Anda di halaman 1dari 17

DEMOKRASI BAGI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG Rendy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho D. I.

Pengantar Pada tahun 1978 ada sebuah lembaga global yang melakukan pemantauan seberapa auh demokratisasi telah berlangsung di dunia dengan melakukan asesmen pada 19! negara dan 18 ka"asan yang dilanda kon#lik. $aporan mereka men adi a%uan dari para ilmu"an politik dunia untuk melihat gelombang surut dan pasang demokratisasi& di antaranya adalah 'amuel (untington dan )ohn *arko##. Pada tahun 1991 Freedom House menerbitkan hasil sur+einya dengan temuan bah"a ,-. negara di dunia adalah negara demokratis //yang berarti peningkatan dari sebelumnya !,&0..
*)

D emokrat isasi dalam dunia modern


50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
45.3 32.4 24.6 19.7 45

Persentase

Th. 1922

Th. 1942

Th. 1962

Th. 1973

Th. 1990

1reedom (ouse mengembangkan pengukuran demokrasi dengan mempergunakan dua dimensi dari demokrasi& yaitu dimensi hak-hak politik yang terdiri dari kompetisi dan partisipasi, dan dimensi kebebasan sipil, di mana untuk masing/masing dimensi digunakan skala 1/7& dengan dimensi tertinggi 1/1 dan dimensi terendah 7/7& dengan rating2 3 1 4 !&- masuk kategori negara bebas 50- negara) 3 6 4 -&- masuk kategori negara setengah bebas 5-7 negara) 3 -&- 4 7 masuk kategori negara tidak bebas 5-7 negara) 'ur+ey ini banyak dikritik karena mempergunakan perkiraan kasar, sehingga tidak mampu mengungkapkan %iri/%iri sistem politik suatu negara& dan mengabaikan dimensi/dimensi penting yang lain dari demokrasi& misalnya hak/hak dan kebebasan politik. 'elain itu dengan sur+ey ini negara/ negara yang diragukan memberikan kekebasan politik yang sesungguhnya 5liberal) seperti 8'& '"is& 9elanda& Denmark& uga masuk kategori :paling demokratis;& uga negara/negara seperti )epang& <osta Rika 5dengan rata/rata skor 1)& =kuador& )amaika 5skor rata/rata !)& Papua Nugini& >hailand 5dengan skor rata/rata !.-).
*)

Rendy R. Wrihatnolo adalah sta# peren%ana di Direktorat ?ndustri& Perdagangan& dan Pari"isata / 9appenas& dan Riant Nugroho D adalah Direktur =ksekuti# Riset 9isnis ?ndonesia 5R9?).

?nisiasi temuan dari 1reedom (ouse& memba"a 'amuel (untington 5The Third Wave: Democratization in the Late 21th entur!, 1991) menulis //memperkuat dengan analisa historisnya// tentang "elomban# Demokratisasi $eti#a, yaitu tatkala ter adi sekelompok transisi dari re@im/re@im yang non/demokratis ke re@im/re@im demokratis yang ter adi pada kurun "aktu tertentu dan umlahnya se%ara signi#ikan lebih banyak daripada tranisisi yang menu u arah sebaliknya 5h.16). (untington membagi gelombang demokratisasi men adi tiga& yaitu2 A Belombang pan ang demokratisasi pertama 518!8/19!0) yang berakar pada Re+olusi Pran%is dan Re+olusi 8merika. A 5Belombang balik pertama 519!!/19,!) yang berakar dari tumbuhnya negara/negara #asis di ?talia dan )erman& yang kemudian menyebarkan kudeta militer di Portugal 519!0)& 9rasil dan 8rgentina 51967)& otoritarianisme di Cruguay 51966)& kudeta dan perang saudara yang mematikan negara republik di 'panyol 51960)) A Belombang demokratisasi kedua 519,6/190!) yang berakar pada pendudukan oleh tentara 'ekutu pada masa Perang Dunia ?? dan sesudahnya 5termasuk yang sebelumnya otoriter) A 5Belombang balik kedua 519-8/197-) yang ditandai dengan naiknya re@im otoritarian di 8merika $atin 5Peru& Cruguay& Dile& 9oli+ia& =kuador& 9rasil& dan 8rgentina)& 8sia 5Pakistan /Eia& <orea /Rhee& ?ndonesia /'oekarno& 1ilipina /*ar%os& ?ndia 4Bandhi& >ai"an /<*>)& =ropa 5Funani& >urki)& dan 8rika 5hampir seluruh 8#rika& khususnya Nigeria 4tahun 1900 dikudeta oleh militer& ke%uali 9ots"ana) A Belombang demokratisasi ketiga 5197, / kini) yang dimulai dengan meninggalnya )endral 1an%o di 'panyol yang mengakhiri re im otoriterGmiliter di =ropa >engah pada tahun 197-& ketika Ra a )uan Darlos dengan bantuan P* 8dol#o 'uare@ memperoleh persetu uan parlemen dan rakyat untuk menyusun konstitusi baru yang demokratis& dan di Portugal selelompok per"ira militer muda melakukan kudeta kepada *ar%ello Daetano& sang dikatur atuh. 'elama setahun Portugal mengalami transisi yang penuh drama& namun akhirnya kelompok pro demokrasi men adi pemenang. Di >urki& militer mengundurkan diri dari politik 51986)& di 1ilipina *ar%os atuh oleh :people po"er; 51980)& di <orea oposisi memenangkan pemilu 51987)& (ongaria berubah men adi multipartai 51988)& di Polandia Partai 'olidaritas pimpinan Walesa berhasil merubah Polandia men adi negara non/komunis& sementara itu Cni 'o+it lahir parlemen nasional yang non/komunis 51997)& inter+ensi 8' mengakhiri re im marHis/leninis di Brenada 51986) dan diktator Noriega di Panama 51989).

