Anda di halaman 1dari 12

Angiofibroma nasofaring

ANGIOFIBROMA NASOFARING

PENDAHULUAN
Berbagai jenis tumor jinak dapat tumbuh didaerah nasofaring seperti pailoma, neurofibroma dan angiofibroma. Polip dinasofaring bukanlah neoplasma, berasal dari rongga hidung atau sinus maksila yang keluar melalui ostium sinus maksila dan menggantung di nasofaring yaitu khoana, sehingga disebut juga polip khoana.(1,2) Secara histologis angiofibroma nasofaring merupakan tumor jinak dan dapat menyebabkan trias obstruksi saluran pernafasan hidung, epistaksis dan drainase nasal.(
)

!umor ini jarang dijumpai, merupakan ",""# $ dari tumor leher dan kepala, biasanya ditemukan pada laki%laki remaja (1"% # tahun) beberpa sumber menyatakan puncaknya pada umur 1# tahun meskipun demikian, tidak mustahil dijumpai pada usia yang lebih tua ( " tahun). (1,2,
,&,#,')

ANATOMI DAN FISIOLOGI


(aring dibagi bagian sebagai berikut )

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

1.

1*

bagian proksimal disebut nasofaring (epifaring), dibatasi oleh

palatum molle. 2. 2* bagian istal dibagi secara imaginer menjadi orofaring (mesofaring) dan laringofaring (hipofaring) . pinggir atas epiglotis merupakan laringofaring. +asofaring dibentuk dari sebelah proksimal oleh os sfenoidalis dan sebagian dari prosesus basilaris os oksipitalis. Sebelah anterior oleh koana dan palatum mole, sedangkan bagian posterior oleh ,ertebra ser,ikalis dan bagian inferior bersambung dengan bagian atas orofaring. Pada dinding lateral nasofaring 1,# inci dari bagian belakang konkha nasalis inferior dijumpai muara dari tuba eustachii. Pada daerah nasofaring ini fungsi utamanya adalah sebagai saluran pernafasan, memberi ,entilasi ke tuba eustachii, sekaligus ke ka,un timpani. (oramen cranii yang terletak berdekatan dapat terkena perluasan dari tumor nasofaring, termasuk foramen jugularis yang dilalui saraf kranial glossofaringeus, ,agus dan assesorius spinal. (1) batas antara orofaring dan

DEFINISI
-ngiofibroma nasofaring adalah suatu tumor jinak nasofaring yang secara histologik jinak dan secara klinis bersifat ganas, karena mempunyai kemampuan mendestruksi tulang dan meluas ke jaringan sekitarnya, seperti

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

ke sinus paranasal, pipi, mata dan tengkorak, serta sangat mudah berdarah yang sulit dihentikan.(1,2)

ETIOLOGI
.tiologi tumor ini masih belum jelas, berbagai macam teori banyak diajukan) 1. !eori jaringan asal, yaitu pendapat bah/a tempat perlekatan spesifik angiofibroma nasofaring adalah di dinding posterolateral atap rongga hidung. 2. (aktor keseimbangan hormonal, adanya kekurangan androgen atau kelebihan estrogen juga banyak dikemukakan sebagai penyebab. -ngapan ini berdasarkan atas adanya hubungan erat antara tumor dengan jenis kelamin dan umur. Benyak ditemukan pada anak dan remaja laki%laki. 0tulah sebabnya tumor ini disebut juga angiofibroma nasofaring belia (Juvenile nasopharyngeal angiofibroma ).(1,2)

PATOLOGI
!umor ini ber/arna merah, sering menimbulkan epistaksis dan bila tidak diobati tumor ini dapat meluas kedalam orbita dan rongga tengkorak !umor nasofaring pertama kali tumbuh diba/ah mukosa secara perlahan%lahan dari tahun ke tahun ditepi sebelah posterior dan lateral koana di atap nasofaring. !umor ini akan tumbuh besar dan meluas diba/ah

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

mukosa, sepanjang atap nasofaring, mencapai tepi posterior septum dan meluas ke arah ba/ah membentuk tonjolan massa diatap rongga hidung posterior. Perluasan kearah anterior akan mengisi rongga hidung, mendorong septum kesisi kontralateral, tumor melebar kearah foramen sfenopalatina, masuk ke fissura pterigomaksila dan akan mendesak dinding posterior sinus maksila. Bila meluas terus, akan masuk ke fossa intratemporal yang akan menimbulkan benjolan dipipi, dan rasa penuh di /ajah. -pabila tumor

ltelah mendorong salah satu atau kedua bola mata maka tampak gejala yang khas pada /ajah yang disebut 1muka kodok2. Perluasan ke intrakranial dapat terjadi melalui fossa infretemporal dan pterigomaksila masuk kefossa serbri media. 3ari sinus etmoidmasuk ke fossa serebri atau dari sinus sphenoid ke sinus ka,ernosus dan fossa hipofse.(1,
,&)

DIAGNOSIS
!anda dan gejala sudah terjadi kira%kira ' bulan saat ddidiagnosa, umumnya telah terjadi perluasan di luar nasofaring. (#) 3iagnosis angiofibroma nasofaring biadanya ditegakkan biasanya berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang juga menunjang diagnosis.

