Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Lansia

Pengertian
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

ETIOLOGI
Penyebab hipertensi belum diketahui dengan pasti penyebabnya Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah dimungkinkan dikarenakan terjadinya perubahanperubahan pada : a. Elastisitas dinding aorta menurun b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

Tanda dan gejala


o o o o o o o Sakit kepala Perdarahan hidung Mual muntah Perubahan penglihatan Kesemutan pada kaki dan tangan Sesak nafas Nyeri dada

komplikasi
gagal jantung gagal ginjal stroke (kerusakan otak) kelumpuhan. perdarahan pada retina Infark Miokard

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin / hematokrit BUN Glukosa Kalsium serum Kolesterol dan trigliserid serum Pemeriksaan tiroid Kadar aldosteron urin/serum Urinalisa

Lanjutan..
Asam urat Steroid urin IVP Foto dada CT scan EKG

Pencegahan
Pencegahan Primer 1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb. 2. Menghentikan merokok. 3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam. 4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan. Pencegahan sekunder 1. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer. 2. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin. 3. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol. 4. Batasi aktivitas.

Penatalaksanaan
Pengobatannya meliputi : Vasodilator (nitroprodusid) Penyekat beta, aksi pendek (mis, labetalol, esmolol) Inhibitor ACE (mis, kaptopril) Penyekat saluran kalsium (mis, nifedipin, diltiazem) Inhibitor adrenergic (mis, klonidin , HCL) Diuretic (furosemide)

PENGKAJIAN
Identitas Hipertensi dikatakan terjadi pada lansia bila pengidap hipertensi ini berumur > 60 tahun ke atas Keluhan Utama Keluhan utama yang dirasakan oleh penderita hipertensi pada lansia adalah pusing atau sakit kepala. Riwayat Dahulu Perokok. Peminum alcohol. Memiliki riwayat penyakit hipertensi yang bersifat menurun dari keluarga. Klien adalah lansia dengan obesitas.

Lanjutan..
Pengkajian Fisik Tekanan Darah >160/90 mmHg Klien mengeluh sakit kepala Terjadi perubahan penglihatan pada klien Klien mengeluh kesemutan pada kaki dan tangan Klien mengeluh sesak nafas Klien mngeluh dan merasakan nyeri dada

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kele mahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi inadekuat Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral.

LANJUTAN
Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang, motorik atau persepsi. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya.

INTERVENSI
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimban gan antara suplai dan kebutuhan O2.

Intervensi : Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter : frekwensi nadi 20 x/menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan TD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri. Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas.

Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat akibat mual muntah. Intervensi Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. Ajarkan klien metode perencanaan makan Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan saat makan. Ajarkan pasien mencatat makanan harian, bila diperlukan.

Evaluasi
1. tekanan darah dalam rentang yang dapat diterima dalam pengobatan. 2. tidak menunjukan gejala pusing, mual, muntah atau penurunan penglihatan 3. Klien terbebas dari komplikasi. 4. kecepatan dan irama denyut nadi dan kecepatan nafas dalam batas normal

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai