DHF
DHF
MANAJEMEN KASUS
IDENTITAS
Nama Umur
Jenis kelamin
Pendidikan Alamat Masuk RS
: Perempuan
: SD : Paron : 24-3-2014
Tgl. Diperiksa
No. CM Nama ibu Nama ayah
: 25-3-2014
:154343 : Rini/RT : Sukarno/swasta
ANAMNESIS
Aloanamnesis Autoanamnesis
Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
:Demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien MRS dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, demam langsung tinggi terus-menerus, kemudian pasien diberi obat penurunan panas tetapi demam turun sebentar lalu panas tinggi lagi. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian kanan atas seperti tertusuk-tusuk, bila ditekan semakin bertambah. Badan terasa pegal Pasien, batuk pilek (-) mual (-) muntah (-) perut terasa sebah (+) Akhirnya masuk rumah sakit
Kesimpulan: Perut sebah : Dispepsia Demam: Infeksi (viral, bakterial) Nyeri Perut kanan atas: hepatitis, apendisitis, hepatoma
Riwayat sakit: Demam tinggi (-), kejang (-), alergi (-) Riwayat mondok: (-) Riwayat operasi: (-) APP
Keturunan
Riwayat kehamilan : ANC dibidan 10 kali, perdarahan (-), tekanan darah tinggi (-) Riwayat persalinan : lahir UK 9 bln, spontan, dibidan, 2800 gr, 45 cm, langsung menangis Riwayat pasca lahir : kuning (-), menyusui dini (+),
Kesimpulan: Riwayat kehamilan baik, bayi lahir spontan, BBLC, CB, SMK dan tidak ada penyulit pasca partus.
Riwayat Makanan
Asi : eksklusif 6 bulan, lanjut sampai 1.5 tahun MPasi: 7 bln bubur sun, nasi+lauk dihaluskan menjadi bubur 8 sampai 10 bln 11 bln mulai diberi nasi sedikit Sekarang: >> makan minimal 3x
Nasi, sayur, sop Lauk: telur, tempe tahu, terkadang ayam, tidak suka minum susu
Pertumbuhan BBL 2.8kg, posyandu BB anak baik tidak mengalami penurunan selalu diatas garis kuning KMS Personal Social (Perilaku Sosial)
Umur 8 bulansuka bertepuk tangan Umur 7 bulan mulai memegang barang Umur 1 tahun Buuuuk Umur 7 bulan mulai merangkak
Language (Bahasa)
Kesan:
Imunisasi
Imunisasi lengkap Kesimpulan: Imunisasi dasar lengkap
Sosial ekonomi: Menengah kebawah. Lingkungan : Berdebu banyak sampah dan banyak nyamuk
Kesan: Dilihat dari pekerjaan orang tua dan biaya keseharian anak, menengah kebawah, untuk lingkungan banyak terdapat nyamuk dapat menyebabkan demam berdarah, cikungunya, malaria
ANAMNESIS SISTEM
: pusing (-), demam (+), : batuk (-), pilek (-), sesak (-) : berdebar-debar (-), keringat dingin (-) : BAB (-), Mual muntah (-) nafsu makan menurun
Kesan : Demam mengarah ke DHF, demam Tifoid Nafsu makan turun karena sakit perut kanan atas mengarah ke hepatoma, hepatitis, apendisitis Nyeri sendi mengarah cikunguya
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign
: Nadi
Suhu axila : 364 C (saat MRS) Respirasi : 20 kali/ menit, reguler, teratur, kedalaman cukup Tekanan darah : 100/70 mmHg
Pasien usia 11 tahum 3 bulan (28-12-2002) BB: 43 kg TB: 152 cm BB/U = P50< BB/U<P75 TB/U = P50 <TB/U< P75 BB/TB = P50<BB/TB<P75
: PKGB (-) : : Retraksi (-), Simetri (+) : nyeri (-), VF simetris, IC kuat angkat : sonor, batas jantung dbn
Kesan:
Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN INSPEKSI AUSKULTASI PALPASI PERKUSI : perut setara tinggi dada, massa(-), bekas luka (-) : BU 14x, normal :massa (-), nyeri tekan (+), pembesaran hepar (+), pembesaran lien (-) : orientasi timpani (+)
Genital
Ekstremitas Kepala Kesimpulan:
: (-)
: akral hangat (+), kelemahan anggota gerak (-), edem (-) : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), sianosis (-) Stomatitis (-)
Pembesaran Hepar mengarah Hepatitis, Hepatoma, DHF Petekie mengarah ke ITP, DHF,
PEMERIKSAAN LAB
WBC HB HCT PLT : 9.2X109/L : 14.9 g/dl : 46.2% % : 59. 109/L (4.0-10.0) (11.0-16.0) (37.0-50.0) (100-300)
DAFTAR MASALAH
Anamnesis RPS Febris 3 hari Abdominal pain hypocondrium upper dextra Abdominal discomfort mengarah ke dispepsia Malaise
