Anda di halaman 1dari 40

BAB I PENDAHULUAN 2.

1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup. Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan ( H.L. Blum). Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling. Oleh karena

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 1

itu, di perlukan koordinasi yang baik antara semua komponen dalam suatu negara, baik itu pemerintah, swasta, tenaga medis dan masyarakat itu sendiri. Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) FKM UNHAS merupakan salah satu kegiatan yang berorientasi pada pengenalan masalahmasalah kesehatan yang ada di masyarakat yang selanjutnya diintervensi dan dievaluasi yang tentunya membawa pengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Melalui Pengalaman Belajar Lapangan ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah- masalah kesehatan yang terkait dengan pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, dan lain-lain. Setelah dilakukan

pengumpulan data terkait dengan masalah-masalah kesehatan tersebut, maka diidentifikasi masalah kesehatan yang menjadi prioritas bagi masyarakat kelurahan kalukuang dengan mahasiswa meumuskannya bersama dengan masyarakat. Berdasarkan hasil analisis situasi pada PBL I yang dilakukan terhadap masyarakat Kelurahan Kalukuang Kecamatan Tallo, Makassar pada bulan juni 2012, terdapat prioritas masalah yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Masih tingginya persentase masyarakat kalukuang yang memiliki perilaku merokok dalam rumah yaitu sebesar 88,9%. 2. Sebanyak 26,8% remaja masih yang tinggal di kelurahan kalukuang

memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai

HIV/AIDS.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 2

3. Hanya 13,2% masyarakat kalukuang yang sampah permanen dalam rumahnya.

memiliki tempat

4. Masih tingginya persentase masyarakat kalukuang yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya serta tingkat pengetahuan ibu-ibu di kelurahan kalukuang yang rendah yaitu sebesar 47,1%.. Permasalahan yang telah dikemukakan diatas membutuhkan realisasi usaha-usaha untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu pada kegiatan PBL II, dilakukan intervensi berdasarkan prioritas masalah yang telah didapatkan pada PBL I. Adapun program intervensi yang telah dilakukan pada PBl II terbagi atas intervensi fisik dan non fisik. Intervensi fisik berupa pengadaan media kesehatan berupa kalender kesehatan, pengadaan papan wicara, dan pengadaan poster kesehatan (bahay rokok). Sedangkan intervensi nonfisik berupa penyuluhan mengenai HIV/AIDS, bahaya rokok, bahaya sampah, ASI eksklusif serta pelatihan daur ulang sampah. Dalam rangka menindaklanjuti kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II, maka dilakukan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III). Adapun kegiatan secara umum yang akan dilakukan dalam PBL III ini meliputi melakukan intervensi pertemuan dengan masyarakat dan instansi yang terkait untuk mengevaluasi program, melakukan penilaian keberhasilan program, serta membuat kegiatan tambahan untuk memperbaiki jalannya program.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 3

1.2 TUJUAN PBL III 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan anlisis situasi melalui identifikasi, merumuskan dan memecahkan serta mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu mengevaluasi program b. Mahasiswa mampu merekonstruksi program c. Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi untuk kesinambungan program. 1.3 MANFAAT PBL III 1.3.1 Manfaat Ilmiah Kegiatan PBL III ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat dan menjadi referensi kepustakaan 1.3.2 Manfaat Bagi Praktis Kegiatan PBL III ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pihak terkait untuk perencanaan atau pelaksanaan kegiatan atau program dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. khususnya bagi masyarakat Kelurahan

Kalukuang Kecamatan Tallo dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat setempat. 1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 4

Peserta PBL mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah secara real kepada masyarakat. Mengenal dan memahami perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dari setiap orang khususnya anggota kelompok dan masyarakat pada umumnya, sesuai dengan tatanan nilai dan norma. Melatih kemampuan dan pembelajaran melalui teamwork untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Serta mendidik dan membuat setiap pribadi untuk memilki jiwa sosial kepada orang lain. 1.3.4 Manfaat bagi Masyarakat Kegiatan PBL ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah kebijakan kesehatan, kejadian penyakit, gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak dan perilaku masyarakat dengan cara melakukan intervensi fisik dan non-fisik pada masyarakat.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 5

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI 2. 1. Keadaan Geografis dan Demografis 2.1.1 Keadaan Geografis Kelurahan Kalukuang adalah salah satu kelurahan yang termasuk dalam bagian Kecamatan Tallo Kota Makassar yang memiliki luas wilayah 41,41 ha/m2 . Kelurahan Kalukuang memiliki 5 Organisasi Rukun Warga (ORW) yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. RW 01 terdiri dari 6 Rukun Tetangga (RT) RW 02 terdiri dari 4 Rukun Tetangga (RT) RW 03 terdiri dari 3 Rukun Tetangga (RT) RW 04 terdiri dari 8 Rukun Tetangga (RT) RW 05 terdiri dari 5 Rukun Tetangga (RT) Kelurahan Kalukuang Kecamatan Tallo Kota Makassar memiliki batas-batas wilayah yaitu: a. Sebelah Utara b. Sebelah Selatan c. Sebelah Timur d. Sebelah Barat 2.1.2 Keadaan Demografis Berdasarkan data sekunder yang kami peroleh dari Kelurahan Kalukuang Jumlah penduduk yang tercatat sampai bulan Mei tahun 2012 sebanyak 5.361 jiwa, 2.645 perempuan dan 2716 laki-laki yang : Kelurahan Suangga : Kelurahan Timongga Lompoa : Kelurahan Lalatang : Kelurahan Lembo

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 6

terbagi ke dalam 1106 kepala keluarga. Hasil pendataan yang kami lakukan selama 2 minggu tanggal 18 Juni- 02 Juli 2012 diperoleh jumlah penduduk sebanyak 2095 jiwa dari 403 rumah tangga dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1010 orang dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1085 orang yang terbagi dalam 5 RW. Adapun distribusi penduduk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Kalukuang Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2012 Jenis RW 1 RW 2 Kelamin n % N % 168 45.8 163 47.2 Laki-Laki Perempuan 199 54.2 182 52.8 Total 367 100 345 100 Sumber: Data Primer, 2012 RW 3 n % 87 48.9 91 51.1 178 100 RW 4 n % 344 49.9 346 50.1 690 100 RW 5 n % 248 48.2 267 51.8 515 100 Total n % 1010 48.2 1085 51.8 2095 100

