Adenoid adalah Massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada diding Posterior Naso Faring Dan termasuk cicin Waldayer ,Ukuran Terbesar Ditemukan Pada anak Berumur 3 tahun dan menghilang sama sekali pada Umur 14 Tahun Akibat Terjadi Sumbatan Koana Pasien Bernapas Melalui Mulut Sehingga Terjadi 1. Fasies Adenoid Yaitu Tampak hidung kecil, Gigi incisivus kedepan ( Prominen), arkus Faring Tinggi dan Pasien Tampak seperti orang bodoh 2. Faringitis dan Bronkitis 3. Gangguan Ventilasi dan Dranase sinus Paranasal sehingga dapat Terjadi Sinusitis Kronik
Diagnosis Ditegakkan Berdasarkan gejala klinik Pada Rinos kopi anterior : Dengan Melihat Tertahannya gerak Platum mole Pada Waktu Fonasi Pada Rinoskopi Posterior : Sukar Dilakukan pada anak anak Kadang Dilakukan Pemeriksaan dengan jari untuk meraba daerah naso faring dengan jari . Tetapi cara ni dapat menyebabkan Pasien Muntah Dilakukan Pemeriksaan Radiologi Yaitu Foto Tengkorak lateral
Tosilo Faringitis
Radang akut Orofaring dapat Berupa Faringitis atau Tonsilitis akut , Peyakit ini sering ditemukan dan dapat menyerang semua umur
Etiologi
Streptococus Varidans Sterptococus Pyogenes Adenovirus Echo Virus Virus Influensa Herpes
Patologi
Mula Mula Terjadi Infiltrasi pada lapisan epitel Epitel Mengalami Pengikisan Maka Jaringan Limfoid superficialis mengadakan reaksi Terdaapat bendungan radang dengan Infiltrasi Leukosit PMN- Proses ini secara klinis Tampak Kriptus Tonsil yang berisi Denritus- Denritus Merupakan Kumpulan Bakteri , Leukosit, Dan epitel yang terlepas . Suatu tonsillitis akut dengan Dedritus yang jelas Disebut Tonsilitis Folikularis, Bila bercak bercak dedritus itu berdekatan menjadi satu disebut Tosilitis Lakunaris
Bercak detritus yang melebar itu dapat lebih Lebar sehingga terbentuk membrane semu ( Pseudo Membran )
Diangnosis Banding
angina Plaut Vincent , Tosilitis difteri , Scarlet Fever Angina agranulositosis
Gejala Klinik
Deman Mencapai 40 derajat c Rasa lesu Rasa nyeri pada persedian Tidak ada nafsu makan ( anoreksia ) Rasa Nyeri di Telingah ( Otalgia ) Karena Refred Pain dari N IX
Pemeriksaan :
Tampak Mukosa Faring mengalami Hiperemis Tonsil Meradang Terlihat detritus berbentuk folikel , Lakuna tau Membran Kelenjar Sub mandibula Membengkak dan Nyeri tekan
Terapi
Antibiotik atau sulfonamide Analgetik/antipiretik Obat Kumur atau obat isap yang mengandung Disinfectan
Tonsilitis Membranosa
Penyajit yang termasuk dalam golongan Tosilofaringitis Membranosa ialah A. B. C. D. Tonsilitis Defteri Tonsilitis Septik Angina Plaut Vincent Penyakit Kelainan darah sepperti Leukemia akut , anemia Pernisiosa , Neutropenia maligna serta Infeksi mononukleusis E. Proses specific : TBC dan Lues F. Infeksi Jamur : Monoliasis , aktinomikosis dan blastomikosis G. Infeksi Virus seperti Morbili, Pertusis dan skarlatina
Tosilitis Defteri
Merupakan suatu Penyakit radang tonsil yang disebabkan oleh Coryne bacterium Diphteriae ( Gram Positif ) , Kuman ini umunya terdapat disaluran napas bagian atas yaitu Hidung , faring dan laring
Gejala umum : Suhu sub Febrin Nyeri kepala Anoreksia Badan lemah dan Nadi Lambat
Gejala Lokal Tampak Tonsil meradang disertai bercak Putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu membetuk membran semu Membran ini meluas Ke Platum Mole ,Uvula , Nasofaring ,Laring dan bahkan meluas sampai ke Trakea. Membran semu ini melekat erat dan mudah berdarah Bila Infeksi tak terbendung maka Kelenjar limfe akan membengkak ( Bull Neck )
