Anda di halaman 1dari 22

BAB I REAKSI KIMIA DAN ASAM BASA

1.1. Reaksi Kimia 1.1.1. Tujuan Percobaan - Mengamati terjadinya reaksi kimia - Mengetahui cara mereaksikan bahan-bahan kimia 1.1.2. Dasar Teori Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. [12] Reaksi kimia merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari satu atau berbagai jenis zat. Dalam perubahan reaksi kimia terjadi interaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur, akibat adanya dan pembentukan ikatan kimia.[13] Jenis reaksi kimia - Pembakaran Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana, misalnya CO2, H2O dan SO2. Reaksi propane dengan oksigen dan trietilena glikol dengan oksigen merupKn reaksi-reaksi pembakaran. C3H8(g) + 5 O2 (g)
(propana) (ion oksigen)

3 CO2 (g)

+ H2O(l)
(air)

(karbondioksida)

- Penggabungan (sintesis) Penggabungan adalah suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana baik unsur maupun senyawa. 2H2 (g) + O2(g) 2H2O(l)
(air) (io hidrogen) (ion oksigen)

- Penguraian Penguraian adalah suatu reaksi di mana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana. 2Ag2O(s) (perak oksida) 4Ag(s) + O2(s) (ion perak) (oksigen)

- Penggantian (perpindahan tunggal) Penggantian adalah suatu reaksi di mana sebuah unsur memindahkan unsur lain dalam suatu senyawa. [7] Cu(s) + 2Ag+(aq) Cu(aq) + 2 Ag(s)
(ion perak) (ion tembaga) (ion tembaga) (ion perak)

- Metatesis (perpindahan ganda) Metatesis adalah reaksi yang tidak menimbulkan perubahan bilangan oksidasi unsur, yang terjadi hanya pertukaran pasangan ion, contohnya: NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
(natrium klorida)(perak nitrat) (perak klorida) (natrium klorida)

- Reaksi redoks Reaksi redoks adalah reaksi yang mengakibatkan ada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi. Unsur yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut teroksidasi dan yang turun disebut tereduksi, contohnya: 2Na
(natrium)

Cl

2NaCl
(natrium klorida)

(klorida)

- Reaksi disproporsionasi Reaksi disprosorsionasi adalah jika satu pereaksi dapat teroksidasi dan juga tereduksi, contohnya: Cl2
(ion klorida)

+ H2O
(ion air)

HClO

HCl[1]
(asam klorida)

(asam hipoklorit)

- Reaksi asam basa Reaksi asam adalah suatu reaksi dimana zat bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif, sedangkan rekasi basa adalah suatu reaksi dimana zat bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif, contohnya: HCl
(asam klorida)

H+
(ion hidrogen)

+ Cl(ion korida)

NaOH[8]
(natrium hidroksida)

Na+
(natrium)

+ OH(hidroksida)

- Reaksi Organik Melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya.[13]contohnya: 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
(glukosa) (ion oksigen) (karbon dioksida) (air)

Ciri-ciri Reaksi Kimia - Terjadi perubahan warna Sebagai contoh dapat diamati bahwa warna ungu pada larutan kalium permanganat (KMnO4) akan berubah jika direaksikan dengan larutan asam oksalat (H2C2O4). Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium permanganat berubah menjadi senyawa mangan sulfat (MnSO4) yang tidak berwarna. Demikian juga dengan tembaga karbonat (CuCO3) yang berwarna hijau akan berubah menjadi tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna kehitaman dan karbon dioksida (CO2) setelah dipanaskan[14] - Terjadi perubahan suhu Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antar atom pereaksi dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi endotermis. Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang disebut dengan sistem, tempat diluar sistem disebut dengan lingkungan. Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan energi panas dari sistem ke lingkungan. Pada reaksi endotermis terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem. - Terjadi pembentukan endapan Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kad a ng kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan

- Terjadi pembentukan gas Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas, seperti asam sulfida (H2S) dan amoniak (NH3) yang berbau busuk.[13] Kesetimbangan reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh faktor luar di sekelilingnya: 1. Perubahan tekanan Penambahan tekanan hanya akan berarti pada gas bila disertai dengan perubahan volume. 2. Perubahan temperatur Setiap reaksi kimia dapat menghasilkan panas (eksoterm) atau membutuhkan panas (endoterm). 3. Perubahan konsentrasi Contoh reaksi: A+B K= Jika hasil reaksi C dan D dikurangi sedikit demi sedikit saja, maka akan mengakibatkan mekanisme reaksi ke kanan dans egera terbentuk C dan D baru sehingga jumlah A dan B semakin kecil. [3] Sistem konsentrasi didasarkan pada volume dimana volume dari larutan adalah kuantitas yang diukur. Metode yang digunakan oleh analisis kimia untuk menyatakan kosentrasi dari suatu larutan, yaitu jumlah relatif dari larutan dan pelarut. Sistem molaritas dan normalitas paling sering dipergunakan. Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut per liter larutan. Hal ini didefinisikan sebagai berikut: Molaritas = jumlah mol per liter larutan Atau C+D

Dimana M adalah molaritas, n adalh jumlah mol dalam larutan, dan V adalah Volume dari larutan dalam liter. Karena

dimana g adalah gram dari zat terlarut dan BM adalah berat molekul larutan, menghasilkan

Persamaan ini dapat dipecahkan untuk gram dari zat terlarut, yang menghasilkan g = M V BM[5] Asam sulfat sangat korosif dan reaksi hidrasi dengan air sangat eksotermis.[16] tambahkan asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan keras. Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari CO(NH2)2, Urea larut sempurna didalam air, sifat urea adalah sangat higroskopis dan mulai menarik air dari udara. Bahan baku utama dalam proses produksi urea adalah gas alam, air dan udara. Ketiga bahan baku utama tersebut diolah untuk menghasilkan nitrogen (N2), hidrogen (H2) dan karbon dioksida (CO2).[19] Amonia juga digunakan untuk memproduksi urea (NH2CONH2),[20] Amonia dibentuk atas dasar reaksi gas nitrogen dan hidrogen. [19] Jika pupuk urea (NH3) dimasukkan ke dalam air, maka suhu air akan menurun (lebih dingin). Hal ini diakibatkan karena reaksi pupuk urea dengan air termasuk reaksi kimia yang menyerap panas (reaksi endoterm).[21] Perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tidak berwarna. Senyawa-senyawa perak (II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam proses-proses oksidasi-reduksi yang dikatalisiskan oleh perak. Perak nitrat mudah larut dalam air, klorida yang larut mnghasilkan endapan putih perak klorida.[11] Kalium permanganat adalah senyawa kimia organik dengan rumus KMnO4. Kalium permanganat adalah garam yang terdiri dari K+ dan MnO4- ion.

Sebelumnya dikenal sebagai permanganat dari kalium atau kristal, itu adalah sebuah agen pengoksidasi kuat. Larut dalam air untuk memberikan solusi ungu intens, penguapan yang memberikan prisma kristal berkilau keunguan-hitam Pada percobaan reaksi oksidasi ini yaitu pertama-tama

dilakukan penambahan H2SO4 pada KMnO4. Pada KMnO4 berwarna ungu (pekat), sedangkan H2SO4 berwarna jernih atau bening. Kemudian penambahan H2SO4

pada KMnO4 tidak menyebabkan terjadi perubahan warna. Warnanya masih tetap sama yaitu ungu (pekat). Tetapi penambahan ini terjadi perubahan suhu menjadi panas. Hal ini disebabkan bahwa KMnO4 mereduksi H2SO4. Penambahan Etanol berfungsi yaitu agar KMnO4 mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat.[18]

1.1.3. Tinjauan Bahan a. Kalium permanganat (KMnO4) Bentuknya padatan dan berbau. Mudah larut dalam methanol,aseton, asam sulfat. Berbahaya dan bias menyebabkan iritasi pada kulit. massa molar kelarutan dalam air : 158,034 g/mol, : 6,38 g/100 ml (20 oC), 25 g/100 ml (65 oC).

b.Natrium hidroksida (NaOH) Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat,serpihan, butiran. Bersifat lembab, cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Massa molar Kelarutan dalam air Kebasaan (pKb) c. Asam sulfat (H2SO4) Penampilannya tidak berwarna, dan tak berbau. Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh reaksi eksotermiknya dengan air Massa molar Densitas Keasaman pKa d.Natrium klorida (NaCl) Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam dapur, mempunyai bentuk Kristal tidak berwarna dan tidak bau, sifatnya higroskopis. Massa molar Titik didih :53,491 g/mol :1413 C, 1686 K, 2575 F 1413 C, 1686 K, 2575 F Keasaman pKa Densitas e. Perak nitrat (AgNO3) Bentuknya putih solit dan tidak bau, sifatnya beracun, berbahaya, korosif dan menyebabkan luka bakar pada setiap jaringan tubuh. Massa molar :169.87 mol 1 169,87 mol -1 :6.77.3 6.7-7.3 :1,5274 g/cm3 : 98,08 g/mol : 1,84 g/cm3 : -3 : 39,9971 g/mol : 111 g/100 ml (20 oC) : -2,43

Titik didih f. Urea (NH2CONH2)

: 444 oC

Sifatnya tidak dapat terbakar tetapi mengalami dekomposisi thermal pada temperatur yang tinggi akan mengeluarkan gas-gas mudah menyala dan beracun. pH nya 5-8. Keasaman pKa g.Etanol (C2H5OH) Etanol adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari Massa molar Densitas Titik didih Keasaman pKa : 46,07 g/mol : 0,789 g/cm3 : 78,4 : 15,9 : 0,18

1.1.4. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - corong kaca - Erlenmeyer - gelas arloji - karet penghisap - kertas saring - labu ukur - neraca analitis - penjepit kayu - pipet tetes - pipet volume - rak tabung reaksi - tabung reaki - waterbath 1.1.5. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - membuat larutan kalium peranganat 1%, 50 mL - membuat larutan natrium hidroksida 1 M, 50 mL - membuat larutan natrium klorida 0,1 M, 50 mL - memebuat larutan perak nirat 0,1 M, 50 mL B. Reaksi manghasilkan panas tinggi - keadaan tabung reaksi yang berisi 3 mL aquadest, masukkanlah 1 mL asam sulfat pekat C. Reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas - memasukkan sedikit pupuk urea ke dalam tabung reaksi - menambahkan 5 mL natrium hidroksida 1 M B. Bahan-bahan yang digunakan - aquadest (H2O) - asam sulfat pekat (H2SO4) - etanol (C2H5OH) - kalium permananat (KMnO4) - natrium hidroksida (NaOH) - natrium klorida (NaCl) - perak nirat (AgNO3) - pupuk urea ((NH2)2 CO)

10

- memanaskan tabung reaksi secara perlahan dan tes timbulya gas - mengamati dan catat hasilnya D. Reaksi menghasilkan endapan - menambahkan 2 mL perak nitrat 0,1 m dengan 2 mL natrium klorida 0,1 M didalam tabung reaksi - mengamati endapan yang terbentuk - memakai kertas saring untuk menyaring endapan E. Reaksi memerlukan panas - memasukkan 2 ml larutan kalium permanganat 1% ke dalam tabung reaksi - menambahkan 1 tetes larutan asam sulfat pekat - menambahkan 3 tetes etanol dan memanaskan sebentar dalam waterbath - mengamati perubahan yang terjadi. 1.1.6. Data Pengamatan No. Perlakuan Pengamatan Menghasilkan panas 1 H2O + H2SO4 dan tidak berwarna Menimbulkan 2 (NH2)2CO+ NaOH gelembung dan Tidak berwarna 3 AgNO3 + NaCl KMnO4 + H2SO4 Larutan 1 4 Larutan1+C2H5OH larutan 2 Larutan 2 berwarna hitam keunguan warna coklat tua dan terdapat endapan Terjadi reaksi Terbentuk endapan berwarna putih warna ungu tua Terjadi reaksi Terjadi reaksi Terjadi Reaksi. Kesimpulan

11

1.1.7. Persamaan Reaksi A.Reaksi menghasilkan panas tinggi H2SO4(l)


(Asam sulfat)

H2O(l)
(Air)

H3O+ (aq)
(Hidronium)

+ HSO4-(aq)
(Sulfat)

B.Reaksi memerlukan panas dan menghasilkan gas (NH2)2CO(l) +


(Urea)

NaOH(l)

NaOCN(l)
(Natrium sianat)

NH3(g)
(Amonia)

+ H2O(l)
(Air)

(Natrium hidroksida)

C.Reaksi menghasikan endapan AgNO3(l)


(Perak nitrat)

NaCl(l)

AgCl(s)
(Perak klorida)

+ NaNO3(l)
(Natrium nitrat)

(Natrium klorida)

