Anda di halaman 1dari 26

STATUS PSIKIATRI

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Usia Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Status pasien Ruang : Tn. LJC : Laki-laki : 44 tahun : Budha : Cina : SMEA : Tidak bekerja : Menikah : Pasien lama : Elang

Masuk pertama ke RSK : Sekitar tahun 2002 Masuk RSK : 16 Juli 2012

II.

RIWAYAT PSIKIATRIK Data diperoleh dari autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2012. Alloanamnesis pada keluarga (Kakak kandung pertama, kakak kandung ketiga, dan tetangga pasien) dilakukan pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2012.

A. Keluhan utama Menurut pasien, ia dibawa ke Rumah Sakit Khusus (RSK) Alianyang dikarenakan jari telunjuk kanan pasien yang pecah, bengkak dan keluar nanah agar ditangani dokter atau perawat sebab pasien pernah berobat ke RSK sebelumnya. Menurut keluarga yaitu kakak kandung pertama dan ketiga pasien, dia tidak mengetahui alasan adiknya dibawa ke RSK karena yang membawa pasien adalah istri pasien yang mana istri pasien setelah mengantarkan pasien ke RSK meninggalkan pasien dan tidak dapat

dihubungi. Keluarga mengetahui pasien berada di RSK melalui petugas RSK yang menghubungi keluarga pasien. Menurut tetangga pasien, pasien dibawa ke RSK karena suka teriakteriak dan berbicara sendiri.

B. Riwayat gangguan sekarang Autoanamnesis tanggal 7 dan 8 Agustus 2012 Pasien mengatakan bahwa ia dibawa ke RSK oleh adik istrinya dan dua orang polisi. Ia mengatakan ke RSK dikarenakan jari tangan kanan pasien yang pecah, bengkak dan keluar nanah agar diobati oleh dokter dan perawat. Selain itu, pasien dibawa ke RSK juga dikarenakan pasien juga sudah pernah berobat ke RSK dengan kartu 1439 yang biasa ia gunakan yang diberikan mamak eka yang biasa memberi nomor di ruangan pendaftaran kemudian diikuti kata-kata yang sulit diikuti maknanya yaitu nomor chai 1439 bah manggil-manggil mamak. Pasien mengatakan RSK adalah tempat untuk mengobati lukanya, jika RSK tidak dapat mengobati maka dibawa ke Rumah Sakit Santo Antonius. Pada saat ditanyakan sudah berapa kali pasien dibawa ke RSK, pasien menjawab ia tidak memiliki kendaraan. Jika ia membawa motor sendiri, maka istrinya nanti pulang menggunakan apa. Maka lebih baik memanggil polisi dan memberi polisi uang bensin untuk mengantar ke RSK. Setelah ditanyakan kembali,

pasien tidak ingat sudah berapa kali di RSK. Kemudian pasien ditanyakan bagaimana pertama kali dibawa ke RSK, pasien mengatakan bahwa ia dibawa ke RSK oleh kakak pertamanya, ia tidak merasa sakit hanya tensinya yang 120 yang menyebabkan ia dimasukkan ke dalam RSK karena normalnya 110. Namun ia tidak dapat mengingat tahun berapa ia dibawa. Pasien mengatakan pernah memiliki toko bangunan, dan

sekarang toko bangunan tersebut sudah tutup karena sertifikat toko bangunan tersebut sudah diambil kembali oleh reinkarnasi bapak dan mamak pasien yang mana reinkarnasi bapak pasien menggunakan kuda warna cokelat dan mamaknya jalan kaki. Pasien sempat bersalaman dengan reinkarnasi bapak dan

mamaknya. Dan reinkarnasi tersebut seperti manusia biasa. Reinkarnasi adalah orang yang sudah meninggal hidup lagi dan semua orang bisa reinkarnasi serta orang yang hidup kembali tersebut adalah orang yang sama. Pasien tinggal di rumah bersama istri dan anaknya. Pasien mengatakan teman istrinya sering datang ke rumah dan menghidupkan lagu keras-keras. Pasien juga mengatakan ada seseorang yang ingin tinggal bersama pasien, namun pasien tidak suka pada orang tersebut karena orang tersebut memiliki badan besar tetapi tidak mau bekerja. Pasien mengatakan seseorang tersebut juga suka ribut seperti orang suku hitam. Kemudian pasien membicarakan orang suku hitam dan setelah itu pasien mengatakan kakaknya jahat. Ketika ditanyakan mengapa kakaknya jahat, pasien mengatakan ia membenci kakak pertama dan kakak ketiga pasien. Alasan ia membenci kakak pertama karena kakak pertama pernah meninju pasien karena pasien memanggilnya amak yang

seharusnya memanggil Ai. Pasien memanggilnya amak karena panggilan tersebut lebih hormat daripada panggilan Ai. Selain itu kakak pertama pasien juga pernah mengambil uang tabungan pasien sebanyak Rp. 12.500.000 yang menyebabkan ia tidak menyukai kakak pertamanya. Sedangkan pada kakak ketiga, pasien hanya mengatakan kakak ketiganya jahat dan tidak mengatakan lebih lanjut alasan mengapa ia membenci kakak ketiganya. Pasien mengatakan ia merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara. Ia memiliki empat saudara perempuan dan tiga saudara