9uku dari (untington se a ar dengan premis )ohn *arko## 5Waves o% Democrac!, &ocial 'ovements, and (olitical han#e& 1990) yang mengemukakan adanya :gelombang anti/ demokrasi; yang ter adi pada tahun 19-7/1977an& namun kemudian dibalikkan dengan adanya :gelombang demokratisasi; yang ter adi pada tahun 1977an hingga 1997an. *empergunakan data yang sama& yaitu dari Freedom House.& *arko## mempergunakan bangkit dan matinya imperium :9lok >imur; sebagai pemisah periode. Pas%a PD ?? Cni 'o+iet memimpin terbentuknya negara/negara blok timur& dan kekuasaan itu pudar setelah tembok 9erlin runtuh yang diikuti atuhnya 'o+iet dan seluruh aringannya 4ke%uali tiga yang tersisa2 <orea Ctara& <uba& dan Dhina. Perubahan/perubahan besar yang ter adi dengan menguatnya globalisasi dan kapitalisme memba"a pergeseran penting bagi gelombang :demokratisasi; di seluruh dunia. >ulisan )uan $in@ 5)Transition to Democrac!*& 1997) yang menegaskan bah"a demokrasi adalah the onl! #ame in to+n men adikan demokrasi sebagai sebuah agenda baru bagi setiap negara berkembang& hari ini dan di masa depan. Pertanyaan/

pertanyaan tentang demokrasi merentang dari pertanyaan yang si#atnya politis& praksis pembangunan& hinga #iloso#is.
II. Menuju Demokrasi <etika demokrasi di#ahami sebagai sebuah keharusan& maka men adi penting untuk memahami :%ara; menu u demokrasi. *enurut *o%htar *asIud 5199,)& paling tidak ada tiga %ara memahami transisi menu u demokrasi& sebagai berikut
Pendekat Pendekat an an Fokus Fokus Perhat Perhat ian ian odernisasionis !misaln"a Transisional !misaln"a #e"mour art in $ipset % Dunk&art 'ust o&% +ondisi sosial dan ekonomi yang mendukung demokrasi liberal. Terut ama pert um,uhan ekonomi dan kema-uan kese-aht eraan sosial Perlu diusahakan s"arat / s"arat penin)kat an kese-aht eraan sosial sehin))a mun0ul kelas menen)ah "an) 0ukup independen unt uk mendukun) demokrat isasi polit ik Proses polit ik dan perilakuelit / pemimpin polit ik !inisiat i. "an) mereka a-ukan dan pilihan/pilihan "an) mereka t et endoron) ,erlan)sun)n"a proses polit ik "an) memun)kinkan para pemimpin ,erkepent in)an unt uk ,erinisiat i. melakukan t rans.ormasi dan menet apkan pilihan #t rukt ural !misaln"a (arrin)t on oore *r.% Perubahan st rukt ural kekuasan yang mendukung proses demokrat isasi

Implikasi Implikasi Prakt Prakt is is

en)u,ah hu,un)an kekuasaan ant ara kelas1 ne)ara1 dan akt or t ransnasional sehin))a mendukun) demokrat isasi

)adi& paling tidak ada tiga kelompok pemaham trans#ormasi menu u demokrasi& yaitu mereka yang menilai bah"a demokrasi dikembangkan melalui modernisasi& ada yang per%aya bah"a demokrasi dapat dikembangkan melalui transisi yang 5lebih kurang) linier seperti yang dikemukakan Dunk"ard Rusto" yang memperkenalkan alan linier dari non/demokrasi menu u demokrasi dengan tahapan sebagai berikut2

+ondisi $at ar (elakan)2 Persat uan 3asional

Tahapan Persiapan 2 Pe0ahn"a re4im non/demokrat is

Tahapan keput usan2 mulai mem,an)un t at a t ert i, demokrasi

Tahapan konsolidasi2 pen)em,an)a n demokrasi le,ih lan-ut 5 demokrasi mendarah da)in) dalam ,uda"a polit ik

8da uga yang sepakat bah"a demokrasi dibentuk dengan adanya perubahan struktur dan kelembagaaan politik. *anakah yang :paling benar; atau bahkan :paling baik;J 'ebelum men a"abnya& ada baiknya kita lan utkan pemetaan yang dibuat oleh *asIud bah"a setiap strategi mempunyai :prasyarat khusus; yang harus dipenuhi 4yang mengingatkan kita bah"a para penasihat demokrasi mirip para dukun yang selalu minta :sesa i; ika kehendak kita mau ter%apai.

tt rat rat egi egi

Apa Apa penent penent u u demokrasi demokrasi


ama pert um,uhan ekonomi dan kese-aht eraan sosial

Apa Apa yang yang harus harus dilakukan dilakukan


Tin)kat kan kese-aht eraan sosial/ ekonomi sehin))a t um,uh kelas menen)ah "an) 0ukup independen unt uk mendukun) demokrat isasi polit ik 6,ah hu,un)an kekuasaan ant ara kelas1 ne)ara1 dan akt or t ransnasional sehin))a mendukun) desent ralisasi Fasilit as perkem,an)an perkumpulan/ perkumpulan "an) ,e,as ,a)i &ar)a mas"arakat sehin))a t um,uh t radisi 7civic engagement 8 dan rasa salin) per0a"a 9ipt akan proses polit ik "an) memun)kinkan para pemimpin ,erkepent in)an unt uk ,erinisiat i. unt uk melakukan t rans.ormasi dan menet apkan pilihan ke,i-akan "an) konsist en mendukun) demokrat isasi 9ipt akan dan -alankan lem,a)a/lem,a)a polit ik "an) demokrat is dan e.ekt i.1 t erut ama pen)em,an)an 7rule o. la&8 dan ,irokrasi "an) e.ekt i.

odernisasi +ondisi sosial ekonomi1 t erut

#t rukt ural

Peru,ahan st rukt ur kelas dan kekuasaan "an) mendukun) proses demokrat isasi

+omunit as den)an kehidupan asosiaonal "an) kuat sert a ot onom1 dan 7civic communit y8 "an) menum,uhkan 7social capit al8 Transisional Proses polit ik dan perilaku pemimpin !inisiat i.1 pilihan t indakan1 t a&ar/ mena&ar1 dan ne)osiasi "an) mereka lakukan% "an) ,isa men)em,an)kan suat u 7pakt a8 ant ar/elit unt uk men)elola lin)kun)an "an) Pelem,a)aan polit ik !t Inst it ermasuk konst it usi% "an) usional e.ekt i. dan ,isa men0ipt akan le)it imasi

