Monitoring Pasien Krisis Dr. Teguh
Monitoring Pasien Krisis Dr. Teguh
Pengertian
Monitoring pasien krisis adalah
Suatu tindakan pemantauan yang dilakukan secara
terus menerus terhadap pasien yang sedang dan akan mengalami gangguan hemodinamik
Pemantauan perawatan yang dilakukan secara efektif pada pasien kritis akan memberikan hasil yang memuaskan, terutama untuk perbaikan fungsi serebral
kelainan / perubahan-perubahan fungsi organ Untuk mengembalikan keadaan ke keadaan yang baik ( Cardiovasculer stabil )
D = Drug
Sistem neurology :
1.
Memantau tingkat kesadaran LOC = Level of Concisnes Pemantauan tingkat kesadaran menggunakan Glascow coma scale Respon membuka mata ( E = Eye ) Score Spontan 4 Dengan panggilan 3 Dengan rangsangan nyeri 2 Tidak dapat membuka mata 1 Respon motorik ( M = Motorik ) Sesuai perintah 6 Terhadap rangsangan nyeri 5 Refleks menarik 4 Fleksi abnormal 3 Extensi abnormal 2 Tidak ada gerakan 1 Respon Verbal ( V = Verbal ) Orientasi penuh 5 Berbicara kacau 4 Kata-kata yang diucapan tanpa arti 3 Hanya mengerang 2 Tidak ada suara 1 Scala tingkat kesadaran : Nilai tertinggi = Score 15 ( compos mentis ) Nilai Sedang = Score > 10 ( Apatis ) Nilai terendah = Score 3 ( Coma ) Niali / Score = < 10 ( Somnolent )
2.
Monitoring pupil
Keselarasan Reaksi terhadap cahaya Ukuran Bentuk
System Respiratorik
2. 4. 5.
Hitung pernapasan / menit RR Normal = 12-24 x/mn Irama Pernapasan - cepat dan dangkal - cepat dan dalam - jarang/apnoe - kusmaul - chyene stokes - biot Kecepatan pernapasan Suhu tubuh tinggi RR meningkat ( cepat ) Jenis pernapasan Pantau ada tidaknya refraksi dada dan cupping hidung
6.
Sianosis sangat sulit untuk dideteksi pada pasien anemis. Secara umum sianosis dibedakan atas :
sianosis perifer
sianosis perifer terjadi pada ekstremitas atau pada ujung hidung dan telinga
sianosis central
sianosis central central terlihat pada lidah dan bibir, bila pasien mengalami sianosis central, ini berarti bahwa pasien secara nyata mengalami penurunan tekanan oksigen
7.
Tempat pengambilan darah AGD : - Arteri radialis sudut pengambilan darah 45 derajat - Arteri brachialis sudut pengambilan darah 45 derajat - Arteri femorali sudut pengambilan darah 90 derajat
BE ( kelebihan basa
% Sat O2
sakit kepala letargi mengantuk koma peningkatan frekwensi jantung hipertensi berkeringat penurunan responsivitas tremor/asteriksios papiledema dipsnea (bisa ada atau taktidak)
pH PCO2 PO2
Gagal napas
Alkalosis respiratorik
pusing kebas kesemutan (parastesia) ekstremitas kram otot tetani kejang peningkatan refleks aritmia hiperventilasi
= = = = = =
Diarhae)
Pernapasan Kussmaul Hipotensi Letargi Mual dan muntah Gelisah RR cepat Kulit kering Nyeri perut/kepala
Alkalosis Metabolik
Non-spesifik:
8.
9.
harus sesuai
Tachipnea : pernapasan
cepat, irama teratur dan tidak teratur penyakit paru Bradipnea : Pernapasan menghilang peningkatan TIK, Alkoholik
Apnea :
Pernapasan menghilang henti napas Hyperpnea : Peningkatan kedalaman pernapasan dengan frekuensi normal sampai meningkat dan teratur latihan berat, hypoksia, lemas
Chyene stokes :
Pernapasan periodik disertai dengan periode apnea, perubahan teratur dengan serangkaian siklus napas, siklus pernapasan meningkat perlahan, kemudian frekuensi dan kedalamannya menurun Peningkatan TIK, Narkotik, gagal jantung, normal selama siklus tidur
Biot :
Periode apnea bergantian tidak teratur dengan serangkaian napas dangkal dan kedalamannya sama Meningitis
Kusmaul :
Sistem cardiovasculer
Observasi dan auskultasi masih merupakan komponen penting dalam monitoring system cardiovaskuler. Kesempurnaan dalam melakukan keterampilan monitoring dapat dilakukan dengan mendengarkan terus menerus.
Monitoring HR
Irama ( adanya gangguan irama jantung ) - Reguler ( Normal : 60 100 x/mnt ) - Irreguler ( bila ada kelainan kolaborasi ) - Takhikardia = lebih dari 100 kali permenit, maksimal 180 kali per menit - Bradikardia = kurang dari 60 kali permenit - Aritmia = gangguan irama jantung yang seringkali dikaitkan dengan fase siklus pernapasan. Pada gambaran EKG terdapat interval RR terpendek sampai terpanjang. Kegawatan kardiovasculer lainnya.
hemodinamik tidak stabil membutuhkan penentuan pemantauan tekanan darah yang sering. Monitor tekanan darah : hipotensi atau hypertensi tiap 15 30 menit
Ukuran Manset Tensi Meter dan Lokasi Pemasangan Manset yang tepat
Monitor bunyi jantung Monitor gambaran EKG bila menggunakan monitoring EKG
(kelainan perjam direkam) Gangguan irama jantung dapat diketahui melalui monitoring EKG atau EKG 12 lead Monitor adanya perdarahan : Hb, Ht, PTT, D. Dimer Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit : Na, K, Ca, Balance cairan Pantau produksi urine : per 6 jam/12 jam dan 24 jam Pantau status hemodinamik ( CVP, JVP )
Pantau peristaltik, Pantau adanya masa, nyeri tekan dan organ-organ lainnya Ada tidaknya hematemesis : bila ada lakukan pembilasan ( spoel ) untuk mengurangi / mencegah sepsis Bila ada perdarahan /coklat pekat dispole pagi dan sero dengan dekstrose 5 % / NaCl.
Monitoring lain: Monitoring terhadap pemberian obatan-obatan : Pantau pemberian cairan dan elekrolit Pantau pemberian obatan dalam bentuk drip, misalnya, Dopamin, dobutamin, bicarbonate, heparin, anti arithmia, anti hypertensi, sedative/relaksan, dsb. Harus dicek tetesannya terutama pada obat-obat khusus Monitor suhu tubuh pasien Bila suhu meningkat: segera komunikasikan, apakah perlu antipiretik, kalau kesemasan meningkat, perhatikan balance cairan, bila tachicardi mungkin terjadi dehidrasi, kultur - Monitor pencegahan infeksi nosokomial : Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan Pemeriksaan laboratorium
Tujuan
Setelah mengikuti topik diharapkan mampu : Mengenal adanya kegawatan/ Keadaan Kritis Mengaktifkan sistem penanggulangan kegawatan Melakukan pemantauan pada pasien krisis maupun pasien post resustiasi