laki-laki. Menurut pasien, kakak pertama dan kakak ketiga pasien rajin mengunjunginya di RSK. Pasien mengatakan ia bersekolah hingga selesai SMEA. pasien lupa tahun berapa selesai sekolah. Pasien bersekolah di SDN 05 selama 1 tahun kemudian pindah ke SDN 60. Setelah itu melanjutkan ke SMP YPK dan dilanjutkan SMEA N 2. Pada saat sekolah hingga selesai sekolah, pasien membantu ayahnya berjualan sayuran dan ayam potong. Setelah itu pasien bekerja di PT. Sumber Niaga selama 5,5 tahun sebagai penanggung jawab pengeringan bahan. Disana ia mendapat gaji yang kecil yaitu 200.000 hingga 250.000. Hal ini yang mendasari pasien mendirikan toko bangunan dan kemudian pasien menikah pada tahun 2000 dan dikaruniai satu orang anak. Setelah beberapa tahun mendirikan toko bangunan, sertifikat diambil oleh reinkarnasi bapak dan mamak sehingga pasien hanya dirumah membantu istrinya menjual juice. Pasien mengatakan ia memiliki banyak ibu, salah satunya ibunya yang di Ambon. Sewaktu kecil ia pernah tinggal di Ambon. Ketika di Ambon, pasien pernah menjadi rumah sehingga tidak berdaya dan pasien menganggap hal tersebut sama dengan meninggal dunia. Ketika pasien menjadi rumah, rumah tersebut menjadi senyap, hidup kembali dan murah rejeki. Pasien tidak ingat berapa lama ia menjadi rumah, setelah itu ia hidup kembali karena dipanggil oleh ibunya yang di Ambon. Pasien mengatakan bahwa pasien menghaling berarti meluco yaitu yang telah hidup. Pasien juga mengatakan bahwa ia yang memiliki

Kalimantan dan yang lain adalah pendatang. Pendatang yang menggunakan kerudung adalah pendatang dari Merauke. Ketika ditanyakan bagaimana bisa ia memiliki Kalimantan, pasien menjawab karena pasien pergi dari Ambon sewaktu kecil jam 7 lewat dan sampai jam 1 lewat siang di Kalimantan dengan cara

terbang dengan kedua kaki. Ia juga mengaku merupakan seorang udarawan, yaitu bisa terbang dengan kedua kaki jika sedang bahagia. Pasien mengatakan ia memiliki kekuatan yaitu jika ia merokok maka air akan meninggi, lautan menjadi luas yang berfungsi untuk pelayaran. Maksudnya pelayaran adalah jika air laut tidak meninggi, maka kapal-kapal tidak akan bisa jalan. Ketika ditanya bagaimana pasien memiliki kekuatan ini, pasien menjawab karena ia menangis diatas Saparingan yaitu tanah yang masih keras dan luas tanah etan pada tahun 1968. Ia sudah lama mengetahui kekuatan ini. Dan hanya orang-orang tertentu yang mengetahui seperti dokter muda yang pernah berbicara dengan pasien. Pasien juga mengatakan setelah berada di Kalimantan, ia pernah berangkat menggunakan kapal kilat ke Ambon selama 5 malam tetapi sampainya di Pulau Maluku di Pelabuhan Tanjung Priuk. Ia pergi ke Ambon untuk menemui ibunya yang di Ambon. Kemudian pada saat jam makan siang, pasien bercerita dia pernah mengambilkan teman-temannya makanan di dapur, kemudian pasien pernah mengambil obat diapotik depan rumah sakit sepulang kerja. Pasien sering mengulang tentang dirinya yang pergi ke Ambon dan sampai di Pulau Maluku dengan menggunakan kapal kilat.

Alloanamnesis Tanggal 7 Agustus 2012 Aloanamnesis dilakukan pada kakak kandung pertama dan ketiga pasien, serta pada tetangga pasien. Menurut keluarga yaitu kakak kandung pertama dan ketiga pasien, dia tidak mengetahui alasan adiknya terakhir kali dibawa ke RSK karena yang membawa pasien adalah istri pasien yang mana istri pasien setelah mengantarkan pasien ke RSK meninggalkan