D.Reaksi memerlukan panas 20KMnO4(aq)+ 30H2SO4(aq) 10K2SO4(aq)+20MnSO4 (aq) +3H2O(l)+ 80O(g)


(Air) (Ion oksigen) (Kalium permanganat)(Asam sulfat) (Kalium sulfat) (Mangan sulfat)

12KMnO4 (aq)+6H2SO4(aq)+5C2H5OH(l)
(Kalium permanganat)(Asam sulfat)(Etanol)

6K2SO4(l) + 12MnO(s) +
(Kalium sulfat) (Mangan dioksida)

10CO2 (g) + 11H2O(s)


(Karbon dioksida) (Air)

1.1.8. Pembahasan
-

Reaksi asam sulfat (H2SO4) dengan air (H2O) membentuk hidronium (H3O+) dan sulfat (HSO4), reaksi ini menghasilkan panas tinggi (eksoterm) sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa reaksi hidrasi dengan air sangat eksotermis, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, maka akan mendidih dan bereaksi dengan keras.

Reaksi urea ((NH2)2CO) dengan natrium hidroksida (NaOH) membentuk natrium sianida (NaOCN), amonia (NH3) dan air (H2O), reaksi ini menyerap panas dari sekitarnya serta menghasilkan gas sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa amonia juga digunakan untuk

memproduksi urea (NH2CONH2), amonia dibentuk atas dasar reaksi gas nitrogen dan hidrogen dan reaksi pupuk urea dengan air termasuk reaksi kimia yang menyerap panas (reaksi endoterm).
-

Reaksi perak nitrat (AgNO3) dengan natrium klorida (NaCl) membentuk perak klorida (AgCl) dan natrium nitrat (NaNO3), reaksi ini

12

menghasilkan endapan sesuai dengn teori yang menyatakan bahwa klorida yang larut menghasilkan endapan putih perak klorida.
-

Reaksi kalium permanganat (KMnO4) dengan asam sulfat (H2SO4) dan etanol (C2H5OH) membentuk kalium sulfat (K2 SO4), mangan dioksida (MnO), karbon dioksida (CO2), dan air (H2O), reaksi ini memerlukan panas sesuai teori yang menyatakan bahwa penambahan H2SO4 pada

KMnO4 tidak menyebabkan terjadi perubahan warna. Tetapi penambahan ini terjadi perubahan suhu menjadi panas. Hal ini disebabkan bahwa KMnO4 mereduksi H2SO4. Penambahan Etanol berfungsi yaitu agar KMnO4 mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat. Setelah dipanaskan barulah terjadi perubahan warna ungu menjadi coklat tua. 1.1.9. Kesimpulan
-

Terjadinya reaksi kimia dapat diamati melalui salah satu ciri reaksinya, antara lain mengalami perubahan warna, terbentuk endapan, terjadinya perubahan suhu/ panas, baik memerlukan panas (eksoterm) maupun reaksi yang menghasilkan panas (endoterm), serta reaksi yang dapat menimbulkan gas.

Reaksi asam sulfat (H2SO4) dengan air (H2O) membentuk hidronium (H3O+) dan sulfat (HSO4), yang reaksinya menghasilkan panas tinggi. Reaksi urea ((NH2)2CO) dengan natrium hidroksida (NaOH) membentuk natrium sianida (NaOCN), gas amonia (NH3) dan air (H2O), yang reaksinya memerlukan panas dan menghasilkan gas. Reaksi perak nitrat (AgNO3) dengan natrium klorida (NaCl) membentuk endapan perak klorida (AgCl) dan natrium nitrat (NaNO3), yang reaksinya

menghasilkan endapan putih. Reaksi kalium permanganat (KMnO4) dengan asam sulfat (H2SO4) dan etanol (C2H5OH) menghasilkan kalium sulfat (K2SO4), mangan dioksida (MnO), karbon dioksida (CO2), dan air (H2O), yang reaksinya memerlukan panas.

