Anda di halaman 1dari 5

LELY DWI BHEKTI P.

(1311100012)
1. HISTOGRAM DAN STEM-AND-LEAF Cara membuat histogram : a. Mengurutkan data terkecil dan terbesar b. Membuat banyak kelas dengan rumus: banyak kelas= 1+3.33 log n. n adalah ukuran sampel yang diambil. c. Mencari lebar kelas dengan formula: Lebar kelas= (Nilai terbesar-Nilai Terkecil)/Jumlah kategori d. Menghitung banyaknya frekuensi per kelompok e. Menggambar frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya. Cara membuat diagram steam and leaf: a. List digit 0 9 dalam sebuah kolom yang disebut sebagai dahan (satuan, puluhan, persepuluhan, dll bergantung pada ukuran data) b. Tempatkan digit kedua pada dahan yang sesuai c. Untuk memudahkan penentuan ukuran pemusatan, tempatkan daun secara berurutan Contoh Kasus Diteketahui nilai Ujian Matematika 50 siswa Kelas II A sebagai berikut : 77 55 65 71 78 60 65 71 78 60 66 71 78 60 66 72 78 63 67 73 80 63 67 73 80 63 68 75 81 63 68 75 81 64 70 75 82 65 70 75 83 75 75 76 85 75 76 76 85 87 1. Mengurutkan Data 55 60 60 60 63 63 63 63 64 65 65 65 66 66 67 67 68 68 70 70 71 71 71 72 73 73 75 75 75 75 75 75 75 76 76 76 77 78 78 78 78 80 80 81 81 82 83 85 85 87 2. Menghitung banyak kelas = 1 + 3.33 log (50) = 6.65 (dibulatkan 7) 3. Menghitung lebar kelas = (83 60) / 6 = 3.83 (dibulatkan 4) 4. Menghitung Banyaknya frekuensi per kelompok Interval Frekuensi 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 1 8 9 8 15 6 3
20 15 10 5 0 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89

Histogram

Diagram steam and leaf: 5 5 6 00033334555667788 7 00111233555555566678888 8 001123557

LELY DWI BHEKTI P. (1311100012)


2. CHECK SHEET Check sheet atau lembar periksa adalah suatu alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data. Biasanya berbentuk formulir dimana itemitem yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir tersebut. Lembar periksa dapat digunakan baik untuk data variabel maupun data atribut walaupun umumnya banyak digunakan untuk data atribut (http://thesis.binus.ac.id). Prosedur check sheet yang diuraikan oleh Tague (2005) adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kejadian atau permasalahan apa yang akan diamati, kemudian dikembangkan definisi operasional. 2. Menentukan kapan data akan dikumpulkan dan berapa lama. 3. Merancang formulir sedemikian rupa, sehingga data dapat dicatat dengan hanya memberikan tanda cek (V) atau tanda silang (X) atau simbol serupa agar data tidak perlu diperbanyak ulang untuk analisis. 4. Memberikan etiket setiap daerah kosong pada form. 5. Menguji check sheet secara singkat untuk memastikan ketepatan check sheet dalam mengumpulkan data yang diinginkan, juga memastikan apakah check sheet mudah digunakan atau tidak. 6. Mencatat data pada check sheet setiap kali ditemukan kejadian atau masalah yang ditargetkan. Beberapa contoh check sheet untuk berbagai kepentingan yang berbeda dalam mengelola kualitas dan telah diisi. 1. Check Sheet untuk hasil proses produksi. 2. Check Sheet untuk produk rusak/ cacat (Defective Item). Check Sheet ini digunakan untuk mencatat data tentang jumlah defect (cacat). 3. Check Sheet untuk lokasi kerusakan (Defective Location). Check Sheet ini digunakan untuk mencatat lokasi dimana kerusakan terjadi, pencatatan lokasi kerusakan ini biasanya dilakukan dengan membuat gambar dari produk yang dibuat dan tanda-tanda tertentu diberikan pada lokasi kerusakan. 4. Check Sheet untuk Penyebab kerusakan (Defective Cause). Check Sheet ini digunakan untuk meneliti faktor-faktor penyebab kerusakan.

