Anda di halaman 1dari 22

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian dari implementasi modulasi dan demodulasi BPSK yang telah dijelaskan pada bab III. Hasil dari pengujian kinerja sistem ditampilkan pada grafik BER vs SNR. Sesuai yang dijelaskan pada bab III, terdapat beberapa model sistem yang dapat dianalisis dari tugas akhir ini, yaitu : a. Sistem DIP Switch dengan sinyal masukan dari function generator (FG). b. Sistem DIP Switch dengan sinyal masukan dari pulse generator simulink (PG). c. Sistem multiport selector. d. Sistem 2 board DSK bergantian. Sebelum menguji empat sistem tersebut, terdapat bagian dari sistem yang perlu diuji yaitu spesifikasi low pass filter yang digunakan. Berdasarkan tinjauan pustaka bab 2, low pass filter harus melewatkan lebih dari setengah frekuensi simbol atau melewatkan setengah time bit. Parameter lebih dari setengah inilah yang akan diuji dengan melakukan iterasi pada spesifikasi low pass filter tertentu. Tidak hanya pengujian dari sisi simulasi dan implementasinya saja, pada bab ini juga akan dijelaskan kinerja modulasi dan demodulasi BPSK secara teoritis. Nilai parameter yang digunakan diambil dari data pengukuran implementasi sistem. Kinerja secara teoritis ini ditampilkan dalam grafik BER vs SNR. Berikut uraian dari pengujian dan analisis kinerja sistem, dimulai dari kinerja modulasi dan demodulasi BPSK secara teoritis, pengujian low pass filter, pengujian modulasi dan demodulasi BPSK secara simulasi, serta pengujian empat model sistem yang diimplementasikan pada DSK TMS320C6713. 4.1 Kinerja Sistem Modulasi dan Demodulasi BPSK Secara Teori Teori dasar untuk modulasi dan demodulasi BPSK sudah diuraikan pada bab II, mulai dari proses modulasi, demodulasi, serta probabilitas error yang dapat menunjukkan kinerja sistem. Pada sub bab ini akan diuraikan nilai BER dari BPSK terhadap SNR menggunakan rumus teoritis dengan nilai variabel yang terukur dari tahap implementasi.

49

Berdasarkan persamaan 2.19 pada bab II, bandwidth (W) yang digunakan adalah 2 kHz sesuai dengan sinyal pembawa yang diimplementasikan. Sedangkan laju bit (R) menggunakan variasi 1 kbps dan 2 kbps. Untuk nilai Signal to Noise Ratio (S/N) dapat dihitung dengan persamaan 2.20. Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa tegangan root mean square (Vrms) dengan acuan parameter amplitudo sinyal pembawa di simulink. Begitu pula dengan variasi Vrms dari blok uniform noise generator simulink yang mengacu pada amplitudo program. Variasi nilai tegangan terukur (Vrms) dari keluaran DSK TMS320C6713 dapat dilihat dalam tabel 4.1.

50

Tabel 4.1 Variasi Nilai Vrms Terukur dari DSK Amplitudo Program 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Vrms (volt) Modulasi BPSK 0.09 0.184 0.276 0.37 0.463 0.556 0.649 0.743 0.836 0.929

Noise 0.07 0.146 0.219 0.291 0.371 0.437 0.516 0.577 0.645 0.722

Dari data tersebut dapat dihitung nilai SNR untuk digunakan dalam menghitung Pe pada persamaan 2.18. Perhitungan teoritis nilai yang digunakan adalah nilai pada amplitudo program yang sudah merupakan fungsi tegangan (Vrms). Hal ini dapat dilihat pada keluaran tegangan modulasi BPSK pada DSK ketika amplitudo program diatur pada nilai 1. Hasil perhitungan Pe dan grafiknya sebagai berikut. Tabel 4.2 Perhitungan Pe (teoritis) Laju Bit (kbps) Lv Noise 0.9 0.8 0.6 0.5 0.4 0.3 0.25 SNR (dB) 0.91515 1.9382 4.436975 6.0206 7.9588 10.45757 12.0412 Eb/No 2.222222 2.5 3.333333 4 5 6.666667 8 BER 0.002869 0.001565 0.000261 6.33E-05 7.74E-06 2.42E-07 1.54E-08

51

Laju Bit (kbps)

Lv Noise 0.2 0.9 0.8 0.6 0.5 0.4 0.3 0.25 0.2

SNR (dB) 13.9794 0.91515 1.9382 4.436975 6.0206 7.9588 10.45757 12.0412 13.9794

Eb/No 10 1.111111 1.25 1.666667 2 2.5 3.333333 4 5

BER 2.54E-10 0.035015 0.025347 0.009823 0.004678 0.001565 0.000261 6.33E-05 7.74E-06

Gambar 4.2 Grafik BER vs SNR sistem BPSK secara teori Dari gambar 4.2, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laju bit maka semakin buruk nilai BER, dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat pada titik SNR yang sama, nilai BER antara laju data 1 kbps dengan 2

52

kbps berbeda. Atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh nilai BER yang paling baik, laju bit 1 kbps membutuhkan nilai SNR yang lebih kecil daripada laju bit 2 kbps. Sebagai contoh pada SNR 7.9588 dB, nilai BER untuk laju bit 1 kbps adalah 1.44E-15 sedangkan untuk laju bit 2 kbps adalah 1.68E-08. Pengaruh lebih buruknya nilai BER pada laju data 2 kbps adalah time bit yang kecil membuat detektor bit bekerja sangat cepat sehingga kurang handal dalam menghadapi noise yang tinggi. 4.2 Simulasi Low Pass Filter pada Sistem Demodulasi BPSK Dalam sistem demodulasi BPSK yang diimplementasikan terdapat low pass filter. Seperti yang dijelaskan dalam bab 2 tinjauan pustaka, low pass filter yang digunakan harus melewati lebih dari setengah nilai time bit simbol. Parameter lebih dari setengah memiliki kemungkinan nilai yang banyak. Oleh karena itu perlu adanya penentuan spesifikasi filter yang cocok digunakan pada laju data 1 kbps dan 2 kbps. Low pass filter yang digunakan menggunakan equiripple dengan fstop 3000 Hz. Hal ini untuk menghindari terjadinya aliasing pada sistem dengan frekuensi sampling 8000 Hz. Untuk orde filter yang digunakan mengikuti fitur design filter dari blok digital filter design pada simulink.

Gambar 4.3 Grafik BER vs SNR untuk spesifikasi LPF 1 kbps

53

Sedangkan pada laju data 2 kbps memiliki spesifikasi fpass yang lebih tinggi. Grafik BER vs SNR untuk laju bit 2 kbps dapat dilihat pada gambar 4.4. Sama halnya dengan laju bit 1 kbps, masing-masing spesifikasi low pass filter memiliki ciri khas tersendiri dalam nilai SNR yang sama. Sebagai contoh pada SNR 13,98, low pass filter dengan fpass 1200 Hz memiliki nilai BER yang paling baik dibandingkan dengan low pass filter lainnya. Sedangkan pada SNR 6,02, low pass filter dengan fpass 1400 Hz memiliki nilai BER yang paling baik.

Gambar 4.4 Grafik BER vs SNR untuk spesifikasi LPF 2 kbps Dari grafik BER vs SNR pada gambar 4.3 dan 4.4, maka low pass filter yang dipilih adalah dengan fpass 1400 Hz fstop 3000 Hz. Hal ini karena fpass ini memiliki nilai BER rata-rata paling baik untuk nilai SNR beragam dalam 2 kondisi laju bit yang berbeda, yaitu 1 kbps dan 2 kbps. Berdasarkan nilai BER teoritis sebelumnya, laju bit 2 kbps memiliki nilai BER yang lebih buruk daripada 1 kbps sehingga untuk pemilihan spesifikasi low pass filter ini juga lebih memperhatikan laju bit 2 kbps. Untuk spesifikasi filter yang digunakan terdapat pada gambar 4.5 yang berupa GUI Digital Filter Design. Semua kalkulasi untuk mendesain filter ini memanfaatkan tombol design filter agar Matlab membuat respon filter yang paling bagus.

54

Gambar 4.5 Spesifikasi low pass filter yang digunakan. 4.3 Pengujian Sistem Modulasi dan Demodulasi BPSK secara Simulasi. Simulasi yang dilakukan menggunakan simulink dengan tujuan sebagai pendekatan dari implementasi ke DSK TMS320C6713. Simulasi yang dibuat terdapat dalam sub bab 3.3 pada gambar 3.15, dimana sistem ini akan diimplementasikan pada DSK TMS320C6713. Dalam simulasi ini, sistem akan diuji dengan variabel laju bit dan noise. Laju bit yang divariasikan berupa 1 kbps dan 2 kbps. Amplitudo noise yang disimulasikan pada 5 titik uji yaitu nilai 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 1. Hasil grafik BER vs SNR dapat dilihat pada gambar 4.6.

55

Tabel 4.3 Hasil pengujian simulasi sistem dalam Simulink Laju Bit (kbps) Noise (volt) 0.9 0.8 0.6 0.5 0.4 0.3 0.25 0.2 0.9 0.8 0.6 0.5 0.4 0.3 0.25 0.2 SNR (dB) 0.91515 1.9382 4.436975 6.0206 7.9588 10.45757 12.0412 13.9794 0.91515 1.9382 4.436975 6.0206 7.9588 10.45757 12.0412 13.9794 BER 0.04382 0.03239 0.01194 0.003162 6.25E-05 0.000025 0.000025 0.000025 0.06037 0.04337 0.009225 0.000575 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005

Gambar 4.6 Grafik BER vs SNR simulasi sistem

56

Berdasarkan gambar 4.6, dapat dilihat karakteristik grafik BER vs SNR dari sistem yang akan diimplementasikan secara simulasi. Secara keseluruhan, nilai BER pada laju data 1 kbps dan 2 kbps tidak berbeda jauh untuk SNR kurang dari 7,959 dB. Hal ini karena low pass filter yang dipilih sebelumnya merupakan spesifikasi terbaik untuk kondisi 2 laju data tersebut. Pada SNR lebih dari 7,959 dB, untuk laju data 1 kbps terjadi penurunan nilai BER yang tidak signifikan jika dibandingkan pada SNR kurang dari 7,959 dB. Sedangkan untuk laju data 2 kbps, pada SNR antara 7,959 dB hingga 13,979 dB memiliki nilai BER yang sama. Hal ini terjadi akibat dari arsitektur sistem modulasi dan demodulasi BPSK yang disimulasikan. Noise yang mengakibatkan nilai SNR lebih dari 7,959 dB tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai BER pada sistem ini secara simulasi Simulink. 4.4 Pengujian Sistem DIP Switch dengan Sinyal Masukan dari Function Generator. Pengujian implementasi sistem yang pertama adalah sistem DIP Switch dengan diagram blok sistem seperti pada sub bab 3.4.1. Sinyal masukan atau data dari sistem ini diambil dari function generator yang dihubungkan ke port line in pada DSK TMS320C6713. Dari 3 kali hasil pengujian, diperoleh nilai BER seperti pada tabel 4.4, sedangkan grafik BER vs SNR dapat dilihat pada gambar 4.7. Tabel 4.4 Hasil pengukuran BER sistem DIP Switch FG
Laju Bit (kbps) Noise (volt) 0.722 0.577 0.437 1 0.371 0.291 0.219 0.182 SNR (dB) 0.445528 2.392756 4.806643 6.228794 8.338412 10.80739 12.41484 BER I 0.5063 0.5018 0.4982 0.4993 0.4856 0.5028 0.481 II 0.5091 0.5038 0.5081 0.5038 0.5002 0.4722 0.5017 III 0.5003 0.5067 0.4975 0.4937 0.489 0.4961 0.4986 Rata-Rata 0.505233 0.5041 0.501267 0.498933 0.4916 0.490367 0.493767

57

Laju Bit (kbps)

Noise (volt) 0.146 0.722 0.577 0.437 0.371 0.291 0.219 0.182 0.146

SNR (dB) 14.32921 0.445528 2.392756 4.806643 6.228794 8.338412 10.80739 12.41484 14.32921

BER I 0.4891 0.5794 0.4583 0.4565 0.4999 0.4501 0.4947 0.5021 0.4909 II 0.4948 0.5111 0.6011 0.5614 0.535 0.4779 0.4918 0.4902 0.4433 III 0.4845 0.5977 0.5271 0.5046 0.5036 0.5036 0.4583 0.5066 0.4647 Rata-Rata 0.489467 0.562733 0.528833 0.5075 0.512833 0.4772 0.4816 0.499633 0.4663

