,/= 64/Re, yang tidak tergantung pada kekasaran 17elative. Untuk
bilangan Reynolds yang sangat besar,/= 0(e//)), yang tidak tergantung pada
bilangan Reynolds. Untuk aliran-aliran seperti itu, yang biasanya disebut
sebagai aliran turbulen penuh (atau aliran turbulen seluruhnya), sublapisan
laminar sedemikian tipisnya (ketebalannya berkurang dengan meningkatnya
Re) sehingga kekasaran permukaan sepenuhnya mendominasi karakter aliran di
dekat dinding. Jadi, penurunan tekanan yang diperlukan lebih merupakan
akibat dari tegangan geser turbulen yang didominasi oleh inersia daripada
akibat tegangan geser laminar yang didominasi oleh viskositas yang biasanya
dijumpai pada sublapisan viskos. Untuk aliran dengan nilai Re yang sedang,
17elati gesekan jelas tergantung pada keduanya, bilangan Reynolds 17elati-
kasaran 17elative/ = 0 (Re, e/D). Kekosongan pada gambar di mana tidak ada
nilai/yang diberikan (kisaran 2100 < Re < 4000) adalah akibat dari kenyataan
bahwa aliran pada kisaran transisi ini mungkin laminar atau turbulen (atau
percampuran tak tetap antara keduanya) tergantung pada situasi spesifik yang
terlibat.
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
Gambar 12. Grafik faktor Gesekan
Perhatikan bahwa bahkan pada pipa mulus (e - 0), faktor gesekan tidak
nol. Artinya, terdapat kerugian head di setiap pipa, walau semulus apapun
permukaan pipa tersebut dibuat. Hal ini merupakan akibat dari kondisi tanpa
slip yang mensyaratkan fluida apapun tetap menempel pada permukaan padat
manapun yang dilewati alirannya. Selalu terdapat kekasaran permukaan
mikroskopik yang menghasilkan perilaku tanpa slip (sehingga/p= 0) pada
tingkatan molekuler, bahkan ketika kekasaran jauh lebih kecil daripada
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
ketebalan sublapisan viskos. Pipa-pipa seperti itu disebut mulus secara
hidrolik.
Berbagai peneliti telah mencoba untuk mendapatkan pernyataan analitis
untuk f = 0 (Re, e/D). Perhatikan bahwa diagram Moody mencakup kisaran
yang sangat luas dalam parameter-parameter alirah. Daerah nonlaminar
mencakup kisaran bilangan Reynolds lebih dari sepuluh pangkat empat
besarnya dari Re = 4 x 10
3
sampai Re = 10
8
. Jelas, untuk sebuah pipa dan
fluida yang diketahui, nilai-nilai yang khas dari kecepatan rata-rata tidak
meliputi kisaran ini. Namun karena variasi yang besar pada pipa (D), fluida (p
dan fj), dan kecepatan (V), kisaran Re yang sedemikian besarnya diperlukan-
untuk mengakomodasi hampir seluruh aplikasi aliran pipa. Dalam banyak
kasus, aliran pipa tertentu yang dibahas terbatas pada daerah yang relatif kecil
pada diagram Moody, dan pernyataan semiempiris yang sederhana dapat
dikembangkan untuk kondisi-kondisi tersebut. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan yang membuat pipa air dari besi cor dengan diameter antara 2
sampai 12 in., mungkin menggunakan sebuah persamaan sederhana yang
berlaku hanya untuk kondisi-kondisi mereka saja. Sebaliknya diagram Moody,
berlaku secara universal untuk semua aliran pipa yang tunak, berkembang
penuh dan tak mampu-mampat.
Pada kenyataannya, diagram Moody adalah sebuah representasi grafis
dari persamaan ini, yang merupakan sebuah pencocokan empiris dari data
penurunan tekanan aliran pipa. Persamaan 8.35 disebut rumus Colebrook.
Kesulitan dalam penggunaannya adalah bahwa rumus ini berbentuk implisit
dalam ketergantungannya terhadap f. Artinya, untuk suatu kondisi yang
diberikan (Re dan e/D), tidaklah mungkin mencari penyelesaian untuk / tanpa
melakukan suatu metode iteratif. Dengan penggunaan komputer dan kalkulator
modern, perhitungan seperti itu tidaklah sulit.
Sangatlah mungkin untuk memperoleh sebuah persamaan yang cukup
mendekati persamaan Colebrook/relasi diagram Moody, namun tidak
membutuhkan suatu cara iteratif.) Hal yang memerlukan kehati-hatian dalam
menentukan penggunaan diagram Moody atau rumus Colebrook yang ekivalen.
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
Karena berbagai ketidakakuratan inheren yang terlibat (ketidakpastian pada
kekasaran relatif, ketidakpastian pada data eksperimen yang digunakan untuk
menghasilkan diagram Moody, dan lain-lain.), penggunaan akurasi sampai
beberapa desimal dalam masalah aliran pipa biasanya tidak dijustifikasi. Pada
umumnya, akurasi 10% adalah yang diperkirakan paling baik.

B.10. Aplikasi Aliran Laminer dan Turbulen pada Turbin Gas

Gambar 13. Visualisasi aliran pada turbin gas
Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_fuYFqFOuPc.ramjet+system.jpg
Pada gambar diatas dapat kita lihat visualisasi aliran yang terjadi pada
turbin gas. Dimana tampak dengan jelas aliran udara sebelum masuk kedalam
turbin kondisinya dapat dikatakann laminar atau teratur. Dan pada saat
memasuki ruang bakar, udara tersebut terbakar bersama dengan bahan bakar
sehingga alirannya menjadi bergejolak. Hal ini disebabkan karena
temperature dan tekanan di dalam ruang bakar meningkat sehingga alirannya
menjadi bergejolak (turbulen). Aliran turbulen ini selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Setelah melewati sudu-
sudu turbin alirannya kemudian menjadi normal kembali (laminar).