13

1.2. ASAM BASA LARUTAN 1.2.1. Tujuan Percobaan - Menentukan sifat asam dan basa suatu larutan. - Menentukan kekuatan asam-basa suatu larutan. 1.2.2. Dasar Teori Menurut Arhenius (1887) mengatakan bahwa asam ialah zat yang di dalam air menghasilkan ion H+. Sedangkan basa ialah semua zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH-.[8] Derajat disosiasi berbeda-beda antara satu dengan asam lainnya. Asam kuat berdisosiasi hampir sempurna pada pengenceran karena itu ia merupakan elektrolit kuat. Asam-asam kuat misalnya asam klorida dan asam nitrat. Asam lemah berdisosiasi hanya sedikit pada konsentrasi sedang atau bahkan pada kosentrasi rendah. Karena itu asam lemah adalah elektrolit lemah, misalnya Asam asetat. Begitu juga basa, basa kuat merupakan elektrolit kuat, [11] misalnya natrium hidroksida, barium hidroksida.[8] Sedang basa lemah merupakan elektrolit lemah, misalnya ammonium hidroksida. [11] Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka sebagian dari ion H3O+ akan bereaksi dengan sebagian ion OH - basa membentuk air. Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa akan bergabung membentuk senyawa ion yang yang disebut garam. Jadi reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman. Asam + Basa = Garam + Air Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam tergantung pada kekuatan relatif asam basa penyusunnya. Garam dari asam kuat dan basa kuat besifat netral. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa, sedangkan garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam, contohnya natrium klorida bersifat netral, ammonium klorida bersifat asam, dan asam asetat bersifat

14

basa. Ukuran pH untuk asam basa jika pH kurang dari 7 larutan bersifat asam, sama dengan 7 larutan bersifat neral dan lebih dari 7 laruan bersifat basa. [22] pH adalah parameter tingkat keasaman suatu larutan. Semakin besar kosentrasi ion H+ atau H3O+ semakin asam larutan tersebut.[3] pH = -log [H+] (1.2) Konsentrasi ion OH- juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama yaitu pOH. pOH = -log [OH-][23] (1.3) Sifat-sifat asam adalah dalam air menghasilkan ion H+ mempunyai rasa masam, elektrolit, korosif dan bereaksi dengan indikator menyebabkan perubahan warna. Sifat-sifat basa adalah dalam air menghasilkan ion OH-, mempunyai rasa pahit dan licin, elektrolit, korosif dan bereaksi dengan indikator menyebabkan perubahan warna. Sifat-sifat garam adalah elektrolit, tidak mengubah warna kertas lakmus, dan jika dilarutkan melepaskan ion logam dan ion sisa asam. Reaksi penggaraman terjadi bila asam direaksikan dengan basa menghasilkan garam dan air.[22] Larutan buffer adalah suatu larutan yang mempunyai kemampuan untuk mempertahankan tingkat keasamannya.[3] Sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini, pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat.[23] Campuran suatu asam lemah dan garamnya misalnya campuran asam asetat dan natrium asetat. Dalam lautan demikian, natrium asetat, seperti juga setiap garam lainnya, hampir sempurna berdisosiasi. Tetapi, disosiasi asam asetat hampir dapat diabaikan karena adanya ion-ion asetat dalam jumlah yang banyak. CH3COOH
(asam asetat)

CH3COO(ion asetat)

H+

(ion hidrogen)

Larutan ini akan mempunyai pH yang tertentu, dan pH ini akan bertahan baik sekali, bahkan jika ditambahkan asam atau basa dalam jumlah yang banyak sekali. Jika ion hidrogen (yaitu suatu asam kuat) ditambahkan, ion ini akan

15

bergabung dengan ion asetat dalam larutan untuk membentuk asam asetat yang tidak terdisosiasi. CH3COO- +
(ion asetat)

H+

CH3COOH
(asam asetat)

(ion hidrogen)

Kosentrasi ion hidrogen tidak berubah, hanya jumlah ion asetat berkurang, sementara jumlah asam asetat yang tidak terdisosiasi bertambah. Jadi, larutan demikian menunjukkan ketahanan tertentu baik terhadap asam maupun basa, maka inilah yang dinamakan larutan buffer atau penyangga. [11] Indikator adalah suatu zat yang mampu mengubah warna yang berlainan dengan kehadiran analit.[5] Sifat suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam basa, yaitu zat-zat yang warnanya berbeda dalam larutan asam, basa dan garam. Untuk mengidentifikasi sifat dari asam, basa dan garam dengan menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau indikator alami. Secara sederhana kertas lakmus dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah larutan bersifat asam, basa atau netral adalah larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga. Tabel 1.2.1.1. Warna lakmus dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral.[22] Indikator Lakmus Merah Lakmus Biru Fenolftalein (PP) Metil Merah Meil Jingga 1.2.3. Tinjauan Bahan a. Ammonium hidroksida
-

Larutan Asam Merah Merah Tidak berwarna Merah Merah

Laruta Basa Biru Biru Merah Kuning Kuning

Larutan Netral Merah Biru Tidak berwarna Kuning Kuning

rumus molekul massa molar titik didih

: NH4OH : 35,04 g/mol : 37,7 oC (25%)

16

bentuk sifat

: cairan : korosif, sangat volatil

b.

