Anda di halaman 1dari 12

A N A LIS IS S PA S IA L E LS DA E DIS I P E RT AM A

ANALISIS SPASIAL:
PT KEANG NAM DEVELOPMENT INDONESIA

Grahat Nagara

Analis Hukum

ELSDA Institute

JAKARTA, November 2008


ANALISIS SPASIAL
PT KEANG NAM DEVELOPMENT INDONESIA

Grahat Nagara

Analis Hukum

ELSDA Institute

JAKARTA, November 2008


DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL...................................................................................................................................................................................3
KASUS POSISI .......................................................................................................................................................................................4
ANALISIS SPASIAL: DEFORESTASI ...........................................................................................................................................5
ANALISIS SPASIAL: PENEBANGAN DI LUAR RENCANA KERJA TAHUNAN ........................................................8
ANALISIS SPASIAL: PENEBANGAN DI LUAR KONSESI ...............................................................................................11
HARTA HASIL KEJAHATAN DAN KERUGIAN NEGARA ...............................................................................................12

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1: Lokasi PT KNDI DAN PT ITT Di KABUPATEN MANDAILING NATAL ...........................................4


Gambar 2: Deforestasi Kabupatan Mandailing Natal Tahun 2002 - 2007 ...........................................................5
Gambar 3: TUTUPAN HUTAN TAHUN 2002 DI KABUPATEN MANDAILING NATAL .....................................6
Gambar 4: TUTUPAN HUTAN TAHUN 2007 DI KABUPATEN MANDAILING NATAL.....................................6
Gambar 5: DEFORESTASI PADA PT KNDI DAN PT ITT ..................................................................................................7
GAMBAR 6: DEFORESTASI DI PT KNDI..................................................................................................................................9
GAMBAR 7: Lokasi Rekonstruksi Perambahan Liar PT KNDI .................................................................................10
GAMBAR 8: PT KNDI TAHUN 2002 .......................................................................................................................................11
GAMBAR 9: PT KNDI TAHUN 2007 .......................................................................................................................................11
Gambar 10: Deforestasi DI LUAR UPHHK PT KNDI ......................................................................................................12

DAFTAR TABEL

TABEL 1: ANGKA DEFORESTASI KABUPATEN MANDAILING NATAL ..................................................................7


TABEL 2: Deforestasi Di Luar Konsesi UPHHK-HA ..........................................................................................................8
TABEL 3 : Lokasi Penebangan PT KNDI .................................................................................................................................8
KASUS POSISI

Berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal – dulunya Kecamatan Natal Kabupaten Tapanuli


Selatan – baik PT KEANG NAM DEVELOPMENT INDONESIA (PT KNDI) maupun PT INANTA
TIMBER TRADING (PT ITT), keduanya merupakan konsesi yang dimiliki oleh keluarga Adelin Lis.
Sementara saudaranya, yaitu Adenan Lis menjadi Direktur Utama pada PT ITT, Adelin Lis sendiri
menjabat sebagai Direktur Keuangan/Umum dengan saham sebesar 30% pada Usaha Pemanfaatan

GAMBAR 1: LOKASI PT KNDI DAN PT ITT DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (UPHHK-HA) PT KNDI yang memiliki luas sekitar 44 ribu hektar.
Sedangkan PT ITT memiliki luas 38 ribu hektar1.

1Luasan diperoleh dari hasil perhitungan peta HPH yang dijitasi dari Peta Tematik Kehutanan Badan
Planologi Departemen Kehutanan.
Pada tahun 2006, Kepolisan Daerah Sumatera Utara mengungkapkan perambahan liar yang
dilakukan kedua perusahaan yang tergabung dalam MUJUR TIMBER GROUP tersebut. Baik PT ITT
maupun PT KNDI diduga melakukan penebangan di luar wilayah Rencana Kerja Tahunan (RKT)
dan memalsukan Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH).

ANALISIS SPASIAL: DEFORESTASI

Kabupaten Mandailing Natal, merupakan kabupaten paling selatan Provinsi Sumatera Utara.
Berbatasan dengan Sumatera utara dan memiliki luas 632 ribu hektar, hasil analisis menunjukkan
bahwa pada periode tahun 2002 – 2007 Kabupaten Mandailing Natal telah terdeforestasi seluas
76,426 ribu hektar – atau 15 ribu hektar per tahun.

Deforestasi

Tutupan
Hutan

GAMBAR 2: DEFORESTASI KABUPATAN MANDAILING NATAL TAHUN 2002 - 2007


Hutan Kabupatan Mandailing Natal pada tahun 2002 diperhitungkan seluas 418 ribu hektar
atau sekitar 66 persen dari total wilayah kabupaten.

Tutupan
Hutan

GAMBAR 3: TUTUPAN HUTAN TAHUN 2002 DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

Namun, pada tahun 2007 tutupan hutan di Kabupaten Mandailing Natal berubah menjadi
341 ribu, atau berkurang 12% dari luas hutan tahun 2002.

Tutupan
Hutan

GAMBAR 4: TUTUPAN HUTAN TAHUN 2007 DI KABUPATEN MANDAILING NATAL


TAHUN LUAS HUTAN PROS
(hektar) (%)
TOTAL WILAYAH 100
632.000
2002 418.013 66
2007 341.587 54
TABEL 1: ANGKA DEFORESTASI KABUPATEN MANDAILING NATAL

Setelah diplot, ternyata dari keseluruhan deforestasi tersebut, 81 persen dari total
deforestasi atau 69.197 hektar terjadi di luar areal konsesi.

PT KNDI

PT ITT

GAMBAR 5: DEFORESTASI PADA PT KNDI DAN PT ITT


LOKASI DEFORESTASI PROS
(hektar) (%)
TOTAL 100
76.426
Dalam Konsesi 7.229 9
Luar Konsesi 69.197 91

TABEL 2: DEFORESTASI DI LUAR KONSESI UPHHK-HA

Dengan demikian, apabila diasumsikan tutupan hutan pada Kabupaten Mandailing Natal,
seluruhnya merupakan hutan negara, maka setidaknya kerugian negara berdasarkan tegakan hutan
akibat deforestasi pada lokasi di luar konsesi tersebut adalah sebesar 5.238.212.900.000 rupiah –
atau kurang lebih satu triliun per tahun 2.

ANALISIS SPASIAL: PENEBANGAN DI LUAR RENCANA KERJ A


TAHUNAN

Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDA SUMUT) mengungkapkan setidaknya ada enam
titik perambahan di luar kawasan RKT yang dilakukan oleh PT KNDI. Dari enam titik tersebut,
POLDA SUMUT menemukan bahwa PT KNDI sekurang-kurangnya telah menikmati hasil kayu ilegal
sebanyak 176,4 ribu meter kubik.

TAHUN KOORDINAT/ LOKASI VOLUME


(derajat desimal) TEBANGAN
(meter kubik)
2000 000 57’ 22,4” LU dan 990 03’ 26,4” BT 30.706,02 M³
2001 Jalan Danau KM 12 24.497,95 M³
2002 000 55’ 06,9” LU dan 990 07’ 09,0” BT 51,340.73 M³
2003 000 54’ 55,6” LU dan 990 06’ 55,4” BT 20,334.51 M³
2004 000 55’ 30,8” LU dan 990 04’ 25,3” BT 21,250.88 M³
2005 000 56’ 50,4” LU dan 990 05’ 21,2” BT 28.299,85 M³
TABEL 3 : LOKASI PENEBANGAN PT KNDI3

Apabila potensi kayu pada lokasi tersebut adalah 60 meter kubik per hektar, maka penegak
hukum hanya mengungkapkan 2.940 hektar kawasan hutan yang dirambah secara ilegal.
Sementara itu, analisis deforestasi telah menunjukkan bahwa kawasan hutan yang terdeforestasi di
dalam konsesi PT KNDI adalah seluas 4.743. Ini berarti kepolisian sebenarnya baru
mengungkapkan sedikit dari hasil kejahatan yang berhasil dinikmati PT KNDI.

