Anda di halaman 1dari 29

Limbah dan Pemanfaatannya

Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012

Apa sih limbah itu?


Sisa proses produksi Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian

Barang rusak atau cacat dalam proses produksi

(Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Apa sih limbah itu?


Buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga)

(Sumber: Wikipedia)

Macam-macam limbah
Berdasarkan karakteristiknya: Limbah padat Contoh: kertas, kain, kayu, sampah dapur, metal, kaca Limbah cair Contoh: buangan industri tekstil, air cucian baju/piring

Limbah gas dan partikel Contoh: hasil aktivitas pabrik, asap kendaraan bermotor
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Memiliki ciri-ciri a.l mudah meledak, terbakar, reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, korosif

Macam-macam limbah
Ditinjau dari segi kimiawi: Limbah organik
Berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup. Ciri: mudah diuraikan melalui proses alami Contoh: sampah dapur, daun dan ranting

Limbah anorganik
Ciri: tidak dapat diuraikan dan diperbaharui Contoh: plastik, kaleng, kaca, limbah industri

Dampak limbah
Terhadap kesehatan

Terhadap lingkungan Pencemaran air Pencemaran udara Pencemaran tanah

Apa yang bisa kita lakukan?

Penanganan limbah organik: Pupuk kompos


Sangat baik untuk menambah unsur hara tanah sehingga dapat menambah kesuburan tanah,

Dapat memperbaiki struktur tanah menjadi gembur,


Mempertinggi kemampuan menahan air dalam tanah Memperbaiki drainase dan tata ruang udara tanah, Mempertinggi daya ikat tanah terhadap unsur hara tanaman sehingga memberikan kesuburan pada tanaman.
(Sumber: http://kiarapedes2.blogspot.com/2011/02/pemanfaatan-limbah-organik.html)

Penanganan limbah organik: Pupuk kompos


Pembuatan kompos secara alami
Timbun sampah tumbuhan secara bertahap ke dalam lubang berukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 meter, kemudian lapisi dengan kotoran hewan serta ditaburi sedikit abu dan kapur. Di atasnya tambah lagi lapisan sampah tumbuhan lalu tutup lagi dengan kotoran hewan dan seterusnya sehingga menjadi rata dengan tanah.

Timbunan sampah tersebut harus lembab tetapi tidak boleh terlalu basah dalam jangka waktu tiga bulan.
Apabila tumpukan sampah tersebut telah menyusut hingga sepersepuluh dari ukuran semula, maka sampah tersebut telah menjadi pupuk kompos.

Penanganan limbah organik: Pupuk kompos


Pembuatan kompos dengan menggunakan bantuan mikroba Pembuatan kompos cara ini menggunakan mikroba menguntungkan (Effective microorganism=Em ) dengan cara memfermentasikan sampah organik seperti kotoran hewan/manusia, jerami, sekam padi, dedak halus, rumput-rumputan, daun-daunan, sampah rumah tangga, dan lain sebagainya.

Penanganan limbah organik: Pupuk kompos


Pembuatan Kompos : Bahan sampah (sudah dipotong, ukuran 2-4 cm) dimasukkan ke dalam wadah (drum, ember plastik atau gentong yang sudah diberi lubang di dasarnya untuk pertukaran udara) selapis, kemudian ditambahkan kompos atau mikroorganisme pengurai Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh Disiram dengan air secara merata Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.
(Sumber: kebonkembang.com)

Penanganan limbah organik: Pupuk kompos

Sumber: YouTube

PRODUKSI SENYAWA LOVASTATIN OLEH JAMUR Laetiporus sp. DENGAN METODE FERMENTASI PADAT
Penelitian Sarjana S1 Prodi Biologi SITH ITB Tahun 2007 Mutiara L. Sidharta

Latar Belakang
Kolesterol

Lovastatin

Aterosklerosis

Ekstrak air miselium punya efek antikolesterol


Potensial
Aspergillus, Penicillium, Pleurotus, dll

Tujuan dan Hipotesis


Memperoleh jenis sumber karbon kompleks sebagai penyusun medium fermentasi padat

Mengetahui waktu inkubasi miselia jamur Laetiporus sp.


untuk menghasilkan lovastatin dalam konsentrasi paling optimal

***
Perbedaan komposisi medium fermentasi padat mempengaruhi produksi lovastatin oleh Laetiporus sp. Produksi lovastatin paling optimal terjadi saat miselia jamur Laetiporus sp. berada pada akhir periode fermentasi

Laetiporus sp.
L. conifericola

Termasuk jamur Basidiomycetes Yang terkenal a.l: L. sulphureus, L. cincinnatus, L. persicinus, L. conifericola

Di alam, tumbuh pada batang kayu yang lapuk dan bagian bawah kayu keras dan konifer
Termasuk kelompok jamur lapukcokelat (brown rot) hanya bisa mendegradasi selulosa dan hemiselulosa; hanya memodifikasi lignin tanpa mengurainya

L. sulphureus Kayu yang ditumbuhi jamur lapuk-cokelat

Laetiporus sp.
Membutuhkan nutrisi untuk tumbuh
Karbon Nitrogen Vitamin

Faktor pertumbuhan

Penelitian tentang fungsi biologis Laetiporus sp. masih sedikit


L. sulphureus menghasilkan antibiotik yang sangat antagonis terhadap S. aureus & E. coli, memiliki efek antifungal

Lovastatin (C24H36O5)

1. lakton, 2. asam hidroksi terbuka

Lovastatin (C24H36O5)
Menghambat kerja enzim HMG-CoA reduktase dalam jalur

biosintesis kolesterol
Dihasilkan a.l oleh Aspergillus terreus, Monascus ruber,

Penicillium, Hypomyces, Doratomyces, Eupenicillium,


Gymnoascus, Trichoderma, Phoma, Pleurotus ostreatus

Metode Fermentasi Padat


Melibatkan pertumbuhan mikroba pada dasar partikel substrat padat yang lembab.
Belakangan ini mulai diminati a.l karena:
memanfaatkan substrat ekonomis (residu pertanian),
Sabut kelapa Serbuk kayu Tongkol jagung Ampas teh hitam

menghasilkan produk dengan konsentrasi yang lebih banyak dan lebih stabil

Rancangan Penelitian
Inokulum Med. serbuk kayu Biasa Med. sabut kelapa Biasa Med. tongkol jagung Biasa Med. ampas teh hitam Biasa Diperkaya

Diperkaya

Diperkaya

Diperkaya
Diinkubasi 25 hari

Medium terpilih 1

Tahap 1

Rancangan Penelitian
Medium terpilih 1 Diekstrak dg metanol:air (1:1, pH 7,7) Ekstrak 1 Dianalisis dg HPLC Medium terpilih 2

Tahap 2

LOM dihitung per periode waktu

Diekstrak dg metanol:air (1:1, pH 7,7)


Ekstrak 2 Dianalisis dg HPLC

Tahap 3

Komposisi Medium yang Cocok untuk Pertumbuhan


Serbuk kayu (KY) (hari ke-25)
Diperkaya

Biasa

Sabut kelapa (SK) (hari ke-25)


Diperkaya

Biasa

Komposisi Medium yang Cocok untuk Pertumbuhan


Tongkol jagung (J) (hari ke-25)
Diperkaya

Biasa

Ampas teh hitam (T) (hari ke-25)


Diperkaya

Biasa

Medium Terbaik dalam Memproduksi Lovastatin


Hasil tahap 1: KY-B, KY-K, SK-K, J-K
12 10,41 10
Konsentrasi lovastatin (g/g substrat kering)

8 6 4 2,25 2 0 0 ky b ky k Jenis medium j sk 1,65

Hanya 3 medium (KY-B, SK-K, J-K) yang dapat memproduksi lovastatin

Yang paling tinggi: KY-B (10,41 g/g substrat kering)

Profil Pertambahan Biomassa


10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0

8,8 7,9 6,7

LOM (%)

0
8 Hari ke16 24

Pertambahan <10 % ~ biomassa rendah (miselia tipis) Hingga hari ke-24, metabolisme masih berlangsung meski pertumbuhan miselia secara radial terhambat oleh keterbatasan ruang

Waktu Pertumbuhan Terbaik dalam Memproduksi Lovastatin


Asumsi: >> akhir periode fermentasi metabolit sekunder
40 10 9 7,9 8,8 8 7 6,7 6 5 37,20 27,60 4 3 11,93 0 0 0 8 2 1 0 35 30 25 20 15 10 5 0

Konsentrasi Lovastatin (g/g substrat kering)

Hari ke -

16 LOM ky-b

24

Lov ky-b

Paling tinggi di hari ke-8 (37,20 g/g substrat kering)

Menurun seiring dengan waktu Tidak berkorelasi positif dengan LOM

LOM (%)

Kesimpulan
1. Medium serbuk kayu biasa (KY-B), serbuk kayu diperkaya (KY-K), sabut kelapa diperkaya (SK-K), dan tongkol jagung diperkaya (J-K) mampu mendukung pertumbuhan miselia Laetiporus sp. hingga akhir periode fermentasi (25 hari).

2. Medium KY-B dengan komposisi 97% serbuk kayu dan 3% gula pasir menghasilkan lovastatin dalam konsentrasi paling tinggi, yakni 10,41 g/g substrat kering.
3. Konsentrasi lovastatin tertinggi pada medium KY-B dihasilkan pada hari ke-8 dari 24 hari waktu inkubasi, yakni sebesar 37,20 g/g substrat kering.

Terima kasih dan semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai