Anda di halaman 1dari 38

MONITORING PASIEN

Pengertian
Monitoring pasien krisis adalah
Suatu tindakan pemantauan yang dilakukan secara

terus menerus terhadap pasien yang sedang dan akan mengalami gangguan hemodinamik

Pemantauan perawatan yang dilakukan secara efektif pada pasien kritis akan memberikan hasil yang memuaskan, terutama untuk perbaikan fungsi serebral

Tujuan Monitoring Pasien Kritis


Segera mengetahui dan menangani kelainan

kelainan / perubahan-perubahan fungsi organ Untuk mengembalikan keadaan ke keadaan yang baik ( Cardiovasculer stabil )

Klasifikasi monitoring pasien kritis dapat dibagi 2 bagian


1. Sistem:
Monitoring status Neurologi Monitoring status Respiratirik Monitoring status Cardiovasculer Monitoring status Sistem percernaan

2. Berdasarkan konsep ABCD sekunder


A = Air way B = Breathing C = Cirkulation

D = Drug

Sistem neurology :
1.

Memantau tingkat kesadaran LOC = Level of Concisnes Pemantauan tingkat kesadaran menggunakan Glascow coma scale Respon membuka mata ( E = Eye ) Score Spontan 4 Dengan panggilan 3 Dengan rangsangan nyeri 2 Tidak dapat membuka mata 1 Respon motorik ( M = Motorik ) Sesuai perintah 6 Terhadap rangsangan nyeri 5 Refleks menarik 4 Fleksi abnormal 3 Extensi abnormal 2 Tidak ada gerakan 1 Respon Verbal ( V = Verbal ) Orientasi penuh 5 Berbicara kacau 4 Kata-kata yang diucapan tanpa arti 3 Hanya mengerang 2 Tidak ada suara 1 Scala tingkat kesadaran : Nilai tertinggi = Score 15 ( compos mentis ) Nilai Sedang = Score > 10 ( Apatis ) Nilai terendah = Score 3 ( Coma ) Niali / Score = < 10 ( Somnolent )

2.

Monitoring pupil
Keselarasan Reaksi terhadap cahaya Ukuran Bentuk

Gambar Ukuran Pupil ( Diameter )

System Respiratorik

Monitor frekuensi pernapasan


1. 2.

2. 4. 5.

Hitung pernapasan / menit RR Normal = 12-24 x/mn Irama Pernapasan - cepat dan dangkal - cepat dan dalam - jarang/apnoe - kusmaul - chyene stokes - biot Kecepatan pernapasan Suhu tubuh tinggi RR meningkat ( cepat ) Jenis pernapasan Pantau ada tidaknya refraksi dada dan cupping hidung

6.

Sianosis sangat sulit untuk dideteksi pada pasien anemis. Secara umum sianosis dibedakan atas :
sianosis perifer

sianosis perifer terjadi pada ekstremitas atau pada ujung hidung dan telinga
sianosis central

sianosis central central terlihat pada lidah dan bibir, bila pasien mengalami sianosis central, ini berarti bahwa pasien secara nyata mengalami penurunan tekanan oksigen

7.

Pantau analisa gas darah Tanda tanda gagal napas


Napas cepat ( RR > 35 kali/mnt ) Cupping hidung Retraksi dada Cianosis TV < 3 cc/kbBB

Tempat pengambilan darah AGD : - Arteri radialis sudut pengambilan darah 45 derajat - Arteri brachialis sudut pengambilan darah 45 derajat - Arteri femorali sudut pengambilan darah 90 derajat

Nilai normal analisa gas darah


pH PO2 PCO2 HCO3-

BE ( kelebihan basa
% Sat O2

7.35-7.45 80 100 mmHg 35 45 mmHg 22 26 mEq/L -2 - +2 > 95 %

Tanda dan gejala gangguan asam dan basa


Asidosis Respiratorik Tanda-tanda narkosis co2:

sakit kepala letargi mengantuk koma peningkatan frekwensi jantung hipertensi berkeringat penurunan responsivitas tremor/asteriksios papiledema dipsnea (bisa ada atau taktidak)

pH PCO2 PO2

= < 7.40 = > 50 mmHg = < 60 mmHg

Gagal napas

Alkalosis respiratorik

Gejala tidak jelas:


pusing kebas kesemutan (parastesia) ekstremitas kram otot tetani kejang peningkatan refleks aritmia hiperventilasi

RR pH CO2 O2 PCO2 PO2

= = = = = =

Meningkat >7.50 Meningkat Turun < 35 < 60

Asidosis Metabolik ( DM dan

Diarhae)

Pernapasan Kussmaul Hipotensi Letargi Mual dan muntah Gelisah RR cepat Kulit kering Nyeri perut/kepala

Asidosis Metabolik pH = Turun HCO3 = Turun BE = Turun PCO2 = Normal


Koreksi Bicnat RUMUS = 0.3 x BB x BE Pemberiannya adalah dari perhitungan diatas

Alkalosis Metabolik

Non-spesifik:

Alkalosis Metabolik - pH - PCO2 - HCO3 = Meningkat > 7.45 = Normal = Meningkat

refleks hiperaktif tetani hipertensi kram otot kelemahan

8.

Monitoring Saturasi Oksigen

9.

Pantau pemberian terapi oksigen ( jelasnya pada terapi oksigen )


Kecepatan aliran harus diperhatikan Metode dan perkiraan pemberian oksigen (%)

harus sesuai

10. Pola pernapasan


Eupnea : Irama napas

halus dengan ekspirasi lebih panjang dari inspirasi

Tachipnea : pernapasan

cepat, irama teratur dan tidak teratur penyakit paru Bradipnea : Pernapasan menghilang peningkatan TIK, Alkoholik

Apnea :

Pernapasan menghilang henti napas Hyperpnea : Peningkatan kedalaman pernapasan dengan frekuensi normal sampai meningkat dan teratur latihan berat, hypoksia, lemas

Chyene stokes :

Pernapasan periodik disertai dengan periode apnea, perubahan teratur dengan serangkaian siklus napas, siklus pernapasan meningkat perlahan, kemudian frekuensi dan kedalamannya menurun Peningkatan TIK, Narkotik, gagal jantung, normal selama siklus tidur

Biot :

Periode apnea bergantian tidak teratur dengan serangkaian napas dangkal dan kedalamannya sama Meningitis

Kusmaul :

Napas dalam teratur dan frekuensi meningkat Asidosis metabolik ( DM , Uremia )

Sistem cardiovasculer

Observasi dan auskultasi masih merupakan komponen penting dalam monitoring system cardiovaskuler. Kesempurnaan dalam melakukan keterampilan monitoring dapat dilakukan dengan mendengarkan terus menerus.

Monitoring terhadap sistem cardiovaskuler pada

pasien kritis, antara lain :


Pantau / monitor heart rate

Normal 60 sampai 100 kali per menit.

Monitoring HR

Lokasi pulsasi dan Teknik Palpasi di arteri radialis

Irama ( adanya gangguan irama jantung ) - Reguler ( Normal : 60 100 x/mnt ) - Irreguler ( bila ada kelainan kolaborasi ) - Takhikardia = lebih dari 100 kali permenit, maksimal 180 kali per menit - Bradikardia = kurang dari 60 kali permenit - Aritmia = gangguan irama jantung yang seringkali dikaitkan dengan fase siklus pernapasan. Pada gambaran EKG terdapat interval RR terpendek sampai terpanjang. Kegawatan kardiovasculer lainnya.

Pasien dengan penyakit kritis dalam kondisi

hemodinamik tidak stabil membutuhkan penentuan pemantauan tekanan darah yang sering. Monitor tekanan darah : hipotensi atau hypertensi tiap 15 30 menit

Ukuran Manset Tensi Meter dan Lokasi Pemasangan Manset yang tepat

Monitor bunyi jantung Monitor gambaran EKG bila menggunakan monitoring EKG

(kelainan perjam direkam) Gangguan irama jantung dapat diketahui melalui monitoring EKG atau EKG 12 lead Monitor adanya perdarahan : Hb, Ht, PTT, D. Dimer Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit : Na, K, Ca, Balance cairan Pantau produksi urine : per 6 jam/12 jam dan 24 jam Pantau status hemodinamik ( CVP, JVP )

Cara Mengukur JVP

Sistem Aliran untuk Pengukuran CVP

Sistem pencernaan : Pasien Krisis harus segera mungkin mendapat kalori/nutrisi

Pantau peristaltik, Pantau adanya masa, nyeri tekan dan organ-organ lainnya Ada tidaknya hematemesis : bila ada lakukan pembilasan ( spoel ) untuk mengurangi / mencegah sepsis Bila ada perdarahan /coklat pekat dispole pagi dan sero dengan dekstrose 5 % / NaCl.

Monitoring lain: Monitoring terhadap pemberian obatan-obatan : Pantau pemberian cairan dan elekrolit Pantau pemberian obatan dalam bentuk drip, misalnya, Dopamin, dobutamin, bicarbonate, heparin, anti arithmia, anti hypertensi, sedative/relaksan, dsb. Harus dicek tetesannya terutama pada obat-obat khusus Monitor suhu tubuh pasien Bila suhu meningkat: segera komunikasikan, apakah perlu antipiretik, kalau kesemasan meningkat, perhatikan balance cairan, bila tachicardi mungkin terjadi dehidrasi, kultur - Monitor pencegahan infeksi nosokomial : Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan Pemeriksaan laboratorium

Tujuan
Setelah mengikuti topik diharapkan mampu : Mengenal adanya kegawatan/ Keadaan Kritis Mengaktifkan sistem penanggulangan kegawatan Melakukan pemantauan pada pasien krisis maupun pasien post resustiasi

Anda mungkin juga menyukai