pasien dan tidak dapat dihubungi. Keluarga mengetahui pasien berada di RSK melalui petugas RSK yang menghubungi keluarga pasien. Menurut tetangga pasien, pasien dibawa ke RSK karena suka teriak-teriak dan berbicara sendiri. Pada awalnya keluarga mengatakan bahwa pasien sering melamun dan banyak merokok. Keluarga pasien tidak terlalu menghiraukan hal tersebut. Namun lama kelamaan keluarga menyadari, dan memberi nasihat kepada pasien, tetapi pasien sering tidak terima jika dinasihati. Kemudian pasien masuk ke RSK kurang lebih pada tahun 2002. Kakak pasien mengatakan bahwa pertama kali masuk RSK dikarenakan pasien suka mengamuk dan marah-marah. Tetapi kakak pasien tidak tahu secara jelas keadaan pasien dikarenakan kakak pasien tidak tinggal serumah dengan pasien. Kakak pasien hanya mendengar cerita dari istri pasien dan tetangga pasien yang memberitahukan keadaan pasien. Kemudian kakak pertama pasien berinisiatif membawa pasien ke RSK. Kakak kandung pertama pasien sering mengunjungi pasien. Saat mengunjungi pasien, ia membawakan makanan, rokok, dan uang untuk pasien. Uang yang diberikan kakaknya tersebut, dipergunakan pasien untuk jajan. Pasien adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara. Sebelum menikah, pasien tinggal bersama orang tua pasien. Setelah menikah pasien tinggal bersama istrinya di rumah sewaan yang mana uang sewaan rumahnya dibiayai oleh pamannya. Ayah pasien meninggal kurang lebih 7 tahun yang lalu dikarenakan sakit pada sistem pernapasan. Sedangkan ibu pasien meninggal sekitar 1 tahun yang lalu karena darah tinggi. Ibu pasien juga memiliki riwayat gangguan jiwa dan tidak teratur minum obat. Menurut kakak kandung pertama pasien, hubungan pasien dengan saudarasaudaranya baik-baik saja sebelum mengalami gangguan jiwa. Setelah mengalami gangguan jiwa, pasien lebih sering menjadi

curiga terhadap orang lain dan menjadi benci kepada kakak kandung pertama dan abangnya yang ketiga. Abang ketiga pasien ini memiliki riwayat gangguan jiwa, tetapi sekarang sudah membaik karena obat yang diminum teratur. Awalnya kakak kandung pertama pasien sering mengunjungi rumah pasien dan menjenguk pasien jika pasien dirawat di RSK. Tetapi semenjak pasien semakin membenci kakak kandung pertamanya, kakaknya menjadi jarang mengunjungi rumah pasien dan takut untuk mengunjungi pasien ketika pasien dirawat di RSK. Ketika dikonfirmasi tentang pasien yang benci terhadap kakak kandung pertamanya terutama masalah uang tabungan pasien yang pasien katakan diambil oleh kakak kandung pertamanya. Kakak pasien mengatakan dia tidak mengambil uang tersebut tetapi hanya menasehati untuk mengatur uang tersebut sebaik-baiknya dan mengajari istri pasien untuk mengatur uang dengan baik. Menurut tetangga, istri pasien tidak dapat mengelola usaha minuman yang dibuatnya sehingga sering bergonta-ganti usaha, mulai dari berjualan makanan, lauk pauk, tetapi semua itu tidak bertahan lama. Saat ditanyakan mengapa ia membenci kakak ketiga dan abang ketiga pasien, kakak pertama pasien ia tidak mengetahui sebabnya. Pasien memang sering curiga pada orang lain yang mungkin hal ini yang menyebabkan ia membenci kakak ketiga dan abang ketiga pasien. Saat ditanyakan lebih mendalam kondisi pasien, kakak pasien mengatakan pasien pernah mengamuk hingga memukul orang yang mengakibatkan kepala orang tersebut luka dan berdarah. Menurut tetangga pasien, pasien tidak melukai orang disekitarnya dan tidak pernah mengamuk di luar rumah. Ketika dikonfirmasi tentang pendidikan pasien, kakak kandung pertama pasien mangatakan bahwa pasien hanya

bersekolah hingga kelas 1 SMEA. pasien berhenti sekolah dikarenakan ingin membantu ayahnya berjualan. Kemudian pasien bekerja di PT. Sumber Niaga selama 5,5 tahun dan berhenti pada tahun 2000, sebelum menikah karena disuruh paman untuk bekerja dan mengurusi toko bangunan pamannya. Setelah 8 tahun bekerja dan mengurusi toko bangunan pamannya, pamannya menjual tanah toko bangunan tersebut untuk simpanan hari tua paman pasien. Ketika ditanyakan apakah pasien pernah ada masalah selama bekerja, kakak kandung pertama pasien mengatakan bahwa pasien pernah bercerita sewaktu bekerja di Sumber Niaga, pasien memiliki pengawas yang cerewet. Ketika dikonfirmasi apakah pasien pernah tinggal di Ambon dan pergi ke Ambon dan Maluku, pasien tidak pernah tinggal di Ambon dan pergi ke Ambon dan Maluku. Tetapi pasien pernah pergi ke Jakarta selama 2 bulan pada tahun 2008 setelah tidak bekerja di toko bangunan untuk mencari perkerjaan namun di Jakarta pasien tidak mendapat pekerjaan sehingga kembali lagi ke Pontianak. Menurut kakak kandung pertama pasien, hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik-baik saja. Pasien merupakan anak yang penurut, rajin membantu orang tua dan sangat menghormati orang lain. Untuk hubungan pasien istrinya, kakak pasien tidak mengetahui hal ini dikarenakan pasien tidak pernah menceritakan masalah dirinya dengan istrinya. Menurut tetangga, hubungan pasien dengan istri pasien tidak baik. Istri pasien sering memarahi pasien karena kondisi pasien yang suka berbicara. Istri pasien sering membawa teman-temannya dan menyanyi karaoke hingga shubuh disertai minum-minuman beralkohol dan merokok. Istri pasien juga pernah tertangkap selingkuh hingga dibawa ke kantor polisi. Pasien tidak pernah diurusi oleh istrinya sehingga pernah terlihat oleh tetangga pasien sedang memakan pasir dan

