Anda di halaman 1dari 7

PAPER ILMU TEKNOLOGI REPRODUKSI

Pampiniformis

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10
1. AMELIA RAMADHANI ANSHAR 2. FAHMI AGUSTIADI 3. ANASTAS EKA ARRAYAN 4. NOVELIN INDRIANI 5. CRHISTIN LUPITA DENGEN 6. RISKA TRIWULANDARI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

PEMBAHASAN PAMPINOFORMIS
Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina. Pada hewan ternak, alat kelamin jantan umumnya mempunyai bentuk yang hampir bersamaan, terdiri dari testis yang terletak di dalam skrotum, saluran-saluran alat kelamin, penis, dan kelenjar aksesoris. Alat kelamin jantan dibagi menjadi alat kelamin primer berupa testis dan alat kelamin sekunder berbentuk saluran-saluran yang menghubungkan testis dengan dunia luar yaitu vas deferent, epididimis, vas deferent, dan penis yang di dalamnya terdapat uretra, dipakai untuk menyalurkan air mani dan cairan aksesoris keluar pada waktu ejakulasi. Organ reproduksi utama adalah sepasangan gonad atau testis. Testis secara tetap memproduksi spermatozoa yang keluar dari testis dan memasuki epididimis untuk disimpan. Sperma meninggalkan epididimis melalui duktus (vas) deferens dan dikeluarkan melalui uretra penis. Kelejar tambahan adalah sepasang vesikula seminalis, sepasang bulbouretralis dan sebuah kelenjar prostat. Sekret dari kelenjar ini ditambahkan ke sperma dan membentuk semen.(1) Selain mengandung jaringan kelenjar, kelenjar prostat mengandung cukup banyak jaringan fibrosa dan jaringan otot. Kelenjar ini ditembus oleh uretra dan kedua duktus ejakulatorius dan dikelilingi oleh suatu pleksus vena. Sebagai organ gonad yang berasal dari mesonefros, testis didarahi oleh cabang aorta, yaitu arteri spermatika interna. Vas deferens berasal dari sistem kemih yang diperdarahi oleh arteri diferensialis dari arah kandung kemih, sedangkan arteri spermatika eksterna melayani otot funikulus spermatikus dan muskulus kresmater, yang merupakan lanjutan otot dinding perut. Darah vena mengalir melalui pleksus pampiniformis yang bermuara jauh di sebelah cranial, bagian kiri bermuara ke vena renalis dan yang kanan ke vena

kava inferior. (2) Fungsi reproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama: pertama, spermatogenesis, yang berarti hanya pembentukan sperma; kedua, kinerja kegiatan seksual pria; dan ketiga, pengaturan fungsi reproduksi pria oleh berbagai hormon.(3) Dan dalam paper ini kami akan menjabarkan organ reproduksi ternak jantan khususnya organ Pleksus Pampiniformis. I. Pampiniformis Pada banyak spesies hewan dan kemungkinan pada manusia, pengaturan pembuluh darah pada spermatika dengan arteri spermatika internal dikelilingi oleh pleksus pampini formis yang menggantikan sistem perubahan panas bolak balik yang membiarkan darah arterial kehilangan panas menjadi darah vena yang lebih dingin pada pleksus pampiniformis. Keadaan sebelum pendinginan darah arterial ini membantu mempertahankan suhu teestis beberapa derajat dibawah temperature tubuh. Temperatur yang lebih rendah ini penting untuk kelanjutan spermatogenisis Pleksus pampiniformis berjalan mulai dari duktus defferent sampai ke annulus inguinalis internus. Pleksus ini dibentuk dari anyaman vena yang mengelilingi duktus defferent. Vena yang letaknya berdasarkan duktus defferent yaitu 1. Vena skrotalis posterior 2. Vena testikularis 3. Vena defferentialis 4. Vena cremastrika 5. Vena pudenda interna Dari kelompok vena tersebut kemudian akan bersatu dan bermuara ke vena spertika interna : Vena spermatika interna sinistra akan bermuara ke vena renalis sinistra Vena spermatika interna dextra akan bermuara ke vena cava inferior Vena creamasterika ke vena epigastrika inferior selanjutnya ke vena iliaca eksterna

Vena spermatika interna sinistra dibandingkan dengan sebelah kanan lebih agak tegak lurus dan lebih panjang. Vena renalis sinistra akan disilang oleh arteri mesenterika superior disebelah ventral dan disebelah dorsal oleh aorta. Adanya variasi aliran tersebut menyebabkan aliran vena yang patologis sehingga menyebabkan varikokel. Pada umunya vena mempunyai katup yang berfungsi untuk mencegah aliran balik dari darah. 40% vena spermatika interna sinistra tidak mempunyai katup, 17 % dengan katup incompetent sehingga dengan pengaruh gravitasi akan menambah buruk aliran darah pada pleksus pampiniformis, sehingga akan terjadi pelebaran dan pemanjangan serta berkelok-keloknya pleksus tersebut. Pleksus pampiniformis kanan mengalir langsung kedalam vena cava inferior melalui vena spermatika internal. Vena yang berhubungan disebelah kiri bergabung dengan vena renalis kiri sambungan ini menyebabkan beberapa resistensi terhadap aliran karena pleksus pampiniformis kiri sering lebih berdistensi dibanding yang sebelah kanan dan testis kiri terletak lebih rendah pada scrotum dibanding sebelah kanan. Pembuluh darah pampiniformis kiri sering sangat varicos dan berkelok-kelok yang disebut Varikolel.

II.

Varikolel Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria. Varikokel diklasifikasikan berdasarkan ukurannya menjadi besar, sedang dan kecil. Varikokel yang besar dapat terlihat seperti sekantung cacing di bawah kulit scrotum. Varikokel yang sedang dapat dideteksi melalui rabaan, terutama jika sedang berdiri. Varikokel yang kecil hanya dapat diidenrifikasi dengan memperhatikan pergerakan dari kulit scrotum dengan maneuver valsava atau perbedaan ukuran dari spermatic cord ketika pasien bergerak dari posisi berdiri ke posisi terlentang. Motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu terdapat pada pria dengan varikokel. Menurut MacLeod, motilitas spermatozoa yang kurang itu dapat ditemukan pada 90% pria dengan varikokel, sekalipun hormone gonad dan gonadotrofiknya normal. Akan tetapi tidak semua pasien varikokel mengalami gangguan fertilitas,

diperkirakan sekitar 20-50% didapatkan gangguan kualitas semen dan perubahan histologi jaringan testis. Biasanya varikokel sebelah kiri lebih sering daripada yang kanan oleh karena perbedaan letak muaranya. Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten. Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus.

Inkompeten dari klep akibat pengaruh gravitasi sehingga pengosongan darah pleksus pampiniformis jelek, secara bertahap vena menjadi lebar dan berkelok.

Vena spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus , sedang yang kanan bermuara pada vena cava dengan arah miring

Vena spermatika interna kiri lebih panjang dari yang kanan dan katupnya lebih sedikit

Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara, antara lain : 1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen. 2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis. 3. Peningkatan suhu testis, karena salah satu fungsi pleksus pampiniformis adalah untuk menjaga suhu testes 1 atau 2F lebih rendah dari suhu tubuh guna memberikan keadaan yang optimal untuk produksi sperma. 4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.

Pengaliran darah yang retrograd didalam vena spermatika interna akan menimbulkan perubaha perubahan suasana didalam scrotum yang bersangkutan. 1. Temperatur Dengan cara thermogragfi, dapat ditentukan secara tepat temperatur didalam kantong scrotum. Dengan cara ini dapat ditnjukkan adanya perbedaan antara kantong kiri dan kanan, adanya penurun temperatur pada posisi berdiri. Pada sebagian besar penderita varikokel, didapat thermogram yang abnormal. Dikatakan bahwa thermografis scrotal cukup bermanfaat untuk melakukan skreening untuk mendeteksi refluks darah didalam spermatika interna. Adapula yang menduga bahwa peningkatan temperatur akan merubah suasana disekitar epipidimis sehingga terjadi gangguan pada proses maturasi dari spermatozoa. 2. Hormonal Diduga meningkatnya kadar hormon korteks adrenal dalam darah vena spermatika interna menyebabkan kerusakan epitel tubulis semeniferi testis. Kadar ketekolamin yang tinggi ini akan menyebabkan vaso kontriksi dengan akibat merendahnya tekanan oksigen untuk keperluan metabolisme sel-sel dan terjadilah gangguan proses spermatogenis 3. Hipoksia Dengan melebar dan berkelok-keloknya vena spermatica interna akan menyebabkan statis aliran darah venous sehingga terjadi hipoksia dan destruksi jaringan. Perubahan yang terjadi yang terjadi antara lain penebalan membrana propria jaringan peritubuler, bertambahnya jaringan interstitial, mengecilnya testis, akan menimbulkan gangguan fungsi gas pada jaringan pembentuk sperma, sehingga mengganggu proses spermato dan spermitogenesis.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009.The Male Reproductive system.http:nongue.gsnu.ac.kr/~cspark/ teaching/chap3.html Anonymous. 2001. http://bedahurologi.wordpress.com/2008/06/21/varikokel/ Cerdiawan. 2004. http://yuuindut.blogspot.com/2010/12/varikokel.html Fredy 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Pampiniform_venous_plexus Fika heri. 2007. http://dokterugm.wordpress.com/2010/05/24/varicocle-atau-varikokelatau-varikosel/ Gynasti. 2005. http://hotsidesite.blogspot.com/2010/08/anatomi-alat-kelamin-hewanjantan.html Silvana. 2008. http://ericksebayang.blogspot.com/2012/05/type-company-name-yeartype-document.html Yanto. 2009. http://dunia-keilmuan.blogspot.com/2011/10/anatomi-organ-reproduksiternak-jantan.html Wantycute. 2011. http://embriologi41.blogspot.com/2013/05/babi-pendahuluan-1.html

Anda mungkin juga menyukai