Gejala akibat Eksotoksin Miocarditis dan dapat Mengakibatkan Decompensasi cordis Dapat Mengenai Saraf Kranial Khususnya bagian motorik Dapat Mengenai ginjal sehingga meyebabkan albuminuria
Terapi
Berikan ADS segera tanpa menunggu hasil Kultur dosis nya 20.000 10.000 unit tergantung umur , berat dan lamanya penyakit Antibiotik : Eritromisin atau gol penisilin Koritikosteroid Simptomatik
Komplikasi
Laringitis Difteri Miokarditis Kelumpuhan otot Platum mole , Otot mata , ( Terutama otot untuk akomodasi ), Otot faring dan laring Albuminuria sebagai komplikasi ke ginjal
Tonsilitis septic
Merupakan Peradangan Tonsil yang disebabkan oleh Bakteri streptococcus Hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi ,
Gejala
Demam tinggi 39 -40 derajat c Nyeri ketika menelan Nyeri kepala hebat dan kadang kadang Mual - muntah Nyeri di seluruh tubuh dan tubuh terasa lemah
Pemeriksaan
Mukosa faring dan tonsil Hiperemis Terdapat bercak putih keabuan Tampak Edema sampai sekitar Uvulae Mulut Berbau ( Foetor ex ore )
Komplikasi
Pembesaran kelenjar Limfe submandibula Otitis Media Laringitis
Pemeriksaan Terapi Perbaiki Higine Mulut Antibiotik Vit C dan Vit B com Tampak Membran Putih keabuan di Tonsil , Uvula , Diniding faring ,gusi, serta Prosesus alveolaris Mukosa Mulut dan Faring Hiperemi Foetor Ex ore Kelenjar Submandibula Membesar
Tonsilitis Kronik
Merupakan lanjutan dari Penyakit Tonsilitis akut dan Kuman penyebabnya sama dengan tonsillitis akut tetapi kadang- kadang kuman berubah menjadi golongan gram negative Faktor predisposisi timbulnya radang kronik ini ialah Rasangan menahun ( Rokok , Makanan, Pengaruh cuaca ) Pengobatan Tonsilitis akut yang Tidak adekuat Higene Mulut yang Buruk
Patologi
Pada Radang Kronik terdapat 2 bentuk Hipertofi Tonsil Atrofi Tonsil
Proses radang Berulang -Maka Epitel Mukosa Terkikis jaringan Limfoid juga terkikis Sehingga Proses Penyembuhan jaringan Limfoid diganti Menjadi jaringan Parut Jaringan parut ini sesuai dengan sifatnya akan mengalami pengerutan Kelompok Jaringan Limfoid Mengerut sehingga Ruang antara kelompok melebarHal ini secara klinik tampak pelebaran kriptus kriptus akan di isi Detritus Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul dan akhirnya Timbul Perlengketan dengan jaringan disekitar Fossa tonsilaris Pada anak anak disertai Pembesaran kelenjar Limfe Submandibula Gejala dan tanda Pasien Mengeluh ada sesuatu yang menghalagi di tenggorokan Tenggorokan dirasakan kering Pernapasan Berbau
Pada Pemiriksaan tonsil : Membesar dan Tidak Rata , Kriptus Melebar dan Terisi Detritus
Komplikasi
Komplikasi Didaerah Sekitarnya Rinitis Kronik Sinusitis Otitis Media
Komplikasi Didaerah organ jauh dari tonsil Endokarditis Atritiss Miositis Nefritis Iridoskilitis Dermatitis Pruritis Urtikaria dan Furonkolosis
Faringitis Kronik
Faktor Predisposisi proses radang Kronik ini Rinitis Kronik Sinusitis Iritasi kronik yang dialami oleh Perokok atau Peminum alcohol Inhalasi uap yang merasang mukosa faring Infeksi yang Menyebabkan Faringitis Kronik Daerah yang Berdebu Orang yang bernapas Melalui Mulut karena hidung Tersebut oleh salah satu factor peyebab penyakit
Faringitis Kronik Terbagi atas 2 bentuk Faringitis Kronik Hiperplastik Faringitis Kronik Atrofi
Terapi : Penyakit Kronik dihidung atau sinus paranasal yang menyebabkan Faringitis Diobati Melakukan Penggosokan Memakai Zat kaustik Misalnya Nitras Argetin dan Albotil Dapat juga dilakukan juga dengan electro kauter Pengobatan simptomatik berupa obat kumur dan antirusif atau expektoransia