kelereng di depan rumah. Anak pasien juga sering berlaku kasar kepada pasien. Tetangga pernah melihat anak pasien menendang, memukul, dan menarik baju pasien. Namun hal tersebut tidak dilarang oleh istri pasien dan anak pasien hanya dibiarkan melakukan hal tersebut. Pada saat cincin yang dikenakan pasien sudah sempit yang menyebabkan jari telunjuk kanan pasien bengkak dan akhirnya bernanah dan membusuk, hal tersebut juga dibiarkan oleh istrinya. Kakak kandung pertama pasien menyatakan pasien adalah anak yang pendiam, pemalu, dan tertutup. Pasien tidak pernah memiliki teman dekat. Pasien pernah memiliki seorang kekasih tetapi tidak direstui oleh orang tua kekasih pasien dan kekasih pasien meninggalkan pasien untuk menikah dengan orang Taiwan padahal pasien telah memberikan kalung kepada wanita tersebut.

C. Riwayat gangguan dahulu 1. Riwayat gangguan psikiatri Dari penuturan kakak kandung pertama dan ketiga pasien, didapatkan informasi bahwa pasien telah masuk RSK beberapa kali. Namun kakak-kakaknya tidak dapat mengingat berapa kali pasien masuk RSK. Pasien masuk RSK pertama kali sekitar tahun 2002. Menurut penuturan kakak pasien, penyebab pasien dibawa ke RSK pertama kali adalah suka marah-marah dan mengamuk. kakak pasien tidak mengetahui pasti, kapan pasien mengalami gangguan jiwa pertama kali. Pada awalnya keluarga

mengatakan bahwa pasien sering melamun dan banyak merokok. Ketika ditanya tentang riwayat masuk dan keluar RSK, kakak kandung pertama dan ketiga pasien tidak ingat sama sekali. Kakak pasien juga mengatakan bahwa setiap kali pasien ke RSK, pasien diantar oleh istrinya sehingga kakak

psaien kurang mengetahui riwayat pasien. Kakak pasien hanya mengetahui setiap kali pasien keluar dari rumah sakit, kakak kandung pasien mengatakan bahwa pasien belum sembuh karena pasien masih suka marah-marah. Kakak pasien tidak mengetahui obat pasien diminum secara teratur atau tidak. Pasien juga tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Pasien sering tidak mandi, tidak mengganti pakaian jika tidak disuruh, dan tidak makan jika tidak disediakan. 2. Kondisi medis umum Menurut kakak kandung pertama, pasien tidak pernah mengalami cedera di kepala, kejang, malaria, dan demam tifoid. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain yang mengharuskannya di rawat inap di rumah sakit. 3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif Pasien merupakan seorang perokok. Kakak pasien tidak mengetahui kapan pasien mulai merokok. Tidak ada riwayat mengonsumsi narkoba atau minum-minuman keras

D. Riwayat kehidupan pribadi 1. Prenatal dan perinatal Menurut kakak kandung pertama pasien, pasien dilahirkan spontan di Rumah Sakit dan ditolong oleh bidan. Pasien dilahirkan cukup bulan namun kakak pasien tidak mengetahui berat badan lahir pasien. Selama hamil, kakak pasien mengatakan ibunya tidak menggunakan alcohol dan tidak merokok. Ibu pasien memiliki riwayat gangguan jiwa dan tidak teratur minum obat. Tetapi tidak mengetahui apakah ada menggunakan obat-obatan atau tidak selama kehamilan. kakak pertama pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami kejang demam. 2. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)