+ult ural

Dari sini kita melihat bah"a :menu u demokrasi; bukanlah hal yang sederhana& tunggal& dan linier. Robert 8. Dahl 5(ol!arch!: (articipation and ,pposition, 1-.1/ memperkenalkan tiga dimensi politik

yang si#atnya generik dari demokrasi& yaitu :kompetisi& partisipasi& dan kebebasan sipil dan politik; 5konsep ini diadopsi oleh Beorg 'orensen& Demo%ra%y K Demo%rati@ation& 1996.) 'orensen lebih moderat lagi dengan mengatakan bah"a :transisi dari negara non/ demokratis menu u pemerintah demokratis merupakan proses yang kompleks dan melibatkan se umlah tahapan;. <etut ?ra"an 5:Demokratisasi& Desentralisasi& dan Bo+ernanan%e di >ingkat $okal di ?ndonesia) menggambarkan proses transisi menu u demokrasi sering tidak menghasilkan demokrasi itu sendiri. Digambarkannya sebagai berikut2

'e-im :t orit er

Transisi Demokrasi

'e-im Demokrat is

;lit 0apt ure ;lit 0apt ure

:li)ark :li)arki i

?
'e-im 'e-im :t:t orit er orit er Transisi Demokrasi Demokra si 'e-im Demokrat is

?
o,okrasi o,okrasi
ass ass 9apt 9apt ure ure

Pemetaan ini membuktikan bah"a transisi demokrasi seringkali menu u ke :some"here else; //atau ustru :no"here;& alias :nggak ke mana/mana;. <enapa seperti ituJ Proses demokratisasi pada prakteknya tidaklah dihela oleh :kelompok menengah; atau civil societ!& melainkan oleh elit yang :terdorong; atau :terpaksa; mengalah kepada desakan demokratisasi. 9ahkan dinamika demokratisasi di negara/negara berkembang lebih banyak diakibatkan oleh dinamika eksternal 5desakan global) daripada dinamika internal 5kebutuhan domestik). 'ebagaimana dikatakan 8dam Pr@e"orski 5)Democrac! as ontin#ent ,utcome*&

1988)bah"a :kelompok elit akan mendukung demokrasi ika mereka merasa yakin bah"a kepentingan mereka akan ter%apai dalam kondisi yang lebih demokratis;. )adi& seperti kata 'orensen& dukungan elit pada demokratisasi seringkali didasarkan kepada kepentingan pribadi.

>eori P@e"orski yang diambil setelah melakukan penelitian di 9rasil pada tahun 198!& di mana elit mempergunakan instrumen demokrasi untuk mengamankan pemilihan presiden& merupakan teori yang banyak berlaku di negara berkembang& tidak terke%uali negara/negara 8sia >enggara& seperti ?ndonesia& 1ilipina& *alaysia& dan 'ingapura. 9iasanya& mereka menganut teori bah"a demokratisasi dilakukan melalui :modernisasi;& termasuk di antaranya pengembangan lembaga/lembaga politik demokrasi 4 institution0s buildin#. <onsep ini sebenarnya berasal dari pemikiran 'amuel (untington di tahun 190-& (olitical Development and (olitical Deca! yang mengemukakan bah"a :tanpa kesiapan kelembagaan politik& maka partisipsi di dalam demokrasi hanya akan menghasilkan pembusukan politik;. >esis ini yang diba"anya ketika memberikan nasihat yang kemudian 4senga a atau tidakLdiikuti oleh negara/negara berkembang& yaitu :membangun kelembagaan dulu& partisipasi kemudian; 4lihat dalam (olitical ,rder in the han#in# &ocieties& 1971. Pemahaman teoritisnya sangat sederhana2 pertama, kekang partisipasi& biarkan kekuasaan yang otoritarian ber alan dengan tu uan :menyiapkan lembaga politik demokratis; dan :menyiapkan masyarakat;M kedua, lepas perlahan/lahanM dan& keti#a, demokrasi akan ber alan dengan sendirinya. <esiapan kelembagaan di%erminkan dari kesiapan untuk melakukan proses demokrasi& mulai dari input-pen#olahan-outputM kesiapan masyarakat di%erminkan dari kesiapan masyarakat untuk mampu berperan positi# dalam demokrasi karena sudah ter%apai tingkat pendidikan yang memadai 5agar tidak bisa :ditipu;& termasuk oleh :manipulasi berita; melalui media massa) dan kese ahteraan yang uga memadai 5agar tidak mudah :disuap;& terutama oleh :serangan #a ar;). >etapi& pada kenyataannya& transisi yang elitis tersebut tidak pernah ber alan sampai ke tu uan. Proses transisi berhenti karena demokrasi akan merugikan kekuasaan yang otoriter& sampai akhirnya ada :sebuah peristi"a;& khususnya yang :merusak prestasi pembangunan;& yang akhirnya meruntuhkan re im otoritarian& dan :diharapkan; akan menu u kepada demokrasi. 'alah satu proses :perusakan; tersebut adalah krisis ekonomi yang melanda negara/negara berkembang. Dan& sayangnya& seperti dikatakan oleh 'orensen& bah"a2 :<risis ekonomi di negara/negara berkembang tidak mempunyai akar masalah yang benar/ benar domestik si#atnya. <enaikan ta am harga minyak bumi untuk kedua kalinya telah menghantam negara/negara 8merika $atin dengan sangat keras. <arenanya salah satu %ara untuk mengimbangi meningkatnya pengeluaran adalah dengan %ara memin am lebih banyak uang dari luar negeri. <etika suku bunga riil dari pin aman/pin aman Dari sini kemudian berkembang proposisi bah"a pada tahun 1997an ter adi transisi dari demokrasi yang 4menurut istilah 'orensenL:terbatas;& yaitu di mana sistem politiknya memiliki elemen/elemn demokrasi namun memiliki keterbatasan pada kompetisi& partisipasi& dan kebebasan& menu u demokrasi yang lebih liberal. >ransisi yang terdekat dapat dilihat adalah kasus ?ndonesia. 'etelah 'oekarno memproklamirkan Demokrasi >erpimpin dan kemudian men adikan dirinya sebagai :Presiden 'eumur (idup;& maka menurut kriteria demokrasi& ?ndonesia bergerak men adi negara yang non/demokratis 5atau otoritarian). >ransisi dari 'oekarno ke 'oeharto adalah transisi dari otoritarianisme ke demokrasi melalui alan modernisasi 5pembangunan). Pada era 'oeharto instrumen/ instrumen demokrasi dibentuk dan di alankan dengan pola yang tetap& misalnya pemilihan umum mulai dapat dilakukan se%ara rutin lima tahunan. $embaga legislati#& yudikati#& eksekuti# dikembangkan. Partai politik berkembang. *edia massa tumbuh. Namun& semua dalam koridor yang %ukup sempit& terutama dalam tiga hal yang di adikan kriteria demokrasi oleh 'orensen 4kompetisi

