Anda di halaman 1dari 6

BHP Filariasis adalah penyakit infeksi menahun ( kronis ).

Bisa menyerang laki-laki, perempuan, anak-anak, hingga orang tua, dan menimbulkan cacat menetap berupa pembengkakan kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara, dan alat kelamin. Pembengkakan pada alat kelamin masih berpeluang diatasi dengan tindakan operasi, dan fungsi seksual serta kesuburan pasien bisa normal kembali. Namun. pembengkakan pada bagian tubuh lain tidak bisa disembuhkan, sehingga harus menjalani perawatan sepanjang usia. Banyak orang berpendapat, penderita penyakit kaki gajah ( filariasis ) hanya ada di pelosok, daerah terpencil, atau kawasan kumuh. Ternyata tidak. Saudara kita yang sakit ini ada di tengahtengah kita, tapi kita tidak tahu karena si sakit menyembunyikan sakitnya di dalam celana panjang atau sarung. Ironisnya pendapat tersebut tidak hanya dimiliki masyarakat umum, tapi juga ada aparat pemerintah setingkat bupati, sehingga berdampak pada rendahnya kewaspadaan. Kelainan klinis pada pasien filariasis bila sudah parah ( tangan atau kaki membengkak seperti kaki gajah) tampak menakutkan. Meski sebenarnya dalam kondisi seperti ini jika dites darahnya tidak ada cacing lagi. Filariasis meski tidak mematikan,akan membuat penderitanya cacat seumur hidup dan tentu menurunkan kualitas hidupnya.Pasien bisa sembuh total kalau baru mengalami infeksi, jadi pembengkakannya saat ditekan bisa kembali sendiri, tapi kalau kelainan klinisnya sudah parah, tidak bisa disembuhkan. PHOP KRITERIA FILARIASIS Filariasis mudah menular, kriteria penularan penyakit ini adalah jika ditemukan mikro filarial rate 1% pada sample darah penduduk di sekitar kasus elephantiasis, atau adanya 2 atau lebih kasus elephantiasis di suatu wilayah pada jarak terbang nyamuk yang mempunyai riwayat menetap bersama/berdekatan pada suatu wilayah selama lebih dari satu tahun. Berdasarkan ketentuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate 1% pada satu wilayah maka daerah tersebut dinyatakan endemis dan harus segera diberikan pengeobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut. DIAGNOSIS FILARIASIS 1. Klinis diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan gejala dan tanda klinis akut ataupun kronis 2. Laboratorium Seseorang dinyatakan sebagai penderita falariasis apabila di dalam darahnya positif ditemukan mikrofilaria. Untuk uji laboratorium sebaiknya gunakan darah jari yang diambil pada malam hari (pukul 20.00 02.00) PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN 1. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk 2. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan 3. Meminum obat anti penyakit gajah secara masal PENGOBATAN 1. Pengobatan Masal dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albendazole sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing dapat diberikan Pracetamol.

Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang ditunda selain usia 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita penyakit berat. 2. Pengobatan Selektif Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang tinggal serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria < 1% (non endemis)

3. Pengobatan Individual (penderita kronis) Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, 3x sehari selama 10 hari sebagai pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang bengkak Tindakan Pencegahan dan Pemberantasan Filariasis Menurut Depkes RI (2005), tindakan pencegahan dan pemberantasan filariasis yang dapat dilakukan adalah: 1. Melaporkan ke Puskesmas bila menemukan warga desa dengan pembesaran kaki,tangan, kantong buah zakar, atau payudara. 2. Ikut serta dalam pemeriksaan darah jari yang dilakukan pada malam hari oleh petugas kesehatan. 3. Minum obat anti filariasis yang diberikan oleh petugas kesehatan. 4. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar bebas dari nyamuk penular. 5. Menjaga diri dari gigitan nyamuk misalnya dengan menggunakan kelambu pada saat tidur. Kebijakan Program dan Strategi Pemberantasan Filariasis Menyusul kesepakatan global pada tahun 1997, WHA yang menetapkan filariasis sebagai masalah kesehatan masyarakat dan diperkuat dengan keputusan WHO pada tahun 2000 untuk mengeliminasi fiariasis pada tahun 2020, Indonesia sepakat untuk melakukan program eliminasi filariasis yang dimulai pada tahun 2002. Berdasarkan surat edaran Menteri Kesehatan nomor 612/MENKES/VI/2004 maka kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia melaksanakan pemetaan eliminasi filariasis global, pengobatan massal daerah endemis filariasis, dan tata laksana penderita filariasis di semua daerah. Program pelaksaan kasus filariasis ditetapkan sebagai salah satu wewenang wajib pemerintah daerah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor: 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal

bidang kesehatan di Kabupaten/Kota. Kebijakan yang ditetapkan dalam program pemberantasan filariasis adalah: 1. Eliminasi filariasis merupakan salah satu prioritas nasional dalam program pemberantasan penyakit menular. 2. Melaksanakan eliminasi filariasis di Indonesia dengan menerapkan program eliminasi filariasis limfatik global dari WHO yaitu memutuskan rantai penularan filariasis dan mencegah serta membatasi kecacatan. 3. Satuan lokasi pelaksanaan (implementation unit) eliminasi filariasis adalah Kabupaten/Kota. 4. Mencegah penyebaran filariasis antar kabupaten, propinsi dan negara. Strategi yang dilakukan dalam mendukung kebijakan dalam program pemeberantasan filariasis adalah: 1. Memutuskan rantai penularan filariasis melalui pengobatan massal di daerah endemis filariasis. 2. Mencegah dan membatasasi kecacatan melalui penatalaksanaan kasus klinis filariasis. 3. Pengendalian vektor secara terpadu. 4. Memperkuat kerjasama lintas batas daerah dan negara. 5. Memperkuat survailans dan mengembangkan penelitian. Program Pemberantasan Filariasis 1. Melaksanakan pengobatan massal yang selektif untuk memutuskan mata rantai penularan. 2. Penatalaksaan kasus klinis untuk mencegah perkembangan penyakit dan kecacatan. 3. Menciptakan lingkungan bersih dan sehat serta bebas vektor. 4. Survei darah jari di Kabupaten/Kota endemis filariasis. Pengobatan Massal Pengobatan massal menggunakan kombinasi Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dosis tunggal 6mg/kg berat badan, Albendazol 400 mg (1 tablet) dan Paracetamol (sesuai takaran) yang diberikan sekali setahun selama 5 tahun pada penduduk yang berusia 2 tahun ke atas. Sebaiknya minum obat anti filariasis sesudah makan dan dalam keadaan istirahat/tidak bekerja. Upaya ini dimaksudkan untuk membunuh mikrofilaria dalam darah dan cacing dewasa. Sasaran pengobatan massal adalah seluruh penduduk yang tinggal di daerah endemis, kecuali: 1. Anak-anak berusia < 2tahun 2. Ibu hamil dan menyusui 3. Orang yang sedang sakit 4. Orang tua yang lemah 5. Penderita serangan epilepsi Setiap orang yang ditemukan mikrofilaria dalam darahnya mendapat pengobatan yang memadai agar tidak menderita klinis filariasis dan tidak menjadi sumber penularan terhadap masyarakat sekitarnya (Depkes RI, 2005). Survei Darah Jari Survei darah jari adalah identifikasi mikrofilaria dalam darah tepi pada suatu populasi yang bertujuan untuk menentukan endemisitas daerah tersebut dan intensitas infeksinya. Survei darah jari dilakukan di desa yang mempunyai kasus kronis terbanyak. Populasi survei adalah penduduk berusia >13 tahun. Jumlah sampel yang diambil di setiap desa lokasi survei adalah 500 orang. Apabila jumlah sampel tidak mencukupi maka sampel diambil dari desa yang bersebelahan. Cara pengambilan sampel adalah mengumpulkan penduduk sasaran survei yang tinggal di sekitar kasus

kronis yang ada di desa lokasi survei. Pengambilan darah dilakukan pada pukul 20.00 malam (Depkes RI, 2005). Penemuan dan Penatalaksaan Kasus Kronis Survei kasus kronis merupakan cara menemukan kasus kronis. Apabila pada desa ditemukan kasus kronis terbanyak akan dilaksanakan survei darah jari. Cara menemukan kasus kronis adalah dari laporan masyarakat, kartu status di puskesmas dan rumah sakit, dan penemuan kasus oleh petugas kesehatan. Dari data kasus kronis dapat ditentukan Angka Kesakitan Kronis. Penatalaksanaan kasus klinis dilakukan pada semua kasus yang ditemukan untuk mencegah dan membatasi kecacatan. Penatalaksaan dilakukan dengan pemberian obat dan perawatan (Depkes RI, 2005). Pelaksanaan Kegiatan Promosi Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat melalui pendidikan, pelatihan, sosialisasi, distribusi informasi, dan penyelenggaraan eliminasi filariasis. Kegiatan promosi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyebab, cara penularan dan upaya pencegahan serta pemerantasan filariasis. Kegiatan promosi dapat berupa penyuluhan. Penyuluhan dilakukan pada saat akan melakukan survei darah jari dan pengobatan massal (Depkes RI, 2005). CRP
Filariasis dilaporkan pertama kali di Indonesia oleh Haga dan Van Eecke pada tahun 1889. Dari ketiga jenis cacing filaria penyebab filariasis, Brugia malayi mempunyai penyebaran paling luas di Indonesia. Brugia timori hanya terdapat di Indonesia Timur yaitu di Pulau Timor, Flores, Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur. Sedangkan Wuchereria bancrofti terdapat di Pulau Jawa, Bali, NTB dan Papua. Distribusi spesies cacing filaria di Indonesia tampak pada gambar 1. Dalam perkembangannya, saat ini di Indonesia telah teridentifikasi ada 23 spesies nyamuk dari 5 genus yaitu : Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan Armigeres yang menjadi vektor filariasis. Distribusi vektor filariasis menurut lokasi spesies mikrofilaria ditemukan di berbagai wilayah (gambar 2).