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Persentase jenis kelamin laki-laki terbanyak berada pada RW 4 dan yang terendah pada berada pada RW 1. Sedangkan untuk perempuan, prsentase terbanyak berada pada RW 1.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 7

Tabel 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Kalukuang Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2012 RW 1 RW 2 Kelompok n % n % Umur 5 1.4 6 1.7 <1 28 7.6 22 6.4 1-5 53 14.4 69 20 6-15 70 19.1 83 24.1 16-25 71 19.3 47 13.6 26-35 48 13.1 44 12.8 36-45 35 9.5 36 10.4 46-55 57 15.5 38 11 >55 Jumlah 367 100 345 100 Sumber: Data Primer, 2012 RW 3 n % 3 1.7 6 3.4 32 18 37 20.8 22 12.4 18 10.1 29 16.3 31 17.4 178 100 RW 4 RW 5 Jumlah n % n % n % 10 1.4 12 2.3 36 1.7 37 5.4 31 6 124 3.9 118 17.1 92 17.9 364 17.4 131 19 100 19.4 421 20.1 156 22.6 101 19.6 397 18.9 99 14.3 66 12.8 275 13.1 60 8.7 52 10.1 212 10.1 79 11.4 61 11.8 266 12.7 690 100 515 100 2095 100

Tabel 2.Menunjukkan jumlah penduduk di kelurahan Kalukuang yang terdata yaitu sebanyak 2095 orang.Kelompok umur 16-25 merupakan kelompok umur terbanyak yaitu sebesar 421 orang dengan presentase 20,1 % sedangkan kelompok umur < 1 tahun merupakan kelompok umur terendah yaitu sebesesar 36 orang dengan presentase 1,7%. Jika di lihat berdasarkan RW, kelompok umur 16-25 yang terbanyak terdapat di RW 4 yaitu sebanyak 131 orang sedangkan yang terendah terdapat di RW 3 yaitu sebanyak 37 orang.Adapun kelompok umur < 1 yang terbanyak terdapat di RW 5 yaitu sebanyak 12 orang sedangkan yang terendah terdapat di RW 3 yaitu sebanyak 3 orang. 2.2 Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya Kelurahan Kalukuang Kelurahan Kalukuang dihuni oleh masyarakat yang homogen yakni sebagian besar masyarakat suku bugis makassar yang hampir merata di seluruh RW dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 8

hari. Penduduk lain berasal dari luar Sulawesi seperti transmigran dari Jawa yang sebagian besar berada di RW 5, dan emigran Tionghowa yang sebagian besar berada di RW 1, di RW 3 di huni oleh dosen-dosen. Masyarakat di kelurahan kalukuang pada umumnya beragama islam. Adapun mengenai pekerjaan masyarakatnya cukup heterogen yakni khusus di RW 3 yang merupakan perumahan dosen sebagian besar pekerjaan warganya adalah PNS, RW 1, 2, dan 4 sebagian besar bermata pencaharian sebagai

wiraswasta/pedagang, dan RW 5 pada umumnya buruh yang digaji per minggu. Dari hasil pendataan selama 2 minggu dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Kalukuang Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2012 RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5 N % n % n % n % n % 69 86 53 24 3 37 76 10 18.8 23.4 14.4 6.5 0.8 10.1 20.7 2.7 49 98 51 9 0 34 75 20 14.2 28.4 14.8 2.6 0 9.9 21.7 5.8 19 66 24 34 1 13 13 0 8 178 10.7 37.1 13.5 19.1 0.6 7.3 7.3 0 4.5 100 126 150 117 34 5 85 139 25 9 690 18.3 21.7 17.0 4.9 0.7 12.3 20.1 3.6 1.3 100 110 124 83 17 7 48 100 18 8 515 21.4 24.1 16.1 3.3 1.4 9.3 19.4 3.5 1.6 100

Pekerjaan Tidak Kerja Sekolah IRT PNS/TNI/ Polri Pegawai BUMN Pegawai Swasta Wiraswast a/Dagang Petani/Nel ayan/Buru h/Becak Lainnya Total

Total n % 373 524 328 118 16 217 403 73 43 2095 17.8 25.0 15.7 5.6 0.8 10.4 19.2 3.5 2.1 100

9 2.5 9 2.6 367 100 345 100 Sumber: Data Primer, 2012

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 9

Tabel 3.Menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kalukuang yang memiliki pekerjaan sebanyak 1722 orang sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 373 orang.Adapun jenis pekerjaan yang terbanyak yaitu sekolah sebesar 524 orang.Sedangkan jenis pekerjaan terendah adalah pegawai BUMN yaitu sebanyak 16 orang. Tabel 4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kel. Kalukuang Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2012 RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5 Total Pendidikan n % n % n % n % n % n % Tidak Pernah 18 4,9 19 5,5 7 3,9 53 7,7 51 9,9 148 7,1 Sekolah Tidak/Belum 63 17,2 55 15,9 21 11,8 111 16,1 72 14,0 322 15,4 Tamat SD 41 11,2 59 17,1 9 5,1 79 11,4 93 18,1 281 13,4 Tamat SD 56 15,3 83 24,1 23 12,9 120 17,4 84 16,3 366 17,5 Tamat SLTP Tamat SLTA 116 31,6 87 25,2 44 24,7 231 33,5 148 28,7 626 29,9 73 19,9 42 12,2 74 41,6 96 13,9 67 13,0 352 16,8 Tamat PT Jumlah 367 100 345 100 178 100 690 100 515 100 2095 100 Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar masyarakat Kelurahan kalukuang Tamat SLTA, dengan persentase 29,9 %. RW 3 merupakan wilayah dengan persentase tertinggi untuk pendidikan tamat perguruan tinggi. Sedangkan untuk tamat SMA, RW 4 merupakan wilayah yang tertinggi persentasenya. Sedangkan untuk kategori tidak pernah sekolah persentase tertinggi ada pada RW 5. 2.3 Status Kesehatan Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Masyarakat di kelurahan Kalukuang, pada umumnya