5karena negara memonopoli)& partisipasi 5%enderung mobilisasi)& dan kebebasan 5in#ormasi ber alan relati# satu arah2 negara ke rakyat). Demokrasi :terbatas; menemui alan buntu ketika pembangunan berhadapan dengan kegagalan. Pembangunan yang ditun ukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang men adi penyeimbang bagi re im demoriter 5bentuk demokratis& tetapi isinya otoriter)M dengan aminan kese ahteraan yang diberikan& maka rakyat tidak mempermasalahkan apakah negara itu men adi demokratis atau tidak1 'ingapura& *alaysia& dan RRD barangkali dapat di adikan %ontohnya. 'uksesi yang :sangat diatur; di 'ingapura dari $ee ke Boh dan kemudian ke $ee unior dapat dikatakan hampir tanpa kritik domestik sama/sekali. Besekan ter adi di *alaysia& ketika *ahathir menggeser 8n"ar ?brahim 5ke pen ara) dan kemudian ia :memilih; 8bdullah 9ada"i& yang sebelumnya Wakil P*& men adi P*. Di Dhina& pergantian kepemimpinan pun%ak praktis tidak tersentuh oleh rakyat. Dan pada ketiga negara tersebut rakyat relati# tidak mempermasalahkan demokratis atau tidak demokratis. <etika pembangunan ma%et& maka 'oeharto berhadapan dengan desakan demokratisasi. Di sini berlaku teori transisi dari re im non/demokratis ke re im demokratis melalui re#ormasi. Dan& seperti digambarkan ?ra"an di atas& re#ormasi di ?ndonesia selama lima tahun pertama :terpaksa; tidak menemui demokrasi& melainkan oli#arki dari partai/partai politik dan mobokrasi dari daerah/daerah. Pemilu langsung Presiden !77, memberikan indikasi bah"a ?ndonesia memasuki era yang :benar/ benar; demokrasi& meski masih terdapat beberapa isu dasar& yaitu masih kuatnya olo#arki partai, presiden yang di abat oleh mantan militer yang menun ukkan bah"a 4 angan/ angan// keinginan :ba"ah sadar; dari rakyat ?ndonesia bukanlah demokrasi 4melainkan basic need seperti keamanan dan ke%ukupan. III. Kontribusi Demokrasi

*engapa demokrasi dipilihJ *engapa men adi the onl! #ame in to+nJ >eori pertama mengatakan bah"a demokrasi men!ebarkan perdamaian1 ?manuel <ant dalam )(erpetual (eace* 5179-) mengatakan bah"a2 1. Pada republik #ederal terdapat ke%enderungan pemimpin politik mendorong dukungan masyarakat kepada negara sehingga membuat negara lebih kuat dalam menghadapi an%aman. !. Pada negara demokrasi pemerintah dikontrol oleh masyarakat& sehingga untuk memutuskan perang diperlukan persetu uan masyarakat. <eputusan perang men adi tidak mudah. )adi& bukan demokrasi menghapuskan peperangan& namun terdapatnya mekanisme konstitusional dalam demokrasi 6. 'elain terdapat komitmen moral untuk tidak saling berperang& terbentuk pula spirit o% commerce di antara negara/negara demokratis 4yang disebutnya sebagai :uni pasi#ik;. <ondisi ini menguat 1 ketika ada saling ketergantungan ekonomi antar negara . )adi& mengikuti teori positi# dari <ant& sekali ditegakkan& maka demokrasi akan memba"a ke%enderungan damai. )oseph '%humpetter mengemukakan dalam bahasa yang berbeda bah"a perang hanya menguntungkan kaum minoritas produsen sen ata dan militer& dan :tidak ada demokrasi yang hanya memenuhi kepentingan minoritas dan mentoleransi besarnya pegorbanan akibat imperialisme; <arenanya& hanya perdamaian yang ada di dalam demokrasi. 'orensen pun menambahkan bah"a
1 !

Dikutip 'orensen& h.100 dst. Dikutip 'orensen& h. 107.

budaya demokrasi mempunyai norma/nomra tentang resolusi kon#lik se%ara damai dan hak/hak orang 6 lain untuk melakukan determinasi diri . Dalam konteks hubungan internasional& <ant mengembangkan empat proposisi dari kontribusi demokrasi yang mendorong ker asama damai antar negara& yaitu2 1. Prinsip perimbangan kekuatan& yang disebut sebagai pratek anti/hegemonialisme yang sistematis& dengan ide dasar setiap negara di%egah untuk tidak men adi terlalu kuat bagi negara lainnya untuk menggesernya dari aliansi& sehingga menghindari dominasi. !. Prinsip kodi#ikasi ter adinya serangkaian interaksi antar negara dalam rangka membentuk badan hukum internasional. 6. Prinsip penggunaan konggres 5atau per"akilan rakyat) untuk mengatasi masalah antar negara. ,. Prinsip dialog diplomatik. <ant melihat =ropa di abad 18 sebagai sebuah :persemakmuran diplomatik; yang terdiri dari se umlah negara yang independen yang mirip satu sama lain dalam perilaku& pengembangan agama& dan dera ad kema uan sosial 4atau dalam kerangka budaya yang sama.
,

