Anda di halaman 1dari 1

Fase perioperasi 1.

Vesika urinaria TAPENADE Perdarahan rekuren dan persisten bisa mengakibatkan terbentuknya formasi klot dan TAPENADE vesika urinaria, hal ini membutuhkan evakuasi atau bahkan intervensi kembali. Kadang-kadang, hubungan antara kelainan koagulasi yang tidak terdeteksi saat preoperasi, tidak memberi reaksi terhadap masalah koagulasi saja. Pada beberapa situasi, pengguaan kompresi rektodigital bisa menghentikan perdarahan. Jika operasi reintervensi tidak berhasil, bisa dilakukan superselektif transfemoral embolisasi. 2. Infeksi traktus urinarius Angka kejadian infeksi traktus urinarius rendah, berdasarkan persentase dari beberapa literatur bervariasi dari 4 % sampai 20 %. Faktor resiko terjadinya infeksi traktus urinarius adalah berasal dari bakterimia perioperatif, durasi prosedur yang memanjang, penggunaan kateter preoperatif, pemajangan masa rawat inap di RS dan drainase kateter yang tidak tetap. Terapi antibiotik perioperatif secara rutin tidak direkomendasikan; pada kelompok yang beresiko yang disebutkan diatas, penggunaan antibiotik sebagai profilaksis mungkin disarankan. 3. Retnsi urin Retensi urin setelah pelepasan kateter terjadi pada sekitar 3-9 % kasus dan lebih disebabkan karena kegagalan detrusor daripada reseksi inkomplet., ditemukan pada obstruksi persisten. Indikasi TURP ulang seharusnya dilakukan dengan sangat hatihati dan menunggu rekomendasi sekurang-kurangnya 4-6 minggu setelah operasi. Hanya sekitar 20% dari pasien mengalami obstruksi urodinamis setelah TURP primer. Pada kasus kegagalan otot detrusor, terjadinya BAK secara spontan setelah TURP primer yang baik kemudian diikuti TURP sekunder sangat minimal dan pasien harus berhati-hati dengan keadaan ini.

Anda mungkin juga menyukai