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 10

memeriksakan diri di Puskesmas Jumpandang Baru yang berada di kecamatan Tallo. Wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru meliputi kelurahan

Rappojawa, kelurahan Wala walayya, kelurahan Kalukuang, kelurahan Lalatang, dan kelurahan Lakkang. Puskesmas Jumpandang Baru merupakan Puskemas dengan Perawatan Rawat Inap (PRI) dan memiliki satu Pustu yang terletak di kelurahan Lakkang. Gaya hidup dan lingkungan masyarakat yang dominan tidak sehat menjadi sumber timbulnya berbagai macam penyakit.Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya sampah berserakan baik di sekitar rumah maupun pada got atau saluran pembuangan limbah masyarakat. Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas Jumpandang Baru Tahun 2011, diperoleh 10 jenis penyakit utama sebagai berikut: Table 5 Sepuluh Jenis Penyakit Utama Puskesmas Jumpandang Baru Tahun 2011 No Diagnosa Penyakit Jumlah Kasus ISPA 5670 1 Common Cold 3574 2 Kecelakaan / Rudapaksa 3449 3 Diare 2260 4 Dyspersia 1920 5 D. Allergia 1831 6 Pulpa / Gigi 1434 7 Cephalgia 1001 8 Demam 969 9 Batuk 667 10 Jumlah 22775 Sumber: Puskesmas Jumpandang Baru Tahun 2012 Menurut hasil survailans penyakit di Puskesmas Jumpandang Baru, penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di kecamatan Tallo pada tahun 2012 adalah ISPA yaitu sebanyak 5670 jumlah kasus. Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 11

2.3.1

Lingkungan Jika dilihat dari segi geografis, sebagian besar Kelurahan Kalukuang merupakan daerah permukiman yang padat penduduk. Pada beberapa titik, kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan bersih masih sangat kurang. Berdasarkan hasil observasi dan analisis data yang dilakukan selama PBL I di Kelurahan Kalukuang, diperoleh data bahwa rata-rata masyarakat Kelurahan Kalukuang memiliki jamban. Namun, hampir semua rumah yang terletak di Kelurahan Kalukuang tidak memiliki tempat sampah permanen. Kebanyakan masyarakat menggunakan tempat sampah semi permanen yang kemudian dibuang ke tempat sampah umum yang terletak di beberapa titik. Sebagian besar masyarakat Kelurahan Kalukuang sumber airnya berasal dari PDAM dan selebihnya berasal dari sumur bor/gali. Sedangkan presentase sumber air minum di Kelurahan Kalukuang adalah sebanyak 61 % PDAM, isi ulang gallon 34,7 %, 3,2 % sumur bor/gali dan 1% menggunakan air kemasan.

2.3.2

Perilaku Masyarakat Perilaku Masyarakat Kelurahan Kalukuang tentang hidup bersih dan sehat terkhusus pada remaja yang tinggal di Kelurahan Kalukuang sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari rendahnya tingkat kebiasaan merokok, tingginya tingkat konsumsi sayur dan buah.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 12

Namun, kesadaran para remaja tentang pentingnya melakukan 3M dan aktivitas fisik masih tergolong rendah. Secara umum, perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Kelurahan Kalukuang sudah cukup baik. Hanya saja dalam kategori merokok, masih cukup banyak masyarakat Kelurahan Kalukuang yang merokok. 2.3.3 Pelayanan Kesehatan Di Kelurahan Kalukuang terdapat beberapa fasilitas kesehatan, yaitu dokter praktek, klinik dan bidan praktek. Kelurahan Kalukuang adalah salah satu wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru. Sehingga masyarakat Kalukuang yang ingin berobat ke puskesmas biasanya berobat di Puskesmas Jumpandang Baru. Tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan Kalukuang untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari tingginya jumlah masyarakat yang mengunjungi fasilitas kesehatan masyarakat yang terletak di wilayah Kelurahan Kalukuang.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 13

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL KEGIATAN Pengalaman belajar lapangan III (PBL III) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin angkatan 2010 ini dilaksanakan di

Kecamatan Tallo, Kota Makassar selama 14 hari mulai dari tanggal 27 Mei 2013 sampai tanggal 9 Juni 2013. Kelompok kami ditempatkan di Kelurahan Kalukuang. Pelaksanaan PBL III memberikan pengalaman dan pengetahuan yang tidak didapatkan di kampus. Dalam PBL ini kita diharuskan dan diberi kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan melihat gambaran situasi masalah khususnya kesehatan yang terjadi di dalam masyarakat. Tahapan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) pada umumnya mengacu pada proses perencanaan yang mengarah kepada proses pemecahan masalah yang ada di masyarakat. Tahapan itu meliputi analisa situasi untuk identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, pemecahan masalah dengan program intervensi dan penentuan program alternatif untuk pengembangan program serta evaluasi program. Pada PBL I dilakukan penentuan prioritas masalah kesehatan sesuai dengan hasil pendataan yang telah dilakukan selama dua minggu di Kelurahan Kalukuang. Yang selanjutnya berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan, dibuatlah program intervensi untuk mengatasi maslah keshatan

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 14

tersebut. Adapun intervensi yang telah dilakukan terdiri dari 2 bagian. Yaitu intervensi fisik dan intervensi nonfisik. Adapun program intervensi yang telah dilakukan pada PBL II adalah sebagai berikut: 1. Intervensi Fisik a. Pengadaan Papan Wicara b. Pengadaan Poster kesehatan c. Pengadaan Kalender kesehatan 2. Intervensi Nonfisik a. Penyuluhan HIV/AIDS di SMK 5 Makassar b. Penyuluhan Bahaya Rokok di SMP 4 Makassar c. Penyuluhan Pentingnya ASI Eksklusif bagi si buah hati d. Penyuluhan bahaya Sampah e. Pelatihan Daur ulang sampah Untuk PBL III ini, berdasarkan kegiatan pada PBL II, maka kegiatankegiatan yang akan dilakukan pada pada PBL III ini adalah melakukan pertemuan dengan masyarakat dan instansi yang terkait untuk mengevaluasi program, melakukan diskusi tentang hambatan-hambatan, kemajuan dan hasil program yang dicapa, melakukan penilainan keberhasilan program, bersama masyarakat mendiskusikan hasil yang dicapai untuk menentukan keberhasilan program, membuat kegiatan tambahan untuk memperbaiki jalannya program dan membuat laporan PBL III.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 15

