Anda di halaman 1dari 4

Potensi Bahaya Kerja di Peternakan 1.

Potensial Hazard Lingkungan Fisik Hazard merupakan suatu keadaan/kondisi yang dapat mengakibatkan (berpotensi) menimbulkan kerugian (injury/penyakit) bagi pekerja. Adapun hazard yang ditemukan adalah : a. Suhu lingkungan yang ekstrim atau terlalu panas dapat menyebabkan heat stress, meliputi : Heat stress ringan, pekerja mulai tidak nyaman dengan tempat kerjanya. Heat rash, akibat pengeluaran urin berlebih yang menyebabkan gangguan kulitseperti biang keringat. Heat cramps, terjadi produksi dan pengeluaran keringat berlebih. Pada keadaan inimenyebabkan kesemutan dan spasme otot. Exhaustion, pekerja mengalami dehidrasi. Tanda-tandanya seperti : lesu, lemah,pusing, dan sebagainya. Heat stroke, kondisi ini merupakan tanda kedaruratan sehingga perlu atau harusditangani sewgera mungkin. Tanda-tandanya seperti pusing, mual, sakit kepala, kulitpanas atau kering, suhu lebih dari 40,5C kesadaran menurun.Sebagaimana lokasi peternakan terletak didaerah pegunungan dan cuaca yang panas, maka suhu dilapangan sangat tinggi. Kemungkinan kasus heat stress bisa dialami. Beberapa keluah yang ada seperti pusing-pusing, dehidrasi serta gangguan kulit. b. Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB. Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan seberapa jauh bunyibunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak dikehendaki / bising.Kebisingan dapat menyebabkan terpecahnya konsentrasi pekerja dan dapat menyebabkangangguan pendengaran atau tuli. Suara dari ayam-ayam yang sangat rebut setiap saat pada saat

memberikan pakan dan membersihkan kandang. Pekerja terpapar ketika memasuki kandang hingga selesai pekerjaan disore hari.

c.

Pencahayaan. Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang higienis. Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja. Dilapangan ditemukan pencahaayn yang cukup baik dimana kandang ternak yang dibuat dengan terbuka lagsung dengan alam. Hal ini dikarenakan kondisi dari unggas yang ada yang sangat sensitive terhadap lingkungan.

d. Bau-Bauan Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan kerja. Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi higiene pada umumnya. Adapun biasanya bau ditimbulkan oleh kotoran yang dihasilkan maupun dari unggas itu sendiri. Kotoran yang ada apabila dalam kondisi basah akan mnyebarkan bau yang tidak berkenan dimana hal ini juga berpengaruh terhadap kondisi unggas apabila tingkat bau yang tidak berkenan sudah diluar kewajaran akan menggagu unggas dimana kotoran yang ada menjadi tempat

perkembangbiakan visu maupun bakteri yang dapat mengganggu unggas maupun manusia itu sendiri. 2. Potensi Hazard Lingkungan Kimia

Diliat dari kondisi peternakan bisa diketahui bahwa bahaya kerja kimia berasal dari zat-zat kimiacampuran pakan dengan minuman yang membutuhkan zat kimia tertentu untuk membantu kesehatan unggas itu sendiri maupun kualitas produk telur yang dihasilkan unggas. 3. Potensial Hazard Lingkungan Biologi a. Bakteri Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya. Pada kotoran ternak menjadi tempat perkembangbiakan bakteri yang dapat mengganggu manusia maupun unggas. Selain itu dari kotoran ternak ini pula dapat berkembang virus seperti yang biasa menyerang unggas Virus H5N1 atau yangdikenal dengan flu burung. Sebagaimana pemilik usaha pernah mengalami kasus KLB ini dimana virus yang mematikan sebagian besar unggas dan tentunya sangat merugikan bagi pemilik. Belum lagi bahaya yang dapat ditimbulkan bagi manusia sendiri yang dapat menyebabkan kematian. Perhatian utamanya adalah untuk lingkungan hazard biologi karena sebagian besar kontribusi dari limbah dari ternak. Bukan hanya berupa bakteri maupun virus, sering juga ditemukan kutu ayam yang apabila menyerang manusia dapat menyebabkan gatal-gatal. b. Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.

c.

Jamur Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain. Kotoran yang dihasilkan oleh unggas biasanya bertumpuk dibawah kandang. Ketika dalam kondisi panas kotoran akan mongering dan biasanya dijual untuk dilakukan pengoolahan menjadi pupuk. Dilain keadaan ketika kondisi kotoran dalam keadaan basah biasanya menghasilkan bau yang tidak enak. Dimana dai kotoran tersebut banyak bakteri maupun virus yang dapat mengganggu unggas.

4. Potensial Hazard Ergonomi Kondisi keadaan kandang yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh. Biasanya pada saat memberikan pangan kesulitan untuk mencapai pakan yang tinggi. Biasa ada keluhan berupa sakit punggung dikarenakan membawa beban berat. Pekerja yang tidak sesuai dengan alat kerjanya dapat mempengaruhi kondisi tubuh. Hal ini perlu diperhatikan karena keterpaparan yang berulang kali dapat berakibat kronik dan sangat tidak baik bagi manusia. Kondisi fisik yang terganggu pula dapat mempengaruhi produktifitas kerja dari para pekerja.

Anda mungkin juga menyukai