Ammonium klorida
-

rumus molekul massa molar densitas bentuk warna keasaman pKa sifat

: NH4Cl : 53,491 g / mol : 1.5274 g/cm3 : solid : putih : 9.245 : korosif, higroskopis

c.

Asam asetat
-

rumus molekul massa molar titik didih densitas keasaman pKa bentuk warna sifat

: CH3COOH : 60,05 g/mol : 37,7 oC : 1049 g cm-3, cairan : 4,76 pada 25o C : cairan atau kristal : tidak berwarna : korosif

d.

Asam klorida
-

rumus molekul massa molar titik didih densitas keasaman pKa bentuk warna sifat

: HCl : 35,04 g/mol : 110 oC : 1,18 g/cm3 : -8,0 : padat : putih : korosif

e.

Indikator fenolftalein
-

rumus molekul massa molar

: C20H14O4 : 318,32 g mol-1

17

warna range pH sifat

: tidak berwarna : 8,3-10,0 : iritan

f.

Indikator metil orange


-

rumus molekul massa molar bentuk range pH

: C14H14N3NaO3S : 327,33 g/mol : cair : 3,1-4,4

g.

Kalsium hidroksida
-

rumus molekul massa molar densitas keasaman pKa bentuk warna sifat

: Ca(OH)2 : 74,093 g/mol : 2.211 g/cm3 : 12,4 : lembut / cair : putih : korosif

h.

Natrium asetat
-

rumus molekul massa molar densitas titik didih bentuk warna

: CH3COONa : 82,03 g/mol : 1.528 g/cm3 : 881,4 oC : bubuk : putih

18

1.2.4. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: batang pengaduk beakerglass botol aquadest corong kaca gelas arloji karet penghisap kertas lakmus kertas pH labu ukur neraca analitis pH meter pipet tetes pipet volume rak tabung reaksi tabung reaksi B. Bahan-bahan yang digunakan: - aquadest (H2O) - ammonium hidroksida(NH4OH) - ammonium korida (NH4Cl) - asam asetat (CH3COOH) - asam klorida (HCl) - kalsium hidroksida (Ca(OH)2) - natrium asetat (CH3COONa) - indikator fenolftalein(C20H14O4) - metil orange (C14H14N3NaO3S)

1.2.5. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - Membuat larutan amonium hidroksida 0,1 M sebanyak 50 mL - Membuat larutan ammonium klorida 0,1 M sebanyak 50 ml - Membuat larutan asam klorida sebanyak 50 mL - Membuat larutan kalsium hidroksida 0,1 sebanya 50 mL - Membuat larutan natrium asetat 0,1 M sebanyak 50 mL.

19

B. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan larutan indikator - Menyiapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi:
Tabung A Tabung B Tabung C 0,5 mL CH3COOH 0,1 M+0,5 mL CH3COONa 0,1 M Tabung D Tabung E Tabung F Tabung G Tabung H

1 mL HCL 0,1 M

1 mL CH3COOH 0,1 M

1 mL NH4OH 0,1 M

0,5 mL NH4OH 0,1 M+0,5 mL 1 mL NH4CL NH4CL 0,1 M

1 mL 1 mL Ca(OH)2 CH3COONa 0,1 M 0,1 M

- Menguji kekuatan asam dan basa masing-masing larutan dengan menggunakan kertas lakmus biru dan lakmus merah. C. Menguji kekuatan asam dan basa, masing-masing larutan dengan indikator - Menyiapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi:
Tabung A Tabung B Tabung C 0,5 mL CH3COOH 0,1 M+0,5 mL CH3COONa 0,1 M Tabung D Tabung E 0,5 mL NH4OH 0,1 M+0,5 mL NH4CL 0,1 M Tabung F Tabung G Tabung H