Gejala klinis 4ejala klinis yang sering ditemukan adalah sumbatan hidung yang

progressif dan penderita akhirnya bernafas melalui mulut dan epistaksis berulang massif. !imbul rinora konik dan dari hidung keluar ingus yang

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

purulenta dan diikuti gangguan penciuman, rinolalia, dan anosmia. !uli atau otalgia, tinitus akibt okulasi pada tuba eustachius, dapat terjadi otitis media. Sefalgia hebat terjadi bila tumor sedah meluas ke intrakranial, sakit kepala yang timbul akibat dari tumor mengadakan ekspansi ke dasar tengkorak yang mengakibatkan penekanan pada cabang ner,us trigeminus kemudian muncul berbagai macam paralysis dari syaraf yang terkena. (1,2,

,&,#)

Pemeriksaan fisik 3ilakukan dengan bantuan alat, yaitu rinoskopi posterior ditemukan massa tumor yang konsistensinya kenyal, /arna abu%abu sampai merah muda, bagian tumor yang terlihat biasanya diliputi oleh selaput lendir ber/arna keunguan, sedangkan bagian yang keluar nasofaring ber/arna putih atau abu%abu, mukosanya mengalami hiper,askularisasi dan tidak jarang ditemukannya adanya ulserasi.(1,2)

Pemeriksaan penunjan Pemeriksan radiologik kon,ensional (foto kepala potongan anterior, posterior, lateral, posisi /aters) akan terlihat gambaran colman miller yaitu pendorongan prosesus pterigoideus ke belakang, sehingga fisura pterigopalatna akan melebar, akan terlihat juga massa jaringan lunak didaerah nasofaring yang dapat mengerosi dinding orbita, arkus 5igoma dan tulang disekitar nasofaring. Pada 6!%scan dengan 5at kontras akan tampak perluasan massa tumor serta destruksi tulang ke jaringan sekitarnya.

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

Pada pemeriksaan arteriografi, arteri karotis interna akan memperlihatkan ,askularisasi tumor yang biasanya berasal dari cabang a. maksila interna homolateral.

Pemeriksaan histopatologik jaringan tumor pasca bedah ) tumor terdiri dari unsur pembuluh darah dan jaringan ikat, pada pemeriksaan P- tidak dapat dilakukan sebelum pasca pembedahan karena biopsi merupakan kontraindikasi sebab akan mengakibatkan perdarahan massif.

Selain itu harus pula diperhatikan faktor umur, jenis kelamin, keadaan tumor serta eksistensinya.(1,2,#)

7ntuk menentukan perluasan tumor dibuat penderajatan sebagai berikut (1) STADIUM I STADIUM II STADIUM III !umor di nasofaring !umor meluas ke rongga hidung dan * ke sinus sphenoid !umor meluas ke salah satu * lebih dari sinus maksila dan etmoid fosa

pterigomaksila dan infremoral, rongga STADIUM I! mata dan pipi !umor meluas ke rongga intrakranial

DIAGNOSIS BANDING

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

4ranuloma pyogenik Polip khoana Polip angiomatosa 8ista nasofaring 8hondroma 8arsinoma nasofaring.(#)

KOMPLI"ASI
1) ulang. 2) Bila tumor telah mengadakan ekstensi kedaerah -nemia berat akibat epistaksis yang hebat dan berulang%

sekitarnya, maka kemungkinan akan terdapat kelainan%kelainan ) .9opthalmus atau ptosis yang terjadi akibat penekanan pada ka,um orbita 3eformitas tulang pipi dan hidung akibat ekstensi ke sinus dan ka,um nasi Paresis dan paralisis akibat ekstensi ke intra kranial, biasanya gangguanpada syaraf 00, 000, 0: dan :0. 3) -kibat sumbatan pada ostium tuba eustachius dapat terjadi otitis media

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

4)

;eluas ke rongga hidung dapat menyebabkan sumbatan ostium sinus sehingga timbul sinsitis yang mngenai seluruh paranasal lainnya

5)

Bila tumor meluas ke arah orofaring maka tumor akan menekan palatum molle dan dapat menimbulkan disfagia dan lambat laun menyebabkan sumbatan jalan nafas.