Dengan demikian& dalam konsep <ant& perdamaian sebagai hasil demokrasi terbentuk dari tiga pilar2 eksistensi negara/negara demokratis dengan budaya resolusi kon#lik se%ara damaiM ikatan moral yang ditempa di antara negara/negara demokratis berdasarkan persamaan landasan moralM dan ker asama ekonomi yang saling menguntungkan di antara negara/negara tersebut. Pen elasan positi# tersebut berhadapan dengan kenyataan hari ini bah"a salah satu kondisi dasar dalam men adikan demokrasi sebagai pemba"a perdamaian tidak dipenuhi& yaitu :prinsip perimbangan kekuatan;. 'e ak Perang Dunia ??& sebagai negara yang tidak terkena perang& 8merika 'erikat men adi satu/satunya negara adidaya 5dan adikuasa). Perimbangan kekuatan sempat ter adi& namun itu pun tidak di antara negara/negara demokratis& melainkan di antara negara demokratis 5liberal) dengan negara sosialis 5otoritarian) 48' dan Cni 'o+et. Runtuhnya perimbangan global& terutama dalam militer& membuat 8' men adi the sin#le superpo+er yang men adikan dirinya sebagai the #lobal super-cop dan membuatnya merasa sah melakukan inter+ensi militer ke negara/negara yang dinilai :membahayakan 8'; dengan dasar doktrik preemptive-nya 4dan bukan semata/mata membahayakan demokrasi. Dalam konteks ini kadang men adi rele+an untuk mengganti istilah )uan $in@ dari democrac! is the onl! #ame in to+n men adi 2& is the onl! #ame in to+n1 Demokrasi men adi salah satu komponen dari perkembangan globalisasi yang digerakkan oleh liberalisasi perdagangan& kapitalisme global& yang ber alan seiring dengan bangkitnya kembali libertarianisme dan kebangkitan ekomomi klasik. 1ukuyama 5The 3nd o% Histor! and the Last 'an&199!) mengatakan bah"a akhir dari peradaban adalah kapitalisme& $esther >huro" 5The Future o% apitalism, 1990) menambahkan bah"a persaingan kini bukanlah kapitalis dengan sosialis& namun kapitalis dengan kapitalis& dan (eilbro"ner 54ison o% the Future, 199-) dengan tegas mengatakan bah"a kapitalisme akan men adi ideologi peradaban abad !1 dan bahkan ke depan& karena belum ada konsep pengganti yang lebih baik dan lebih menarik. 'ementara itu 1riedman 5The Le5us and The
6 ,

'orensen 18!. 'orensen 18-/180.

,live Three: 6nderstandin# "lobalization, !777) bah"a bangsa yang paling %o%ok untuk tatanan global han!alah 8merika 5'erikat)& adi tidak aneh ika globalisasi identik dengan 8merikanisasi& dan 8merika identik dengan kapitalisme/libertarianisme/demokrasi 5liberal). 'eperti kata 9oa@ 5Libertarianisme, 2 (rimer, 1990) bah"a liberatarianisme bangkit lagi karena #asisme& komunisme& sosialisme& dan negara kese ahteraan telah terbukti gagal. Demokrasi men adi tuntutan dari globalisasi& sebagaimana demokrasi diperlukan untuk mendukung mekanisme pasar bebas 4laissez %aire1 Demokrasi bergerak ke satu arah2 demokrasi liberal& karena hanya demokrasi dalam pola ini yang paling %o%ok untuk liberalisasi perdagangan duniaM karena hanya demokrasi ini yang paling %o%ok dengan demokrasi 8merika. >entu sa a& gerakan menu u ke demokrasi seperti ini ditopang oleh berbagai pendekatan yang mutakhir& salah satunya adalah #ood #overnance, yang di adikan sebagai so%t+are dari demokrasi modern. I . (Good) Governance sebagai isu !emokrasi

8pakah #ood #overnanceJ <ita belum menemukannya dalam kamus standar bahasa ?ndonesia& demikian pula pada kamus standar ?nggris ?ndonesia. ?stilah ini berasal dari induk bahasa =ropa& yaitu Latin& yaitu #ubernare yang diserap oleh bahasa ?nggris men adi #overn& yang berarti steer 5menyetir& mengendalikan)& direct 5mengarahkan)& atau rule 5memerintah). Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa ?nggris adalah to rule +ith authorit!& atau memerintah dengan ke"enangan. >entu sa a& terdapat ter emahan lain sesuai dengan perkembangan aman& mulai dari to attend to 51087)& to +ork or mana#e 51097) hingga to control the +orkin# o%7 to re#ulate 51877). <ata si#at dari #overn adalah #overnance yang diartikan sebagai the action o% manner o% #overnin# atau tindakan 8melaksanakan/ tata cara pen#endalian. Di samping itu& ada uga arti lain sesuai perkembangan "aktu& yaitu mode o% livin# 51077) dan method o% mana#ement, s!stem o% re#ulations 51007). <omisi Blobal Bo+ernan%e mende#inisikan #overnance sebagai the sum o% man! +a!s that individuals and institutions, public and private, mana#e their common a%%airs. Pen umlahan dari %ara/%ara di mana indi+idu/indi+idu dan institusi 4baik pri+at maupun publikLmengelola urusan/urusan bersamanya.
0 -

"overnance sesungguhnya adalah konsep yang masih samar. Pada a"alnya 9ank Dunia mende#inisikan #overnance sebagai the e5ercise o% polical po+er to mana#e a nation0s a%%air 5Da+is K <eating& !777& 6)& kemudian diper elas men adi the +a! state po+er is used in mana#in# economic and social resources %or development o% societ! 5$8N& !777& -). World 9ank uga menambahkan karakteristik normati# #ood #overnance, yaitu2 an e%%icient public service, an independent 9udicial s!stem and le#al %rame+ork to en%orce contracts7 the accountable administration o% public %unds7 an independent public auditor, responsible to a representative le#islature7 respect %or la+ and human ri#hts at all levels o% #overnment7 a pluralistic institutional structure7 and %ree press 'ementara itu CNDP 5P99) mende#inisikan BB sebagai the e5ercise o% political, economic, and administrative authorit! to mana#e the nation0s a%%air at all levels. $embaga 8dministrasi Negara 5!777& -) menilai bah"a de#inisi CNDP ini menyiratkan terdapat tiga enis BB& yaitu economic #overnance yang mempunyai implikasi/implikasi terhadap e:uit!, povert!, :ualit! o% li%e7 political
0

>he 'horter NH#ord& 198,& h. 87,. Dikutip oleh Robert NI9rien dkk& !777& Cni+ersity Press& h. !.

