Anda di halaman 1dari 2

Kadar air palasu terjadi apabila toluen yang digunakan mengikat air yang terkandung dalam simplisia, sehingga

persen kadar air yang dihasilkan tidak akurat. Oleh Karen itu, toluene yang masih bersifat anhidrat perlu dijenuhkann dulu oleh air karena struktur tolouene masih terdapat rongga-rongga yang memungkinkan untuk mengikat air Kadar air simplisia telah memenuhi persyaratan, yaitu kurang dari 10%v/b. Jika kadar air lebih dari 10%v/b maka akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhanmikroba, jamur, reaksi enzimatis atau proses hidrolisis. Penjenuhan toluen menggunakan metode azeotropi yaitu larutan toluen dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu ditambahkan air suling, kemudian alat dipasang dan dilakukan destilasi. Toluene yang didestilasi merupakan pelarut yang tidak tercampur dengan air, namun kadar air dalam bahan uji akan didestilasi secara bersamaan dan dipisahkan dalam tabung penerima setelah melalui kondensor (pendingin). Mekanisme yang terjadi ketika dijenuhkan yi Toluene yang bersifat anhidrat memiliki struktur yang berongga sehingga terjadi ikatan antara air dan tuoluen untuk menutupi rongga-rongga tersebut sehingga ketika dilakukan proses berikutnya memungkinkan untuk mengikat sedikit air http://farmakognosi2.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html Penimbangan hingga bobot konstan yaitu dilakukan beberapa kali penimbangan hingga diperoleh bobot tetap/konstan. Bobot konstan yang dimaksud adalah dua kali penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembkaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu simplisia karena tiap simplisia mempunyai kandungan atau kadar abu yang berbeda-beda, Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain. Atas dasar tersebut semakin tinggi kadar abu maka kuualitas dan kebesihan suatu produk semakin berkurang http://alyridwan.blogspot.com/2014/01/botani-farmasi-karakteristik-simplisia.html abu fisiologis adalah abu yang berasaldari jaringan tumbuhan itu sendiri contohnya Na fe K Ca Mg abu non fisiologis adalah sisa setelah pembakaran yang berasal dari bahan bahan dari luar yang terdapat simplisia contoh pasir, tanah Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 mL HCl encer P selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu yang tidak larut dalam asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara http://dhiniindry.blogspot.com/2012/10/karakterisasi-simplisia.html

Parameter susut pengeringan digunakan untuk memberikan batasan maksimal (rentang) besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Besarnya senyawa yang hilang saat pemanasan bahan akan mempengaruhi kualitas dari suatu simplisia susut pengeringan diidentikkan dengan kadar air, yaitu kandungan air karena simplisia berada di atmosfer dan lingkungan terbuka sehingga dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan penyimpanan. Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan.

6 Perkara Yang Dapat Menggerogoti Amal - Amal Baik 1. Al istighlal biuyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain), sehingga lupa pada aib sendiri. Semut di seberang kelihatan sedang gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. 2. Qaswatul qulub (hati yang keras). Kerasnya hati terkadang lebih keras dari batu karang. Sulit menerima nasehat. 3. Hubbud dunya (cinta dunia), takut mati, merasa hidupnya hanya di dunia saja maka segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia sehingga lupa akan hari esok di akhirat. 4. Qillatul haya (sedikit rasa malunya), jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa. 5. Thuulul amal (panjang angan-angan), merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat. 6. Zhulmun la yantahi (kezhaliman yang tak pernah berhenti). Perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk meninggalkan kemaksiatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai