Anda di halaman 1dari 12

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PROSES PENGELOLAAN LIMBAH CAIR SECARA BIOLOGI Daerah pemukiman atau perkotaan juga idealnya

memiliki IPAL yang dapat menangani limbah domestik. Di IPAL, limbah cair diolah melalui berbagai proses untuk menghilangkan atau mengurangi bahan-bahan pencemar (polutan) yang terkandung dalam limbah sehingga tidak melebihi baku mutu. etelah melalui proses pengolahan, air limbah diharapkan dapat dibuang ke lingkungan dengan aman. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses-proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses, atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodi!ikasi, sesuai dengan kebutuhan atau !aktor !inansial. emua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. ebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan e!isien. Pengolahan limbah secara biologi merupakan pengolahan (treatment) air limbah dengan mendayagunakan mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan-bahan organik yang terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang kurang menimbulkan potensi bahaya (misalnya keracunan, kematian biotik akibat penurunan D", maupun kerusakan ekosistem). Dalam beberapa dasa#arsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modi!ikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu$ %. &eaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor)' (. &eaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor). Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur akti! yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur akti! terus berkembang dengan berbagai modi!ikasinya, antara lain$ oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur akti! kon)ensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu e!isiensi penurunan *"D dapat mencapai +,--./- (dibandingkan +/--+,-) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. elain e!isiensi yang lebih tinggi (./--.,-), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu #aktu detensi hidrolis total lebih pendek (0-1 jam). Proses kontakstabilisasi dapat pula menyisihkan *"D tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan *"D tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.

2olam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. 3ntuk iklim tropis seperti Indonesia, #aktu detensi hidrolis selama %(-%+ hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas e!luen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan #aktu detensi 4-, hari saja. Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan !ilm untuk melekatkan dirinya. *erbagai modi!ikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain$ %. trickling filter (. cakram biologi 4. !ilter terendam 0. reaktor !ludisasi eluruh modi!ikasi ini dapat menghasilkan e!isiensi penurunan *"D sekitar +/--./-. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis$ %. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen' (. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Apabila *"D air buangan tidak melebihi 0// mg5l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada *"D lebih tinggi dari 0/// mg5l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.
Pengolahan aerob Pengolahan Biologi Proses lumpur aktif Metode standar Aerasi Proses bebas bulki Saluran oksidasi Proses nitrifikasi dan denitrifikasi Pengolahan film biologi Lagoon Filter trikling Cakram biologi Aerasi kontak Proses filter biologi diaerasi Proses media unggun biologi Anaerobic treatment Pencerna anaerobi Proses UASB

6ambar %. kema Diagram pengolahan *iologi

ecara umum tujuan serta man!aat pengolahan air limbah secara biologi yaitu sebagai berikut $ a. Degradasi (penguraian) bahan organik b. 7rans!ormasi 8at organik menjadi 8at yang kurang berbahaya c. 9itri!ikasi5Denitri!ikasi d. :enggunakan kembali 8at organik dalam air limbah (misalnya gas metana).

A. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).


a. Sand ;ilter ( ;)

Air limbah yang telah melalui tahapan pengolahan pendahuluan (biasanya dari septic tank) dialirkan secara terputus-putus (intermittent) ke suatu kolom berisi pasir atau material serupa yang memiliki ukuran yang seragam. 2olom pasir tersebut biasanya ditempatkan di dalam struktur yang kedap (beton, plastik, atau bahan kedap lainnya). 7ujuan !eeding secara intermittent adalah untuk menjamin oksigen dapat mengalir di dalam media. Di samping itu, metode !eeding air limbah seperti itu juga untuk memastikan air limbah telah mengalir seluruhnya ke saluran penampung (drain) di ba#ah ;. Pada pengolahan dengan ;, perlu diperhatikan bah#a air limbah terdistribusi merata pada permukaan !ilter. b. &*< 2alau pada 7; air limbah yang =berputar> mengitari packing media, maka pada &*< media tumbuh yang berputar di dalam air limbah. 2onstruksi &*< terdiri dari cakram ( disk) berbahan plastik yang disusun pada suatu sha!t. ebagian cakram tersebut terendam di dalam air limbah dan sebagian lain terekspos dengan udara. ha!t kemudian diputar agar terjadi pergantian bagian cakram yang terkena air limbah dan udara. Permukaan cakram diliputi dengan lapisan !ilm seperti halnya pada 7;. 3ntuk mencegah kerusakan cakram akibat paparan sinar 3?, biasanya &*< dilengkapi dengan penutup. Penutup juga ber!ungsi untuk mencegah pertumbuhan alga dan mengindari temperatur yang rendah (terutama di negara empat musim). &*< yaitu pengolahan yang terdiri atas disc5cakram melingkar yang diputar oleh poros yang diletakkan setengah tercelup dengan kecepatan tertentu ((-4 rpm). <akram digerakkan oleh motor dri)e system yang dibenam dalam air limbah, diba#ah media. :ikroba tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu lapisan yang disebut bio!ilm (biasanya terdiri atas bakteri, alga, proto8oa, !ungi).

:edia !ilm biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket. Pada saat cakram tercelup kedalam air limbah, bio!ilm menyerap senya#a organik yang ada dalam air limbah dan pada saat bio!ilm berada di atas permuaan air, bio!ilm menyerap okigen dari udara atau oksigen terlarut dalam untuk menguraikan senya#a organik. Pertumbuhan bio!ilm tersebut makin lama makin tebal, sampai akhirnya karena gaya gra)itasi sebagian akan mengelupas dari mediumnya dan terba#a aliran air keluar. elanjutnya, bio!ilm pada permukaan medium akan tumbuh lagi dengan sedirinya hingga terjadi kesetimbangan. Proses kerja sistem &*< dapat dijabarkan dengan !lo#chart diba#ah ini $ %. *ak Pemisah Pasir Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah pasir, sehingga kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan. edangkan kotoran yang mengambang misalnya sampah, plastik, sampah kain dan lainnya tertahan pada saringan (screen) yang dipasang pada inlet kolam pemisah pasir tersebut. (. *ak Pengendap A#al Dari bak pemisah5pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak pengedap a#al. Di dalam bak pengendap a#al ini lumpur atau padatan tersuspensi sebagian besar mengendap. @aktu tinggal di dalam bak pengedap a#al adalah ( - 0 jam, dan lumpur yang telah mengendap dikumpulkan dan dipompa ke bak pemekat lumpur. 4. *ak Pengatur Debit Aika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan, kelebihan debit air limbah tersebut dialirkan ke bak pengatur debit untuk disimpan sementara. Pada #aktu debit aliran turun, maka air limbah yang ada di dalam bak kontrol dipompa ke bak pengendap a#al bersama-sama air limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan. 0. 2ontaktor (reaktor) *iologis Putar Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk) tipis dari bahan polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakit pada suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah. @aktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira (,, jam. Dalam kondisi demikian, mikroorganisme akan tumbuh pada permukaan media yang berputar tersebut, membentuk suatu lapisan (!ilm) biologis. *io!ilm yang tumbuh pada permukaan media inilah yang akan menguraikan senay#a organik yang ada di dalam air limbah.

,. *ak Pengendap Akhir Air limbah yang keluar dari bak kontaktor (reaktor) selanjutnya dialirkan ke bak pengendap akhir, dengan #aktu pengendapan sekitar 4 jam. Dibandingkan dengan proses lumpur akti!, lumpur yang berasal dari &*< lebih mudah mengendap, karena ukurannya lebih besar dan lebih berat. Air limpahan dari bak pengendap akhir relati! sudah jernih, selanjutnya dialirkan ke bak khlorinasi. edangkan lumpur yang mengendap di dasar bak di pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan lumpur yang berasal dari bak pengendap a#al. 1. *ak 2hlorinasi Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih mengandung bakteri coli, bakteri patogen, atau )irus yang sangat berpotensi mengin!eksi ke masyarakat sekitarnya. 3ntuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi untuk membunuh mikroorganisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senya#a khlorine sehingga seluruh mikroorganisme patogennya dapat di matikan. elanjutnya dari bak khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan air. B. *ak Pemekat Lumpur Lumpur yang berasal dari bak pengendap a#al maupun bak pengendap akhir dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Di dalam bak tersebut lumpur di aduk secara pelan kemudian di pekatkan dengan cara didiamkan sekitar (, jam, selanjutnya air supernatant yang ada pada bagian atas dialirkan ke bak pengendap a#al, sedangkan lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur. 2elebihan C kekurangan sistem pengolahan &*< $ 2elebihan $ :udah dalam pegoperasian C pera#atan 7idak membutuhkan banyak lahan serta sangat ekonomis 3ntuk kapasitas kecil 5 paket, dibandingkan dengan proses lumpur akti! konsumsi energi lebih rendah. Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage) &eaksi nitri!ikasi secara biologis oleh bakteri nitrobacter C nitrosomonas lebih mudah terjadi, sehingga e!isiensi penghilangan ammonium lebih besar. 2ekurangan $ 2erusakan pada materialnya seperti as, coupling, C motor listrik