Gambar 4.7 Grafik BER vs SNR Sistem DIP Switch dengan function generator Dari tabel 4.3 dan gambar 4.7 dapat dilihat bahwa nilai BER hanya berkisar pada titik 0.5 untuk semua nilai SNR. Jika diamati nilai BER secara menyeluruh, tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai BER pada laju data 1 kbps dan 2 kbps. Hal ini disebabkan karena ketidaksinkronan clock antara perangkat function generator sebagai penghasil sinyal dan DSK TMS320C6713 sebagai pengolah sinyal.

58

Ketidaksinkronan clock ini menyebabkan terjadinya kesalahan modulasi sinyal dan juga bisa terjadi kesalahan dalam mengembalikan sinyal informasi dalam proses demodulasi. 4.5 Pengujian Sistem DIP Switch dengan Sinyal Masukan dari Pulse Generator. Pengujian sistem selanjutnya masih menggunakan DIP Switch untuk mengontrol proses modulasi dan demodulasi BPSK dalam 1 board DSK TMS320C6713. Pada sistem DIP Switch yang kedua ini menggunakan sinyal masukan dari blok pulse generator simulink. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja maksimal dari DSK TMS320C6713 dalam melakukan proses modulasi dan demodulasi BPSK. Dengan sistem yang diimplementasikan seperti pada sub bab 3.4.1 gambar 3.21, diperoleh hasil BER dalam SNR tertentu seperti pada tabel 4.5. Untuk gambar grafik BER vs SNR dapat dilihat pada gambar 4.8. Tabel 4.5 Hasil Pengukuran BER sistem DIP Switch PG.
Laju Bit (kbps) Noise (volt) 0.722 0.577 0.437 1 0.371 0.291 0.219 0.182 0.146 0.722 2 0.577 0.437 0.371 SNR (dB) 0.249032 2.19626 4.610148 6.032298 8.141916 10.61089 12.21835 14.13272 0.249032 2.19626 4.610148 6.032298 BER I 0.0455 0.0369 0.0169 0.0053 0.0003 0 0 0 0.1108 0.1009 0.0981 0.0156 II 0.0436 0.0301 0.0152 0.0073 0.0006 0 0 0 0.1228 0.0905 0.0661 0.0179 III 0.0557 0.029 0.0188 0.0064 0.0005 0 0 0 0.1068 0.1029 0.0721 0.0632 Rata-Rata 0.048267 0.032 0.016967 0.006333 0.000467 0 0 0 0.113467 0.0981 0.078767 0.032233

59

Laju Bit (kbps)

Noise (volt) 0.291 0.219 0.182 0.146

SNR (dB) 8.141916 10.61089 12.21835 14.13272

BER I 0.0099 0 0 0 II 0.001 0 0 0 III 0.001 0 0 0 Rata-Rata 0.003967 0 0 0

Gambar 4.8 Grafik BER vs SNR sistem DIP Switch dengan Pulse Generator Dari tabel 4.5 dan gambar 4.8 dapat dilihat bahwa bentuk grafik BER sudah menyerupai grafik BER teoritis, hanya saja rata-rata nilai BER paling baik yaitu bernilai 0 pada SNR lebih dari 10,61 dB pada laju bit 1 kbps dan 2 kbps dalam tiga kali pengujian 10.000 bit. Sedangkan nilai BER terbaik dimana ditemukan kesalahan bit terdapat pada nilai BER 0,467E-03 pada laju bit 1 kbps dan nilai BER 3,967E-03 pada laju bit 2 kbps. Grafik BER vs SNR ini merupakan karakteristik DSK TMS320C6713 dalam melakukan proses modulasi dan demodulasi BPSK. Pada titik uji keenam dan seterusnya, mulai SNR bernilai 10,61 dB, nilai BER yang ditampilkan pada grafik membentuk garis lurus

60

karena mencapai nilai BER 0 atau tidak terdapat kesalahan sama sekali dalam tiga kali pengujian 10.000 bit. Dapat dilihat juga bahwa pada laju bit 1 kbps memiliki nilai BER lebih baik daripada laju bit 2 kbps pada nilai SNR yang sama. Atau dapat juga dikatakan, untuk memperoleh nilai BER yang sama, laju bit 1 kbps membutuhkan nilai SNR yang lebih kecil daripada laju bit 2 kbps. Hal ini karena pada laju bit yang lebih tinggi, sistem detektor (komparator sinyal) pada sistem demodulasi BPSK akan bekerja dengan cepat sehingga noise akan sangat berpengaruh pada sistem tersebut dan dapat mengakibatkan kesalahan deteksi bit. Contoh hasil modulasi dan demodulasi BPSK dengan laju bit 2 kbps pada implementasi ini dapat dilihat pada gambar 4.9. Dapat dilihat pada hasil demodulasi muncul fenomena Gibbs akibat dari pembentukan sinyal kotak berdasarkan deret Fourier. Fenomena Gibbs tidak mempengaruhi hasil pengujian karena pada program Excel untuk menghitung nilai BER telah diberi komparator sinyal untuk menandakan bit 0 atau 1.

Gambar 4.9 Sinyal hasil implementasi sistem DIP Switch PG 4.6 Pengujian Sistem Multiport Pada pengujian sistem multiport ini menggunakan program seperti pada gambar 3.23 dalam sub bab 3.4.2. Sistem ini memerlukan rangkaian tambahan untuk memecah saluran right channel dan left channel pada kabel audio stereo. Sama halnya dengan pengujian sistem sebelumnya, pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pada 10.000 bit dengan data hasil uji coba seperti pada tabel 4.6. Performa dari sistem ini ditampilkan dalam grafik BER vs SNR pada gambar 4.10.

61

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran BER Sistem Multiport


Laju Bit (kbps) Noise (volt) 0.722 0.577 0.437 1 0.371 0.291 0.219 0.182 0.146 0.722 0.577 0.437 2 0.371 0.291 0.219 0.182 0.146 SNR (dB) 0.249032 2.19626 4.610148 6.032298 8.141916 10.61089 12.21835 14.13272 0.249032 2.19626 4.610148 6.032298 8.141916 10.61089 12.21835 14.13272 BER I 0.1976 0.2179 0.1456 0.1207 0.1032 0.0621 0 0 0.6622 0.581 0.273 0.1444 0.1068 0.1988 0.0276 0 II 0.311 0.1515 0.2047 0.1456 0.0642 0.0729 0 0 0.6143 0.3556 0.273 0.2472 0.1011 0.1673 0.0555 0 III 0.2504 0.1452 0.1207 0.1741 0.0488 0.0734 0 0 0.6404 0.4001 0.2098 0.276 0.273 0.1056 0.0589 0 Rata-Rata 0.253 0.171533 0.157 0.1468 0.072067 0.069467 0 0 0.638967 0.445567 0.251933 0.222533 0.1603 0.157233 0.047333 0

62

Gambar 4.10 Grafik BER vs SNR Sistem Multiport Dalam gambar 4.10, rata-rata nilai BER paling bagus yaitu bernilai 0 pada SNR lebih dari 12,21 dB untuk laju bit 1 kbps dan SNR lebih dari 14,14 dB untuk laju bit 2 kbps. Sedangkan nilai BER terbaik dimana ditemukan kesalahan bit terdapat pada nilai BER sebesar 0,0695 pada laju bit 1 kbps dan 0,0473 pada laju bit 2 kbps. Titik uji SNR lebih dari 12,22 dB memiliki grafik lurus dikarenakan pada saat tiga kali pengujian menghasilkan nilai BER 0 atau tidak terdapat kesalahan bit sama sekali. Pada laju bit 1 kbps memiliki nilai BER lebih baik daripada laju bit 2 kbps pada nilai SNR yang sama. Atau dapat juga dikatakan, untuk memperoleh nilai BER yang sama, laju bit 1 kbps membutuhkan nilai SNR yang lebih kecil daripada laju bit 2 kbps. Hal ini terjadi karena detektor bekerja dengan cepat pada laju data 2 kbps sehingga sangat rentan terhadap noise. Selain itu, sinyal modulasi BPSK yang dikeluarkan terlebih dahulu memungkinkan terjadinya perbedaan clock (fase sinyal) pada saat sinyal tersebut masuk ke line in DSK untuk dilakukan proses demodulasi BPSK. Pada sistem multiport ini juga sangat rentan terhadap noise karena kabel yang digunakan untuk uji coba yang digunakan berasal dari 1 port yang sama, line out DSK. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai BER yang signifikan ketika nilai SNR lebih dari 10,61 dB.

63

4.7 Pengujian Sistem 2 Board Bergantian Pengujian selanjutnya adalah menguji DSK TMS320C6713 dalam melakukan salah satu proses modulasi atau demodulasi BPSK. Dalam pengujian ini memerlukan bantuan PC untuk merekam sinyal hasil modulasi BPSK serta menambahkan noise melalui aplikasi Audacity seperti pada gambar 4.11. Selanjutnya PC akan mengirimkan sinyal modulasi BPSK dengan noise ke DSK TMS320C6713 yang berfungsi sebagai demodulator BPSK untuk diketahui kinerjanya.

Gambar 4.11 Hasil sinyal modulasi BPSK yang direkam PC Untuk menghitung nilai SNR pada sistem 2 board ini menggunakan nilai tegangan (Vrms) yang dihasilkan PC. Tegangan keluaran (Vrms) sinyal modulasi BPSK sebesar 0,75 volt untuk laju bit 1 kbps dan 2 kbps. Tabel 4.7 Variasi Nilai Tegangan Noise Terukur dari Audacity PC Amplitudo Noise 0.2 0.25 0.3 0.4 0.5 Vrms (volt) 0.133 0.169 0.201 0.276 0.346

64

Amplitudo Noise 0.6 0.8 1

Vrms (volt) 0.42 0.562 0.705

Hasil uji coba dinyatakan dalam nilai BER dalam kondisi SNR tertentu seperti pada tabel 4.8. Grafik BER vs SNR untuk sistem 2 board bergantian ini terdapat pada gambar 4.12. Tabel 4.8 Hasil Pengukuran BER Sistem 2 Board Bergantian Laju Bit (kbps) Noise (volt) 0.705 0.562 0.42 1 0.346 0.276 0.201 0.169 0.133 0.705 0.562 0.42 2 0.346 0.276 0.201 0.169 0.133 SNR (dB) 0.537443 2.506499 5.036239 6.719703 8.683044 11.4373 12.94349 15.02419 0.537443 2.506499 5.036239 6.719703 8.683044 11.4373 12.94349 15.02419 BER I 0.5032 0.5022 0.5006 0.5385 0.5019 0.4975 0.5614 0.4963 0.5099 0.5005 0.5036 0.6079 0.4985 0.5066 0.5036 0.4984 II 0.5002 0.5054 0.5017 0.5474 0.4995 0.489 0.5081 0.4992 0.5015 0.5046 0.4962 0.7354 0.5006 0.5046 0.4902 0.4955 III 0.504 0.5026 0.5015 0.5002 0.4985 0.4501 0.4565 0.4987 0.5026 0.5009 0.4988 0.4779 0.4991 0.5021 0.5271 0.4964 Rata-Rata 0.502467 0.5034 0.501267 0.5287 0.499967 0.478867 0.508667 0.498067 0.504667 0.502 0.499533 0.607067 0.4994 0.504433 0.506967 0.496767

65

Gambar 4.12 Grafik BER vs SNR Sistem 2 Board Bergantian Dari tabel 4.8 dan gambar 4.12 dapat dilihat bahwa nilai BER hanya berkisar pada titik 0.5 untuk semua nilai SNR. Jika diamati nilai BER secara menyeluruh, tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai BER pada laju bit 1 kbps dan 2 kbps. Hal ini disebabkan karena ketidaksinkronan clock antar perangkat, baik DSK maupun PC. Ketidaksinkronan clock ini menyebabkan terjadinya kesalahan dalam demodulasi sinyal sehingga terjadi kesalahan deteksi bit yang dihasilkan dari demodulator BPSK. Contoh kesalahan dalam proses demodulasi BPSK pada sistem ini dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Kesalahan Demodulasi BPSK pada Sistem 2 Board Bergantian

66

4.8 Analisis Sistem Keseluruhan Setelah dilakukan pengujian pada simulasi serta 4 model implementasi modulasi dan demodulasi BPSK, sistem keseluruhan dapat dianalisis dengan membandingkan grafik BER vs SNR untuk tiap laju bit. Grafik BER vs SNR dari sistem keseluruhan terdapat dalam gambar 4.14 dan 4.15. Pada laju bit 1 kbps dan 2 kbps, dapat dilihat bahwa performa sistem modulasi dan demodulasi BPSK yang diimplementasikan masih jauh dari teori. Grafik nilai BER dari implementasi yang paling bagus terdapat pada sistem DIP Switch dengan pulse generator. Sistem ini merupakan kondisi terbaik dari DSK TMS320C6713 dalam melakukan modulasi dan demodulasi BPSK dengan rata-rata nilai BER 0 dalam tiga kali pengujian 10.000 bit mulai SNR 10,61 dB. Untuk SNR yang lebih rendah juga lebih baik daripada implementasi sistem yang lainnya. Hal ini dikarenakan DSK bekerja dalam kondisi sinkron baik antara sinyal informasi, sinyal pembawa, dan keseluruhan pengolahan sinyalnya. Sedangkan performa implementasi sistem paling buruk, yaitu nilai BER keseluruhan berkisar pada 0,5, terdapat pada sistem DIP Switch dengan sinyal masukan dari function generator dan sistem 2 board bergantian. Pada sistem DIP Switch dengan function generator terjadi ketidaksinkronan antara sinyal masukan dengan proses modulasi BPSK. Sedangkan pada sistem 2 board DSK bergantian terjadi ketidaksinkronan antara sinyal modulasi dengan sinyal pembawa pada proses demodulasi BPSK. Ketidaksinkronan sinyal ini mengakibatkan nilai BER berkisar pada 0,5 untuk berbagai kondisi SNR. Hasil simulasi sistem pada laju bit 2 kbps memiliki nilai BER yang lebih baik daripada teori. Hal ini dikarenakan sistem yang dirancang sudah menggunakan spesifikasi filter yang cocok. Nilai BER dari simulasi sistem lebih bagus daripada teori terdapat pada nilai SNR lebih dari 4,44 dB. Untuk memperbaiki nilai BER dapat dilakukan penaikan daya sinyal pada modulator BPSK. Hal ini bertujuan untuk menaikkan nilai SNR. Tetapi masing-masing perangkat memiliki batasan daya. Untuk ADC/DAC pada DSK TMS320C6713 memiliki tegangan maksimal sekitar 2,5 volt, berarti dengan asumsi tegangan maksimal noise yang sama (0,72 volt), maka dapat diperoleh SNR sebesar 10,79 dB.

67

Gambar 4.14 Grafik BER vs SNR Sistem Keseluruhan Laju Bit 1 kbps.

Gambar 4.15 Grafik BER vs SNR Sistem Keseluruhan Laju Bit 2 kbps. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu adanya metode untuk sinkronisasi sinyal, terutama sinkronisasi sinyal pembawa pada

68

demodulator BPSK. Terdapat beberapa metode untuk sinkronisasi sinyal pembawa seperti metode costas loop dan metode square-then-divide. Metode costas loop menggunakan Voltage Controlled Oscillator (VCO) untuk mengubah fase sinyal pembawa pada demodulator BPSK agar sinkron dengan sinyal modulasi yang datang. Sedangkan metode squarethen-divide menggunakan JK flip flop untuk menghasilkan sinyal pembawa dengan fase yang sama dengan sinyal modulasi yang datang. Kalaupun metode sinkronisasi sinyal pembawa ini sudah dapat diimplementasikan pada DSK TMS320C6713, nilai BER yang diperoleh tidak akan lebih baik dari sistem DIP Switch dengan pulse generator. Karena sistem ini melakukan semua proses modulasi dan demodulasi di dalam 1 board DSK TMS320C6713. Atau dapat dikatakan performa sistem sistem DIP Switch dengan pulse generator merupakan kondisi pengujian paling ideal DSK dalam melakukan proses modulasi dan demodulasi BPSK.

69

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

70

Anda mungkin juga menyukai