ontestin# %or "lobal "overnance1 Dambridge2 Dambridge

#overnance yang menyangkut proses pembuatan kebi akanM dan administrative #overnance yang berkenaan dengan implementasi kebi akan. 'ementara itu& N=DD dan 9ank Dunia uga mensinonimkan BB dengan penyelenggaraan mana emen pembangunan yang solid dan bertanggung a"ab se alan dengan demokrasi dan pasar yang e#isien& penghindaran salah alokasi dana in+estasi yang langka& dan pen%egahan korupsi baik se%ara politik maupun administrati#& men alankan disiplin anggaran serta pen%iptaan le#al and political %rame+ork bagi tumbuhnya akti+itas ke"iras"astaan. 'elan utnya CNDP uga mensinonimkan BB sebagai hubungan sinergis dan konstrukti# di antara negara& sektor s"asta& dan masyarakat 5$8N& !777& 7). 8tas dasar ini& maka disusun sembilan karakteristik BB& yaitu2 1. (articipation. 'etiap "arga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan& baik se%ara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang me"akili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbi%ara serta berpartisipasi se%ara konstrukti#. !. ;ule o% la+. <erangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu & terutama hukum untuk hak a@a@i manusia. 6. Transpararenc!. >ransparansi dibangun atas dasar kebebasan arus in#ormasi. Proses/ proses& lembaga/lembaga dan in#ormasi se%ara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. ?n#ormasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor. ,. ;esponsiveness. $embaga/lembaga dan proses/proses harus men%oba untuk melayani setiap stakeholders. -. onsensus orientation. "ood #overnance men adi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebi akan/kebi akan maupun prosedur/prosedur. 0. 3:uit!1 'emua "arga negara& baik laki/laki maupun perempuan& mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau men aga kese ahteraan mereka. 7. 3%%ectiveness and e%%icienc!. Proses/proses dan lembaga/lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber/sumber yang tersedia sebaik mungkin. 8. 2ccountabilit!. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan& sektor s"asta dan masyarakat 8civil societ!/ bertanggung a"ab kepada publik dan lembaga/lembaga stakeholders. 8kuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan si#at keputusan yang dibuat& apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi. 9. &trate#ic vision1 Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspekti# #ood #overnance dan pengembangan manusia yang luas dan auh ke depan se alan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan sema%am ini. 8dministrasi Publik ?ndonesia& melalui $8N 5!777)& mengindonesiakan BB sebagai kepemerintahan yang baik dan mende#inisikan BB sebagai penyelenggaraan negara yang solid dan bertanggung a"ab& serta e#isien dan e#ekti#& dengan men aga kesinergisan interaksi yang konstrukti# di antara domain/ domain negara& sektor s"asta& dan masyarakat. 'ementara itu 8drian $e#"i%h 5&tates o% Development& 1999) mengatakan bah"a go+ernan%e digerakkan oleh empat #enomena2 berhasilnya program structural adjustment di tahun 1987an pengaruh dari kebangkitan teori neo-classical& runtuhnya komunisme dan impak dari pro-democracy movement1

17

Pada hemat penulis& pemahaman #ovenance terpilah men adi dua& yaitu pemahaman yang melihat #overnance sebagai :politik; sehingga #overnance identik dengan demokrasi. Para pengan urnya antara lain adalah CNDP& dengan melihat #overnance pada sembilan nilai yang kesemuanya men%erminkan demokrasi. Pemahaman yang lain adalah pemahaman #overnance sebagai praktik& di mana #overnance dilihat dari sisi sempit& dengan #okus kepada akuntabilitas& transparansi& e#isiensi& dan e#ekti+itas. Pengan urnya adalah 9ank Dunia. Pada perkembangan lan utnya& diperkenalkan istilah democatic #overnance. ?stilah ini dipopulerkan antara lain oleh *ar%h dan Nlsen 5Democratic "overnance&199-)M bah"a demokrasi perlu di#ahami sebagai sebuah budaya& keyakinan& dan etos yang dikembangkan melalui interpretrasi dan praktik. Demokrasi modern #okus kepada #overnance& sebuah pilihan di mana demokrasi berhadapan dengan keterbatasan dirinya dan ketidakpastian dari lingkungannya. Democratic #overnance pertama/tama dikenal sebagai sebuah mekanisme pengelolaan small cit!-states dan berkembang berabad/abad sebagai model pengelolaan negara/negara yang berukuran relati# ke%il dan dengan populasi yang ke%il. *engikuti de#inisi dari The enter %or Democratic "overnance, sebuah lembaga yang didukung oleh <nternational <D32 8<nstitution %or Democrac! and 3lectoral 2ssistance/, the 6nited =ations Development (ro#ramme 86=D(/& dan <ementerian $uar Negeri 1inlandia& menyatakan 2
7

yang antara lain

9ah"a :democrac! and #ood #overnance are t+o unprecedented notions closel! linked* dan #ood #overnance is s!non!m o% participation, transparenc!, accountabilit! and e%%icienc*, kita memahami democratic #overnance lebih sebagai sebuah praktek kehidupan demokrasi modern diselenggarakan se%ara pro#esional. . Penutu"

*asalah demokrasi bagi negara berkembang akhirnya terpulang kepada sebuah pertanyaan klasik2 demokrasi men adi tu uan atau sebagai saranaJ 'e%ara ideal& demokrasi adalah sarana untuk men%apai kehidupan yang lebih baik. 'orensen 517-) mengatakan bah"a transisi menu9u demokrasi menciptakan lin#kun#an !an# lebih terbuka di mana asosiasi di dalam mas!arakat 8civil societ!/ lebih dimun#kinkan untuk ber%un#si lebih baik1 )akob Netama mempunyai premis bah"a democrac! is the second best s!stem1 Nomor satunyaJ >idak ada. 9ahkan& Da+id (eld 5199-) menegaskan bah"a democrac! is the onl! #lobal order& karena demokrasi nampaknya telah men%atatkan kemenangan historis atas bentuk/bentuk pemerintahan yang lain& de"asa ini hampir setiap orang mengaku sebagai seorang demokrat& dan semua re im politik di seluruh dunia mengaku sebagai re im demokrat. Pada hemat penulis& demokrasi se%ara umum memberikan peluang yang lebih memberikan keadilan bagi kehidupan bersama& ruang/ruang gerak yang lebih memadai bagi setiap manusia dan asosiasi manusia untuk mengembangkan kemanusiannya. 'ayangnya& demokrasi bagi negara berkembang tidak dapat serta/merta diterapkan. 'ebagaimana yang penulis kemukakan dalam ;einventin# <ndonesia, bah"a demokrasi menyangkut :perangkat keras; 8hard+are/, :perangkat lunak; 8so%t+are/, dan lingkungan. Dan tiga #aset itu berlaku uga untuk setiap sistem politik dengan #enus demokrasi& apa pun spesies-n!a.

in#oO%gdb#.org

11

Pemahaman bah"a demokrasi sebagai sebuah state#i 5dan bukan tu uan) perlu di#ahami& karena demokrasi perlu di#ahami sebagai sebuah proses politik modern 4pro%esionall! mana#ed1 <arena& pada akhirnya& seperti di%atat oleh <nternational Herald Tribune& bah"a :democrac! does not #uarantee that !ou +ill never have an economic crises1 We kno+ that market overshoots1 <nvestor takes craz! risk1 "ood #overnance is the onl! real protection1 The most non-corrupt, transparent, and accountable %inancial s!stem have been hurt the least1 Those had democratic but corrupt s!stem +ere hurt the second +orst, but at least have been able to respond :uickl! b! votin# in better #overnance1 8>ut/ an corrupt, authoritarian re#ime, can0t adapt*1
?