ensiti! terhadap perubahan temperatur Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang timbul bau yang kurang sedap.

<ontoh aplikasi $ sistem pengolahan limbah cair domestik C industri pertambangan. c. 7riking ;ilter ( aringan 7etes) :erupakan #ahana penyaring berbentuk silinder dengan media berpori yang disusun secara bertumpuk. Proses kerja dari reaktor ini yakni mendistribusikan air limbah melalui bagian atas oleh lengan yang dapat berputar sehingga membentuk spray5tetes-tetes kecil, kemudian berkontak dengan mikroorganisme yang menempel pada media. 7ujuan pendisribusian berputar ialah untuk menyebarkan air limbah ke permukaan seluruh media secara merata. :edia itu sendiri dapat berupa potongan D potongan batu kerikil58eolit, silika, arang, po88olan ataupun bahan isian dari plastik yang berukuran antara 0/ -+/ mm. Permukaan batuan ini mengandung lapisan (!ilm) mikroorganisme D biasanya, bakteri Eoogloea ramigera dan spesies proto8oa bersilia (<archesium, "percularia dan ?orticella). uplai oksigen didapat dari penghembusan oleh blo#er dari bagian ba#ah. Penghembusan oleh blo#er ini juga ber!ungsi untuk mendistribusikan air limbah menjadi tetesan kecil pada lengan putar. Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan ketebalan F % D4 m. Limbah cair kemudian disemprotkan permukaan media dan dibiarkan merembes mele#ati media tersebut. elama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Gndapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan Iebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan. 2elebihan C kekurangan sistem pengolahan trickling !ilter 2elebihan $ 7idak memerlukan lahan yang terlalu luas serta mudah pengoperasiannya angat ekonomis dan praktis etelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu #adah penampung dan

7idak membutuhkan penga#asan yang ketat uplai oksigen dapat diperoleh secara alamiah melalui permukaan paling atas media.

2ekurangan $ 7idak bisa diisi dengan beban )olume yang tinggi mengingat masa biologi pada !ilter akan bertambah banyak sehingga bisa menimbulkan penyumbatan !ilter. 7imbulnya bau yang tidak sedap Prosesnya sering terganggu oleh lalat-lalat yang datang menghampiri.

<ontoh aplikasi $ sistem pengolahan limbah cair domestik dan industri obat herbal. d. Contrusted Wet Land wetland adalah suatu lahan yang jenuh air dengan kedalaman air tipikal yang kurang dari /,1 m yang mendukung pertumbuhan tanaman air emergent misalnya <attail, bulrush, umbrella plant dan canna (:etcal! and Gddy, %..%), pengertian lainnya <onstructed #etland merupakan suatu ra#a buatan yang di buat untuk mengolah air limbah domestik, untuk aliran air hujan dan mengolah lindi (leachate) atau sebagai tempat hidup habitat liar lainnya, selain itu constructed #etland dapat juga digunakan untuk reklamasi lahan penambangan atau gangguan lingkungan lainnya. @etland dapat berupa bio!ilter yang dapat meremo)al sediment dan polutan seperti logam berat. (#ikepedia, (//B) Pada <onstructed #etland terdapat tiga !aktor utama, yaitu$ %. Area yang digenangi air dan mendukung hidupnya aHuatic plant jenis hydrophita (. :edia tumbuh berupa tanah yang selalu digenangi air 4. :edia jenuh air Constructed wetland atau lahan basah adalah istilah kolekti! tentang ekosistem yang pembentukannya dikuasai air, dan proses serta cirinya terutama dikendalikan air. uatu lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama #aktu cukup panjang bagi pengembangan )egetasi dan organisme lain yang teradaptasi khusus (:altby, %.+1). Lahan basah ditakri!kan (de!ine) berdasarkan tiga parameter, yaitu hidrologi, )egetasi hidro!itik, dan tanah hidrik (<assel, %..B). Lahan basah merupakan #ilayah ra#a, lahan gambut, dan air, baik alami maupun buatan, bersi!at tetap atau sementara, berair ladung (stagnant, static) atau mengalir yang bersi!at ta#ar, payau, atau asin, mencakup #ilayah air marin yang di dalamnya pada #aktu surut tidak lebih daripada enam meter. 7iap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen !isik, kimia, dan biologi, seperti tanah, air, spesies tumbuhan dan he#an, serta 8at hara. Proses yang terjadi antar-komponen