2 Perhitungan dilakukan dengan koefisien harga kayu sebesar 500 ribu rupiah per meter kubik dan potensi
tegakan kayu 151,4 meter kubik per hektar (Lihat B. Simangunsong: 2003).
3 Hasil Rekonstruksi Lapangan. Dilakukan oleh Anderyan (Dishut Sumut) dan Ridwan Simatupang, Gisto

Sinaga, Sugianto, Ramlan Barus (Polda Sumut) sebagai saksi. Lihat Resume Kasus hal. 143.
Deforestasi

GAMBAR 6: DEFORESTASI DI PT KNDI

KETERANGAN LUAS PROS


(hektar) (%)
TOTAL LUAS KONSESI 100
44.000
Hutan Tahun 2007 9
Deforestasi 2002-2007 4.743 91

Menggunakan analisis deforestasi ini, seharusnya penegak hukum dapat mengungkapkan


bahwa harta hasil kejahatan yang diterima PT KNDI dalam konsesinya saja setidaknya 359 milyar
rupiah.
Lokasi
Rekonstruksi

Pembalakan
Destruktif?

GAMBAR 7: LOKASI REKONSTRUKSI PERAMBAHAN LIAR PT KNDI

Dari sudut pandang lain, fenomena gunung es pembalakan liar Adelin dalam penyidikan
POLDA SUMUT juga dapat diindikasikan dengan memploting koordinat rekonstruksi pada citra
satelit. Dapat terlihat bahwa sebenarnya rekonstruksi yang dilakukan Kepolisian Daerah Sumatera
Utara dilakukan pada lokasi-lokasi – yang kalaupun ada – deforestasinya tidak terlalu mencolok
(Lihat tanda titik merah pada GAMBAR 6). Padahal, dapat terlihat bahwa pada areal PT KNDI seluas
44 ribu hektar tersebut cukup banyak lokasi-lokasi dimana pembukaan lahan terjadi dengan sangat
masif.
ANALISIS SPASIAL: PE NEBANGAN DI LUAR KONSESI

Selain penebangan di luar wilayah RKT, Kepolisian Daerah Sumatera Utara seharusnya juga
menyelidiki kemungkinan PT KNDI melakukan penebangan di luar wilayah konsesinya. Dari
analisis citra dapat terlihat bahwa terdapat pola penebangan meluas dari luar wilayah UPHHK PT
KNDI hingga ke luar. Hal ini mengindikasikan kegiatan perambahan liar yang dilakukan oleh PT
KNDI sebenarnya hingga ke luar wilayah UPHHK-nya.

2
1

GAMBAR 8: PT KNDI TAHUN 2002

GAMBAR 9: PT KNDI TAHUN 2007

Dengan membandingkan citra tahun 2002 dan tahun 2007 di lokasi sekitar PT KNDI, dapat
terlihat bahwa terjadi pembukaan lahan yang cukup luas dengan pola yang sama pada beberapa
lokasi. Pada LOKASI SATU, misalnya, pembukaan lahan terjadi melintang ke selatan dengan panjang
kurang lebih 15 kilometer. Sementara pada berbagai titik atau lokasi lainnya, terlihat setidaknya
hutan mengalami penurunan kerapatan, dengan degradasi saturasi warna dari citra.
Apabila diperhitungkan, maka PT KNDI harus bertanggung jawab juga atas 4.469 hektar
areal deforestasi di sekitar wilayahnya.

GAMBAR 10: DEFORESTASI DI LUAR UPHHK PT KNDI

HARTA HASIL KEJAHATA N DAN KERUGIAN NEGARA

Mengikuti logika berpikir sebelumnya, maka kerugian negara akibat kegiatan usaha PT KNDI
adalah setidaknya 876 miliar rupiah, dengan rincian sebagai berikut:

1. Penebangan di luar UPHHK-HA


= Luas deforestasi di luar konsesi x Potensi kayu x Harga kayu
= 4.469 hektar x 151,4 meter kubik per hektar x 500.000 rupiah
= 338.303.300.000 rupiah
2. Denda penebangan di luar RKT
= Luas deforestasi dalam HPH x Potensi kayu x 15 PSDH
= 4.743 hektar x 151,4 meter kubik per hektar x 750.000 rupiah
= 538.567.650.000 rupiah

Anda mungkin juga menyukai