10

Pasien diasuh oleh ibunya sendiri dan dibantu oleh kakak pertama pasien. Kakak pertama pasien mengatakan pasien sudah dapat berjalan dan berceloteh ketika usia satu tahun lebih. Kemudian untuk toilet training ibu pasien mengajarkan pasien untuk buang air besar dan buang air kecil harus di WC. Pasien tidak memiliki mainan khusus yang disukainya. Riwayat masa kanak-kanak awal pasien tidak dapat digali. Jika dapat bertemu dengan ibu pasien, akan ditanyakan riwayat perkembangan pasien, usia saat bisa berjalan, usia saat bisa berbicara, toilet training, orang yang mengasuh pasien, hubungan orangtua dengan anak, kepribadian anak (apakah anak pemalu, hiperaktif, penakut, pemarah), kebiasaan makan, minum ASI atau susu botol, masalah perilaku (apakah suka menghisap ibu jari) 3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien bersekolah di SD negeri di Kota Pontianak. Pasien tidak pernah juara kelas, namun selalu naik kelas. Ia tidak terlalu memiliki banyak teman di sekolah maupun di lingkungan rumah. Pada saat duduk di sekolah dasar, pasien sudah mulai membantu ayahnya berdagang sayuran. Pasien sudah tidak pernah mengompol. Menurut keluarganya, pasien secara fisik tumbuh dengan baik. 4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja Menurut kakak pertama pasien, pasien merupakan anak yang pendiam, pemalu, dan tertutup. Pasien selalu menghormati orang lain dan tidak memiliki masalah dengan orang lain. Pasien hanya memiliki sedikit teman dan tidak memiliki teman dekat. Prestasi selama sekolah di SMP biasa saja, tidak pernah ranking tetapi selalu naik kelas. Pasien rajin membantu ayahnya bekerja berdagang sayuran. Sehingga pada saat kelas SMEA pasien putus sekolah karena ingin membantu ayahnya.

11

E. Riwayat masa dewasa 1. Pendidikan Menurut pasien, ia menyelesaikan sekolahnya di SD Negeri 05 selama 1 tahun kemudian pindah ke SD negeri 60. Pasien melanjutkan ke SMP YPK dan SMEA Negeri 2 Pontianak hingga selesai. Setelah dikonfirmasi, pasien benar bersekolah di sekolah-sekolah tersebut namun hanya sampai kelas 1 SMEA. 2. Pekerjaan Pasien mengatakan ia sudah bekerja sedari kecil membantu ayahnya berjualan sayuran. Kemudian setelah tidak bersekolah, pasien bekerja di PT Sumber Niaga selama 5,5 tahun sebagai penanggung jawab bahan pengeringan. Kemudian karena gajinya yang kecil yaitu Rp. 200.000 hingga Rp. 250.000 perbulan, pasien berhenti bekerja dan mendirikan toko bangunan. Pasien tidak ingat berapa lama bekerja di toko bangunan, yang ia tahu ketika sertifikat toko bangunan diambil oleh reinkarnasi bapak dan mamaknya, pasien berhenti bekerja di toko bangunan. Setelah itu ia membantu istrinya berjualan juice di rumah. Setelah dikonfirmasi kepada kakak pertama pasien, kakaknya mengatakan bahwa pasien berhenti dari PT Sumber Niaga dikarenakan disuruh pamannya bekerja dan mengurus toko bangunan milik pamannya. Pada tahun 2008, tanah toko bangunan tersebut dijual oleh paman pasien untuk bekal hari tua paman pasien. 3. Perkawinan Pasien mengatakan ia sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Pasien mengatakan ia menikah pada tahun 2000. Pasien bertemu dengan istrinya karena dijodohkan oleh keluarganya dan kemudian ia menyukai istrinya sehingga ia menikah. Setelah dikonfirmasi kepada kakak pasien, pasien menikah pada

12

usia 33 namun tidak begitu ingat tahun pernikahannya. Pasien bertemu dengan istrinya karena dijodohkan oleh seorang kenalan. Kemudian pasien menyukai istrinya dan menikah. 4. Agama Pasien beragama budha. Menurut penuturan adiknya sebelum bekerja di PT Sumber Niaga, pasien rajin beribadah. Namun setelah bekerja pasien tidak pernah beribadah lagi. 5. Aktivitas sosial Pasien jarang mengikuti aktivitas sosial baik di sekolah maupun di masyarakat. 6. Riwayat militer Tidak ada keterlibatan dalam militer. 7. Riwayat pelanggaran hukum Menurut adiknya, pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak pernah masuk penjara. 8. Riwayat psikoseksual Pasien sudah menikah dan memiliki seorang anak. Pasien pernah memiliki seorang kekasih namun tidak direstui oleh orang tua kekasih pasien. Kemudian kekasih pasien

meninggalkan pasien dan menikah dengan orang Taiwan padahal pasien sudah memberikan kalung kepada wanita tersebut.

F. Riwayat keluarga Pasien adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara. Sebelum menikah, pasien tinggal bersama orang tua pasien. Setelah menikah pasien tinggal bersama istrinya di rumah sewaan yang mana uang sewaan rumahnya dibiayai oleh pamannya. Ayah pasien meninggal kurang lebih 7 tahun yang lalu dikarenakan sakit pada sistem pernapasan. Sedangkan ibu pasien meninggal sekitar 1 tahun yang lalu karena darah tinggi. Ibu pasien juga memiliki riwayat gangguan jiwa dan

13

tidak teratur minum obat. Terdapat keluarga yang memiliki kelainan yang sama dengan yang dialami pasien, yaitu Ibu dan abang ketiga pasien. Menurut pasien dan kakak pertama pasien, pasien dekat dengan kedua orang tuanya. Dan menurut kakak pertama pasien, saudara terdekat pasien adalah dirinya.