dan di dalam tiap komponen membuat lahan basah dapat mengerjakan !ungsi-!ungsi tertentu, dapat membangkitkan hasilan, dan dapat memiliki tanda pengenal khas ekosistem Dalam constructed #etland terdapat dua sistem yang dikembangkan saat ini yaitu$ a) Free Water Surface System (FWS) ;@ disebut juga ra#a buatan dengan aliran di atas permukaan tanah. istem ini berupa kolam atau saluran-saluran yang dilapisi dengan lapisan impermeable di ba#ah saluran atau kolam yang ber!ungsi untuk mencegah merembesnya air keluar kolam atau saluran. ;@ tersebut berisi tanah sebagai tempat hidup tanaman yang hidup pada air tergenang (emerge plant) dengan kedalaman /,%-/,1 m (:etcal! C Gddy, %..4). Pada sistem ini limbah cair mele#ati permukaan tanah. Pengolahan limbah terjadi ketika air limbah mele#ati akar tanaman, kemudian air limbah akan diserap oleh akar tanaman dengan bantuan bakteri (<rites and 7chobanoglous, %..+ dalam @ijayanti, (//0). b) Sub surface Flow System (SSF) ; disebut juga ra#a buatan dengan aliran di ba#ah permukaan tanah. Air limbah mengalir melalui tanaman yang ditanam pada media yang berpori (9o)otny dan "lem, %..0). istem ini menggunakan media seperti pasir dan kerikil dengan diameter ber)ariasi antara 4-4( mm. 3ntuk 8ona inlet dan outlet biasanya digunakan diameter kerikil yang lebih besar untuk mencegah terjadinya penyumbatan (3 AID, (//1).Proses pengolahan yang terjadi pada sistem ini adalah !iltrasi, absorbsi oleh mikroorganisme, dan absorbsi oleh akar-akar tanaman terhadap tanah dan bahan organik (9o)otny dan "lem, %..0). Pada sistem ; diperlukan slope untuk pengaliran air limbah dari inlet ke outlet. 7ipe pengaliran air limbah pada umumnya secara hori8ontal, karena jenis ini memiliki e!isiensi pengolahan terhadap suspended solid dan bakteri lebih tinggi dibandingkan tipe yang lain. Ial ini disebabkan karena daya !iltrasinya lebih baik. Penurunan *"D nya juga lebih baik karena kapasitas trans!er oksigen lebih besar (2hiattudin, (//4). e. 2elebihan dan kekurangan reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor) dibandingkan reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor), yaitu$ 2euntungan A6& dibanding reaktor lumpur akti! antara lain$

2ebutuhan energi lebih rendah karena tidak memerlukan aerator atau di!!user "perasional relati! lebih mudah 7idak ada masalah sludge bulking

2ebutuhan pera#atan relati! lebih rendah :emiliki ketahanan yang lebih baik terhadap shock loading 2ebutuhan lahan yang lebih tinggi *erpotensi menimbulkan bau *erpotensi sebagai tempat bersarang penyakit

2elemahan A6& di antaranya$


B. Reaktor Pertumbuhan Ter u pen ! a. Lumpur Akti! (!cti"ated Sludge) Pengolahan limbah dengan sistem lumpur akti! mulai dikembangkan di *ritania &aya (Inggris) pada tahun %.%0 oleh Ardern dan Lockett. Dinamakan lumpur akti! karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme akti! yang tumbuh saat prosesnya, biasanya ber#arna kelabu hingga coklat-kehitaman. :assa mikroorganisme akti! tersebut umumnya tersusun atas $ *akteri (seperti spesies Acinetobacter, nitrosomonas, nitrobacter dan Eoogloea ramigera)

