Anda di halaman 1dari 41

Oleh Ruzanna Binti Hassim Muh.Taufiq .A.

Aida Ayu Chandrawati

Nama Penderita
Jenis Kelamin Tanggal Lahir

Ny.N
Perempuan 31/12/1969

Umur
Alamat No Rekam Medik

44 tahun 27 hari
Solie Kab Soppeng 648369

Tanggal Pemeriksaan

27 Januari 2014

Keluhan utama: Sesak napas. Anamnesis terpimpin: Dialami sejak 2 jam SMRS, sesak tidak dipengaruhi aktivitas. Pasien merasa nyaman tidur 1 bantal. Demam (+) dialami sejak 2 hari SMRS, tidak terus menerus, demam turun dengan obat penurun panas. Batuk (+), riwayat batuk (+) 3 bulan yang lalu, dan mulai berlendir sejak 1 minggu yang lalu, warna putih, darah tidak ada. Mual dan muntah (+). Nyeri dada (-). Riwayat menderita hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat penyakit asma (+), riwayat keluarga (-), riwayat keringat malam disangkal.

Status

: SS/GC/CM BB : 40 kg TB : 140 cm IMT : 20.41 kg/m2 (normal) Tanda Vital : Tekanan darah: 140/90 mmHg Frekuensi Nadi: 80x/i Pernapasan: 32x/i Suhu: 37, 2 0C (setelah diberi obat penurun panas)

present

Paru palpasi: - fremitus raba : vocal fremitus kiri = kanan - nyeri tekan : negatif perkusi: - paru kiri : sonor - paru kanan : sonor - batas paru-hepar : ics V dextra anterior - batas paru belakang kanan : setinggi CV Th. X - batas paru belakang kiri :setinggi CV Th. XI auskultasi: - bunyi pernafasan : vesikuler - bunyi tambahan : Rh +/+ , Wh -/Ekstremitas : hangat (+), edema (+)

Pemeriksaan

Hasil

Darah rutin
Hgb WBC Platelet RBC LED Sputum BTA 3 x (Pewarnaan) BTA 1 BTA 2 Negatif Negatif 11,0 g/dl 12 x 103/mm3 129 x 103/mm3 3,65 x 106/mm3 10 mm

Ekspertise Foto thoraks AP: Tampak perselubungan inhomogen dengan gambaran air bronchogram sign positif di dalamnya pada lobus superior paru kanan Cor: CTI dalam batas normal, aorta dalam batas normal Kedua sinus dan diagfragma baik Tulang-tulang intak Kesan: Pneumonia lobaris dextra

Pasien perempuan berumur 44 tahun MRS dengan keluhan sesak napas. Sesak dialami sejak 2 jam SMRS, sesak tidak dipengaruhi

aktivitas. Pasien merasa nyaman tidur 1 bantal. Demam (+) dialami


sejak 2 hari SMRS, tidak terus menerus, demam turun dengan obat penurun panas. Batuk (+), riwayat batuk (+) 3 bulan yang lalu, dan mulai berlendir sejak 1 minggu yang lalu, warna putih, darah tidak ada. Mual dan muntah (+). Nyeri dada (-). Riwayat menderita hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat penyakit asma (+), riwayat keluarga (-), riwayat keringat malam disangkal.

Diagnosis

Community Acquired Pneumonia (CAP) Usulan Pemeriksaan Lanjutan Kultur sputum Terapi IVFD RL 28 tetes/menit Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam / drips dalam NaCl 0,9 % Ranitidine 50 mg/iv/hr Ambroxol 3 x 30 mg Oksigen 5 liter/menit

Pasien ini didiagnosis pneumonia lobaris dextra berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Gambaran klinik yang dikeluhkan oleh pasien tidak demam,batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik ditemukan RR: 32 kali/menit, ronkhi +/+. RR: 32 kali/menit menunjukkan usaha napas meningkat sesuai dengan teori yang mendukung diagnosis pneumonia.

Dari pemeriksaan darah ditemukan peningkatan WBC yang mengindikasikan sudah terjadi proses infeksi. Pada pemeriksaan LED tidak terjadi peningkatan LED dan pemeriksaan sputum BTA negative

Gambaran radiologis yang ditemukan sesuai dengan teori yakni pneumonia dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan "air Bronchogram ", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Gambaran Radiologis pada foto thorax pneumonia lobaris terutama pada kasus antara lain perselubungan padat-homogen sesuai dengan lobus atau segmen paru secara anatomis. Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas.Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil.