Faringtis Spesifik
1. Faringitis Leutika 2. Faringitis TBC
Faringitis Leutika
Radang Mukosa Faring yang disebabkan oleh Troponema palidum dan dapat menimbulkan infeksi didaerah faring . Stadium Primer Kelainan terdapat pada lidah, tonsil dan dinding Posterior faring , Kelainan ini berupa bercak keputihan pada tempat tersebut Bila infeksi terus berlangsung maka Timbul ulkus Ulkus pada Daerah faring bersifat sama dengan Ulkus pada genetalia Ulkus tidak Nyeri Pembesaran kelenjar mandibula yang tidak nyeri tekan
Stadium Sekunder Stadium ini jarang di temukan Terdapat eritema pada dinding Posterior Faring yang menjalar ke laring
Stadium Tersier Terdapatnya Guma Tonnsil dan Platum Mole merupakan tempat predileksi untuk tumbunya gumma Bila didapatkan Guma di dinding Post faring akibatnya dapat mengenai Vet Servicalis dan bila pecah maka dapat menyebabkan kematian Bila guma sembuh maka bekas guma akan terbentuk jaringan parut
Diagosis
Diagnosis dengan pemeriksaan serologik
Terapi
Obat pilihan utama ialah Penisilin
Faringitis Tubercoosa
Merupakan Radang Mukosa Faring yang disebabkan oleh Micobacterium Tb yang besifat basil tahan asam dapat meyerang Platum Mole , Tonsil , Platum durum , dasar lidah dan epiglostis Biasanya Infeksi daerah faring merupakan Proses sekunder dari TBC paru Kecuali kuman tahan asam jenis bovinum
Peryebaran Infeksi
Eksogen Endogen
Gejala
Anoreksia Nyeri tenggorokan yang hebat dibanding Peradangan yang timbul Nyeri Pada waktu Menelan Tidak jarang mengalami Regurgitasi Nyeri Telingah dan adenopati servical
Diagnosis
BTA Foto Thoras Biopsi jaringan untuk menyingkirkan keganasan
Terapi :
Terapi Sesuai dengan TBC paru
Patologi Gejala Odinofagia ( Nyeri Menelan ) yang lebih hebat biasanya pada satu sisi saja Nyer Teligah ( Otalgia ) Muntah ( Regurgitasi ) Mulut berbau ( Foetor ex Ore Hipersalifasi Rinolalia (Suara sangau) Trismus Pembekakan kelenjar sub mandibula dan nyeri tekan Daerah superior dan lateral Fossa Tonsilaris Merupakan jaringan Ikat longgar Maka infiltarsi supurasi ke Ruang Pontensial Peritonsil tersering menempati daerah ini. Sehingga Platum Mole Membekak Pada stadium Infiltrasi selain pembekakan Juga terjadi Tampak mukosa Hiperemi Bila Proses Berjalan terus maka daerah tersebut lebih lunak dan berwarna kekuning kuningan Tonsil terdorong ketengah , depan, bawah Uvulae Bengkak dan terdorong ke sisi Kontra lateral Peradangan berlangsung terus akan meyebabkan iritasi M. Peterigoid Interna sehingga timbul Trismus Abses dapat Pecah Mungkin dapat Menyebabkan aspirasi ke paru
Pemeriksaan Terapi Pada Stadium Infiltrasi diberikan antibiotic dosis tinggi Obat Simptomatik ( Analgetik /antiperetik ) Kumur kumur dengan cairan hangat Kompres Dingin pada Leher Bila Ditemukan Abses maka Dilakukan Pungsi pada daerah anbses , Kemudian insisi untuk megeluarkan nana Kadang Kadang sukar memeriksa Faring karena Trismus Palatum mole tampak membengkak dan menonjol kedepan Tonsil bengkak Hiperemis terdorong ketengah , depan, bawah Uvulae Bengkak dan terdorong ke sisi Kontra lateral
Tempat Insisi yaitu Paling menonjol dan lunak atau pada garis pertengahan yaitu garis yang mehubungkan dasar uvulae dengan graham atas terakhir pada sisi yang sakit Bila Terjadi trismus ..Untuk mengatasi nyeri disutikan analgesia local yaitu xilocain atau novicain 1 % di gaglion sfenopalatinum Pasien dianjurkan Operasi tonsilektomi OPerasi Tonsilektomi bersama sama dengan dranase abses disebut Tonsilektomi a chaud Operasi tonsil dilakukan setelah dranase abses 3- 4 hari disebut Tonsilektomi a tiede Operasi tonsil dilakukan setelah dranase abses 4 6 Minggu disebut Tonsilektomi a Froid Pada Umumnya Tonsilektomi dilakukan sesudah infeksi nya tenang yaitu 2 3minggu setelah dranase abses
Komplikasi
Abses Pecah Menyebabkan aspirasi paru Penjalaran ke Para faring sehingga terjadi Abses Parafaring , Pada Penjalaran selanjutnya Masuk kedalam mediastnum sehingga terjadi Mediastinitis Penjalaran di daerah intra cranial dapat meyebabkan Trombus sinus cavenosus , Menigitis, dan abses otak
Pemeriksaan Pada diding belakang Faring tampak Benjolan yang teraba lunak
Diagnosis Diagnosis ditegakakan dengan riwayat ISPA atau Riwayat Trauma Foto Rongent Jaringan lunak leher lateral
DD Terapi Antibiotik Dosis tinggi untuk kuman aerob dan anerob diberikan secara Parenteral Insisi Abses dengan menggunakan laringoskopi langsung dalam posisi Trendelnburg, Pus segera diisap agar tidak terjadi aspirasi Pasien drawat inap sampai tanda infesi reda Adenoiditis Tumor Aneurisma aurta
Komplikasi Penjalaran ke ruang parafari, ruang Vaskuler vicera Mediastinitis Obstruksi jalan napas menyebabkan asfiksia Bila Pecah spontan maka akan menyebabkan Pnemonia aspirasi
Abses Parafaring
Etiologi Ruang oarafaring mengalami infeksi melalui Langsung : akibat Tusukan jarum pada saat melakukan tonsilektomi dengan analgesia, Jarum suntik yang telah terkontaminasi kuman menembus lapisan otot ( m . Konstiktor Faring sup) yang memisahkan ruang parafaring dari fossa tonsilaris Proses Supurasi kelejar limfe Leher bagian dalam, gigi , tonsil , faring , Hidung, sinus paranasal , Mastoid dan Vet Servicalis dapat merupakan sumber infeksi untuk terjadi abses parafaring Penjalaran infeksi dari Ruang peritosil, Retrofaring atau submandibula
Gejala klinik Demam Tinggi Trismus atau Indurasi Pembengkakan di sekitar angulus mandibulae Pembengkakan Dinding Lateral faring sehingga menonjol kea rah Medial
Terapi
Penjalaran Ke atas dapat mengakibatkan peradangan Intrakranial Kebawah Menyelusuri selubung karotis dapat menyebabkan Mediatinitis Abses Juga dapat merusak dinding Pembuluh darah Terutama Pembuluh darah karotis Jika mengenai Pembuluh darah karotis maka akan terjadi Ruptur mengakibatkan Perdarahan Bila terjadi preflibitis dan endo fliibitis Dapat Timbul Trobombo Flibitis dan Septikemia
Antibiotik Dosis tinggi untuk kuman aerob dan anerob diberikan secara Parenteral Evakuasi abses dengan cara explorasi dalam anestesi umum Caranya insisi dari luar dan intra oral Insisi Dari Luar dilakukan 2 jari dibawah dan sejajar Mandibula , secara tumpul dieksplorasi dilanjutkan dari batas anterior M, Stenocledomastoideus kea rah atas belakang menyusuri bagian medial Mandibula dan M, Ptrogoedeus Intena mencapai ruang parangfaring. Bila ada nana di selubung karotis maka insisi dilakukan secara Vertikal dari Pertengahan Insisi Horisontal ke bawah didepan M, Stenocledomastoideus Cara Mosher Insisi Intraoral dilakukan Pada dinding lateral Faring dengan Memakai Klem arteri , eksplorasi Dilakukan denga menembus M Konstritor faring sup Kedalam Ruang parafaring anterior
Angina Ludovici
Etiologi Gejala Terapi Antibiotik Dosis tinggi untuk kuman aerob dan anerob diberikan secara Parenteral Eksplorasi dengan tujuan Mengurangi Dekompresi dan evakuasi pus atau jaringan nekrotikan Insisi Dilakukan secara Horizontal setinggi os Hioid ( 3 4 Jari dibawah mandibula ) Perlu Pengobatan terhadap penyebab infeksi gigi , untuk mencegah kekambuhan Terdapat nyeri tenggorokan dan leher Dasar Mulut membengkak dan mendorong lidah keatas belakang sehingga Menimbulkan sesak napas Pembengkakan pada daerah sub mandibula yang tampak hyperemis dan keras pada perabaan Infeksi gigi Peradangan supuratif Kelenjar Limfe servical didalam ruang sub mandibula Angina Ludovici ialah selulitis ruang suprahioid, Ruang ini terdiri dari Ruang sub lingual, Sub Mentalis dan sub maxilla yang disebut juga ruang sub mandibula Ruang sub Ligual di pisahkan dari ruang submentalis dan sub masilla oleh otot Milohioid Infeksi yang terbatas hanya pada satu atau lebih ruang submandibula atau bila terbentuk abses disebut Pseudo agina lidovici
Komplikasi Sumbatan jalan napas akibat Lidah terdorong keatas belakang Mediatinitis Sepsis
Kelainan Laring
Kelainan Konggenital Peradangan Laring Nodul Pita suara Keratosis Laring
Laringomalasi :
Merupakan kelainan paling sering ditemukan Pada stadium awal ditemukan epiglottis lemah sehingga pada waktu inspirasi epiglottis tertarik kebawah dan menutup rima glottis Dengan demikian Jika pasien Bernapas , napas Berbunyi stridor Stridor merupakan gejala awal dan dapat menetap dan Mungkin Pula hilang timbul ini disebabkan lemahn ya kerangka laring Tanda sumbatan jalan napas dengan terlihatnya retraksi pada daerah supra sterna , epigastrium, Intercostal , dan supra clavicular Bila sumbatan makin berat maka dilakukan Intubasi endotrakeal
Stenosi Subglotik
Kelainan ini disebabkan Gejala Stridor retraksi pada daerah supra sterna , epigastrium, Intercostal , dan sup clavicular Penebalan jaringan sub mukosa dengan hyperplasia kelenjar mucus dan fibrosis Kelainan bentuk tulang rawan krikoid dengan lumennya yang lebih kecil Bentuk tulang rawan krikoid Normal dengan ukuran yang lebih kecil Penggeseran cicin trakea yang pertama kearah atas belakang ke dalam lumen krikoid
Laringitis Akut
Radang akit laring pada umumnya merupakan kelanjutan rinofaringitis ( common cold ) . Pada anak laryngitis akut ini dapagt menyebabkan Sumbatan jalan napas sedangkan pada orang dewasa tidak secepar pada anak Etiologi Gejala Demam Malaise Suara parau sampai afoni Nyeri ketika menelan dan berbicara Serta gejala sumbatan laring Sebagai penyebab radang lalah bakteri yang menyebabkan Peradangan Lokal Virus yang menyebabkan Peradangan sistemik
Pemeriksaan Terapi Istirahat berbicara dan bersuara selama 2- 3 hari Menghirup udara lembab Menghidari dari iristasi pada faring dan laring Misalnya Merokok Dan Minum air es Antibiotik apabila peradangan berasal dari paru Bila ada sumbatan laring maka dipasang Pipa Endotrakea atau Trakeostomi Pada Pemeriksaan Tampak Mukosa laring hiperemis dan membengkak terutama diatas dan bawah pita suara . Biasanya terdapat juga tanda radang akut di hidung dan sinus paranasal
Laringitis Kronik
Peradangan kronik pada Laring yang disebabkan oleh Sinusitis kronik, Deviasi septum yang berat Polip hidung Bronkhitis Penggunaan suara secara Berlebihan ( Berteriak teriak atau Bicara Keras ) Vocal abuse
Pemeriksaan Gejala Terapi Mengobati Peradangan Dihidung , Faring serta Bronkus yang mungkin peyebab Laringitis Vocal Rest Suara Parau yang menetap Rasa Tersangkut di leher Pasien sering mendehem tanpa mengluarkan secret karena Mukosa Yg Menebal Tampak Mukosa Hiperemis dan menebal serta Permukaan Tidak rata Kadang kadang pada Pem Patologi terdapat melaplasia skuamosa
Larigitis TBC
Gambaran Klinik Terbagi atas 4 stadium 1. 2. 3. 4. Stadium Infiltrasi Stadium Ulserasi Stadium Perikondritis Stadium Fibro tuberkulosis