Proto8oa (seperti Aspidisca, <archesium, "percularia, 7rachelophyllum, ?orticella) Amoeba (seperti <ochliopodium dan Guglypha ) "rganisme lain yang ada antara lain jamur, roti!er dan nematoda. Pada metode acti)ated sludge atau lumpur akti!, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan di dalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung di dalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara untuk aerasi pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. elanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. eperti pada metode trickling !ilter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih diperlukan. Proses kerja sistem pengolahan lumpur akti! dapat dijabarkan dengan !lo#chart diba#ah ini $

%. Air limbah mula-mula dile#atkan pada saringan kasar (screen) untuk memisahkan sampah berukuran besar, kemudian dipompa menuju bak pengendap5penampung a#al untuk mengendapkan padatan tersuspensi (suspended solid) sekitar 4/-0/ -. Padatan tersuspensi yang terendapkan akan dibuang ke bak pengering lumpur. *ak pengendap5penampung ini yang juga dilengkapi alat pengatur debit aliran. (. Air limpahan dari bak pengendap a#al dialirkan ke bak aerasi secara gra)itasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus udara ("() dengan sebuah blo#er sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan polutan organik yang ada dalam air limbah, berkembangbiak, hingga terbentuk biomassa akti! ber#arna kelabu5coklat kehitaman yang disebut lumpur akti!. Didalam bak aerasi ini unjuk kerja lumpur akti! dilaksanakan. 4. Dari bak aerasi, air beserta kelebihan lumpur akti! dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini sebagian lumpur akti! diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. ementara sebagian lumpur lagi akan alirkan menuju bak pengering lumpur setelah dilakukan disin!eksi terlebih dahulu untuk kedibuang5dibakar. Pembuangan lumpur ini bertujuan untuk menjaga kestabilan jumlah lumpur akti!. 0. Air limpahan dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senya#a khlor (berupa cairan5tablet) untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum5mengalami proses pengolahan selanjutnya. 2elebihan C kekurangan sistem pengolahan lumpur akti!$ 2elebihan $ Dapat mengolah air limbah dengan beban *"D yang cukup besar yaitu (,/-4// mg5liter 7idak memerlukan lahan yang luas :ampu membentuk gumpalan (!lok) yang dapat menjerap bahan anorganik, seperti logam berat Aumlah biomassa tidak akan pernah habis (melimpah).

2ekurangan $ Perlu pengontrolan yang relati! ketat agar diperoleh perbandingan yang tepat antara jumlah makanan dan jumlah mikroorganisme yang ada ering menimbulkan bau bila jumlah lumpur terlalu banyak

*anyak menghabiskan suplay oksigen.

<ontoh aplikasi $ sistem pegolahan air limbah pada rumah sakit C industri kertas (pulp).

b.

:etode treatment ponds5lagoons

:etode treatment ponds5lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relati! lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh di permukaan kolam akan ber!otosintesis menghasilkan oksigen. "ksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. elama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. etelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan di dasar kolam, air limbah dapat disalurkan untuk dibuang ke lingkungan atau diolah. 2elebihan C kekurangan sistem :etode treatment ponds5lagoons
2elemahan$

Distribusi "( tidak merata, bagian atas kaya " (, bagian dasar J tanpa "( padatan terdekomposisi scr anaerobik C harus diremo)al secara periodic 7anpa adanya pengendapan akhir kandungan padatan pada e!luen menghambat !ungsi lagun itu sendiri Prosesnya relati! lambat :emerlukan lahan besar

2euntungan$ 2onstruksi sederhana *iaya operasi berada pada rentang medium antara Acti)ated ludge kon)ensional C kolam stabilisasi <ontoh aplikasi$ Pengolahan limbah organic yang biodegradable pada industri. C. Pen"olahan Lumpur #Sludge Treatment$ etiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Gndapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai5 dicerna secara anaerob (anaerob digestion),

kemudian disalurkan ke beberapa alternati!, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (land!ill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

Anda mungkin juga menyukai