Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia

produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, selain penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi korban ke rumah sakit, penilaian dan tindakan awal di ruang gawat darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. Tindakan resusitasi anamnesis dan pemeriksaan fisik umum serta neorologi harus segera dilakukan secara serentak agar dapat mengurangi kemungkinan terlewatinya evaluasi unsur vital. (Tobing, 20 ! Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. ("utta#in, 200$! %da dua juta cedera kepala yang terjadi setiap tahunnya di %merika &erikat. &atu setengah juta merupakan cedera yang ditangani sebagai pasien rawat'jalan, sedangkan (00.000 kasus mengalami cedera yang cukup parah dan memerlukan perawatan di rumah sakit. )umlah tersebut memprediksikan besarnya kemungkinan menghadapi pasien'pasien cedera kepala. Cedera otak merupakan penyebab kematian utama pada satu organ yang berkaitan dengan trauma. Cedera kepala merupakan penyebab separuh dari seluruh kematian akibat kecelakaan kendaraan bermotor. *rang muda yang berusia ('2+ tahun, memiliki insiden cedera kepala yang paling tinggi. *rang tua merupakan kelompok berikutnya yang mempunyai angkai insiden tertinggi. ,engan bertambahnya populasi manula di %merika &erikat, insiden tersebut akan meningkat. (*man, 2000! ,i -ndonesia jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. "enurut data .antor .epolisian /epublik -ndonesia ( 002'2000! tahun 2001 terdapat +0((2 orang dengan korban meninggal 30(( orang, luka berat 20 $ , luka ringan +3$21. Tahun 200$ jumlah kecelakaan (0 3+, korban meninggal 20 $$, luka berat 22++0 yang menderita luka ringan ((12 orang. Tahun 2000 jumlah kecelakaan 32030, korban meninggal 0010, luka berat 22+30, dan luka ringan 32023, (4adan 5usat &tatistik /epublik -ndonesia! %ngka kejadian kecelakaan di )awa Tengah pada bulan 6ovember 20 0 yang bertempat di &emarang (%6T%/% news! yang dicatat oleh ,irektorat 7alu 7intas .epolisian ,aerah )awa Tengah 302 orang pengguna jalan raya tewas akibat berbagai kecelakaan yang terjadi selama semester pertama 20 0. &elama semester pertama 20 0 tercatat +.+2$ kejadian kecelakaan, penderita yang dirujuk di rumah sakit dr .ariadi dan dirawat inap diruang bedah saraf mencapai (13 orang.

.ematian sebagai akibat dari cedera kepala yang dari tahun ke tahun semakin bertambah, pertambahan angka kematian ini antara lain karena jumlah penderita cedera kepala yang bertambah dan penanganan yang kurang tepat atau sesuai dengan harapan kita (&melt8er, 2002! angka kejadian cedera kepala (($9! laki'laki lebih banyak dibandingkan perempuan. :al ini diakibatkan karena mobilitas yang tinggi dikalangan usia produktif sedangkan kesadaran untuk menjaga kesalamatan di jalan masih rendah disamping penanganan penderita yang belum benar dan rujukan yang terlambat (&melt8er, 2002!. 4erdasarkan atas penurunan tingkat kesadaran serta ada tidaknya defisit neorologis fokal penderita cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, morfologi, dan keparahan cedera kepala. 4erdasarkan mekanisme cedera kepala dikelompokkan menjadi 2, yaitu cedera kepala tertutup dancedera kepala dengan penitrasi atau luka tembus. 4erdasarkan atas morfologinya cedera kepala sikelompokkan menjadi cedera kepala dengan fraktur tengkorak dan cedera kepala dengan lesi intrakranial. 4erdasarkan atas derajat beratnya cedera kepala dikategorikan menjadi cedera kepala ringan, cedera kepala sedang, cedera kepala berat.("ansjoer, 2000!. 5enderita cedera kepala sedang pada umumnya masih mampu menuruti perintah sederhana, namun penderita tampak bingung atau mengantuk dan dapat disertai deficit neurologis fokal seperti hemiparesis, sebanyak 0'209 dari penderita cedera kepala sedang mengalami perburukan dan jatuh dalam koma, untuk itu penderita harus dikelola secara intensif dimana harus dilakukan observasi ketat dan pemeriksaan neurologis serial selama 2' 2+ jam pertama. (-.%4-, 200+! ..ondisi penderita seperti ini dapat menimbulkan gangguan kesadaran. ,alam kaitannya dengan gangguan kesadaran ini untuk menilai digunakan metode glasgow coma scale (;C&!. Glasgow coma scale (GCS) merupakan instrumen standar yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien trauma kepala. Glasgow coma scale (GCS) merupakan salah satu komponen yang digunakan sebagai acuan pengobatan, dan dasar pembuatan keputusan klinis umum untuk pasien. &elain mudah dilakukan, ;C& juga memiliki peranan penting dalam memprediksi risiko kematian di awal trauma. ,ari ;C& dapat diperoleh informasi yang efektif mengenai pasien trauma kepala. &esuai klasifikasinya yaitu penderita yang mampu membuka kedua matanya secara spontan, mematuhi perintah dan berorientasi mempunyai nilai ;C& total sebesar (, sementara pada penderita yang keseluruhan otot ekstremitasnya 2 flaksit dan tidak dapat membuka mata sama sekali nilai ;C&nya minimal atau sama dengan 2. 6ilai ;C& sama atau kurang dari $ didefinisikan sebagai cedera kepala berat. 4erdasarkan nilai ;C& maka penderita cedera kepala dengan