3.1.1 Evaluasi Intervensi Fisik 1. Pengadaan papan Wicara Tujuan pemasangan papan wicara adalah sebagai media kesehatan yang berisi informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan utamanya mengenai bahaya rokok dan sampah. Sasaran pengadaan papan wicara ini adalah warga kelurahan kalukuang. Target dan indikator keberhasilan dari kegiatan ini dilihat dari aspek tepat guna dan tepat tempat. Papan wicara yang telah ditempel pada saat PBL II berguna atau tidak bagi warga masyarakat kelurahan kalukuang serta penempatan papan wicara sudah tepat atau tidak. Metode evaluasi yang dilakukan melalui observasi langsung dengan mendatangi tempat pemasangan papan wicara dan wawancara beberapa warga kelurahan kalukuang. Berdasarkan hasil observasi langsung yang telah dilakukan, papana wicara yang masih terpasang ada 3 dari 5 yang telah dipasang pada saat PBL II. ........ memang terlihat, tapi tidak berguna kalau kontainernya tidak ada, saya tau isinya dilarang buang sampah disembarang tempat.... BSS, 3 juni 2013 .........biasa liat tapi tidak tau baca............... MSS, 3 juni 2013

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 16

......... papan wicaranya sudah bagus, tapi terlalu kecil. Tapi masih dimaklumi karena mahasiswa yang buat, bukan profesional....... RZ, 3 Juni 2013 2. Pengadaan poster kesehatan Pengadaan Poster Rokok ini bertujuan agar siswa SMP 4 Makassar melihat dan membaca pesan yang tersirat dalam poster dan tergerak hatinya untuk mengikuti pesan yang disampaikan serta tidak lagi

melakukan hal yang dapat menyebabkan mereka sakit. Selain itu, poster rokok tersebut merupakan media pendukung penyuluhan agar materi penyuluhan tidak mudah dilupakan oleh peserta penyuluh yaitu siswa SMPN 4 Makassar. Target dan indikator keberhasilannya masih terpasangnya poster kesehatan di mading SMP 4 Makassar. Metode evaluasi dengan melakukan observasi langsung ke mading SMP 4 makassar. Melihat apakah poster tersebut masih terpasang atau tidak. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 1 juni 2013, diketahui bahwa poster tersebut sudah tidak terpasangnya lagi di mading SMP 4 makassar. ....... sudah na cabut guru kak, waktunya mau ujian nasional kakak kelas 3. Na cabut karena mau natempel jadwal ujian Nasional... SDK, 1 juni 2013

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 17

....waktunya na cabut guru, pernahji saya minta kak, tapi tidak na taumi dimana nasimpan itu poster rokok....... MRD, 1 juni 2013 3. Pengadaan media kesehatan berupa kalender kesehatan Tujuan dari Kegiatan pengadaan media kesehatan melalui kalender ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui pesan-pesan kesehatan yang terdapat pada kalender tersebut. Sedangkan sasaran dari kegiatan pengadaan kalender kesehatan yaitu peserta dari setiap penyuluhan baik penyuluhan HIV/AIDS, bahaya rokok, ASI ekslusif, dan sampah. Target dan indikator keberhasilan dari program ini yakni masih adanya kalender kesehatan tersebut dipajang di rumah responden serta kalender kesehatan tersebut dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS, bahaya rokok, bahaya sampah serta ASI eksklusif. Metode evaluasi yang dilakukan dengan cara melakuakn observasi pada rumah masyarakat serta melakukan wawancara terhadap responden yang menerima kalender kesehatan tersebut pada saat PBL II. Adapun hasil evaluasi media kesehatan berupa kalender kesehatan tesebut yakni 4 kalender kesehatan bahaya rokok masih terpasang di rumah siswa dari 6 kalender kesehatan yang dibagikan pada saat PBL II. Kemudian terdapat 6 kalender kesehatan bahaya sampah masih ada pada rumah responden dari 12 jumlah kalender kesehatan bahaya sampah yang dibagikan pada PBl II. Sedangkan untuk kalender kesehatan HIV/AIDS

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 18

masih terpasangnya semua dirumah siswa namun diruang sekretariat OSIS SMK 5 Makassar sudah tidak ada. Terdapat 23 kalender kesehatan ASI eksklusif yang dibagikan pada saat penyuluhan ASI eksklusif dan hanya ada 15 responden yang masih memajangnya di rumah masingmasing. ....... hilang waktunya ku bawa dikelas kak itu kalender..... STL, 1 juni 2013 ....... na ambil temanku kak waktunya itu hari, baru tidak adami ku bawa pulang itu kalender....... HRL, 1 juni 2013 ........ masih di pajangji dek karena kelender 2013 togh........... MNF, 1 juni 2013 ......... sudah tidak adami itu kalender kak, na ambil seniorku. Kalau masih ada bisa minta kak? Mau di simpan di sekretnya OSIS..... MZF, 1 juni 2013 ........... masih dipasangji dek, karena kalender 2013..... ERN, 1 juni 2013 3.1.2 Evaluasi Intervensi Nonfisik 1. Penyuluhan HIV/AIDS Evaluasi penyuluhan HIV/AIDS dilakukan pada tanggal 31 mei 2013. Di ikuti sebanyak 15 siswa SMK 5 Makassar. Dari 30 siswa yang

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 19

mengikuti penyuluhan pada saat PBL II, hanya terdapat 15 siswa yang dapat mengikuti evaluasi. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk menilai pengetahuan siswa SMK 5 Makassar mengenai HIV/AIDS setelah diberikan penyuluhan 6 bulan yang lalu pada saat PBL II. Target dan indikator keberhasilan dari program ini yakni 50% peserta penyuluhan mengalami peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Metode evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner post test yang sama dengan pre test pada PBL II. Adapun hasil evaluasi penyuluhan HIV/AIDS yang dilakukan di SMK 5 Makassar adalah sebagai berikut: Tabel 6 Distribusi Perbandingan Tingkat Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Siswa SMK 5 Makassar Berdasarkan Evaluasi PBL III Tahun 2013 Post Test Tingkat Pre Test Pengetahuan n % n % 14 93,3 p = 0,126 11 73,3 Tinggi Rendah Total 4 15 26,7 100
1 15 6,7 100 mean = -0,667