Anamnesis sistem
Cerebrovaskuler : demam (+) Gastrointestinal : nafsu makan menurun (+) Muskuloskeletal : nyeri sendi (+) Intergumentum : bercak kemerahan (+)
PEMERIKSAAN FISIK Rumple leede (+) PEMERIKSAAN LAB PLT : 59. 109/L
(100-300)
DIAGNOSIS BANDING
Cikungunya ITP MALARIA
DIAGNOSIS KERJA
TATALAKSANA
Medikamentosa Infus RL 800 CC Gerojok
Cek Vital sign (Aman atau tidak) (Aman) Infus RL 53 tpm selama 2 jam observasi (Vital sign)
DHF
Definisi
suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian (DEPKES. RI, 1992)
EPIDEMOLOGI
Terdapat pada daerah tropis,terutama negara Asean dan Pasifik barat disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,di Indonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes yaitu: Aedes Agypti dan Aedes albopictus. Insiden secara keseluruhan tidak ada perbedaan jenis kelamin penderita DHF tetapi kematian lebih banyak pada anak perempuan,usia antara 1- 4 tahun dan 5 10 tahun.
ETIOLOGI
Virus dengue Vektor
VIRUS DENGEU
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis.
VEKTOR
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti)
LANJUT
di luar rumah di lubang lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus) Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.
PATOFISIOLOGI
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegalpegal diseluruh tubuh, ruam atau batuk, bintik-bintik merah pada kulit (ptekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa
LANJUT
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, homokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit lebih dari 20%) menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma
MANIFESTASI KLINIS
Demam Perdarahan Hepatomegali Renjatan ( Syok )
DEMAM
Demam akut dengan gejala yang tidak spesifik, anoreksi, lemah, nyeri punggung, nyeri tulang sendi dan kepala. Biasanya berlangsung 2-7 hari.
PERDARAHAN
Manifestasi perdarahan pada umumnya muncul pada hari ke 2-3 demam. Bentuk perdarahan dapat berupa : uji torniquet positif. Ptekiae, purpura, ekimosis, epitaksis dan perdarahan gusi, hematemesis melena. Uji torniquet positif bila terdapat lebih dari 20 ptekiae dalam diameter 2,8 cm.
HEPATOMEGALI
Ditemukan pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus.
RENJATAN ( SYOK )
Syok biasanya terjadi pada saat demam mulai menurun pada hari ke-3 dan ke-7 sakit. Syok yang terjadi lebih awal atau pada periode demam biasanya mempunyai prognosa buruk.
DIAGNOSIS
KRITERIA KLINIK A. Demam, datang tiba-tiba, tinggi, terus menerus dan berakhir pada hari ke 2 - 7 B. Hemorrhagic manifestasi : Tourniquet ( + ) VE Petechie, purpura, ecchymosis Epistaxis, perdarahan gusi Hematemesis atau dan melena C. Pembesaran hepar ( 90 - 95% ) pada anak D. Shock : puls cepat dan lemah
KRITERIA LABORATORIUM A. Trombositopenia ( 100.000 / mm3 atau ) B. Hemokonsentrasi ( Ht meninggi, >20% ) Jika dijumpai 2 gejala klinik pertama ( A & B ) dengan trombositopenia dan Ht meninggi DHF
DF
Demam
kepala Nyeri retro orbita Nyeri otot dan tulang Ruam kulit Jarang dapat disertai manifestasi perdarahan Leukopenia
LANJUT
Tidak diketemukan tanda kebocoran plasma (Hemokonsentrasi, efusi pleura, asites, hipoproteinemia)
DERAJAT DHF
Derajat (WHO 1997): Derajat I : Demam dengan test rumple leed positif. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien menjadi gelisah. Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
TERAPI
Cairan
Sesuai
keadaan pasien
Sirkulasi
LANJUT
Pantau VT setiap jam, serta periksa laboratorium (Hmt, PLT, Leukosit, Hb) Penurunan Hmt dan klinis membaik, turunkan cairan secara bertahap
SYOK
Saturasi oksigen, 2-4L/menit nasal Kristaloid 20ml/kg, jika tidak ada perbaikan ulangi 20ml/KgBB/Jam maksimal 30 menit atau pertimbangkan koloid 10-20 ml/KgBB/Jam maksimal 30 ml/KgBB/24 jam Jika Hmt dan Hb menurun pertimbangkan perdarahan tersembunyi, berikan tranfusi darah