8khirnya& kiranya diskusi dan pemahaman di atas membantu kita untuk tidak men adi :buta; dengan melihat demokrasi sebagai tu uan& karena ika sudah demikian& maka kita akan menghalalkan segala %ara untuk men adi demokratis& termasuk menghan%urkan tatanan dan kema uan yang sudah dimiliki. <arena bagaimana pun uga perlu di#ahami& demokrasi adalah sistem politik terbaik yang termahal yang pernah ada di muka bumi. Cntuk menyelenggarakannya diperlukan sebuah kapasitas& agar :mobil demokrasi; ustru tidak menabrak rakyat kita sendiri. <arena itulah& agenda tanpa henti yang diperlukan oleh negara berkembang adalah mengembangkan democratic capacit! melalui proses pembela aran dan penguatan kelembagaan.

<nternational Herald Tribune& 9 1ebruari 1998.

1!

$ampiran2 $aporan 1reedom (ouse& !771


Dountry 8#ghanistan 8lbania 8lgeria 8ndorra 8ngola 8ntigua and 9arbuda 8rgentina 8rmenia 8ustralia 8ustria 8@erbai an 9ahamas 9ahrain 9angladesh 9arbados 9elarus 9eligum 9eli@e !777 19-7 1977 Dountry >N> >* >* >he Bambia = D P P D Beorgia Bermany Bhana Bree%e Brenada !777 8R D=* 19-7 D >N> 1977 Dountry D = Nigeria Nor"ay !777 19-7 1977 D=* D D

D=* >N> 8R D=* 8R RDP D=* D P D D 8R

D=* D=* D* >* 8R D=* D=* D=* D=* 8R >* RDP P 8R P 8R 8R >* D D RDP D RDP RDP P = D* P >* 8* D D D

D=* PG>N> D=* D=* D=* D=* 8R D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=* 8R 8R D D* D RDP D D D 8R RDP >N> D=* D=* RDP D* D*

D* Nman D Pakistan

D* Palau D Panama

RDP Buatemala = D Buinea Buinea/9issau

RDP Papua Ne" Buinea D D D Paraguay Peru Philippines

D=* >N> D=* D=* D=* 8R D=* >* P >N> D P

D* Buyana = D P D D = (aiti (onduras (ungary ?%eland ?ndia ?ndonesia

D=* RDP D=* >N> D=* >* 8R P

RDP Poland RDP Portugal D* Patar P D D Romania Russsia R"anda

D=* RDP D=* 8R D >N>

D=* >N> D=* >N> 8R D=* D=* P D D

D=* D=* D* ?ran D=* D D ?raQ

8* 'aint <itts and Ne+is = 'aint $u%ia 'aint Rin%ent and the

9enin 9hutan 9oli+ia 9osnia/(er@ego+ina 9ots"ana 9ra@il 9runei 9ulgaria 9urkina 1aso 9urma 9urundi Dambodia Dameroon Danada Dape Rerde Dentral 8#ri%an Republi% Dhad Dhile Dhina Dolombia Domoros Dongo 59ra@@a+ille) Dongo 5<inshasa)

D=* >*

D >*

D P

?reland ?srael

D=* D=* D=* D=* D=* RDP 8R 8R D=* >N> D=* >*

D=* D=* D=* D P D* >N> D D >N> P P >N> D >N>

D* Brenadines = 'amoa

D=* D=*

D P

D >*

D=* RDP RDP ?taly P D=* D=* >* >N> D 8R P = D )amai%a )apan

D* 'an *arino D 'ao >ome and Prin%ipe

D=* D=* RDP D=* >* RDP D=* D=* 8R D 8* D D D D D = D D D D = = P D

D* 'audi 8rabia = = D P D D P = D = 'enegal 'ey%helles 'ierra $eone 'ingapore 'lo+akia 'lo+enia 'olomon ?slands 'omalia 'outh 8#ri%a 'pain

RDP )ordan P = D D D D D <a@akhstan <enya <iribati <orea& North <orea& 'outh <u"ait

D=* >N> 8R 8R 8R RDP RDP D RDP P D P

D=* >N> D=* >N> D=* 8R P DGP

<yrgy@ Republi% D=* >N> D=*

D=* D=* RDP $aos D=* D D $at+ia

D=* RDP RDP D=* 8R D*

D=* RDP

D D

D D

$ebanon $esotho

8R RDP D=* 8R D=* D=* D=* D=*

RDP D RDP P RDP >N> D* >N>

= D

'ri $anka 'udan

D=* RDP 8R D=* >* P D D

D D D D

D=* D=* RDP $iberia 8R >N> 8* $ibya

RDP 'uriname = '"a@iland

D=* RDP RDP $ie%htenstein RDP 8R 8R D D D P D D $ithuania $uHembourg *a%edonia

D* '"eden = '"it@erland

D=* D=* D* D=* RDP RDP 8R RDP = =

D* 'yria = >ai"an

D=* RDP

16

Dosta Ri%a Dote DS?+oire Droatia Duba Dyprus 5B) D@e%h Republi% Denmark D ibouti Domini%a Domini%an Republi% =ast >imor =%uador =gypt =l 'al+ador =Quatorial Buinea =ritrea =stonia =thiopia 1i i 1inland 1ran%e Babon

D=* RDP RDP *adagas%ar 8R D D = P P = *ala"i *alaysia *aldi+es *ali *alta

D=* D=* RDP 8R D=* D=*

D D D P D D P D D RDP P >N> D* >N> P D P P 8* D=* D=* 8R D

D D D P D D D D D

>a ikistan >an@ania >hailand >ogo >onga >rinidad and >obago >unisia >urkey >urkmenistan