Gambar 1. Distribusi Spesies Cacing Filaria di Indonesia

Gambar 2. Peta Distribusi Vektor Filariasis dan Spesies Mikrofilaria Tahun 2008

Sejak tahun 2000 sampai tahun 2009 di Indonesia kasus kronis filariasis dilaporkan ada 11.914 kasus yang tersebar di 401 Kabupaten/kota (grafik 1). Peningkatan jumlah kasus yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun ini disebabkan bertambahnya jumlah kasus baru ataupun kasus lama yang baru dilaporkan.

Grafik 1. Kasus Klinis Kronis Filariasis di Indonesia tahun 2000-2009

Sesuai dengan pilar kedua dalam program eliminasi penyakit kaki gajah maka kegiatan tatalaksana kasus klinis filariasis harus dilakukan pada semua penderita. Tatalaksana ini bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecacatan penderita dan agar penderita menjadi mandiri dalam merawat dirinya. Setiap penderita dibuatkan status rekam medis yang disimpan di puskesmas dan mendapatkan kunjungan dari petugas kesehatan minimal 7 kali dalam setahun. Pada grafik 2 tampak bahwa pada tahun 2005 kasus klinis kronis yang ditangani adalah sebanyak 21% dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 40%. Diharapkan pada tahuntahun selanjutnya kasus kronis filariasis yang ditatalaksana meningkat lagi sebagaimana yang ditargetkan yaitu menjadi 90%.

Grafik 2. Realisasi Penatalaksanaan Kasus Klinis Kronis Filariasis Tahun 2005 - 2009

Berdasarkan hasil laporan kasus klinis kronis filariasis dari kabupaten/kota yang ditindaklanjuti dengan survei endemisitas filariasis, sampai dengan tahun 2009 terdapat 337 kabupaten/kota endemis dan 135 kabupaten/kota non endemis. Distribusi kabupaten/kota endemis filariasis dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Peta Endemisitas Filariasis di Indonesia Tahun 2009

Situasi prevalensi mikrofilaria di Indonesia berdasarkan hasil survei darah jari (SDJ) berkisar dari 1% hingga 38,57%. Prevalensi mikrofilaria di Maluku, Papua, Irian Jaya Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku Utara umumnya lebih tinggi dari pulau lainnya di Indonesia seperti terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Situasi Prevalensi Mikrofilaria Tahun 2000-2009 Pulau Sumatera Kalimantan Jawa+Bali+NTB Sulawesi Maluku + Papua + Papua Barat + NTT + Malut Kisaran Mf Di Indonesia Kisaran Angka Mikrofilaria (%) 1,00 - 18,50 1,00 - 26,00 1,00 - 9,20 1,10 - 28,21 1,14 - 38, 57 1,00 - 38,57 (19,78)

Anda mungkin juga menyukai

  • Pie Lo Nefritis
    Pie Lo Nefritis
    Dokumen8 halaman
    Pie Lo Nefritis
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan LPG
    Ringkasan LPG
    Dokumen2 halaman
    Ringkasan LPG
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Letak Nyeri Perut
    Letak Nyeri Perut
    Dokumen4 halaman
    Letak Nyeri Perut
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Letak Nyeri Perut
    Letak Nyeri Perut
    Dokumen4 halaman
    Letak Nyeri Perut
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Potongan A-A Usulan
    Potongan A-A Usulan
    Dokumen1 halaman
    Potongan A-A Usulan
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Denah Pondasi Usulan
    Denah Pondasi Usulan
    Dokumen1 halaman
    Denah Pondasi Usulan
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Potongan A-A Existing
    Potongan A-A Existing
    Dokumen1 halaman
    Potongan A-A Existing
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Common
    Common
    Dokumen3 halaman
    Common
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Peptic Ulcer Disease
    Peptic Ulcer Disease
    Dokumen7 halaman
    Peptic Ulcer Disease
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • S
    S
    Dokumen1 halaman
    S
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Bunyi Napas
    Bunyi Napas
    Dokumen2 halaman
    Bunyi Napas
    Michael Aditya Lesmana
    100% (1)
  • Sirkulasi Paru
    Sirkulasi Paru
    Dokumen5 halaman
    Sirkulasi Paru
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Denah Plafon
    Denah Plafon
    Dokumen1 halaman
    Denah Plafon
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Jobdesk Solid
    Jobdesk Solid
    Dokumen1 halaman
    Jobdesk Solid
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Thyroid Disorder
    Thyroid Disorder
    Dokumen6 halaman
    Thyroid Disorder
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat
  • Ideologi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
    Ideologi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
    Dokumen2 halaman
    Ideologi Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
    michaelqurtis
    100% (1)
  • Manajemen
    Manajemen
    Dokumen3 halaman
    Manajemen
    Michael Aditya Lesmana
    Belum ada peringkat