Stadium InfiltraSi Mukosa Laring Posterior mengalami Pembengkakan dan Hiperemis Kadang kadang Pita suara terkena juga Pada stadium ini Mukosa Laring berwarna pucat Kemudian Didaerah sub mukosa terbentuk Tuberkel sehingga Mukosa tidak rata tampak bintik bintik berwarna kebiruan Tuberkel Membesar serta beberapa tuberkel yang berdekatan bersatu sehingga mukosa diatas nya meregang Bila Tuberkel Pecah maka timbul Ulkus
Stadium Ulserasi Terjadi Ulkus dangkal, dasarnya ditutupi oleh perkijuan serta dirasakan nyeri oleh Pasien
Stadium Perikondritis Ulkus makin dalam sehingga mengenai kartilago laring Yang Paling sering terkena ialah kartilago aritenoid dan epiglottis Pada stadium ini Terbentuk skuester Pada stadium ini keadaan pasien Memburuk dan dapat meninggal dunia Bila Pasien beratahan maka Proses pun Berlanjut dan masuk pada stadium Terakhir yaitu Stadium Fibrotuberculosis
Stadium Fibrotuberculosis Pada stadium ini terbentuk Fibrotuberkulosis pada dinding Posteior , Pita suara dan sub glotik
Gejala Klinik DD 1. 2. 3. 4. Terapi Obat OAT Vocal Rest Laringitis leutika Karsinoma faring Aktinomikosis Lupus Vulgaris laring Rasa kering , Panas dan tertekan diaderah laring Suara Parau dirasakan Berminggu minggu sedangkan Pada Stadium lanjut dapat menyebabkan afoni Hemoptisis Odinofagia berat Keadaan umum Memburuk pada stadium lanjut Pada Pemeriksaan Paru ( secara klinik dan Radiologik ) Terdapat proses aktif (Biasaya pada stadium Eksudasi , Pembentukan Kaverna
Laringitis Leutika
Gambaran klinik Apabila Guma Pecah maka timbul ulkus Ulkus ni mempunyai sifat yang khas yaitu sangat dalam bertepi dengan dasar yg keras Ulkus ini Tidak menyebabkan nyeri dan menjalar dengan cepat
Gejala Klinik
Suara Parau Batuk Kronik Disfagia timbul bila ada gumma dekat Introitus Osepagus
Komplikasi Terapi Pinisilin dosis tinggi Pengangkatan skuester Bila Terdapat sumbatan laring karena stenosis dilakukan Trakeostomi Stenosi laring karena terbentuk jaringan parut
Pemeriksaan Terapi Bedah Mikro laring Terdapat Nodul pada pita suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil lagi Nodul berwarna keputihan Nodul tersebut sering berada pada sepertiga anterior atau bagian tengah Pita suara , Nodul tersebut Bisa Unilateral atau Bilateral pada pita suara Bila Bilateral maka nodulnya semetrik
Keratosis Laring
Pada Keratosis laring sebagian mukosa laring mengalami Pertandukan, sehingga tampak daerah putih yang disebut Leukopakia Tempat yang paling sering mengalami pertandukan adalah Pita suara dan fossa Intearitenoid Etiologi Tidak diketahui dengan jelas
Gejala Suara parau Ada yang Mengganjal di Tenggorokan Stridor atau sesak napas Tidak ditemukan pada penyakit ini
Gejala Dan tanda sumbatan Laring 1. 2. 3. 4. 5. 6. Serak ( disfoni ) Sesak napas ( dispnea) Stridor Cekungan pada Waktu inspirasi di Suprasternal , Supra Klavicula, sela iga , Dan Epigastrium Gelisah Sianosis karena Hipoksia
Jackson Membagi sumbatan laring menjadi 4 stadium 1. Adanya Cekungan di supra sterna dan stridor ini tampak tenang 2. Cekungan pada supra sterna makin dalam ditambah lagi Cekungan di epigastrium pasien sudah mulai gelisah 3. Cekungan selain di Supra strenal , epigastrium juga terdapat di Infraclavicula dan sela sela iga , pasien sangat gelisa dan dispnea 4. Cekungan cekungan diatas bertambah jelas , pasien sangat gelisa, ketakutan dan sianosis Jika Proses Berjalan terus maka penderita akan kehabisan tenaga , Pusat pernapasan Paralitik karena Hiperkapnea. Pada Keadaan seperti ini Penderita tampak tenang dan tertidur . akhirnya penderita meninggal karena Asfiksia