PENATALA"SANAAN
1) a. Pera/atan umum Perbaikan keadaan umum, jika didapatkan anemia berat dapat diberikan transfusi darah b. Bila terjadi epistaksis usahakan pemasangan tampon anterior hidung, jika perlu dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon bellogue)

2)

Pera/atan khusus Pengobatan angiofibroma terdiri dari ) a. Pembedahan Pembedahan dianggap sebagai cara pengobatan terbaik dan operasi harus dilakukan dirumah sakit. 8esukaran utama dalam pembedahan adalah perdarahan hebat yang dapat mencapai 2""" < """ cc dalam

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

/aktu yang relatif singkat serta tindakan untuk mengeksisi seluruh jaringan tumor dalam daerah relatif sempit. Berbagai pendekatan operasi dapat dilakukan sesuai dengan lokasi tumor dan perluasannya seperti transpalatal yaitu insisi pada palatum dan ancangan rinotomi lateral yaitu melalui insisi pada bagian samping hidung luar, rinotomilateral, rinotomi sublabial atau kombinasi dengan kraniotomi bila sudah meluas ke intrakranial. !eknik deglo,ing yaitu dengan menarik jaringan tengah muka dan hidung kearah cranial setelah dibuat bebrapa insisi, sehingga didapati jalan masuk yang luas kearah nasofaring. Bila massa tumor masih tersisa pada saat pembedahan, mudah sekali timbul residif. b. =adioterapi =adiioterapi prabedah diberikan untuk tumor yang sudah meluas ke jaringan intrekranial dan sekitarnya yang telah mendestruksi dasar tengkorak dan tidak mungkin dilakukan reseksi. -danya kecendrungan tumor berubah menjadi ganas pasca radioterapi, merupakan

komplikasi yang tidak diharapkan, dapat juga diberikan terapi hormonal meskipun hasilnya tidak sebaik radioterapi. c. Pengobatan hormonal Pengobatan hormonal dengan dietilstilbestrol # mg perhari selama ' minggu dapat mengecilkan tumor dan mengurangi kecendrungan

Veni Andria

Angiofibroma nasofaring

terjadinya perdarahan. >leh sebab itu pemberian hormon seaiknya diikuti dengan pembedahan.(1,2,
,&,#)

PROGNOSIS
Prognosis tumor ini jelek kalau tidak segera didiagnosis secara dini dan dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat dan umumnya prognosisnya ditentukan oleh beberapa faktor ) 8eadaan umum penderita Besarnya tumor dan ekspansinya terutama ke daerah intrakranial Bila dengan cara operatif tumor dapat diangkat seluruhnya tanpa sisa, prognosisnya baik.(
)

KESIMPULAN
-ngiofibroma nasofaring adalah suatu tumor jinak nasofaring yang secara histopatologik jinak namun secara klinis tumor ini bersifat ganas karena mempunyai kemampuan mendestruksi tulang dan meluas ke jaringan sekitarnya. !umor berupa massa yang padat dan keras terdiri dari sebagian jaringan ikat dan mengandung pembuluh darah yang banyak dimana pembuluh darahnya tidak mengandung tunika muskularis yang sering menimbulkan perdarahan yang hebat

Veni Andria

10

Angiofibroma nasofaring

Peyebab dari angiofibroma nasofaring belum diketahui dengan jelas, ada dua teori yaitu teori faktor keseimbangan hormonal (kekurangan hormon androgen atau kelebihan astrogen) dan teori jaringan asal

4ejala yang sering ditemukan adalah sumbatan hidung yang progressif dan epistaksis berulang yang massif

3iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik (rinoskopi posterior) dan pemeriksaan penunjang

!indakan operasi merupakan pilihan utama selain terapi hormonal atau radioterapi dimana operasi harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas yang cukup oleh karena adanya risiko perdarahan yang hebat.

DAFTAR PUSTAKA
1. .ffiaty -S, +urbaiti 0, Buku -jar 0lmu Penyakit !elinga ?idung dan !enggorok, .disi &, (8%70, @akarta, 1AAB C ?al. 1#1 < 1#2 2. ;ansjoer -, dkk, 0lmu Penyakit !elinga ?idung dan !enggorok dalam 8apita Selekta 8edokteran @ilid 1, edisi ke% , (8%70, @akarta,1AAA, hal ) 111 < 112

Veni Andria

11

Angiofibroma nasofaring

. 6ody 3!, 8ern .B, Pearson BD, Penyakit !elinga, ?idung dan !enggorokan, alih bahasa Samsudin S, Penerbit Buku 8edokteran .46,1AB'C ?al . B2 < BB &. Pracy =, Siegler @, Stell P;, Pelajaran =ingkas !elinga ?idung dan !enggorok, Penerbir P! 4ramedia, @akarta, 1ABAC ?al . 2 < 1 #. @u,enile +asopharyngeal -ngiofibroma, from 7=E ) http)**///.emedicine.com*med*topic2F#B.htm%'B

Veni Andria

12

Anda mungkin juga menyukai