14

Memiliki 7 orang anak

Memiliki 4 orang anak

Memiliki 2 orang anak

Memiliki 4 orang anak

Memiliki 3 orang anak

Memiliki 3 orang anak

Keterangan:
= Laki-laki = Pasien = meninggal dunia = Tinggal serumah

kl

= Perempuan

= Riwayat Gangguan jiwa

15

G. Situasi kehidupan sekarang Sekarang pasien sedang menjalani perawatan di RSK Alianyang Pontianak selama 16 hari. Sebelum masuk pasien tinggal bersama istri, anak laki-laki pasien dan adik istrinya. Rumah pasien merupakan ruko yang terletak di pinggir jalan dengan ukuran kurang lebih 6x6 meter dengan dua lantai. Menurut tetangga, hubungan pasien dengan istri pasien tidak baik. Istri pasien sering memarahi pasien karena kondisi pasien yang suka berbicara. Istri pasien sering membawa teman-temannya dan menyanyi karaoke hingga shubuh disertai minum-minuman beralkohol dan merokok. Istri pasien juga pernah tertangkap selingkuh hingga dibawa ke kantor polisi. Anak pasien juga sering berlaku kasar kepada pasien. Namun hal tersebut tidak dilarang oleh istri pasien dan anak pasien hanya dibiarkan melakukan hal tersebut. Menurut tetangga dan keluarga pasien, rumah yang pasien tinggali sekarang dan barang-barang didalamnya sudah dijual oleh istri pasien. Istri pasien juga meninggalkan pasien pulang ke kampungnya dan pihak keluarga pasien tidak bisa menghubungi istri pasien hingga sekarang.

H. Impian fantasi dan nilai-nilai Pasien tidak menyadari bahwa ia sedang sakit, ia dibawa ke RSK karena tangannya yang bengkak. Pasien berkeinginan jika sudah keluar dari rumah sakit, pasien dapat bekerja yang baik dan membantu isttrinya di rumah.

I. Persepsi keluarga tentang pasien Kakak kandung pasien tidak mengetahui mengapa pasien mengalami gangguan jiwa. Ia hanya berasumsi mungkin karena masalah ditinggal oleh kekasih pasien yang terdahulu karena semenjak peristiwa tersebut pasien lebih sering melamun dan merokok. dengan istrinya serta

16

masalah pekerjaan. Kakak pasien menginginkan pasien sembuh dan dapat mencari kerja atau aktivitas. Namun, ia juga khawatir bila pasien kembali ke rumah akan merepotkan saudara-saudara karena harus mengurusi pasien sehingga keluarga menginginkan pihak RSK dapat menyembuhkan pasien seperti dulu sebelum sakit.

III.

STATUS MENTAL Diperiksa tanggal 2 Juni 2012 a. Deskripsi umum 1. Penampilan : Kurang rapi, kurang bersih, tampak sesuai dengan usianya. Pasien mengenakan kaos dan celana training dari RSK. 2. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Infantil, giggling, dan stereotype. 3. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif , kontak mata (+), sopan b. Pembicaraan Kontak verbal (+), lancar, intonasi normal, volume cukup, artikulasi terkadang tidak jelas, kadang tidak relevan. c. Mood, afek, dan keserasian 1. Mood 2. Afek/emosi 3. Keserasian d. Pikiran/proses pikir 1. Bentuk 2. Arus : Non-realistik : Asosiasi longgar, flight of idea, : Eutimik : Eutimik : Serasi

inkoherensi, tangensial, logorhoe, neologisme. 3. Isi : Waham curiga, waham nihilistik, waham

kebesaran, pikiran alienasi: Illogical thought, preokupasi. e. Persepsi : Tidak ditemukan

f. Sensorium dan kognisi

17

1. Taraf kesadaran Kuantitas : Kompos mentis Kualitas 2. Orientasi Waktu : Baik. Pasien mengetahui pemeriksaan dilakukan : Kesadaran berubah

pada siang hari. Tempat Orang : Baik. Pasien tahu tempat pemeriksaan dilakukan. : Baik. Pasien mengenal dengan baik teman-

temannya dibangsal dan perawat serta pemeriksa. 3. Daya ingat Jangka panjang : Baik. Pasien dapat mengingat dengan baik

alamat rumahnya dan alamat kakak kandung pertamanya. Jangka sedang : Baik. Pasien ingat kapan dan siapa yang

mengantarnya ke RSK Jangka pendek siangnya Segera : Baik. Pasien dapat menyebutkan kembali 6 : Baik. Pasien dapat mengingat menu makan

digit angka yang disebutkan oleh pemeriksa yaitu 578413. 4. Pengetahuan Umum Kurang baik. Pasien mengetahui tanggal hari kemerdekaan Indonesia tetapi tidak mengetahui presiden dan wakil presiden Indonesia. 5. Konsentrasi dan perhatian Konsentrasi baik, pasien dapat melakukan perhitungan 100-7(7)(-7)(-7)(-7) dengan benar. Pasien menjawab hasil

perhitungannya adalah 93, 86, 79, 72, 65. Perhatian baik. Pasien dapat memperhatikan pemeriksa dengan baik selama pemeriksaan dan perhatian tidak mudah teralihkan. 6. Kemampuan membaca dan menulis Baik. Pasien mampu menulis dan membaca tulisannya dan juga mampu membaca tulisan yang ditunjuk oleh pemeriksa.

18

7. Kemampuan visuospasial Baik. Pasien mampu menggambarkan segilima bertautan dengan baik setelah melihat contoh yang diberikan

8. Kemampuan berpikir abstrak Baik. Pasien dapat menjelaskan perbedaan antara kayu belian dengan kayu biasa. Pasien juga dapat menjelaskan perbedaan antara semen putih dan semen biasa. Ketika diinstruksikan untuk berpantun, pasien tidak dapat melakukan. Ketika ditanyakan pribahasa: Tong kosong nyaring bunyinya, jawaban pasien adalah orang suka ngomong, bohongnya banyak. Kemudian pribahasa sambil menyelam minum air, jawaban pasien adalah rejeki selalu bisa terima. 9. Bakat kreatif Tidak ditemukan. 10. Kemampuan menolong diri sendiri Kurang baik. Pasien makan harus disediakan terlebih dahulu, mandi, mengganti baju, dan mencuci tangan atas suruhan orang

19

lain. g. Pengendalian impuls Baik. Pasien dapat mengendalikan diri dengan baik saat dicubit tangannya h. Daya nilai dan tilikan 1. Kesan nilai sosial : Baik. Diberikan sebuah kondisi, dimana pasien adalah seorang pemilik toko bangunan. Lalu, suatu ketika ada seseorang yang meminta bahan bangunan untuk rumahnya yang bocor tetapi tidak memiliki uang untuk membeli. Lalu ditanya pada pasien, apa yang pasien lakukan? Pasien akan memberikan bahan bangunan secukupnya. 2. Daya nilai realita : Terganggu. 3. Tilikan i. Taraf dapat dipercaya Pasien kurang dapat dipercaya, karena terdapat pernyataan pasien yang tidak sesuai dengan pernyataan keluarga. : Negatif

IV.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT a. Pemeriksaan tanda vital Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah : Baik : Kompos mentis : 110/80 mmHg

Frekuensi pernafasan : 20x/menit Frekuensi nadi Gizi : 100x/menit : Kesan : Gizi baik

b. Status generalis Kulit Kepala Rambut Mata : Warna kulit putih, sianosis (-). : Deformitas (-), luka lecet (-) : Warna hitam, pendek, tidak mudah rontok. : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

20

THT

: Deviasi septum nasi (-/-), perdarahan (-/-), mukosa hidung hiperemik (-/-), pembesaran tonsil (-)

Gigi dan mulut

: Higienitas oral tidak baik, terdapat plak hitam pada seluruh gigi

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening leher

Dada Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-). Dalam batas normal Paru : Sonor, vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-/-) . Dalam batas normal Abdomen : Datar, lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) 2x/menit. Dalam batas normal Punggung Alat Kelamin Anus Ekstremitas : Simetris, tidak ada deformitas : Tidak Diperiksa : Tidak Diperiksa : Tremor halus (+/+), akral tidak dingin, edema (--/--) , jari telunjuk terdapat lesi bekas cincin yang sempit. c. Status Neurologi Glasgow Coma Scale (GCS) E4M6V5 = 15 Pupil Bulat, Isokor, diameter 3 mm/3 mm Refleks cahaya Langsung Tidak langsung Tanda Rangsang Meningeal (TRM) Kaku kuduk: (-) Pemeriksaan Motorik : : +/+ : +/+

21

5555 5555 5555 5555

Pemeriksaan Refleks : Refleks Fisiologis Biseps Triceps Brachioradialis Patella Tendo achilles Refleks Patologis Pemeriksaan Sensorik Sensibilitas : Tidak diperiksa : (+/+) : (+/+) : (+/+) : (+/+) : (+/+) : babinski (-)

Pemeriksaan Saraf Otonom Inkontinensia alvi dan urin (-) V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 44 tahun, beragama budha, duda, pendidikan terakhir SMEA, saat ini tidak bekerja. Hasil anamnesis pada kakak kandung pertama dan ketiga serta tetangga. Menurut keluarga yaitu kakak kandung pertama dan ketiga pasien, dia tidak mengetahui alasan adiknya dibawa ke RSK karena yang membawa pasien adalah istri pasien yang mana istri pasien setelah mengantarkan pasien ke RSK meninggalkan pasien dan tidak dapat dihubungi. Keluarga mengetahui pasien berada di RSK melalui petugas RSK yang menghubungi keluarga pasien. Menurut tetangga pasien, pasien dibawa ke RSK karena suka teriakteriak dan berbicara sendiri. Pasien mengatakan ia dibawa ke RSK karena tangannya yang pecah, bengkak, dan bernanah. Pasien benci terhadap kakak pertama dan ketiga pasien. pasien mengatakan sewaktu kecil ia pernah tinggal di Ambon dan selama di Ambon ia pernah menjadi rumah sehingga