Gambar 14. Visualisasi aliran pada turbin gas
Sumber: http://www.flickriver.com/photos/tags+flow/interesting/
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.11. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah suatu bilangan tak berdimensi yang digunakan
untuk menentukan jenis aliran, apakah aliran itu tergolong aliran laminar atau
aliran turbulent. Hal ini dikemukakan oleh Osborne Reynolds pada tahun 1883.
Bilangan Reynolds adalah perkalian dari massa jenis aliran dengan
kecepatan aliran dan diameter penampang yang kemudian dibagi dengan
viskositas dinamis.
Bilangan Reynolds sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida dan
kekentalan fluida. Bilangan Reynolds terbagi dua, yaitu :
a. Internal flow
Merupakan aliran fluida yang mengalir di dalam pipa. Untuk aliran internal,
jenis aliran yang terjadi dapat diketahui dengan mendapatkan bilangan
Reynoldnya dari persamaan:
v
D V.
Re =

Keterangan : Re = Bilangan Reynold
V = Kecepatan Fluida ( )
s
m

D = Diameter pipa/saluran ( ) m
v = Viskositas Kinematis ( )
s
m
2

b. Eksternal Flow
Adalah aliran fluida diluar atau aliran fluida yang mengalir pada
permukaan suatu benda. Untuk menentukan jenis aliran, dapat diketahui
dengan menentukan nilai bilangan Reynoldsnya dengan persamaan :
v
L V.
Re =

Keterangan : Re = Bilangan Reynold
V = Kecepatan Fluida ( )
s
m

L = Panjang Karakteristik benda ( ) m
v = Viskositas Kinematis ( )
s
m
2

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.12. Contoh Soal
Bila sepanjang pipa berdiameter 150 mm mengalir gliserin pada 25
o
C dengan
kecepatan 3,6 m/s tentukan apakah jenis alirannya laminer atau turbulen.
Jawab:






Jenis Aliran Laminer












2000 708
708
96 , 0
) 150 , 0 )( 6 , 3 )( 1258 (
. 10 60 , 9
1258
1
3
< =
=
=
=
=
=

R
R
N
VD
N
s Pa x
m
kg

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA


JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.12. Contoh Soal
Tentukan apakah aliran bersifat laminer atau turbulen bila air pada temperatur
70
o
C mengalir dalam K copper tube berdiameter I in dengan kecepatan sebesar
285 L/min.
Jawab :

















Jenis aliran Turbulen



v

VD VD VD
N
R
= = =
s
m
x
x
A
Q
V
s
m
x
L
s
m
L
Q
m x A m x mm D
468 , 9
10 017 , 5
10 75 , 4
10 75 , 4
min
60000
min
285
10 017 , 5 10 27 , 25 27 , 25
4
3 3
3
3
2 4 3
= = = =
(
(
(
(

=
= = =


2
10 11 , 4
2
7
m
x

= v
4000 10 821 , 5
10 11 , 4
) 10 27 , 25 ( 468 , 9
5
7
3
> =
=
=

x
x
x
VD
N
R
v
LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)

























LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.12. Contoh Soal
Minyak SAE 10 pada temperatur 30
o
C mengalir dalam 2-in Schedule 40 steel
pipe dengan kecepatan sebesar 6 m/s Bila minyak tersebut mempunyai specific
gravity sebesar 0,89 tentukan jenis aliran yang terjadi!
Jawab :




Aliran Turbulen
4000 6875
10 4
) 10 5 . 52 )( 6 )( 1 , 873 (
1 , 873 ) 81 , 9 )( 1000 ( 89 , 0 . 10 4
10 5 , 52 5 , 52
2
3
3
2
3
> = = =
= = =
= =

x
x VD
N
m
kg
s Pa x
m x mm D
R


LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)




LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)
B.12. Contoh Soal
Tentukan bilangan Reynold dari aliran melalui saluran pada gambar d dengan debit
sebesar 0,16 m
3
/s. Data saluran d = 150 mm dan S = 250 mm. Fluida yang mengalir
adalah ethylene glycol pada 25
o
C.
Jawab :




















R D
D
D
D
d
WP
A
R
4
4
2
=
= = =
t
t
mm
WP
A
R
mm d S WP
mm d S A
5 , 30
1471
44829
1471 ) 150 ( ) 250 ( 4 4
44829 150
4
250
4
2 2 2 2 2
= = =
= + = + =
= = =
t t
t t
4
2
3
2
3
3
3
3 3
2
10 96 , 2
10 62 , 1
) 122 , 0 ) 57 , 3 )( 1100 (
57 , 3
10 829 , 44
16 , 0
. 10 62 , 1
1100
122 , 0
) 10 5 , 30 ( 4 4
10 5 , 30
5 , 30
10 829 , 44
44829
x
x
VD
N
s
m
x A
Q
V
s Pa x
m
kg
m
m x R D
m x
mm R
m x
mm A
R
=
=
=
=
= =
=
=
=
= =
=
=
=
=

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA


JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ALIRAN LAMINAR DAN TURBULENT (LT)

Anda mungkin juga menyukai