LANJUT
Perbaikan klinis, jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/KgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium Cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam
10
40
Dehidrasi Syok Bleeding Platelet Hmt Reabsorption Fluid Overload
Viremia
IgM/IgG
Syok Kompensata Syok Dekompensata Sadar, syok dapat terlewatkan jika pasien diluar pengawasan Lambat (> 2 detik) Perifer dingin Lemah, cepat, dan dangkal Takikardi Perubahan status mental (gelisah/rewel, melawan) Sangat lambat, mottled skin Lembab dan dingin Lemah atau tidak ada denyut Takikardi berat dengan bradikardi pada syok lanjut Tekanan nadi menyempit (<20 mmHg)
Cepat (< 2 detik) Hangat dan merah muda Vol baik Denyut jantung menurut umur Tekanan darah normal menurut umur Tekanan nadi normal menurut umur Frekuensi pernapasan normal
Tekanan darah
Frekuensi pernapasan
Tekanan sistolik normal tapi tekanan diastolik meningkat Tekanan nadi menyempit Hipotensi Takipnea
Asidosis metabolik/hiperpne
DEFINISI HIPOTENSI
Dewasa Tekanan darah sistolik< 90 mm Hg atau Mean Arterial Pressure < 70 mm Hg pada orang dewasa atau penurunan tekanan darah sistolik> 40 m Hg atau < 2 SD di bawah normal menurut umur. Anak sampai usia 10 tahun tekanan darah sistolik persentil 5 dapat ditentukan dengan rumus: 70 + (usia dalam tahun x 2) mm Hg
SYOK KOMPENSATA
Mulai resusitasi cairan intravena dengan larutan kristaloid isotonik 10 20 ml/kg/jam selama 1 jam Kemudian nilai ulang kondisi pasien (tanda utama, waktu pengisian kapiler, haematokrit, output urin) dan berdasarkan situasi, tentukan kondisi pasien. ,
BILA MEMBAIK
menjadi 10 ml/kg/jam selama 1-2 jam, kemudian kurangi menjadi 5-7 ml/kg/jam selama 2 jam,kemudian menjadi 3-5 ml/kg/jam selama 4 jam kemudian Pertahankan 3 ml/kg/jam dan selanjutnya tergantung pada status hemodinamik , yang dapat dipertahankan sampai 24-48 jam.
bolus kedua dengan cairan kristaloid 1020 ml/kg/jam selama 1 jam. Setelah bolus kedua, jika terdapat perbaikan, maka kurangi kecepatan cairan menjadi 7-10 ml/kg/jam selama 1-2 jam, dan kemudian terus diturunkan
LANJUT
Bila ada indikasi (syok berulang), tambahan bolus larutan kristaloid atau koloid mungkin perlu diberikan selama 24-48 jam berikutnya
CURIGA PERDARAHAN
Jika HCT menurun dibanding HCT awal/standar (< 40% pada anak dan wanita dewasa, < 45% pada pria dewasa)
pikirkan
SYOK DEKOMPENSATA
Tatalaksana pada pasien dengan syok dekompensata/ hipotensif harus lebih agresif. Mulailah resusitasi cairan intravena dengan larutan kristaloid atau koloid (bila tersedia)20 ml/kg sebagai bolus diberikan secepatnya/ dalam15 menit untuk mengeluarkan pasien dari kondisi syok secepat mungkin
ml/kg/jam selama 1-2 jam, kemudian 3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam dan kemudian 2-3 ml/kg/jam , yang dapat dipertahankan sampai 24-48 jam
Setelah dosis ini, kurangi kecepatan menjadi 7-10 ml/kg/jamselama 1-2 jam, kemudian ganti kembali cairan menggunakan kristaloid dan kurangi kecepatan infus seperti disebutkan di atas ketika kondisi pasien membaik.
transfusi darah
TANDA-TANDA AWAL
distres napas, napas cepat, tarikan dinding dada, pada auskultasi dijumpai suara mengi (wheezing), efusi pleura masif, distensi abdomen dengan asites yang masif, peningkatan JVP. Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi :
TATA LAKSANA
Oksigenasi STOP cairan IV jika penderita telah melewati fase kritis Cairan IV dapat dihentikan pada kondisi: tanda perembesan plasma telah berhenti, Ht dan hemodinamik stabil, tidak demam > 24 jam, urin output meningkat dan berkurangnya keluhan gastro intestinal Jika diperlukan dapat diberikan furosemid 0,1 0,5 mg/kg/BB 1-2 /hari atau 0,1 mg/kg/BB kontinyu