RDP >N> RDP D=* D=* RDP D=* 8R P D* P P D P

= D 8* D P D P

D=* >N> >N> RDP D=* D

D=* >N>

D=* D=* D* *arshall ?slands D=* D=* D=* D D D D *auritania *auritius 8R D=* RDP D=* D=* D=* D=* >* D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=*

D=* D=* 8* 8R D=* 8R >N> D P = P P = P

D=* RDP RDP *eHi%o P D D *i%ronesia

RDP >u+alu D Cganda

D=* D=* RDP *oldo+a RDP D* D *ona%o

>* Ckraine D* Cnited 8rab =mirates = Cnited <ingdom

D=* >N> >* P

D=* RDP RDP *ongolia 8R 8R D P D D = P D = *oro%%o *o@ambiQue Namibia Nauru Nepal Netherlands

D=* D=* D* D=* D=* RDP D=* D=* RDP 8R D=* D=* >N> RDP 8R 8R RDP >N> P 8R D >* >N> D D = P RDP D >* D* D D

>* Cnited 'tates o# 8meri%a D D D Cruguay C@bekistan Ranuatu

D=* >N> 8R D=* D* D

>* Rene@uela D* Rietnam D Femen

D=* D=*

D=* D=* RDP Ne" Eealand 8R D D Ni%aragua Niger

RDP Fugosla+ia D Eambia Eimbab"e >N> T >otalitarian Regime

D=* T Demo%ra%y RDP T Restri%ted Demo%rati% Pra%ti%e D* T Donstitutional *onar%hy

>* T >raditional *onar%hy 8* T 8bsolute *onar%hy 8R T 8uthoritarian Regime

DT Dolonial Dependen%y P T Prote%torate = T =mpire

1,

#iteratur$ 8dam Pr@e"orski. UDemo%ra%y as a Dontingent Nut%ome o# Don#li%ts.U ?n ). =lster K Rune 'lagstad& Donstitutionalism and Demo%ra%y& Dambridge2 Dambridge Cni+ersity Press. 1988. $e#"i%h& 8drian. 'tates N# De+elopment2 Nn >he Prima%y N# Politi%s& 1999 8nthony Biddens et.al. Dlasses& Po"er& and Don#li%t2 Dlassi%al and Dontemporary Debates Da+id 9oa@& $ibertarianism2 8 Primer& Ne" Fork& >he 1ree Press& 1998. Da+id (eld. Demo%ra%y and the Blobal Nrder2 1rom the *odern 'tate to Dosmopolitan Bo+ernan%e& 'tan#ord Cni+ersity2 'tan#ord. 199-. Blyn Da+is& *i%hael <eating 5eds). >he 1uture o# Bo+ernan%e2 Poli%y Dhoi%es. 8llen and Cn"in2 'ydney& !777.
>homas $. 1riedman. >he $eHus and >he Nli+e >hree2 Cnderstanding Blobali@ation. Random (ouse ?n%.2 Ne" Fork. !777.

1ran%is 1ukuyama. >he =nd o# (istory and the $ast *an& >he 1ree Press. 199!. Beorg 'orensen& UDemo%ra%y and Demo%rati@ation2 Pro%esses and Prospe%ts in a Dhanging World.U 9oulder2 West+ie" Press. 1996. (eilbro"ner& >huro". Rison o# the 1uture. *ain@ Cni+ersitaet2 *ain@. 199?manuel <ant& U>o"ard Perpetual Pea%eU 5179-) in *. ). Bregor 5trans. and ed.) Pra%ti%al Philosophy. Dambridge Cni+ersity Press2 Dambridge. 1900. ?nternational (erald >ribune& 9 1ebruari 1998. )ohn *arko##. Wa+es o# Demo%ra%y& 'o%ial *o+ements& and Politi%al Dhange& Pine 1orge Press2 1990. )uan ) $in@& 8l#red 'tephan. >he 9reakdo"n o# Demo%rati% Regimes. >he )ohn (opkins Cni+ersity Press. 9altimore/$ondon. 1997. $esther >huro". >he 1uture o# Dapitalism& >he 1ree Press2 Ne" Fork. 1990. *ar%h )ames& Nlsen )ohan& *i%hael Dohen. Demo%rati% Bo+ernan%e. >he 1ree Press2 $ondon. 199-. Robert 8. Dahl. Polyar%hy2 Parti%ipation and Npposition. Robert 8. Dahl. Ne" (a+en2 Fale Cni+ersity Press& 1971. Robert NI9rien et.al. Dontesting #or Blobal Bo+ernan%e. Dambridge Cni+ersity Press2 Dambridge. !777.

'amuel P. (untington& >hird Wa+e2 Demo%rati@ation in the $ate >"entieth Dentury. Norman& N<2 Cni+ersity o# Nklahoma Press2 Norman Nklahoma. 1991. 'amuel (untington& UPoliti%al De+elopment and Politi%al De%ayU in Dlaude Wel%h& Politi%al. *oderni@ation. Wads"orth Publishing2 9elmont& 1907 >he 'horter NH#ord =nglish Di%tionary. William $ittle (.W. 1o"ler and )essie Doulson Dlarendon Press. 198,. 8del *. 8bdellati#. Bood Bo+ernan%e 8nd ?ts Relationship to Demo%ra%y 8nd =%onomi% De+elopment. "lobal Forum <<< on Fi#htin# orruption and &a%e#uardin# <nte#rit!1 &eoul 2@-A1 'a! 2@@A1

%ebsites$ >he Denter #or Demo%rati% Bo+ernan%e and ?nternational ?nstitution #or Demo%ra%y and =le%toral 8ssistan%e2 Vin#oO%gdb#.orgW 1reedom (ouse2 Vhttp2GG""".#reedomhouse.orgGresear%hG#ree"orldG!771W >he World 9ank2 Vhttp2GG"""1."orldbank.orgGpubli%se%torGindi%ators.htmX1reedom (ouseW >he Cnited Nations2 Vhttp2GG""".un.orgGissuesGm/go+.aspW Cnited Nations #or De+elopment Programmes2 Vhttp2GG""".undp.orgGrbla%Ggo+ernan %eGW

Anda mungkin juga menyukai