diredakan dengan parasetamol Ekspektoran / mukolitik Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan Kontrol setelah 48 jam atau lebih awal bila diperlukan Bila tidak membaik dalam 48 jam : dipertimbangkan untuk dirawat di rumah sakit, atau dilakukan foto toraks.
Rawat inap di RS : Oksigen : bila perlu pantau saturasi oksigen, tujuan : mempertahankan PaO2 > 8 kPa dan SaO2 > 92% Cairan intravena Nutrisi Nyeri pleuritik / demam diredakan dengan parasetamol Ekspektoran / mukolitik Foto torak diulang untuk pasien yang tidak menunjukkan perbaikan yang memuaskan
Terapi antibiotika : Berdasarkan konsensus IDSA/ ATS 2007, rekomendasi terapi empiris untuk CAP antara lain : 1. Terapi pasien rawat jalan a. Pasien yang sebelumnya sehat dan tidak mempergunakan antibiotik dalam 3 bulan terakhir : makrolid atau doksisiklin b. Terdapat faktor komorbid (penyakit kardiopumonal, penyakit hati atau ginjal, DM, alkoholisme, keganasan, kondisi imunosupresif, atau menggunakan terapi antibiotik dalam 3 bulan terakhir) - Fluorokuinolon (moksifoksasin, gemfloksasin atau levofloksasin 750 mg); atau - B laktam + makrolid c. Tinggal pada daerah yang tinggi infeksi dengan Streptokokus pneumoniae resisten makrolid : diberikan terapi alternatif di atas (2) untuk pasien tanpa komorbid 2. Pasien rawat inap non ICU a. Fluorokuinolon; atau b. B laktam + makrolid 3. Paien rawat inap ICU a. B laktam (sefotaksim, seftriakson atau ampisilin-sulbaktam) + azitromisin atau fluorokuinolon b. Apabila dicurigai terdapat infeksi Pseudomonas, pertimbangkan pemberian : - Antipneumokokal, B-laktam antipseudomonas (piperasilin tazobaktam, sefepim, imipenem, meropenem) + ciprofloksasin atau levofloksasin 750 mg; atau - B laktam + aminoglikosida dan azitromisin; atau
B laktam + aminoglikosidase dan anti-pneumokokal fluorokuinolon (untuk alergi penisilin, diganti aztreonam) c. Apabila dicurigai terdapat infeksi CA-MRSA (community acquired-methicillin resistant Staphylococcus aureus) Tambahkan terapi vankomisin atau linezonid