Anda di halaman 1dari 3

Dialog Antar Agama Dialog antar agama adalah setiap individu dan kelompok yang berbeda agama bertemu

dalam sebuah ruang atau forum untuk melakukan pembicaraan. Jadi setiap dialog harus didasarkan pada norma-norma dan nilai-nilai bersama. Satu pihak tidak dapat dijadikan acuan untuk pihak yang lain. Materi dalam dialog agama ini tidak hanya mengungkapkan persamaan (similarities) tetapi juga perbedaan (differences) setiap kelompok keagamaan, baik menyangkut nilai, doktrin, tradisi, kultur, teks, simbol, wacana, sejarah, wawasan, dan pemahaman keagamaan dengan dilandasi semangat saling menghargai keunikan dan perbedaan tiap-tiap kelompok keagamaan. Dialog antar agama untuk zaman sekarang ini sangat penting sekali. Dengan adanya dialog antar agama akan menciptakan kedamaian dunia karena dialog agama ini dapat menyampaikan visi agamanya kepada orang lain dan tidak menimbulkan adanya kerancuan dalam setiap ayat. Sehingga kedua pihak mendapat pemahan dari kedua belah pihak. Serta melahirkan keyakinan yang benar terhadap lawan bicara kita yang berbeda agama. Saya telah melakukan sebuah percakapan tentang ajaran agama yang saya anut dan ajaran agama yang teman saya anut. Teman saya bernama Sintya Sari Dewi Utami dan menganut agama Hindu dan saya menganut agama Islam. Saya mengajukan beberapa pertanyaan tentang dasar- dasar ajaran agama Hindu, cara beribadah, hari raya atau hari besar dan apa yang di lakukan pada saat beribadah. Pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah tentang ajaran agama Hindu yang selama ini di kenal dengan ajaran yang menyembah lebih dari satu Tuhan. Menurut Sintya, ajaran agama Hindu itu tetap menyembah satu Tuhan yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa tetapi manifestasinya banyak. Maksud manifestasi di sini adalah Tuhan menjelma menjadi banyak Dewa, yang membuat seolah- olah Hindu itu menyembah lebih dari 1 Tuhan. Ada banyak Dewa yang di percayai oleh umat Hindu, tetapi ada tiga Dewa utama yang dapat menjaga keseimbangan dalam hidup. Ketiga Dewa tersebut adalah Dewa Brahma sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara dan Dewa Shiva sebagai pelebur (penghancur). 1

Pertanyaan kedua yang saya ajukan adalah dasar keyakinan umat Hindu. Teman saya menjabarkan bahwa umat Hindu mempunyai 5 dasar keyakinan. Yang pertama adalah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Yang kedua umat Hindu percaya dengan adanya Atman, kepercayaan kepada setiap jiwa yang ada dalam mahkluk hidup. Yang ketiga adalah percaya dengan adanya Karmaphala (hasil dari perbuatan seseorang). Umat Hindu percaya bahwa perbuatan baik (subhakarma) membawa hasil yang baik dan perbuatan buruk (asubhakarma) membawa hasil yang buruk pula. Yang keempat umat Hindu percaya dengan adanya Reinkarnasi, yaitu suatu siklus kehidupan dimana manusia lahir berulang- ulang. Yang terakhir umat Hindu percaya dengan adanya Moksa, yaitu kebahagian tertinggi merupakan tujuan akhir manusia. Ada 4 jalan untuk mencapai Moksa, yang di sebut dengan Catur Marga. Pertanyaan ketiga yang saya ajukan adalah tentang cara beribadah umat Hindu. Teman saya menjawab tempat beribadah umat Hindu di sebut Pura. Umat Hindu beribadah dengan cara sembahyang. Banya macam sembahyang, ditinjau dari kapan dilakukannya, dengan cara apa, dengan sarana apa dan dimana serta dengan siapa melakukannya (pemuka agama tertentu). Salah satu ibadah yang di lakukan agama Hindu sehari- hari adalah Kramaning Sembah. Kramaning Sembah yang baik biasanya dipimpin oleh seorang Sulinggih atau seorang Pemangku, yang urutan sembahyangnya sebagai berikut: 1. Diawali dengan Sembah Puyung (sembah dengan tanga kosong) 2. Menyembah Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Surya Raditya dengan menggunakan sarana bunga yang berwarna merah. 3. Menyembah Tuhan dalam manifestasinya sebagai Ista Dewata dengan menggunakan sarana kawangen. 4. Menyembah Tuhan dalam manifestasinya sebagai pemberi

anugrah menggunakan sarana kawangen.

5. Diakhiri dengan Sembah Puyung (sembah dengan tangan kosong) yang bertujuan untuk berterima kasih dan menunjukkan rasa hormat terhadap Tuhan. Pertanyaan keempat yang saya ajukan adalah tentang Hari Raya umat Hindu. Teman saya menjelaskan bahwa Hari Raya umat Hindu ada yang dirayakan hanya setahun sekali, seperti Nyepi, Saraswati dan Siwaratri. Yang di rayakan enam bulan sekali salah satu contohnya adalah Galungan dan Kuningan.

Anda mungkin juga menyukai