1 mL HCL 0,1 M

1 mL CH3COOH 0,1 M

1 mL NH4OH 0,1 M

1 mL NH4CL

1 mL 1 mL Ca(OH)2 CH3COONa 0,1 M 0,1 M

- Menambahkan 3 tetes indikator fenolftalein masing-masing tabung - Mengulangi prosedur dengan mengganti indikator fenolftalein dengan indikator metil orange. D. Menguji kekuatan asam dan basa larutan dengan indikator universal dan pH meter - Menyiapkan 8 tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi:
Tabung A Tabung B Tabung C 0,5 mL CH3COOH 0,1 M+0,5 mL CH3COONa 0,1 M Tabung D Tabung E Tabung F Tabung G Tabung H

1 mL HCL 0,1 M

1 mL CH3COOH 0,1 M

1 mL NH4OH 0,1 M

0,5 mL NH4OH 0,1 M+0,5 mL 1 mL NH4CL NH4CL 0,1 M

1 mL 1 mL Ca(OH)2 CH3COONa 0,1 M 0,1 M

- Mengukur pH masing-masing larutan kertas pH dan pH meter E. Analisa data - Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator, ditentukan kekuatan asam basa larutan yang diuji.

20

1.2.6. Data Pengamatan Tabel 1.2.6.1. Analisis sifat asam basa dan nilai pH larutan Warna kertas lakmus setelah pengujian 1 mL HCL 0,1 M Warna indikator setalah pengujian Merah 1 2 merah Biru merah merah Hasil pengukuran pH indikator universal pp bening bening mo merah merah Hasil pengukuran pH dengan pH meter 1 3

No

1 mL CH3COOH 0,1 merah M 0,5 mL CH3COOH merah 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa 0,1 M 1 mL NH4OH 0,1 M 0,5 mL NH4OH 0,1 M +0,5 mL NH4Cl 0,1 M 1 mL NH4Cl 1 mL CH3COONa 0,1 M 1 mL Ca(OH)2 0,1 M biru biru merah merah biru

3 4 5 6 7 8

merah biru biru merah biru biru

bening ungu ungu bening ungu ungu

kuning kuning kuning kuning kuning kuning

4 10 7 7 7 13

Tabel 1.2.6.2. Perbandingan pH larutan menggunakan indikator universal dan pH meter Indikator Universal Bentuk alat uji Waktu pengujian Ketelitian Ketersediaan Harga cair lama lebih teliti mudah terjangkau lebih mahal pH meter kertas pH cepat kurang kurang terjangkau murah

21

Tabel 1.2.6.3. Analisi Data No 1 2 3 4 5 6 7 8 Larutan 1 mL HCL 0,1 M 1 mL CH3COOH 0,1 M 0,5 mL CH3COOH 0,1 M + 0,5 mL CH3COONa 0,1 M 1 mL NH4OH 0,1 M 0,5 mL NH4OH 0,1 M +0,5 mL NH4Cl 0,1 M 1 mL NH4Cl 1 mL CH3COONa 0,1 M 1 mL Ca(OH)2 0,1 M Kekuatan Asam basa Asam kuat Asam kuat Asam lemah Basa lemah Netral Netral Netral Basa kuat

1.2.7. Pembahasan - Larutan asam akan memberikan perubahan warna merah pada kertas lakmus biru, tetap berwarna merah pada lakmus merah, bening dengan penambahan indikator fenolftalein, dan berubah warna menjadi orange dengan penambahan metil orange. Sedangkan basa akan memberikan perubahan warna biru pada kertas lakmus merah, tetap berwarna biru pada lakmus biru, ungu dengan penambahan indikator fenolftalein, dan berubah warna menjadi kuning dengan penambahan metil orange. - Larutan asam memilki derajat keasaman kurang dari 7, sedangkan basa memilki derajat keasaman lebih dari 7, asam lemah memiliki kekuatan pH antara 4-6 dan asam kuat memiliki kekuatan pH antara 0-3, sedangkan kekuatan basa lemah memiliki kekuatan pH antara 8-10 dan basa kuat antara pH 11-14, untuk mengukur kekuatan asam basa suatu larutan dapat ditentukan dengan menggunakan indikator universal.

22

1.2.8. Kesimpulan - Sifat asam basa suatu larutan dapat ditentukan dengan penambahan kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, indikator fenolftalein, dan indikator metal orange. - Kekuatan asam basa suatu larutan dapat di lakukan dengan menggunakan indikator universal.

Anda mungkin juga menyukai