LELY DWI BHEKTI P. (1311100012)


3. PARETO DIAGRAM Diagram Pareto adalah serangkaian seri diagram batang yang menggambarkan frekuensi atau pengaruh dari proses/keadaan/masalah. Diagram diatur mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah dari kiri ke kanan. Diagram batang bagian kiri relatif lebih penting daripada sebelah kanannya. Nama diagram Pareto diambil dari prinsip Pareto, yang mengatakan bahwa 80% gangguan berasal dari 20% masalah yang ada. Langkah-langkah pembuatan diagram pareto dapat dijelaskan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2006): 1. Kelompokkan masalah yang ada dan nyatakan hal tersebut dalam angka yang bisa terukur secara kuantitatif. 2. Atur masing-masing penyebab atau masalah yang ada sesuai dengan pengelompokkan yang dibuat. Pengaturan dilaksanakan berurutan sesuai dengan besarnya nilai kuantitatif masing-masing. Selanjutnya gambarkan keadaan ini dalam bentuk grafik kolom. Penyebab nilai kuantitatif terkecil digambarkan paling kanan. 3. Buatlah grafik garis secara komulatif (berdasarkan prosentase penyimpangan) di atas grafik kolom ini. Grafik garis ini dimulai dari penyebab penyimpangan terbesar terus terkecil. Contoh:Sekretaris Eksekutif bernama Cynthia. Hampir tiap bulan, dia merasa gajinya tidak pernah cukup memenuhi kebutuhan dirinya, padahal tiap bulan dia mendapat gaji Take Home Pay sebesar 10 juta. Atas anjuran HR Manager, Cynthia dimintakan membuat data pengeluaran rata-rata tiap bulan. Akhirnya keluarnya tabel data seperti berikut : Kegiatan Belanja Makan Sewa Kos Transport Telepon Lain-lain Biaya 6.000.000 2.000.000 1.000.000 600.000 300.000 100.000 Dari Diagram diatas, terlihat bahwa Cynthia sudah mengeluarkan 80% penghasilannya hanya untuk belanja dan makan-makan !. Karena itu, dari sini terlihat bahwa mulai bulan depan, Cynthia harus bisa mengendalikan aktifitasnya terutama untuk aktifitas belanja. 4. CAUSE-AND-EFFECT DIAGRAM Fishbone diagram (diagram tulang ikan karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama

LELY DWI BHEKTI P. (1311100012)


ketika sebuahteam cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247). Langkah-langkah pembuatan fishbone diagram: 1. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk diselesaikan. Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak. Tuliskan sebab-sebab yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Berikut diberikan contoh yang bias dijadikan panduan untuk merumuskan faktor-faktor utama dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and Effect. a. The 4 Ms (digunakan untuk perusahaan manufaktur), yaitu Machine (equipment), Method (process/inspection), Material (raw,consumables etc.), dan Man power b. The 8 Ps (digunakan pada industri jasa) yaitu People, Process, Policies, Procedures, Price, Promotion, Place/Plant, Product c. The 4 Ss (digunakan pada industri jasa) : Surroundings, Suppliers, Systems, Skills d. 4 P (pendekatan manajemen pemasaran): Price, Product, Place, Promotion Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebabpenyebab utama (tulang-tulang besar), dan dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), dan dinyatakan sebagai tulangtulang berukuran kecil. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktorfaktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas.

2.

3.

4.

5.

5.

DEFECT CONCENTRATION DIAGRAM Ada sejumlah langkah yang perlu diikuti ketika membangun diagram konsentrasi cacat: 1. Tentukan kesalahan atau apa pun sedang diselidiki.

LELY DWI BHEKTI P. (1311100012)


2. Membuat peta, gambar, atau foto. 3. Tandai pada diagram setiap kali kesalahan (atau apa pun) terjadi dan di mana itu terjadi. 4.Setelah jangka waktu yang cukup, dianalisa untuk mengidentifikasi di mana kesalahan terjadi.

6.

SCATTER DIAGRAM

Cara untuk membuat scatter diagram adalah sebagai berikut : 1. Kumpulkan pasangan data (x,y) yang akan dipelajari hubungannya serta susunlah data itu dalam tabel. Diperlukan untuk mempunyai paling sedikit 30 pasangan data. 2. Tentukan nilai-nilai maksimum dan minimum untuk kedua variabel x dan y. Buatlah skala pada sumbu horizontal dan vertikal dengan ukuran yang sesuai agar diagram akan menjadi lebih mudah untuk dibaca. Apabila kedua variabel yang akan dipelajari itu adalah karakteristik kualitas dan faktor yang mempengaruhinya, gunakan sumbu horizontal, x, untuk faktor yang mempengaruhi karakteristik kualitas dan sumbu vertikal, y, untuk karakteristik kualitas. 3. Tebarkan (plot) data pada selembar kertas. Apabila dijumpai data bernilai sama dari pengamatan yang berbeda, gambarkan titik-titik itu seperti lingkaran konsentris (.), atau plot titik kedua yang bernilai sama itu disekitar titik pertama. 4. Berikan informasi secukupnya agar orang lain dapat memahami diagram tebar itu.

Anda mungkin juga menyukai