PERILAKU TERCELA
D I S U S U N OLEH :
KELOMPOK II Nama : 1. Aulia Azizah Kosman 2. Ayun Sri Rezkiana 3. Danang Setiadji 4. Fuad Mahfud Assidiq 5. Imam Ahmad 6. Inggrid Anggriani Kelas : XII IPA 1
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan. (Qs. Al-Araf, 7:31)
Perlu dibedakan antara berlebihan dengan pemurah. Bahwa orang yg berlebihan adalah oarang yang memanfaatkan suatu perbuatan melebihi yang kita butuhkan atau menambah sesuatu yang tidak semestinya. Menurut syaekh Nashir As Sa'di ada 3 hal yg bisa dikatagorikan berlebihan, yaitu : 1. Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia. 2. Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan tersedia. 3. Melanggar batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala. 4. Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh masyarakat. 5. Melakukan segala sesuatu yang berlebihan, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan berbagai penyakit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal 6. Melakukan pekerjaanyang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka denga hal-hal yang bersifat hura-hura
7. Memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan. 8. Lawan dari israf adalah secukupnya atau sekedarnya, hidup sederhana bukan berarti kikir. Orang sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana yaitu membelanjakan harta benda. 9. Kesederhanaan timbul karena pemahaman akan hakikat hidup didunia. Dalam pandangannya, dunia bukanlah tempat yang abadi, dunia hanya sebagai tempat untuk beramalsehingga ketika ia diberi karunia berupa harta benda maka ia akan pergunakan
seperlunya sesuai dengan kebutuhannaya dan selanjutnya ia belanjakan dijalan Allah.
2. Bahaya Israaf
a) b) c) d) e) f) Dibenci oleh Allah Ta'ala Menjadi sahabat setan Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal Akan Allah binasakan Menjadi orang yang tersesat Menimbulkan berbagai macam penyakit.
B. TABDZIIR
Menurut bahasa, Tabzir berasal dari bahasa Arab bazzara-yubazziru-tabziirun yang berarti boros. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata boros diartikan berlebihlebihan atau menghambur-hamburkan dalam pemakaian uang ataupun barang. Menurut istilah tabzir adalah perbuatan yang dilakukan dengan cara menghambur-hamburkan uang ataupun barang karena kesenangan atau kebiasaan. Perbuatan boros merupakan perbuatan syaitan dan dilarang oleh Islam. Seorang muslim dalam membelanjakan hartanya harus dengan perhitungan yang matang, menyangkut azas manfaat dan mudharat. Islam tidak membolehkan umatnya membelanjakan hartanya dengan sesuka hati, sebab akan mengakibatkan kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat. Allah SWT berfirman:
Artinya : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya (Qs. Al-Isra, 17:26-27)
2. Bahaya Tabdziir
a) Mendapat murka Allah. Mubadziir ini disebut bersaudara dengan setan, dimana setan itu sangat ingkar kepada Allah SWT.
b) Mendapat siksa yang teramat pedih oleh Allah c) Mendapat kesengsaraan dunia dan akhirat. Cepat atau lambat perilaku tabdziir dapat berakibat pelakunya hidup melarat (fakir). d) Mendapat cacian dari orang lain. Orang yang berperilaku tabdziir pasti sombong, angkuh dan takabbur.
C. GHIBAH
Allah SWT telah menerangkan dengan sangat jelasnya, bahwa sangat tercelanya ghibah, seperti tertulis dalam firman-Nya di Al Quran, surah Al Hujurat (49) ayat 12 :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencaricari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ghibah menurut bahasa ialah: membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan. Secara definisi: Seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun sindiran.
a) Dalam hadits lain Rasulullah saw bersabda : Orang yang menggunjing orang lain seperti orang yang memasang ketapel. Ia membidik kekanan dan ke kiri. Demikianlah ia melemparkan kebaikan-kebaikannya Beliau juga bersabda : orang yang menggunjing saudaranya berarti menginginkan kejelekannya. Pada hari kiamat, Allah menghentikan langkahnya diatas jembatan jahanam, hingga keluar apa yang pernah dikatakannya. Selanjutnya sabda beliau : Ghibah itu adalah jika engkau menyebutnyebut saudaramu tentang hal-hal yang tidak disukainya, baik tentang kekurangan pada tubuhnya, nasabnya, perbuatannya, perkataannya, agamanya, maupun dunianya, hingga pakaiannya, jubahnya, dan kendaraannya. Dalam hadis lain Rasullullah saw bersabda : Barang siapa yang menggunjing seorang ulama, pada hari kiamat akan dituliskan pada wajahnya, :Inilah orang yang berputus asa dari rahmat Allah (mengutip dari Imam a-Ghaali, Menyingkap Hati menghampiri Ilahi). Tetapi, Islam tidak melarang semua jenis ghibah. Ada ghibah yang diperbolehkan asalkan ditujukan untuk mencapai tujuan yang benar, dimana tidak mungkin bisa mencapainya kecuali dengan ghibah. Imam An Nawawi dalam kitab Riyaadhus Shalihin menguraikan enam hal dimana kaum muslim boleh melakukan ghibah di dalamnya: a) Ghibah untuk menindak kezaliman. Orang yang dizalimi atau dianiayaorang lain boleh mengadukannya kepada pihak berwenang atau orang yang memiliki otoritas untuk menyadarkan si penganiaya. Orang yang dianiaya boleh mengungkapkan tindak penganiayaan yang dilakukan oleh penganiaya kepada aparat berwenang. b) Ghibah yang tujuannya meminta pertolongan orang lain agar ia mau menghilangkan kemungkaran dan memperingatkan orang yang berbuat maksiat. Bila Anda merasa tidak mampu membasmi kemungkaran dan kemaksiatan seseorang, Anda boleh meminta tolong orang lain untuk melenyapkannya, meski harus mengungkap keburukan-keburukan pelakunya. c) Ghibah dengan tujuan meminta saran dan nasehat. Seseorang boleh mengghibah orang lain, untuk memberikan saran dan nasehat. d) Ghibah demi memberi peringatan dan nasehat agar tidak terjerumus ke dalam kejahatan. e) Ghibah untuk menegur dengan terus terang orang yang melakukan kefasikan , seperti pada peminum miras, perampok, dan sebagainya. Seseorang boleh berterus terang menegur tindakan yang tidak benar itu. f) Ghibah untuk memberi pengertian atau kejelasan. Misalnya, ada orang yang lebih dikenal dengan sebutan si buta, si pincang, si cebol, si pendek, dan sebagainya. Tentunya penyebutan gelar tersebut tak ditujukan untuk menghinadan mengejek orang lain. Jika itu yang dimaksud, maka itu diharamkan.
Perbanyak zikir, membaca Al Quran dan berdoa. Orang yang disibukkan dengan ibadah lisan akanterhindar menceritakan keburukan orang lain. Dengan begitu ghibah tak akan jadi prioritas lagi. Bahkan kita akan merespons orang yang menceritakan keburukan kita dengan memaafkan, bukan malah membalasnya. Sibukkan diri dengan memikirkan keburukan diri sendiri, sehinggaAnda tidak memiliki kesempatan untuk menceritakan keburukan orang lain. Berpikir sebelum bicara. Pertimbangkan dengan matang apa yang perlu Anda katakan, pikirkan apakah itu akan mendatangkan manfaat atau mudharat.
Berzikirlah di mana pun berada. Dengan senantiasa mengingat Allah kita akan selalu mengingat beratnya hukuman Allah atas rang suka yang berghibah. Tingkatkan rasa percaya diri dan penghargaan diri (self esteem). Orang yang tidak percaya diri akan cenderung mengikuti perbuatan orang lain, sehingga sangat rentan terjerumus perbuatan ghibah rekannya. Orang yang tak memiliki self esteem juga berpotensi memunculkan ghibah, karena orang yang tidak memiliki kebanggaan terhadap diri sendiri akan lebih senang membicarakan, memerhatikan, dan menilai kekurangan orang lain. Buang jauh-jauh rasa iri, benci melihat keberhasilan orang lain. Ghibah bisa tumbuh karena penyakit hati tersebut. Saat hasrat menggunjingkan orang lain cobalah posisikan diri Anda menjadi (orang yang dibicarakan. Rasakan bagaimana perasaan Anda jika keburukan Anda dibicarakan orang lain. Altberjanji akan menutupi cacat kita sepanjang kita membuka cacat orang lain. Meski tidak ikut bicara, orang yang mendengar ghibait juga ikut memikul dosa bila mendengarkannya dengan khusyuk. Ada empat tindakan yang bisa Anda lakuiaan mengalihkan pembicaraan, memperingatkan, diam, atzu pergi. Kalau Anda tak mampu mengingatkan, sebaiknya Anda diam dan tak merespons ghibah tersebut. Jika tak jua berhasil, sebaiknya Anda pergi. Menghindari lingkungan, tontonan maupun bacaan yang gemar membahas aib orang lain adalah langkah paling efektif. Karena ghibah tak ubahnya candu. Sekali Anda merasakan nikmatnya, selalu ada hasrat untuk mengulanginya. Tapi bila Anda merasa sudah terjebak dalam situasi ghibah. Segeralah beristighfar. Kalau perlu lakukan puasa berbicara dan mendengar gosip.
D. FITNAH
Secara etimologi, fitnah itu artinya kesesatan, dan secara istilah syara fitnah adalah menyebarkan berita bohong; jelek dalam suatu hal atau orang lain, baik secara diam-diam maupun secara terang-terangan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, FITNAH diartikan sebagai perkataan yang bermaksud menjelekkan orang. Fitnah ini muncul karena beberapa faktor yaitu kebencian, kemunafikan dan kedustaan. Fitnah bertujuan utuk menjatuhkan martabat dan membuat kesengsaraan kepada sesorang/kelompok tertentu.
Artinya: ..... dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan..... (Qs.al-Baqarah, 2:191)
1. Bentuk-Bentuk Fitnah
Pada umumnya, fitnah merupakan tuduhan yang dilontarkan kepada seseorang dengan maksud menjelekkan atau merusak nama baik orang lain, padahal orang tersebut tidak pernah melakukannya. Misalnya, karena persaingan, seseorang difitnah mencuri padahal ia tidak mencuri. Menurut Sayyid Quthub, bentuk fitnah tidaklah seperti yang lazim di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, fitnah adalah fitnah terhadap agama Islam dan umatnya, baik itu ancaman, tekanan, dan teror secara fisik, maupun tatanan kehidupan yang merusak, menyesatkan dan menjauhkan umat manusia dari Allah SWT, seperti halnya menghalalkan segala sesuatu yang haram seperti free sexs, miras, narkoba, perampokan, korupsi dan lain sebagainya. Itu semua merupakan fitnah terhadap ajaran agama dan boleh diperangi dan Itu semua merupakan fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan.
2. Bahaya Fitnah
a) b) c) d) e) f) Menimbulkan kejahatan diantara orang yang di adu domba Mendatangkan perselisihan, permusuhan bahkan peperangan dan pertumpahan darah. Memutuskan hubungan silaturahim Memperbanyak lawan Hidup tidak akan tenang. Akan mendatangkan murka dan azab Allah SWT.