Intubasi EndoTrakea
Indikasi Intubasi endotrakea 1. 2. 3. 4. Untuk mengatasi sumbatan saluran napas bagian atas Membantu Ventilasi Memudahkan Mengisap Sekret dari traktus Trakeobrokial Mencegah aspires
Teknik Intubasi Posisi Pasien leher sedikit Fleksi dan kepala Ekstensi Laringoskop dengan spatel bengkok di pegang dengan tangan kiri Dimasukan melalui mulut sebelah kanan sehingga lidah terdorong ke Kiri Spatel diarahkan Melalui pangkal Lidah ke Velekula Lalu Laringoskop diangkat Keatas sehingga pita suara dapat terlihat Dengan tangan kanan Pipa Dimasukan melalui mulut terus melalui celah antara kedua Pita suara Lalu disutikan Udara Untuk Mengembangkan Balon pada Pipa
Trakeostomi
Trakeostomi merupakan Tindakan Membuat Lubang pada bagian depan Trakea untuk Bernapas Indikasi Trakeostomi Mengatasi obtruksi laring Mengurangi Ruang rugi( Dead air space ) di saluran napas bagian atas Mempermuda pengisapan secret dari Brokus pada penderita yang tidak dapat mengeluarkan secret secara fisiologi Untuk memasang respirator ( alat bantu Pernapasan ) Untuk mengambil benda asing dari sub glotik
Teknik Trakeostomi 1. Kepala Penderita di ekstensi kan pada persendian atlato oksipital 2. Dengan posisi seperti ini Leher tegak lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan leher 3. Kulit leher dibersikan dengan antiseptic dan ditutupi kain steril 4. Obat anestesikum ( Novakain ) disutikan diantara Krikoid dan Fossa supra sterna 5. Dilakukan sayatan Horisontal pada pertengahan jarak antara Kartilago krikoid dengan fossa supra sterna 6. Kira kira 2 jari dibawah kartilago krikoid orang dewasa 7. Dengan Gunting panjang yang Tumpul , Kulit dan jaringan dibawahnya di pisahkan lapis demi lapis dan ditari ke lateral ,Tampak Trakea 8. Bebaskan Ismus , ismus diklem dan dipotong tengahnya , lalu diikat Tepinya 9. Lakukan aspirasi 10. Buat stoma dengan Memotong cincin trakea ke tiga 11. Memasang kanul dan kanul difiksasi dengan tali di leher
12. Luka Operasi ditutup Perawatan pasca Trakeotomi Scret dapat menyumbat sehigga dapat terjadi asfiksia oleh sebab itu secret di trakea harus diisap keluar Dan Kanul dalam dicuci sekurang kurang ya 2 kali sehari lalu dimasukkan lagi kedalam kanul luar Bila kanul harus dipasang dalam jangka waktu yang lama maka kanul luar harus dibersikan 2 kali seminggu
Krikotirotomi
Krikotomi merupakan tindakan penyelamatan yang lebih muda dan lebih cepat dapat dilakukan pada penderita dalam keadaan gawat napas dan darurat dengan cara membelah Membran Krikotiroid Teknik Krikotirotomi 1. Kepala Penderita di ekstensi kan pada persendian atlato oksipital 2. Indetifikasi Puncak Tulang rawan tiroid ( adam apple) dan diFisasi dengan tangan kiri 3. Dengan Telunjuk tangan kanan tulang rawan tiroid diraba kebawah sampai ditemukan Kartilago Krikoid, Membran Krikoid terletak diantara ke dua tulang rawan ini 4. Dibuat sayatan Horisontal pada Kulit 5. Bagian bawah kartilago Tiroid terlihat Tusukan Pisau dengan arah kebawah 6. Masukkan Kanul Yang tersedia
Parasat Heimlich
Prasat Heilmlich merupakan suatu cara mengeluarkan benda asing yang menyubat laring secara total atau benda yang berukuran besar yang terletak di Hipofaring Pada Parasat Heimlich dilakukan Tekanan kedalam dan ke atas rongga perut sehingga diagframa terdorong keatas - Udara ini akan mecari jalan keluar melalui bronkus ,trakea - dan akhirnya mendorong sumbatan laring keluar