22

menjadi tidak berdaya. Pasien juga mengatakan bahwa ia adalah pemilik Kalimantan dan memiliki kekuatan apabila ia merokok maka air laut akan meninggi dan berfungsi untuk pelayaran. Pasien juga mengatakan ia adalah udarawan. Pasien juga mengatakan ia pernah akan pergi ke Ambon dengan kapal kilat tetapi ketika sampai ternyata bukan di Ambon tetapi di Maluku dan sering mengulang ide yang sama. Pada pemeriksaan didapatkan penampilan seorang pria yang sesuai dengan usianya, berpakaian kurang rapi, dan kurang bersih. Pada perilaku dan aktivitas psikomotor didapatkan perilaku pasien infantil, stereotype, giggling Selama pemeriksaan pasien kooperatif dengan pemeriksa, kontak mata (+) dan sopan. Pembicaraannya Kontak verbal (+), lancar, intonasi normal, volume cukup, artikulasi terkadang tidak jelas, relevan. Mood eutimik, afek/emosi eutimik dan serasi. Bentuk pikir non-realistik, arus pikir asosiasi longgar, flight of idea, inkoherensi, tangensial, logorhoe, neologisme. Serta isi pikir terdapat waham curiga, waham nihilistik, waham kebesaran, pikiran alienasi: Illogical thought, preokupasi. Tidak terdapat gangguan persepsi. Tilikan negatif dan daya nilai realita terganggu. Dari pemeriksaan fisik dan neurologis didapatkan konjungtiva anemis, tremor halus pada ekstremitas atas. Serta didapatkan plak hitam pada semua gigi. Pasien sekarang tidak memiliki pekerjaan. Menurut tetangga, hubungannya dengan istri kurang baik dan anaknya yang berlaku kasar kepadanya. Istri pasien berjualan juice untuk kebutuhan sehari-hari. Pasien memiliki Ibu dan abang yang juga memiliki riwayat gangguan jiwa. Pasien jarang berhubungan dengan tetangga sekitarnya dan tidak memiliki teman dekat. Pasien masih tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri, seperti makan, mandi, dan berganti pakaian. Aktivitas tersebut dilakukan dengan suruhan.

23

VI.

USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan darah rutin

VII.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis 1 Aksis 2 : F.20.90 Skizofrenia YTT berkelanjutan : Z03.2 Tidak ada diagnosis. Ciri kepribadian premorbid : pemalu, pendiam, tertutup Aksis 3 : suspek anemia Terdapat tremor halus pada ekstremitas atas Terdapat plak hitam pada seluruh gigi Aksis 4 : Masalah dengan primary support group, Masalah pekerjaan Masalah perkawinan Masalah ekonomi Aksis 5 : 30-21, disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang.

VIII. DAFTAR MASALAH a. Organobiologik : Konjungtiva anemis, tremor halus (+) pada

ekstremitas atas, terdapat plak hitam pada seluruh gigi b. Psikologis : Penampilan sesuai dengan usianya,

berpakaian kurang rapi, dan kurang bersih. Pada pemeriksaan didapatkan seorang pria yang sesuai dengan usianya, berpakaian kurang rapi, dan kurang bersih. Pada perilaku dan aktivitas psikomotor didapatkan perilaku pasien infantil, aktivitas pasien dalam batas normal, stereotype, giggling Selama pemeriksaan pasien kooperatif dengan pemeriksa, kontak mata (+) dan sopan. Pembicaraannya Kontak verbal (+), lancar, intonasi normal,

24

volume cukup, artikulasi terkadang tidak jelas, relevan. Mood eutimik, afek/emosi eutimik dan serasi. Bentuk pikir non-realistik, arus pikir asosiasi longgar, flight of idea, inkoherensi, tangensial, logorhoe, neologisme. Serta isi pikir terdapat waham curiga, waham nihilistik, waham kebesaran, pikiran alienasi: Illogical thought, preokupasi. Tidak terdapat gangguan persepsi. Tilikan negatif dan daya nilai realita terganggu. c. Sosial : Masalah dengan primary support group, masalah

pekerjaan, masalah ekonomi, masalah perkawinan

IX.

PENATALAKSANAAN

a. Hospitalisasi Untuk stabilisasi pengobatan sehingga gejala yang dialami tidak bertambah berat. Selain itu untuk keamanan diri dan lingkungan. b. Farmakologi Antipsikosis Antiparkinson c. Psikoterapi Psikoterapi Suportif 1) Pasien i. Katarsis ii. Penjaminan kembali iii. Bimbingan iv. penyuluhan v. Terapi kerja 2) Terapi Keluarga i. Konseling individu ii. Konseling kelompok d. Konsultasi ke dokter gigi untuk mengatasi masalah gigi dan mulut pada pasien e. Konsultasi ke dokter penyakit dalam untuk suspek anemia. : Risperidon tablet 2 mg, 2x1 pada sore-malam : Triheksifenidil tablet 2 mg 3 x 1

25

X.

PROGNOSIS : Dubia ad bonam : Dubia ad malam : Dubia ad malam

Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Sanationam

26

Anda mungkin juga menyukai