Sumber: data primer 2013 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa SMK 5 Makassar yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai HIV/AIDS. Dari hasil uji t berpasangan (paired sample t) dengan menggunakan SPSS, yang membandingkan nilai pengetahuan siswa SMK 5 Makassar

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 20

sebelum dan setelah penyuluhan dalam jangka waktu 6 bulan, diperoleh p = 0,126 (p > 0,05). Yang berarti tidak ada perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan HIV/AIIDS yang telah dilaksanakan 6 bulan yang lalu. Mean yang diperoleh -0,667 yang berarti terjadi peningakatan rata-rata pengetahuan, namun perubahan

peningkatan pengetahuannya hanya sedikit (0,667). 2. Penyuluhan Bahaya Rokok Evaluasi bahaya rokok dilakukan pada tanggal 1 juni 2013 bertempat di laboratorium SMP 4 Makassar. Peserta evaluasi penyuluhan bahaya rokok diikuti sebanyak 27 siswa SMP 4 makassar. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menilai pengetahuan siswa SMP 4 Makassar yang telah mendapatkan penyuluhan mengenai bahaya rokok 6 bulan yang lalu pada saat PBL II. Target dan indikator keberhasilan dari program ini yakni 50% peserta penyuluhan mengalami peningkatan pengetahuan tentang bahaya rokok. Metode evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner post test yang sama dengan pre test pada PBL II. Adapun hasil evaluasi penyuluhan bahaya rokok yang dilakukan di SMK 4 Makassar adalah sebagai berikut:

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 21

Tabel 7 Distribusi Perbandingan Tingkat Pengetahuan Bahaya Rokok Siswa SMP 4 Makassar Berdasarkan Evaluasi PBL III Tahun 2013 Post Test Tingkat Pre Test Pengetahuan n % n % 14 51,9 p = 0,004 9 33,3 Tinggi Rendah Total 18 27 66,7 100
13 27 48,1 100 mean = -0,778

Sumber: Data primer 2013 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 5 responden yang meningkat pengetahuannya, dari tingkat pengetahuan rendah menjadi tingkat pengetahuan tinggi. Dari hasil uji t berpasangan (paired sample t), didapatkan nilai p = 0,044 (p > 0,05). Yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan bahaya rokok pada siswa SMP 4 Makassar. Dan didapatkan dari hasil uji SPSS mean -0,778 yang berarti terjadi peningatan sebesar 0,778 poin. 3. Penyuluhan ASI Eksklusif Evaluasi penyuluhan ASI eksklusif dilakuakan pada tanggal 1 dan 2 juni 2013. Dengan jumlah responden sebanyak 15 orang. Adapun tujuan dari evaluasi penyuluhan pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi si buah hati ini adalah untuk menilai pengetahuan masyarakat kalukuang mengenai ASI eksklusif setelah diberikan penyuluhan 6 bulan yang lalu pada saat PBL II.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 22

Target dan indikator keberhasilan dari program ini yakni 50% peserta penyuluhan mengalami peningkatan pengetahuan tentang ASI eksklusif. Metode evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner post test yang sama dengan pre test pada PBL II dengan mendatangi satu persatu responden di rumahnya. Adapun hasil evaluasi penyuluhan pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi si buah hati yang dilakukan secara door to door adalah sebagai berikut: Tabel 8 Distribusi Perbandingan Tingkat Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Masyarakat Kelurahan Kalukuang Berdasarkan Evaluasi PBL III Tahun 2013 Post Test Tingkat Pre Test Pengetahuan n % n % 14 93,3 p value = 0,005 12 80,0 Tinggi Rendah Total 3 15 20,0 100
1 15 6,7 100 mean = -1,667

Sumber: Data primer 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 2 responden yang meningkat pengetahuannya, yakni dari kategori tingkat pengetahuan rendah menjadi ketigori tingkat pengetahuan tinggi. Berdasarkan hasil uji t berpasangan pada SPSS, diperoleh p= 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah penyuluhan yang telah dilakukan pada saat PBL II. Terjadi

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 23

peningkatan pengetahuan sebesar 1,667 poin berdasarkan mean uji paired sample t. 4. Penyuluhan Bahaya Sampah Evaluasi penyuluhan sampah ini dilakukan pada tanggal 2-3 juni 2013. Jumlah responden yang berpartisipasi sebanyak 11 responden Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk menilai pengetahuan masyarakat kalukuang setelah penyuluhan mengenai bahaya sampah 6 bulan yang lalu pada saat PBL II. Target dan indikator keberhasilan dari program ini yakni 50% peserta penyuluhan mengalami peningkatan pengetahuan tentang bahaya sampah. Metode evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner post test yang sama dengan pre test pada PBL II dengan mendatangi responden dirumahnya masing-masing. Adapun hasil evaluasi penyuluhan bahaya sampah bagi lingkungan yang dilakukan secara door to door adalah sebagai berikut: Tabel 9 Distribusi Perbandingan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Sampah pada Masyarakat Kelurahan Kalukuang Berdasarkan Evaluasi PBL III Tahun 2013 Post Test Tingkat Pre Test Pengetahuan n % n % 7 63,6 p = 0,697 5 45,5 Tinggi Rendah Total 6 11 54,5 100
4 11 36,4 100 mean = -0,364

Sumber: Data primer 2013

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 24

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan jumlah responden pada kategori tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 2 responden. Dari hasil uji t berpasangan pada SPSS, didapatkan nilai p value = 0,697 (p > 0,005) yang berarti tidak ada perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah penyuluhan mengenai bahaya sampah yang telah dilakukan pada saat PBL II. Mean dari hasil uji t berpasangan didapatkan -0,364 sehingga dikatakan tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan karena peningkatan yang terjadi sangat sedikit yaitu sebesar 0,364 poin. 5. Pelatihan Daur ulang sampah Evaluasi daur ulang sampah tersebut dilakukan bersamaan dengan evaluasi penyuluhan bahaya sampah dikarenakan responden dari penyuluhan sampah sama dengan responden pelatihan daur ulang sampah. Jumlah responden sebanyak 11 orang. Tujuan dari kegiatan evaluasi pelatihan daur ulang ini adalah untuk menilai peningkatan keterampilan masyarakat dalam mendaur ulang sampah serta untuk melihat apakah setelah pelatihan masyarakat membuat barang daur ulang dari sampah. Indikator keberhasilan dari pelatihan daur ulang sampah ini adalah 50% peserta penyuluhan membuat daur ulang sampah setelah pelatihan daur ulang yang telah dilakukan pada saat PBl II.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 25

