Anda di halaman 1dari 9

Toksisitas Pestisida Drh. Darmono MSc.

Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama (insekta, jamur dan gulma). Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi : Insektisida (pembunuh insekta) Fungisida ( pembunuh jamur) Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu)

Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Pestisida juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kepinding, kecoa dan berbagai serangga penganggu lainnya. ilain pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada orang. !ematian yang disebabkan oleh keracunan pestisida banyak dilaporkan baik karena kecelakaan "aktu menggunakannya, maupun karena disalah gunakan (unttuk bunuh diri). e"asa ini bermacam#macam jenis pestisida telah diproduksi dengan usaha mengurangi e$ek samping yang dapat menyebabkan berkurangnya daya toksisitas pada manusia, tetapi sangat toksik pada serangga. iantara jenis atau pengelompokan pestisida tersebut diatas, jenis insektisida banyak digunakan dinegara berkembang, sedangkan herbisida banyak digunakan dinegara yang sudah maju. &merika Serikat '() *ropa +arat ,() -epang .,) %egara berkembang lainnya ./) ari data tersebut terlihat bah"a negara berkembang seperti Indonesia, penggunaan pestisida masih tergolong rendah. +ila dihubungkan dengan pelestarian lingkungan maka penggunaan pestisida perlu di"aspadai karena akan membahayakan kesehatan bagi manusia ataupun makhluk hidup lainnya. alam beberapa data %egara#negara yang banyak menggunakan pestisida adalah sebagai berikut -

1. Klasifikasi Pestisida Pestisida dapat digolongkan menurut penggunaannya dan disubklasi$ikasi menurut jenis bentuk kimianya. ari bentuk komponen bahan akti$nya maka pestisida dapat dipelajari e$ek toksiknya terhadap manusia maupun makhluk hidup lainnya dalam lingkungan yang bersangkutan. !lasi$ikasi .. Insektisida +entuk !imia +otani 1arbamat +ahan acti0e %ikotine Pyrethrine 3otenon 1arbaryl 1arbo$uran 4ethiocorb 5hiocarb ichloro0os imethoat Palathion 4alathion ia6inon 1hlorpyri$os 5 7indane ieldrin *ldrin *ndosul$an gammaH1H &tachlor Propachlor +enta6aone 1hlorprophan &sulam &thra6in 4etribu6ine 4etamitron +ordeau8 mi8ture 1opper o8ychlorid 4ercurous chloride Sul$ur 5hiabenda6ole 5ar oil !eterangan 5embakau Pyrtrum # toksik kontak toksik sistemik bekerja pada lambung juga moluskisida toksik kontak toksik kontak, sistemik toksik kontak toksik kontak kontak dan ingesti kontak, ingesti persisten persisten kontak, ingesti kontak, ingesti Si$at residu !ontak

2rganophosphat

2rganochlorin

Herbisida

&set anilid &mida ia6inone 1arbamate 5ria6ine

Fungisida

5ria6inone Inorganik

5oksin kontak Protektan Proteoktan Protektan, sistemik Protektan, kurati$

+en6imida6ole Hydrocarbon#

phenolik 2. Organophosphat 7ebih dari (9.999 komponen organophosphate telah disynthesis dan diuji untuk akti0itas insektisidanya. 5etapi yang telah digunakan tidak lebih dari (99 jenis saja de"asa ini. Semua produk organophosphate tersebut bere$ek toksik bila tertelan, dimana hal ini sama dengan tujuan penggunaannya untuk membunuh serangga. +eberapa jenis insektisida digunakan untuk keperluan medis misalnya $isostigmin, edroprium dan neostigmin yang digunakan utuk akti0itas kholinomimetik (e$ek seperti asetyl kholin). 2bat tersebut digunakan untuk pengobatan gangguan neuromuskuler seperti myastinea gra0is. Fisostigmin juga digunakan untuk antidotum pengobatan toksisitas ingesti dari substansi antikholinergik (mis: trisyklik anti depressant, atrophin dan sebagainya). Fisostigmin, ekotiopat iodide dan organophosphorus juga bere$ek langsung untuk mengobati glaucoma pada mata yaitu untuk mengurangi tekanan intraokuler pada bola mata. a) struktur komponen organophosphate 2rganophosphat disintesis pertama di -erman pada a"al perang dunia ke II. +ahan tersebut digunakan untuk gas sara$ sesuai dengan tujuannya sebagai insektisida. Pada a"al synthesisnya diproduksi senya"a tetraethyl pyrophosphate (5*PP), parathion dan schordan yang sangat e$ekti$ sebagai insektisida, tetapi juga cukup toksik terhadap mamalia. Penelitian berkembang terus dan ditemukan komponen yang poten terhadap insekta tetapi kurang toksik terhadap orang (mis: malathion), tetapi masih sangat toksik terhadap insekta..
%ama Structure

5etraethylpyrophosphate (5*PP)

Parathion

4alathion

Sarin

b) Mekanisme toksisitas 2rganophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. 5ermakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan kematian pada orang de"asa. 2rgano$os$at menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. *n6im tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin. Pada saat en6im dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system sara$ pusat dan peri$er. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh.