nilai ;C& 0' 2 dikategorikan sebagai cedera kepala sedang, dan dengan nilai ;C& +' ( dikategorikan sebagai cedera kepala ringan. (-.%4-, 200+! 5engelompokkan diagnosis -C, (International Classification of Disease) penderita dengan cedera kepala yang dirawat di ruang % bedah saraf /& dr .ariadi &emarang menduduki peringkat pertama dari 0 kasus diagnosa yang ada di ruang bedah saraf th 20 ,ari ulasan tersebut diatas pemantauan tingkatan kesadaran pada penderita cedera kepala sedang akan dapat diketahui dengan observasi dan pengukuran ;C&. Definisi Trauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. ,efinisi neurologis terjadi karena robeknya substansia alba, iskemia, dan pengaruh massa karena hemoragik, serta edema serebral disekitar jaringan otak. (4atticaca, 200$! Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (&uriati < /ita =uliani, 200 ! Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak. (;race, 2003!

Patofisiologi Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi! terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi! adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. .edua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba'tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. .ekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak. Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. &ebagai akibat, cedera sekunder

dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. .onsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah! pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial (T-.!. 4eberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi. ;enneralli dan kawan'kawan memperkenalkan cedera kepala >fokal? dan >menyebar? sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral dan hematom intraserebral, serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu@ cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. )enis cedera ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral, batang otak, atau dua'duanya. Prognosis "ortalitas pasien dengan peningkatan tekanan -ntrakranial A 20 mm:g selama perawatan mencapai +19, sedangkan T-. di bawah 20 mmhg kematiannya 209. Tujuh belas persen pasien sakit cedera kepala berat mengalami gangguan kejang'kejang dalam dua tahun pertama post trauma. 7amanya koma berhubungan signifikan dengan pemulihan amnesia. 5emeriksaan penunjang preditor prognosis cedera kepala@ &kor ;C&@ 5enurunan kesadaran pada saat kejadian, penurunan kesadaran B 20 menit, penurunan kesadaran setelah 20 menit, amnesia B 2+ jam. Cilliam, 200 meneliti 2 ( cedera kepala @ pasien'pasien cedera kepala sedang

dengan komplikasi (CT &can D! terdapat gangguan fungsi neuropsikiatri setelah 3 bulan. /ontgen tulang tidak direkomendasikan untuk evaluasi cedera kepala ringan dan sedang dan sensitifitasnya rendah terhadap adanya lesi intrakranial. Eaktor'faktor yang dapat menjadikan ?5redictor outcome? cedera kepala adalah@ lamanya koma, durasi amnesia post trauma, area kerusakan cedera pada otak mekanisme cedera dan umur. 5engukuran outcome@

4eberapa pengukuran outcome setelah cedera kepala yang sering digunakan antara lain@ ;lasgow *utcome &cale (;*&! @ Terdiri ( kategori, meninggal, status vegetative, kecacatan yang berat, kecacaatan sedang (dapat hidup mandiri tetapi tidak dapat kembali ke sekolah dan pekerjaannya!, kembali pulih sempurna (dapat kembali bekerjaFsekolah!. ,issabily /ating &cale (,/&! "erupakan skala tunggal untuk melihat progress perbaikan dari koma sampai ke kembali ke lingkungannya. Terdiri dari $ kategori termasuk komponen kesadaran (;C&!, kecacatan (activity of daily living, handicap dalam bekerja!. Eungsional -ndependent "easure (E-"! 4anyak digunakan untuk rehabilitasi terdiri dari $ items skala yang digunakan untuk mengevalusi tingkat kemandirian mobilitas, perawatan diri, kognitif. 4eberapa pendekatan farmakologi yang digunakan banyak yang tidak efektif. &trategi terapi masa yang akan datang lebih ditujukan pada fase hipoperfusi awal antara lain@ induksi hipertensi arterial, terapi farmakologi yang dapat memperbaiki peningkatan resistensi mikrosirkulasi dan terapi hipotermi yang dapat memproteksi neuron akibat iskemik.

Daftar Pustaka &uriadi < /ita =uliani. 200 . Asuhan Keperawatan Pada Anak, Gdisi -. )akarta@ CH &agung &eto. 4atticaca, Eransisca 4. 200$. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. )akarta@ &alemba "edika. ;race, 5ierce %. 4orley, 6eil /. 2003. At a Glance Ilmu edah. !disi Ketiga. )akarta@ Grlangga. *man, .. &, &cheet8, 7. ), .o8iol'"c7ain, ). 2000. 5anduan 4elajar .eperawatan Gmergensi. )akarta@ 5enerbit 4uku .edokteran G;C.

Anda mungkin juga menyukai