Anda di halaman 1dari 6

BAB II TINAJUAN PUSTAKA A.

KARAKTERISTIK SINAR GAMMA Sinar gamma adalah radiasi gelombang elektromagnetik yang terpancar dari inti atom dengan energi yang sangat tinggi yang tidak memiliki massa maupun muatan. Sinar gamma ikut terpancar ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan sinar gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun massa atom. Sinar gamma memiliki beberapa sifat alamiah berikut ini. 1. Sinar gamma tidak memiliki jangkauan maksimal di udara, semakin jauh dari sumber intensitasnya makin kecil. 2. Mempunyai daya ionisasi paling lemah. 3. Mempunyai daya tembus yang terbesar. 4. Tidak membelok dalam medan listrik maupun medan magnet.

B. PELURUHAN GAMMA Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma (). Dalam proses pemancaran ini, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah. ( A X) * A X + Energi gelombang ini ditentukan oleh panjang gelombang () atau oleh frekuensinya (f) sesuai persamaan E=hf= hc / dengan h adalah tetapan plank yang besarnya 6,63 10-34 Js.

Gambar 2.1 Peluruhan Gamma

Energi tiap foton adalah beda energi antara keadaan awal dan keadaan akhir inti, dikurangi dengan sejumlah koreksi kecil untuk energi pental inti. Energi ini berada pada kisaran 100 KeV hingga beberapa MeV. Inti dapat pula dieksitasi dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan menyerap foton dengan energi yang tepat. Gambar 2.2 memperlihatkan suatu diagram tingkat energi yang khas dari keadaan eksitasi inti dan beberapa transisi sinar gamma yang dipancarkan. Wakto paro khas bagi tingkat eksitasi inti adalah 10-9 hinga 10-12 s. Ada beberapa yang memiliki waktu paro lama (beberapa jam bahkan beberapa hari). Inti-inti yang tereksitasi seperti ini dinamakan isomer dan keadaan tereksitasinya dikenal sebagai keadaan isomerik.

Gambar2.2 Diagram Tingkat Energi

Dalam menghitung energi partikel alfa dan beta yang dipancarkan dalam peluruhan radioaktif di depan dianggap tidak ada sinar gamma yang dipancarkan. Jika ada sinar gamma yang dipancarkan, maka energi yang ada (Q) harus dibagi bersama antara partikel dengan sinar gamma.

C. ENERGI YANG DIPANCARKAN SINAR GAMMA Energi yang dipancarkan oleh sinar gamma Ei=Ef+ER+E Dimana ER : energi kinetik bergerak mundur (recoil)

Jadi,

Gunakan rumus abc untuk mencari

D. ABSORBSI SINAR GAMMA Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik yang membawa energi dalam bentuk paket-paket yang disebut foton. Jika sinar gamma masuk ke dalam suatu bahan, juga mengahsilkan ionisasi, hanya saja ionisasi yang dihasilkan sebagian besar melalui proses ionisasi sekunder. Jadi, sinar gamma berinteraksi dengan materi hanya beberapa pasang ion

primer saja yang terbentuk. Ion-ion primer itu selanjutnya melakukan proses ionisasi sekunder sehingga diperoleh pasangan ion yang lebih banyak dibandingkan yang terbentuk pada proses ionisasi primer. Jika berkas sinar gamma homogeny melintas melalui keeping tipis bahan maka intensitas radiasinya akan berkurang secara eksponensial. Ketika berkas sinar gamma dengan intensitas I menumbuk keeping yang tebalnya x, perubahan intensitas berkas saat melewati keeping tersebut sebanding dengan ketebalan dan intensitas berkas datangnya. I = - Ix Dimana : koefisien absorbs I : perubahan intensitas I : Intensitas berkas x : tebal keeping bahan Jika masing-masing foton sinar gamma memiliki energy yang sama, maka tidak tergantung pada x. dengan mengintegrasikan persamaan (1) diperoleh I = I0e-x

(1)

(2)

Persamaan (2) memberikan informasi mengenai intensitas radiasi I setelah intensitas awal I0 melewati ketebalan bahan yang diberikan. Intensitas sendiri dapat dituliskan: I Bhf Dimana B : fluks fotonsinar gamma h : konstnta plank f : frekuensi sina gamma Persamaan (2) akhirnnya dapat ditulis B = B0e-ux (3)

(4)

Semua persamaan diatas berlaku juga untuk sinar X. Mengapa kita tidak dapat membedakan sifat-sifat sinar X dengan sinar gamma. Hal ini dikarenakan sampai saat ini bellum ditemukan perbedaan diantara keduanya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebutan sinaar gamma dan sinar X hanya untuk membedakan sumbernya pemberian nama sinar X juga diberikan jika berasal dari sumber buatan seperti yang dihasilkan dari tabung Collidge. Persamaan (1), (2), (3), dan (4) hanya berlaku jika:

Sinar gamma bersifat monoenergetik Berkas collimated dan small sohd solid angle Penyerap tidak tebal

Koefisien absorbsi tergantung pada sifat bahan dan energi awal sinar gamma. Koefisien serapan atomik seringkali disebut microscopic cross section (), sedangkan koefisien serapan linier sering dikenal dengan istilah macroscopic cross section (=N). Sedangkan nilai tebal paro atau half value thickness (HVT) adalah tebal bahan perisai yang diperlukan radiasi gelombang elektromagnetik untuk mengurangi intensitas radiasinya, sehingga tinggal setengah dari semula. Jika penurunan intensitas dirumuskan I = I0e-x pada saat intensitas menjadi setengahnya I=1/2I0 . Dilihat dari daya tembusnya, radiasi gamma memiliki daya tembus paling kuat dibandingkan dengan radiasi partikel yang dipancarkan inti radioaktif lainnya. Sebaliknya, daya ionisasinya paling lemah. Karena sinar gamma termasuk gelombang elektromagnetik, maka kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya.

Anda mungkin juga menyukai