Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Edema merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh. Pada sebagian besar keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan ekstrasel, tapi dapat juga melibatkan kompartemen cairan intrasel. (1) Pada anak, cairan tersebut dapat terlihat sebagai pembengkakan generalisata maupun pembengkakan lokal. Ketika edema yang signifikan terjadi, kumpulan cairan tersebut dapat bermanifestasi sebagai efusi pleura atau efusi pericardial, atau sebagai asites. Edema yang terlihat sangat besar dan general dapat disebut sebagai anasarka. (2) Kondisi yang memudahkan terjadinya pembengkakan intrasel diantaranya adalah adanya depresi sistem metabolisme jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat misalnya pada tungkai yang iskemik. edangkan edema ekstreasel dapat terjadi akibat peningkatan tekanan kapiler misalnya pada gagal jantung, penurunan protein plasma misalnya pada sindrom nefrotik dan malnutrisi, peningkatan permeabilitas kapiler serta karena adanya hambatan aliran balik limfe. (1) Edema generalisata dapat terjadi melalui dua proses yang berbeda, yang pertama adalah adanya penurunan !olume intra!askuler yang menyebabkan retensi "a dan air dan dinamakan sebagai edema underfill. #ang kedua adalah adanya retensi natrium dan air sekunder untuk mengisi plasma dan !olume cairan jaringan intraseluler disertai dengan berkurangnya pengeluaran natrium yang dinamakan dengan edema o!erfill. ($)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Edema menunjukkan adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh. Pada sebagian besar keadaan, edema terutama terjadi pada kompartemen cairan ekstrasel, tapi dapat juga melibatkan kompartemen cairan intrasel. (1) %ua kondisi yang memudahkan terjadinya pembengkakan intrasel diantaranya adalah depresi sistem metabolisme jaringan dan tidak adanya nutrisi sel yang adekuat. &ontohnya, bila aliran darah ke jaringan menurun, pengiriman oksigen dan nutrient berkurang. 'ika aliran darah menjadi sangat rendah untuk mempertahankan metabolism jaringan normal, maka pompa ion membrane sel menjadi tertekan. (ila hal ini terjadi, ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak dapat lagi dipompa keluar dari sel, dan kelebihan ion natrium dalam sel menimbulkan osmosis air ke dalam sel. Kadang)kadang hal ini dapat meningkatkan !olume intrasel suatu jaringan bahkan pada seluruh tungkai yang iskemik, contohnya sampai dua atau tiga kali !olume normal. Edema intrasel juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang. (1) Edema ekstrasel terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang ekstrasel. *da dua penyebab edema ekstrasel yang umum dijumpai, yaitu kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstitial dengan melintasi kapiler, dan kegagalan sistem limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstitium ke dalam darah. Penyebab klinis akumulasi cairan interstitial yang paling sering adalah filtrasi cairan kapiler yang berlebihan. (1) (erikut ini adalah sebagian daftar berbagai kondisi yang dapat menyebabkan edema ekstrasel berdasarkan dua jenis abnormalitas tersebut + (1) 2

,.

Peningkatan tekanan kapiler *. -etensi garam dan air yang berlebihan di ginjal 1. .agal ginjal akut atau kronik 2. Kelebihan mineralokortikoid (. /ekanan !ena yang tinggi dan konstriksi !ena 1. .agal jantung 2. 0bstruksi !ena $. Kegagalan pompa !ena (a) Paralisis otot (b) ,mobilisasi bagian)bagian tubuh (c) Kegagalan katub !ena &. Penurunan resistensi arteriol 1. Panas tubuh yang berlebihan 2. ,nsufisiensi sistem saraf limfatik $. 0bat)obat !asodilator

,,.

Penurunan protein plasma *. Kehilangan protein dalam urin (sindrom nefrotik) (. Kehilangan protein dari kulit yang terkelupas (luka bakar, luka) &. Kegagalan menghasilkan protein (penyakit hati contohnya sirosis dan malnutrisi protein atau kalori yang berat.

,,,. *.

Peningkatan permeabilitas kapiler -eaksi imun yang menyebabkan pelepasan histamine dan produk imun lainnya

(. &. %. E. 1. ,3. *. (. &.

/oksin ,nfeksi bakteri %efisiensi !itamin, khususnya !itamin & ,skemia yang lama 2uka bakar 4ambatan aliran balik limfe Kanker ,nfeksi (misalnya nematode jenis filarial) Kelainan atau tidak adanya pembulih limfatik secara kongenital.

Edema yang Disebabkan le! "agal Jant#ng

alah satu penyebab edema paling sering dan paling serius adalah gagal jantung. Pada gagal jantung, jantung gagal memompa darah secara normal dari !ena ke dalam arteri5 hal ini meningkatkan tekanan !ena dan tekanan kapiler, yang menyebabkan peningkatan filtrasi kapiler. elain itu, tekanan arteri cenderung terum, menyebabkan

penurunan ekskresi garam dan air oleh ginjal, yang meningkatkan !olume darah dan lebih lanjut meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler sehingga edema makin bertambah. Penurunan aliran darah ke ginjal juga merangsang sekresi rennin, menyebabkan peningkatan pembentukan angiotensin ,, dan peningkatan sekresi aldosteron, yang menambah beratnya retensi garam dan air oleh ginjal. 'adi pada gagal jantung yang tidak diobati, semua faktor bekerja sama membentuk edema generalisata yang hebat. (1)

Edema yang Disebabkan le! Pen#r#nan Ekskresi "aram dan Air le! "in$al 6

ebagian besar natrium klorida yang ditambahkan ke dalam darah tetap di dalam kompartemen ekstrasel, dan hanya sejumlah kecil saja yang memasuki sel. Karenanya pada penyakit ginjal yang menurunkan ekskresi natrium klorida dan air dalam urin, sejumlah besar natrium klorida dan air akan ditambahkan ke cairan ekstrasel. ebagian besar garam dan air ini bocor dari darah masuk ke dalam rongga interstitial, tapi sebgian masih tetap berada dalam darah. Efek utama kejadian ini ialah menyebabkan peningkatan !olum interstitial yang besar (edema ekstrasel) dan hipertensi akibat peningkatan !olume darah. 7isalnya pada anak yang yang menderita glomerulonefritis akut, dengan cedera glomerulus ginjal akibat inflamasi yang berakibat gagalnya penyaringan cairan dalam jumlah cukup, juga akan mengalami edema cairan ekstrasel yang serius di seluruh tubuh5 bersama dengan edema, anak)anak ini biasanya menderita hipertensi berat. (1)

Edema yang Disebabkan le! Pen#r#nan Pr tein Plasma Penurunan konsentrasi protein plasma akibat kegagalan untuk menghasilkan protein dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran protein dari plasma, akan menimbulkan penurunan tekanan osmotic koloid plasma . 4al ini akan mengakibatkan peningkatan filtrasi di seluruh tubuh dan edema ekstrasel. alah satu penyebab terpenting dari penurunan konsentrasi protein plasma adalah hilangnya protein dalam urin yang dijumpai pada penyakit ginjal tertentum yaitu suatu keadaan yang disebut sindrom nefrotik. (erbagai jenis penyakit ginjal dapat merusak membrane glomerulus ginjal, sehingga membrane menjadi bocor dan protein plasma dapat mele8atinya, dan seringkali memungkinkan sejumlah besar protein le8at memasuki urin. (1)

Pendekatan Klinis Anak dengan Edema Edema 2okal &ongenital ; yes 2imphatic *nomaly yes *bcess, &ellulitis, <rtikaria "o 1e!er ; no -ecurrent ; e!ere ; 1amily 4istory ; yes *ngiodema no En!ironmental E=posure ; yes unburn, 1rostbite, ,nsects bite>stings, Plant) induced dermatitis no /rauma, /rombophle bitis, sicle cell anemia ( !asooclusi!e crisis) .eneral

E!idence of cardiac disease ; #es &41, Pericardial effusion "o *bnormal urinalysis ; #es -enal %isease "o *bnormal li!er function test ; abnormal electrolytes ; 4ypoalbum inemia

#es 4epatic %isease, ., disease>!asculiti s, drug to=icity, e=cessi!e salt intake

"o 3asculit is, allergic reaction, premens trual syndrom e, pregnan cy

Ketika menge!aluasi anak dengan edema, akan sangat membantu apabila kita mengklasifikasikan pembengkakan sebagai lokal atau umum. Pada pasien edema yang datang dengan keluhan apapun, sangat penting untuk dilakukan anamnesis serta pemeriksaan fisik yang lengkap. 4al yang penting juga diantaranya adanya memasukkan informasi mengenai lokasi edema (8ajah atau ekstremitas), dan lama dari munculnya gejala tersebut (jam atau minggu), serta terkait gejala)gejala yang lain termasuk demam, sesak dan gejala lainnya yang sedang dialami. -i8ayat medis terdahulu termasuk ri8ayat diet dan ri8ayat keluarga sangat membantu untuk mengidentifikasi pasien dengan kondisi kronik atau kelainan ba8aan seperti angiodema ba8aan. -i8ayat pengobatan sekarang maupun yang lalu atau ri8ayat alergi dapat juga membantu dalam menjelaskan diagnosis. ecara keseluruhan, durasi gejala dan umur pasien dapat membantu untuk

mempersempit diagnosis diferensial. (2) ebagian gangguan tertentu akan muncul pada masa neonates (lymphedema congenital, sindrom /urner), sementara yang lain lebih banyak terjadi pada anak)anak usia sekolah atau remaja (sindrom nefrotik, !askulitis). angat penting pula untuk

memeriksa edema sekitar mata, skrotum, atau labia, serta ekstremitas distal, karena daerah ini mungkin satu)satunya lokasi dimana pembengkakan dapat terlihat dengan jelas. (2) *nalisa urin untuk menyingkirkan adanya proteinuria harus dilakukan dalam e!aluasi a8al pada pasien dengan edema general. Penting untuk disaadari bah8a edema ini mungkin satu)satunya temuan fisik penyakit ginjal, temuan paling umum akibat dari hipoalbuminemia. 4poproteinemia didapat dari hati atau penyakit usus memang tidak tidak biasa tetapi juga harus dipertimbangkan, terutama setelah etiologi ginjal

dikesampingkan. Edema umum mungkin juga hasil dari gagal jantung kongestif. "amun, anak)anak biasanya akan hadir dengan keluhan lain seperti sesak, gallop dan hepatomegali.

DA%TA& PUSTAKA 1. Bubir ". Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam FKUI Edisi IV. 'akarta+ 1K<,, 2CC:. 4al 66A)691 2. Price $. *, Dilson 27. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. urabaya+ 'akarta+ E.&, 2CC9. 4al. 6?2)91$ etia8an P( et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK Unair. *irlangga <ni!ersity Press, 2CC?. hal 12A)1$@ 6. *mirudin -. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam FKUI Edisi IV . 'akarta+ 1K<,, 2CC:. 4al 619)61A 9. Konthen P. et al. Pedoman Diagnosis dan erapi Ilmu Penyakit Dalam !uma" #akit Umum Dokter #oetomo$ urabaya + - < %r. oetomo, 2CC@. 4al 21@)22C. :. 7ubin *4. Panduan Praktis ,lmu Penyakit %alam %iagnosis dan terapi. 'akarta + E.&, 2C12. 4al + ??$)??:

1C

Anda mungkin juga menyukai