Penghambatan kerja en6im terjadi karena organophosphate melakukan $os$orilasi en6im tersebut dalam bentuk komponen yang stabil.

Pada bentuk ini en6im mengalami phosphorylasi.

5abel .. %ilai 7 (9 insektisida organo$os$at !omponen &kton 1oro8on ia6inon ichloro0os *thion 4alathion 7 (9 (mg:!g) .'; ., .99 (; ,< .=<(

4ecarban 4ethyl parathion Parathion Se0in Systo8 5*PP

=; .9 = ,<' ,,( .

c) Gejala keracunan >ejala keracunan organo$os$at sangat ber0ariasi. Setiap gejala yang timbul sangat bergantung pada adanya stimilasi asetilkholin persisten atau depresi yang diikuti oleh stimulasi.sara$ pusat maupun peri$er.

5abel ,. *$ek muskarinik, nikotinik dan sara$ pusat pada toksisitas organo$os$at. *$ek .. 4uskarinik >ejala Sali0asi, lacrimasi, urinasi dan diaree (S7? ) !ejang perut %ausea dan 0omitus +radicardia 4iosis +erkeringat Pegal#pegal, lemah 5remor Paralysis yspnea 5achicardia +ingung, gelisah, insomnia, neurosis Sakit kepala *mosi tidak stabil +icara terbata#bata !elemahan umum 1on0ulsi epresi respirasi dan gangguan jantung !oma

,. nikotinik

=. sistem sara$ pusat

>ejala a"al seperti S7?

terjadi pada keracunan organo$os$at secara akut karena

terjadinya stimulasi reseptor muskarinik sehingga kandungan asetil kholin dalam darah meningkat pada mata dan otot polos.

) !arbamate Insektisida karbamat telah berkembang setelah organo$os$at. Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan organo$os$at, tetapi sangat e$ekti$ untuk membunuh insekta.
Strukrure 1arbamate insektisida %ame Structure

Physostigmine

1arbaryl

5emik

Struktur karbamate seperti physostigmin, ditemukan secara alamia dalam kacang 1alabar (calabar bean). +entuk carbaryl telah secara luas dipakai sebagai insektisida dengan komponen akti$nya adalah Se0ine3. 4ekanisme toksisitas dari karbamate adalah sama dengan organo$os$at, dimana en6im ach* dihambat dan mengalam karbamilasi.

alam bentuk ini en6im mengalami karbamilasi

") Organochlorin 2rganokhlorin atau disebut @1hlorinated hydrocarbonA terdiri dari beberapa kelompok yang diklasi$ikasi menurut bentuk kimianya. Bang paling populer dan pertama kali disinthesis adalah @ ichloro#diphenyl#trichloroethanA atau disebut 5.

5abel =. !lasi$ikasi insektisida organokhlorin !elompok 1yclodienes He8achlorocyclohe8an eri0at 1hlorinated#ethan !omponen &ldrin, 1hlordan, ieldrin, Heptachlor,

endrin, 5o8aphen, !epon, 4ire8. 7indane 5

4ekanisme toksisitas dari

5 masih dalam perdebatan, "laupun komponen

kimia ini sudah disinthesis sejak tahun ./<'. 5etapi pada dasarnya pengaruh toksiknya ter$okus pada neurotoksin dan pada otak. Sara$ sensorik dan serabut sara$ motorik serta kortek motorik adalah merupakan target toksisitas tersebut. ilain pihak bila terjadi e$ek 5 sekitar keracunan perubahan patologiknya tidaklah nyata. +ila seseorang menelan jam. Perkiraan 7 (9 untuk manusia adalah =99#(99 mg:!g. 5 dihentikan penggunaannya sejak tahun .C<,, tetapi penggunaannya masih berlangsung sampai beberapa tahun kemudian, bahkan sampai sekarang residu masih dapat terdeteksi. >ejala yang terlihat pada intoksikasi %ausea, 0omitus Paresthesis pada lidah, bibir dan muka Iritabilitas 5 5 adalah sebagai berikut:

.9mg:!g akan dapat menyebabkan keracunan, hal tersebut terjadi dalam "aktu beberapa

5remor 1on0ulsi !oma !egagalan perna$asan !ematian #) Pengobatan Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat.. +ila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian. iagnosis keracunan dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya yang saling berhubungan. Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan akti$its erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh diba"ah normal, kercaunan mesti terjadi dan gejala segera timbul. Pengobatan dengan pemberian atrophin sul$at dosis .#, mg i.0. dan biasanya diberikan setiap jam dari ,(#(9 mg. &trophin akan memblok e$ek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. Pralido8im (,#P&4) adalah obat spesi$ik untuk antidotum keracunan organo$os$at. 2bat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.

Anda mungkin juga menyukai