Anda di halaman 1dari 10

A.

Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit. Sebagian besar Merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia. Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut hipnosit-. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1 2 tahun sebelumnya pernah menderita Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale. Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak

ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel. Siklus hidup Plasmodium dapat berlangsung pada dua keadaan, yaitu siklus hidup aseksual ( skizogoni ) yang terjadi di dalam sel darah merah vertebrata dan siklus hidup seksual ( sporogoni yang berlangsung di dalam tubuh invertebrate ). Hasil siklus aseksual adalah merozoit, sedangkan hasil siklus hidup sporogoni adalah sporozoit . Proses pembentukan gametosit yang disebut gametogoni dimulai di dalam sel darah merah vertebrata dan berakhir di dalam tubuh nyamuk dengan terbentuknya bentuk yang infektif untuk vertebrata, yaitu bentuk sporozoit.

Pada penularan penyakit malaria nyamuk anopheles merupakan vector penular, baik malaria pada manusia maupun malaria pada kera. Sedangkan yang menjadi vector penular pada unggas adalah nyamuk sub family Culicinae misalnya nyamuk genus Culex. Spesies parasit malaria yang dapat menginfeksi manusia adalah sebagai berikut : a. Plasmodium vivax, dapat menyebabkan malaria tertian benigna, disebut juga malaria vivax atau tertian ague , ini memiliki kecenderungan menginfeksi sel darah merah yang muda ( retikulosit ). Serangan demam yang berulang setiap 48 jam. b. Plasmodium ovale, dapat menyebabkan malaria tertian benigna atau lebih cepat disebut malaria ovale. Predileksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan vivax yang menginfeksi sel darah merah muda ( Harijanto, P. N, 2009 ). c. Pasmodium falciparum, dapat menyebabkan penyakit tertian maligna ( malaria tropica ), infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozoitnya menginfesi sel darah merah dari segala umur ( baik muda maupun tua ). d. Plasmodium malariae, dapat menyebabkan malaria kuartana, serangan panas berulang setiap 72 jam, dan menginfeksi sel-sel darah yang tua P. malaria merupakan satu-satunya spesies parasit malaria manusia yang ditemukan juga menginfeksi simpanse dan beberapa binatang lainnya ( Kus Irianto, 2009 ).

B. Morfologi Plasmodium Plasmodium vivax Berikut bentuk bentuk Plasmodium vivax dan ciri-cirinya. a. Bentuk cincin : Ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin tebal, kromatin masa padat berbatas jelas, bentuk accole kadang kadang, pigmen tidak ada.

b.

Bentuk Tropozoit : Ukuran besar, bentuk sangat irregular, vakuola nyata, kromatin titik titik atau benang benang, pigmen halus, warna kuning coklat, penyebaran partikel halus, penyebaran tersebar.

c.

Bentuk Skizon Imature : Bentuk hampir mengisi seluruh eritrosit, bentuk sedikit amoeboid, kromatin banyak berupa masa ireguler, pigmen tersebar.

d.

Bentuk Skizon Mature : Mengisi Eritrosit, bentuk bersegmen, merozoit 14 16, rata rata 16, ukuran sedang, pigmen berkumpul ditengah (kuning coklat). Bentuk Mikrogametosit : Waktu timbul 3 5 hari, jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar bentuk bulat/ ovale dan padat, sitoplasma biru pucat, kromatin fibril dengan delondong, daerah sekitar yang tidak berwarna, pigmen tersebar.

e.

f.

Bentuk Makrogametosit : Waktu timbul 3 5 hari, jumlah dalam darah banyak, ukuran mengisi eritrosit yang membesar, bentuk bulat/ovale dan padat, sitoplasma biru tua, kromatin merupakan massa padat di perifer, pigmen small round perifer.

Plasmodium ovale Berikut bentuk bentuk Plasmodium ovale dan ciri-cirinya. a. Bentuk Cincin : Ukuran 1/3 eritrosit, bentuk cincin padat, kromatin massa padat berbatas tegas, bentuk accole tidak ada, pigmen pada stadium ini tidak ada.

b.

Bentuk Tropozoit sedang berkembang : Ukuran kecil, bentuk padat, vakuola tidak dikenal, kromatin mempunyai kelompok besar irregular, pigmen bentuk kasar, warna kuning coklat dan jumlahnya sedang, penyebaran parikel kasar tersebar.

c.

Bentuk Skizon Imature : Ukuran hampir mengisi eritrosit, bentuk berpigmen, merozoit 6-12, dan rata-rata 8, ukuran besar, pigmen terkumpul ditengah (kuning coklat). Bentuk Mikrogametosit : Waktu timbul 12 14 hari, jumlah dalam darah sedikit, ukuran besar eritrosit, berbentuk bulat padat, sitoplasma biru pucat, kromatin dan pigmen seperti P. Vivax. Bentuk Makrogametosit : Waktu timbul 12 14 hari, jumlah dalam darah sedikit, ukuran sebesar eritrosit berbentuk bulat padat, sitoplasma biru tua, kromatin dan pigmen seperti P. Vivax.

d.

e.

Plasmodium falciparum Berikut bentuk bentuk Plasmodium falciparum dan ciri-cirinya. a. Tropozoit muda : Bentuk cincin dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang halus, seringkala cincin mempunyai 2 inti, banyak sekali cincin disertai tingkat parasit yang lebih tua.

b.

Tropozoit Dewasa : Vakuola cincin sering tidak ada atau hampir tidak ada, parasit sangat kecil dan kompak, sitoplasma biasanya pucat, oval, atau bulat tidak teratur. sebuah inti yang besar kumpulan pigmen yang berkabut atau kelompok yang sangat gelap kira kira sebesar inti. biasanya hanya dijumpai pada infeksi berat saja, dimana terlihat bentuk yang banyak jumlahnya. Skizon muda : Tingkat ini jarang terlihat dan biasanya bersama sama dengan sejumlah besar tropozoit sedang berkembang. Parasit

c.

sangat kecil dengan 2 inti atau lebih dan sedikit sekali sitoplasmanya sering berwarna pucat. Pigmen terdiri dari satu kelompok kecil atau lebih, padat dan berwarna gelap sekali. d. Skizon dewasa : Selalu bersamaan dengan banyak bentuk cincin 7 kali, biasanya mempunyai kira kira 20 atau lebih merozoit kecil yang berkumpul disekitar satu kelompok kecil, pigmen yang berwarna gelap sekali. e. Gametosit dewasa : Bentuk pisang atau biji kacang kedele, pada bagian yang tebal dari sediaan, dapat berbentuk bulat, bujur telur atau kelihatan agak rusak, dapat bersama sama bentuk cincin atau tanpa cincin.

Bentuk Stadium P. falciparum dalam sediaan darah tipis a. Tropozoit awal : Ukuran 1/5 dari eritrosit, bentuk cincin sangat halus, kromatin titik halus sering kali dua, bentuk acole stadium ini tidak ada, pigmen pada stadium ini tidak ada. b. Tropozoit sedang berkembang : Jarang terlihat dalam darah perifer, mempunyai ukuran kecil, berbentuk padat, vakuola tidak dikenal, kromatin titik atau batang batang, berpigmen bentuk kasar. c. Skizon Imature (muda) : Jarang terlihat dalam darah perifer, ukuran hampir mengisi eritrosit, pigmen berkumpul ditengah, kromatin ini banyak berupa massa ireguler.

d.

Skizon matur (tua) : Jarang terlihat dalam darah perifier, ukuran hampir mengisi eritrosit, bentuk berpigmen, pigmen berkumpul ditengah.

e.

Makrogametosit : Jumlah dalam darah banyak, ukuran lebih besar daripada eritrosit, bentuk bulan sabit ujung runang/ bulat, sitoplasma biru tua, kromatin granula padat dekat pusat, pigmen granula hitam dan inti padat/bulat.

f.

Mikrogametosit : Waktu timbul 7 12 hari, jumlah dalam darah banyak, ukuran lebih besar daripada eritrosit, bentuk seperti pisang, sitoplasma biru kemerahan, kromatin granula halus tersebar, pigmen granula gelap tersebar.

Plasmodium malariae Berikut bentuk bentuk Plasmodium malariae dan ciri-cirinya.Bentuk stadium Plasmodium pada sediaan darah tebal a. Tropozoit muda : Cincin lebih tebal dengan inti yang kasar dan sedikit sitoplasma yang biasanya tertutup tanpa vakuola, pigmen berbentuk lebih awal, praktis tingkat yang lebih tua selalu ada bersama cincin ini.

b.

Tropozoit sedang berkembang : Kecil, kompak, biasanya bulat, pigmen menjadi padat gelap dengan butir butir agak kasar, sehingga kelihatan terbenam dalam pigmen, fase tropozoit ini langsung lama, jadi tingkat ini adalah yang paling lazim dan paling sering dijumpai.

c.

Tropozoit dewasa : Kompak, warna lebih tua dan ukuran lebih besar dari tingkat sebelumnya. pigmen yang kasar, coklat tua dan berlimpah, sering menutupi inti, sukar membedakannya dengan gametosit P. falciparum yang membulat atau dengan gametosit P. malariae.

d.

Skizon muda : Sangat mirip P. vivax kecuali parasitnya yang lebih kecil, sering sangat kompak sehingga sulit mengenal susunan dalam dari parasit, biasanya bersama-sama dengan parasit tingkat lainnya, sukar dibedakan dengan skizon muda P.vivax.

e.

Skizon tua : Stadium yang kadang menjadi dalam sediaan darah tebal, dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak dan biasanya bersama tropozoit atau skizon muda atau kedua-duanya. Gametosit muda : Pigmen padat dan gelap, lebih sering mengumpul kadang kadang memancar, sama dengan P. vivax kecuali tidak begitu sering dijumpai, menyerupai tropozoit yang sehingga sulit untuk dibedakan.

f.

g.

Gametosit tua : Biasanya jumlah sedikit dan agak kecil dari P. vivax, pigmen lebih kasar dan lebih gelap dan dapat menyerupai gametosit P. falciparum yang membulat.

Bentuk stadium Plasmodium malariae dalam sediaan darah tipis a. Tropozoit awal : Ukuran 1/3 dari eritrosit, berbentuk cincin padat, kromatin sering ditemukan suatu massa dalam cincin, bentuk acole tidak ada. b. Tropozoit sedang berkembang : Ukuran kecil, bentuk padat, sering berbentuk barang, vacuole tidak dikenal, kromatin titik atau benang, pigmen bentuk kasar, berwarna coklat tua dan jumlahnya banyak, penyebaran gumpalan atau batang yang tersebar.

c.

Skizon immature (muda) : Ukuran hampir mengisi, bentuk padat, kromatin sedikit berupa massa ireguler, pigmen tersebar

d.

Skizon matur (tua) : Ukuran hampir mengisi eritrosit, bentuk berpigmen, merozoit 6 12 dan rata rata 8, ukuran besar, pigmen berkumpul ditengah. Mikrogametosit : Waktu timbul 7 14 hari, ukuran dalam darah sedikit, ukuran lebih kecil daripada eritrosit, bentuk bulat padat, sitoplasma biru pucat, kromatin seperti P. Vivax.

e.

f.

Makrogametosit : Waktu timbul 7 14 hari, jumlah dalam darah sedikit, ukuran lebih kecil daripada eritrosit, bentuk bulat padat, sitoplasma biru tua, kromatin seperti P. vivax, pigmen seperti P. vivax ( Srisasi Gandahusada, 2006 ).

C. ACD dan PCD Active Case Detection Penemuan penderita tersangka malaria secara aktif melalui kunjungan dari rumah ke rumah. Contoh: Juru Malaria Desa. Tujuannya yaitu menemukan penderita secara dini, memberikan pengobatan setepat mungkin, memantau fluktuasi malaria, dan kewaspadaan dini untuk terjadinya KLB. Metoda kunjungan HCI, MCI dan LCI. Mass Fever Survey (MFS)

Penemuan penderita malaria melalui survey yang ditujukan kepada seluruh penduduk daerah fokus dengan gejala demam, yang diikuti dengan pemberian pengobatan klinis. Tujuannya untuk mengintensifkan pencarian dan pengobatan agar reservoir parasit dapat dikurangi. Mass Blood Survey (MBS) Upaya pencarian dan penemuan penderita malaria melalui survey didaerah endemis malaria tinggi yang penduduknya tidak lagi

menunjukkan gejala spesifik malaria. Tujuannya menurunkan sumber penularan dengan pengobatan radikal terhadap semua penderita positif malaria. Surveillans Migrasi Sasarannya yaitu orang-orang yang baru datang didaerah endemis dan menunjukkan gejala klinis malaria. Dilakukan pada saat musim migrasi didaerah tersebut. Dengan metode pengambilan SD terhadap penduduk yang sudah mengalami gejala klinis agar diberikan pengobatan radikal secara cepat. Survey Kontak Merupakan bagian dari kegiatan penyelidikan epidemiologi atas penderita malaria yang ditemukan positif dan diberi pengobatan radikal pada ACD. Tujuan untuk mengetahui apakah kasus positif yang ditemukan telah menular penyakitnya pada orang yang tinggal serumah. Malariometric Survey (MS) Kegiatan pemeriksaan SD jari pada 100 anak kelompok usia 0-9 tahun dan limpa pada kelompok 2-9 tahun. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengukur tingkat endemisitas dan prevalensi malaria pada daerah yang belum tercakup kegiatan pemberantasan vektor. Passive Case Detection Penemuan penderita malaria oleh petugas kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan dengan menunggu kunjungan penderita. Sasarannya adalah semua penderita malaria klinis, baik akut maupun kronis dan penderita gagal pengobatan yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK). Dengan metode pengambilan SD tebal terhadap semua penderita malaria klinis dan penderita gagal pengobatan yang datang ke UPK.

Anda mungkin juga menyukai