Metode evaluasinya adalah dengan melakukan observasi langsung ke rumah peserta pelatihan untuk melihat apakah ada hasil daur ulang yang ditelah dibuat setelah pelatihan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tidak ada masyarakat yang membuat daur ulang dari sampah setelah pelatihan dilakukan pada PBL II yang lalu.

3.2 PEMBAHASAN 3.2.1 Evaluasi Intervensi Fisik 1. Pengadaan papan wicara Pengadaan papan wicara di kelurahan kalukauang dilakukan berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan pada PBL I yang mendapatkan hasil bahwa kurangnya perhatian masyarakat mengenai sampah dan tingginya persentase masyarakat kalukuang yang belum sadar akan bahaya merokok dalam ruangan. Papan wicara yang ditempel sebanyak 5 buah di tempat-tempat strategis di kelurahan kalukuang. Papan wicara tersebut dipasang di setiap RW di kelurahan kalukuang yang berjumlah 5 RW serta disekitar tempat pembuangan sampah sementara yang terletak di kelurahan kalukuang. Papan wicara tersebut ditempatkan di titik-titik lokasi yang ramai di lalui oleh warga kalukuang seperti gapura RW 5.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 26

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa 2 papan wicara telah hilang. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa hilangnya papan wicara tersebut karena kurangnya perhatiannya warga dengan adanya papan wicara tersebut. Ukuran dari papan wicara tersebut masih kecil, namun pesannya masih bisa dimengerti. Kesulitan yang didapatkan pula yaitu adanya warga yang buta huruf sehingga tidak mengerti pesan dari papan wicara tersebut. Berdasarkan hasil observasi tersebut serta saran-saran yang telah didapatkan dari masyarakat, maka dilakukanlah rekonstruksi program berupa pembuatan kembali papan wicara yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan papan wicara pada saat PBL II. Pesan-pesan kesehatan yang disampaikan pada papan wicara tersebut berisikan pesan agar menjauhi rokok serta pesan kesehatan yang menganjurkan membuang sampah pada tempatnya. 2. Pengadaan poster kesehatan Pengadaan Poster Rokok ini bertujuan agar siswa SMP 5 Makassar melihat dan membaca pesan yang tersirat dalam poster dan tergerak hatinya untuk mengikuti pesan yang disampaikan serta tidak lagi melakukan hal yang dapat menyebabkan mereka sakit. Selain itu, poster rokok tersebut merupakan media pendukung penyuluhan agar materi penyuluhan tidak mudah dilupakan oleh peserta penyuluh yaitu siswa SMPN 4 Makassar.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 27

Berdasarkan hasil observasi di mading SMP 4 Makassar, diketahui bahwa poster bahaya rokok tersebut telah dicabut sehingga sekarang sudah tidak ada lagi. Poster bahaya rokok tersebut dicabut dikarenakan akan ditempelnya jadwal ujian nasional oleh guru SMP 4 Makassar di mading. Dari segi tepat guna, siswa SMP 4 Makassar sudah merasa poster kesehatan bahaya rokok tersebut sudah sangat bermanfaat bagi siswa SMP sebagai media kesehatan dalam penyampaian pesanpesan kesehatan. Dari segi tepat tempat, mading SMP 4 Makassar sudah menjadi tempat yang paling strategis dalam penempatan poster kesehatan tersebut karena mading SMP 4 makassar memiliki tempat strategis yang selalu dilalui siswa SMP 4 Makassar serta mudah dijangkau karena berada pada lantai 1 dan terletak disamping pintu keluar SMP 4 Makassar yang selalu dilalui siswa-siwa ketika datang ataupun pulang sekolah. Namun, mading yang terdapat di SMP 4 makassar hanya satu sehingga poster kesehatan tersebut tidak bertahan lama di mading tersebut. Sehingga dilakukan rekonstruksi program berupa

pengadaan poster kesehatan kembali dan di tempel di tempat strategis yang biasa di lewati oleh siswa-siswi SMP 4 Makassar. Poster kesehatan yang ditempel kembali berisi pesan-pesan kesehatan yang sama dengan poster pada saat PBL II yaitu pesan

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 28

akan bahaya merokok agar siswa tidak pernah mencoba merokok dan menjauhinya. 3. Pengadaan media kesehatan berupa kalender kesehatan Evaluasi kalender kesehatan dilakukan bertepatan dengan dilakukannya program evaluasi penyuluhan HIV/AIDS, evaluasi penyuluhan bahaya rokok, penyuluhan ASI eksklusif, penyuluhan sampah. Setiap responden ditanyakan mengenai keberadaan kalender kesehatan yang pernah dibagi pada saat PBL II. Dari responden peyuluhan bahaya sampah, terdapat 6 responden penyuluhan sampah yang masih menyimpan kalender kesehatannya. Sedangkan untuk responden penyuluhan bahaya rokok, dari 6 kalender yang dibagikan terdapat 2 orang yang menghilangkan kalender tersebut. Untuk penyuluhan ASI eksklusif semua responden masih menyimpan kalender kesehatannya di rumah masing-masing. Demikian pula untuk responden penyuluhan HIV/AIDS masih menyimpan kalender kesehatannya namun sudah tidak terpasang di ruang OSIS. Berdasarkan indikator keberhasilannya, program pengadaan media kesehatan berupa kalender kesehatan dapat dikatakan berhasil. Hal ini disebabkan lebih dari 50% responden penyuluhan masih menyimpan kalender kesehatan tersebut.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 29

3.2.2 Evaluasi Intervensi Non Fisik 1. Evaluasi penyuluhan HIV/AIDS Dari 30 peserta yang yang mengikuti penyuluhan HIV/AIDS pada saat PBL II, hanya 15 peserta yang hadir pada saat evaluasi penyuluhan HIV/AIDS. Hal ini disebabkan karena terdapat 15

peserta merupakan siswa kelas XII yang sedang melakukan PKL (praktek kerja lapangan) saat evaluasi dilakukan dan tidak tidak bisa ditemui karena daerah PKL mereka di luar kota. Pada PBL III kegiatan evaluasi dilakukan melalui kuesioner post test untuk menilai sejauh mana peningkatan pengetahuan siswa SMK 5 Makassar mengenai HIV/AIDS yang dilaksanakan di ruang rapat SMK 5 Makassar. Dari hasil uji statistik yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini dikarenakan selang dari penyuluhan hingga evaluasi terlalu lama yakni 6 bulan. Walaupun terdapat perubahan peningkatan pengetahuan berdasarkan nilai mean uji t berpasangan, namun perubahan yang terjadi terlalu sedikit yakni 0,667 poin. Berdasarkan indikator keberhasilan program penyuluhan HIV/AIDS, dapat dikatakan bahwa program penyuluhan HIV/AIDS tersebut memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan karena peningkatan pengetahuan siswa SMK 5 Makassar mengenai

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 30

HIV/AIDS mencapai 50% peserta, walaupun dari segi uji statistik mengatakan tidak ada perbedaan. Oleh karena tidak adanya perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah penyuluhan HIV/AIDS, maka dilakukanlah rekonstruksi program berupa review ulang pada siswa SMK 5 makassar mengenai HIV/AIDS. Dari hasil review tersebut, terlihat siswa SMK 5 Makassar lebih aktif dalam kegiatan tersebut. Dibandingkan dengan pada saat penyuluhan, ketika review penyuluhan dilakuakan, lebih banyak siswa yang mengajukan pertanyaan serta lebih aktif dalam kegiatan diskusi yang dilakukan pada saat review. 2. Evaluasi Penyuluhan Bahaya Rokok Dari 33 peserta yang yang mengikuti penyuluhan bahaya

rokok pada saat PBL II, hanya 27 peserta yang hadir pada saat evaluasi penyuluhan HIV/AIDS. Hal ini disebabkan karena siswa kelas 8-2 yang sedang ulangan dan tidak bisa hadir dalam kegiatan evaluasi yang dilakukan pada tanggal 1 juni 2013. Pada PBL III kegiatan evaluasi dilakukan melalui kuesioner post test untuk menilai sejauh mana peningkatan pengetahuan siswa SMP 4 Makassar mengenai bahaya rokok yang dilaksanakan di ruang laboratorium SMP 4 Makassar. Dari hasil uji statistik yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa ada perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Siswa SMP 4 Makassar masih mengingat materi

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 31

penyuluhan sekitar 6 bulan yang lalu. Ini ditandai dengan hasil uji t berpasangan, didapatkan mean = -0,778 yang berarti terjadi peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan sebesar 0,778 poin (hampir 1 poin). Berdasarkan indikator keberhasilan program penyuluhan bahaya rokok, dapat dikatakan bahwa program penyuluhan bahaya rokok tersebut memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan karena terdapat 5 peserta yang pada awalnya memiliki tingkat pengetahuan rendah berubah menjadi tingkat pengetahuan tinggi. Walaupun terdapat peningkatan pengetahuan, namun poin peningkatan pengetahuannya sangat kecil sehingga dilakukan rekonstruksi program berupa review materi mengenai bahaya rokok pada siswa SMP 4 makassar. Dengan adanya review tersebut, diharapkan materi penyuluhan semakin sulit untuk dilupakan sehingga peningkatan pengetahuan mengenai bahaya rokok semakin tinngi. 3. Evaluasi Penyuluhan ASI Eksklusif Dari 23 peserta yang yang mengikuti penyuluhan

pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi si buah hati pada saat PBL II, hanya 15 peserta yang hadir pada saat evaluasi penyuluhan ASI eksklusif. Terdapatnya drop out responden dikarenakan ada sebagian responden yang telah berpindah rumah, alamat yang diberikan tidak jelas.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 32

Pada PBL III kegiatan evaluasi dilakukan melalui kuesioner post test untuk menilai sejauh mana peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai ASI eksklusif dengan cara melakukan kunjungan langsung ke rumah responden. Dari hasil uji paired sample t (uji t berpasangan), didapatkan kesimpulan bahwa ada perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan mengenai ASI eksklusif. Masyarakat masih mengingat materi yang telah dijelaskan karena materi yang disampaikan pada saat penyuluhan terdapat pada kalender kesehatan yang dibagikan pada saat penyuluhan

berlangsung. Peningkatan pengetahuan responden ditandai dengan mean dari hasil uji t berpasangan = -1,667. Yang berarti peningkatan pengetahuan responden cukup besar yaitu 1,667 poin. Berdasarkan indikator keberhasilan program penyuluhan ASI eksklusif, dapat dikatakan bahwa program penyuluhan pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi si buah hati tersebut

memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini ditandai dengan hanya satu responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah berdasarkan hasil post test yang dilakukan. 4. Evaluasi Penyuluhan Sampah Dari 12 peserta yang yang mengikuti penyuluhan bahaya

sampah pada saat PBL II, terdapat 11 responden yang mengikuti evaluasi penyuluhan. Peserta yang drop out tidak bisa diketahui

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 33

alamat lengkapnya. Sehingga peserta tersebut tidak dapat mengisi kuesioner post test PBL III. Pada PBL III kegiatan evaluasi dilakukan melalui kuesioner post test untuk menilai sejauh mana peningkatan pengetahuan

masyarakat kalukuang mengenai bahaya sampah. Evaluasi ini dilakukan dengan metode door to door yakni mendatangi masyarakat yang pernah mengikuti penyuluhan untuk mengisi kuesioner post test. Dari hasil uji statistik (uji t berpasangan) didapatkan nilai p = 0,697. Diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Masyarakat yang pernah mendapatkan penyuluhan sudah tidak mengingat materi penyuluhan yang pernah diberikan. Ini ditandai dengan hasil uji statistik (paired sample t), didapatkan mean = -0,364 yang berarti terjadi peningkatan pengetahuan sangat sedikit sehingga tidak terlihat perbedaannya. Berdasarkan indikator keberhasilan program penyuluhan bahaya sampah, dapat dikatakan bahwa program penyuluhan bahaya sampah tersebut tidak memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan karena hanya terdapat 2 peserta yang meningkat tingkat pengetahuannnya.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 34

5.

Evaluasi Pelatihan Daur Ulang Sampah Evaluasi daur ulang sampah dilakukan bersamaan dengan kegiatan evaluasi penyuluhan bahaya sampah pada tanggal 2-3 juni 2013. Dari 12 peserta yang yang mengikuti pelatihan daur ulang sampah pada saat PBL II, hanya 11 peserta yang mengikuti evaluasi pelatihan daur ulang sampah. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan melakukan observasi langsung ke rumah responden (door to door) dengan melihat apakah ada barang dari daur ulang sampah yang telah dihasilkan setelah pelatihan terebut. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa tidak ada sama sekali responden yang menghasilkan barang daur ulang dari sampah setelah pelatihan pada saat PBL II. Berdasarkan indikator keberhasilan program pelatihan daur ulang sampah, dapat dikatakan bahwa program pelatihan daur ulang sampah tidak memenuhi indikator keberhasilan. Dilihat dari indikator keberhasilan, kegiatan pelatihan daur ulang yang dilakukan kurang efektif karena tidak mencapai indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan karena ibu rumah tangga menyatakan memiki aktivitas yang cukup padat sehingga kurang memiliki waktu luang untuk mendaur ulang sampahnya.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 35

3.3 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT 1. Faktor Pendukung Tingkat keberhasilan program evaluasi yang dilakukan tentunya amat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, diantaranya: a) Pihak pemerintah setempat : Kesediaan pemerintah setempat dalam memberikan informasi dan menjadi fasilitator antara mahasiswa dan masyarakat sehingga memudahkan kami dalam pelaksanaan PBL III ini. b) Pihak masyarakat : Partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi kepada kami selama pelaksanaan PBL III. c) Pihak mahasiswa : Kekompakan para anggota tim menjadi penyemangat bagi kami selama berada di lapangan d) Adanya kerjasama yang baik dari pihak sekolah SMP 4 Makassar dan SMK 5 Makassar dalam mendukung program evaluasi kami. e) Besarnya antusias siswa dalam mengikuti program evaluasi yang ditandai dengan aktifnya siswa dalam kegiatan diskusi pada saat evaluasi berlangsung. 2. Faktor Penghambat Namun ada beberapa kendala yang dihadapi dalam kegiatan evaluasi pada PBL III ini antara lain:

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 36

a) Adanya kegiatan PKL (praktik kerja lapangan) pada siswa SMK 5 Makassar sehingga tidak bisa mengikuti program evaluasi yang kami lakukan b) Masih adanya warga yang buta huruf sehingga tidak bisa membaca pesan dari papan wicara yang telah dibuat. c) Jauhnya posko dari kelurahan sehingga menghambat kegiatan-kegitan yang dilakukan.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. KESIMPULAN Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III) adalah tahapan terakhir dari Pengalaman Belajar Lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudddin. Dalam

pelaksanaan PBL III ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan intervensi yang telah dilakukan pada PBL II. Berdasarkan kegiatan evaluasi yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Program evaluasi papan wicara tidak memenuhi indikator keberhasilan karena dua dari lima papan wicara hilang sehingga dilakukan rekonstruksi program. 2. Progaram evaluasi poster kesehatan (bahaya rokok) tidak memenuhi indikator keberhasilan dikarenakan poster tersebut telah dicabut, sehingga dilakukan rekonstruksi progrram dengan mengganti poster tersebut. 3. Program evaluasi kalender kesehatan memenuhi target indikator keberhasilan dikarenakan lebih dari 50% masyarakat yang pernah mendapatkan kalender kesehatan masih menyimpannya. 4. Program evaluasi penyuluhan HIV/AIDS keberhasilan dikarenakan lebih dari 50% memenuhi indikator siswa mengalami

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 38

peningkatan pengetahuan namun tidak ada perbedaan rata-rata dari segi uji statistik. Sehingga dilakukan rekonstruksi program berupa review materi penyuluhan HIV/AIDS 5. Program evaluasi penyuluhan bahaya rokok memenuhi indikator keberhasilan dikarenakan terdapat peningkatan pengetahuan. 6. Program evaluasi penyuluhan ASI Eksklusif memenuhi indikator keberhasilan ditandai dengan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai ASI eksklusif. 7. Program evaluasi penyuluhan bahaya sampah tidak memenuhi indikator keberhasilan dikarenakan tidak adanya perbedaan tingkat pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah penyuluhan sesuai dengan uji statistik. 8. Program evaluasi pelatihan daur ulang sampah tidak memenuhi indikator keberhasilan dikarenakan masyarakat yang membuat barang dari daur ulang sampah tidak mencapai 50% peserta.

4.2. REKOMENDASI 1. Perlunya dukungan dari pemerintah setempat dalam hal ini Kepala Kelurahan Kalukuang beserta jajarannya serta institusi yang terkait untuk tetap mengawasi setiap kegiatan warga yang berhubungan dengan kesehatan terutama masalah sampah, HIV AIDS, bahaya rokok dan ASI Eksklusif.

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 39

2. Sebaiknya pemerintah setempat menyediakan kontainer sampah di titiktitik pembuangan sampah. 3. Sebaiknya dalam membuat papan wicara selanjutnya digunakan gambaar yang berisi pesan kesehatan sehingga masyarakat yang buta huruf dapat mengerti pesan dari papan wicara tersebut. 4. Pemerintah setempat perlu melakukan kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk tetap memberikan penyuluhanpenyuluhan yang berkaitan dengan masalah kesehatan terutama masalah bahaya rokok dan HIV AIDS. 5. Peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan perlu ditingkatkan. 6. Perlu adanya kerjasama kader-kader kesehatan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan memperbaiki sikap masyarakat terhadap masalah kesehatan

Laporan PBL III Kel. Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar 2013 | 40

Anda mungkin juga menyukai