Tidak tampak deviasi trachea / septum / flssure / seperti pada atelektasis. Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura. Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang paling akhir terkena. Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler. Pada masa resolusi sering tampk Air Bronchogram Sign.

Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut Pneumonitis.

Berdasarkan etiologi, penyebab pneumonia dibagi dalam 3:


Bakteri penyebab pneumonia:
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus Haemophilus influenza, Klebsiella pneumoniae Legionella pneumophilia.

Nonpneumonia

bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia psittaci dan Coxiella burnetti (Q fever). Pneumonia yang disebabkan oleh virus hampir semua oleh virus influenza dan cold virus

Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikoorganisma di paru, karena mekanisme pertahanan paru. Bila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit

Kongesti Hepatisasi merah

Hepatisasi Kelabu Resolusi

Resiko infeksi tergantung kepada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan: Inokulasi langsung Penyebaran melalui pembuluh darah Inhalasi bahan aerosol Kolonisasi dipermukaan mukosa

Gambaran klinis Anamnesis Gambaran klinis biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40oC, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.

Pemeriksaan fisis Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas. Pada palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.

Gambaran radiologis Foto toraks PA/lateral merupakan pemeriksaan radiologi utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrate sampai konsolidasi dengan air-bronchogram serta gambaran kavitas.

Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, >10.000/ul bahkan 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakea/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosintesis, bronkoskopi, atau biopsi Kultur kuman merupakan pemeriksaan utama praterapi dan bermanfaat untuk evaluasi terapi selanjutnya.

Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3


Pneumonia lobaris

Pneumonia lobularis (bronchopneumonia)

Pneumonia interstitialis (bronkiolitis)

Gambaran Radiologis pada foto thorax pneumonia lobaris terutama pada kasus antara lain: Perselubungan paru Lobus kanan atas. Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas Volume paru tidak berubah, Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign.

Pola penyebaran bercak, teratur didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Konsolidasi yang tidak homogen di area berbercak infiltrat peribronkhial yang semiopak dan tidak homogen didaerah hillus

Gambaran fibrosis pada basal dan perifer paru

Berdasarkan etiologi dibagi menjadi 2

Pneumonia bakteri

Pneumonia Virus

Disebabkan oleh Klabsiella Pneumonia Disebabkan oleh staphylococcus aureus

ditemukan berupa kavitas dengan konsolidasi pada lobus yang sering diawali Tampak pada dengan cavitas penonjolan hemitorax sinistra fisura yang menandakan suatu respon yang Sering ditemukan sangat pula eksudatif perselubungan homogen multifocal dan bilateral tanpa gambaran air bronkogram. Pengurangan Volume paru kavitas, efusi maupun empiema

Disebabkan oleh Virus Influenza A dan B Infiltrate yang tidak terlalu jelas, yang tidak merata yang sering terkena pada lobus bawah unilateral maupun bilateral Perselubungan homogen dengan distribusi segmental atau subsegmental, tampak nodul-nodul atau asinar opacity berukuran 5-10 mm tersebar di lapangan baru

Post Primary Tuberculosis

Bronkogenik karsinoma

Atelektasis

Gambaran umum foto thorax pada Tuberkulosis Post primary: Dapat berupa aktif maupun inaktif Terdapat kavitas, skar fokal yang paling sering pada lobus atas paru Adenopathy and effusions jarang ditemukan pada gambaran radiologi infeksi jamur dapat berkembang pada kavitas yang aktif.

Garis fibrosis pada Lapisan Parenkim meluas ke bagian apeks dengan penarikan kedua hilus pada kedua lobus atas.

Manifestasi klinis hampir sama dengan gejala pada pneumonia. Gambaran radiologi dapat meliputi atelektasis lobus, dapat member gambaran air bronkogram atau kavitas

Atelektasis memberi gambaran yang mirip dengan pneumonia tanpa air bronkagram. Namun terdapat penarikan jantung, trakea dan mediastinum ke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume. Interkostal space menjadi lebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit. sehingga akan tampak toraks asimetris

Anda mungkin juga menyukai