Pengantar Pada tahun 1978 ada sebuah lembaga global yang melakukan pemantauan seberapa auh demokratisasi telah berlangsung di dunia dengan melakukan asesmen pada 19! negara dan 18 ka"asan yang dilanda kon#lik. $aporan mereka men adi a%uan dari para ilmu"an politik dunia untuk melihat gelombang surut dan pasang demokratisasi& di antaranya adalah 'amuel (untington dan )ohn *arko##. Pada tahun 1991 Freedom House menerbitkan hasil sur+einya dengan temuan bah"a ,-. negara di dunia adalah negara demokratis //yang berarti peningkatan dari sebelumnya !,&0..
*)
Persentase
Th. 1922
Th. 1942
Th. 1962
Th. 1973
Th. 1990
1reedom (ouse mengembangkan pengukuran demokrasi dengan mempergunakan dua dimensi dari demokrasi& yaitu dimensi hak-hak politik yang terdiri dari kompetisi dan partisipasi, dan dimensi kebebasan sipil, di mana untuk masing/masing dimensi digunakan skala 1/7& dengan dimensi tertinggi 1/1 dan dimensi terendah 7/7& dengan rating2 3 1 4 !&- masuk kategori negara bebas 50- negara) 3 6 4 -&- masuk kategori negara setengah bebas 5-7 negara) 3 -&- 4 7 masuk kategori negara tidak bebas 5-7 negara) 'ur+ey ini banyak dikritik karena mempergunakan perkiraan kasar, sehingga tidak mampu mengungkapkan %iri/%iri sistem politik suatu negara& dan mengabaikan dimensi/dimensi penting yang lain dari demokrasi& misalnya hak/hak dan kebebasan politik. 'elain itu dengan sur+ey ini negara/ negara yang diragukan memberikan kekebasan politik yang sesungguhnya 5liberal) seperti 8'& '"is& 9elanda& Denmark& uga masuk kategori :paling demokratis;& uga negara/negara seperti )epang& <osta Rika 5dengan rata/rata skor 1)& =kuador& )amaika 5skor rata/rata !)& Papua Nugini& >hailand 5dengan skor rata/rata !.-).
*)
Rendy R. Wrihatnolo adalah sta# peren%ana di Direktorat ?ndustri& Perdagangan& dan Pari"isata / 9appenas& dan Riant Nugroho D adalah Direktur =ksekuti# Riset 9isnis ?ndonesia 5R9?).
?nisiasi temuan dari 1reedom (ouse& memba"a 'amuel (untington 5The Third Wave: Democratization in the Late 21th entur!, 1991) menulis //memperkuat dengan analisa historisnya// tentang "elomban# Demokratisasi $eti#a, yaitu tatkala ter adi sekelompok transisi dari re@im/re@im yang non/demokratis ke re@im/re@im demokratis yang ter adi pada kurun "aktu tertentu dan umlahnya se%ara signi#ikan lebih banyak daripada tranisisi yang menu u arah sebaliknya 5h.16). (untington membagi gelombang demokratisasi men adi tiga& yaitu2 A Belombang pan ang demokratisasi pertama 518!8/19!0) yang berakar pada Re+olusi Pran%is dan Re+olusi 8merika. A 5Belombang balik pertama 519!!/19,!) yang berakar dari tumbuhnya negara/negara #asis di ?talia dan )erman& yang kemudian menyebarkan kudeta militer di Portugal 519!0)& 9rasil dan 8rgentina 51967)& otoritarianisme di Cruguay 51966)& kudeta dan perang saudara yang mematikan negara republik di 'panyol 51960)) A Belombang demokratisasi kedua 519,6/190!) yang berakar pada pendudukan oleh tentara 'ekutu pada masa Perang Dunia ?? dan sesudahnya 5termasuk yang sebelumnya otoriter) A 5Belombang balik kedua 519-8/197-) yang ditandai dengan naiknya re@im otoritarian di 8merika $atin 5Peru& Cruguay& Dile& 9oli+ia& =kuador& 9rasil& dan 8rgentina)& 8sia 5Pakistan /Eia& <orea /Rhee& ?ndonesia /'oekarno& 1ilipina /*ar%os& ?ndia 4Bandhi& >ai"an /<*>)& =ropa 5Funani& >urki)& dan 8rika 5hampir seluruh 8#rika& khususnya Nigeria 4tahun 1900 dikudeta oleh militer& ke%uali 9ots"ana) A Belombang demokratisasi ketiga 5197, / kini) yang dimulai dengan meninggalnya )endral 1an%o di 'panyol yang mengakhiri re im otoriterGmiliter di =ropa >engah pada tahun 197-& ketika Ra a )uan Darlos dengan bantuan P* 8dol#o 'uare@ memperoleh persetu uan parlemen dan rakyat untuk menyusun konstitusi baru yang demokratis& dan di Portugal selelompok per"ira militer muda melakukan kudeta kepada *ar%ello Daetano& sang dikatur atuh. 'elama setahun Portugal mengalami transisi yang penuh drama& namun akhirnya kelompok pro demokrasi men adi pemenang. Di >urki& militer mengundurkan diri dari politik 51986)& di 1ilipina *ar%os atuh oleh :people po"er; 51980)& di <orea oposisi memenangkan pemilu 51987)& (ongaria berubah men adi multipartai 51988)& di Polandia Partai 'olidaritas pimpinan Walesa berhasil merubah Polandia men adi negara non/komunis& sementara itu Cni 'o+it lahir parlemen nasional yang non/komunis 51997)& inter+ensi 8' mengakhiri re im marHis/leninis di Brenada 51986) dan diktator Noriega di Panama 51989).
9uku dari (untington se a ar dengan premis )ohn *arko## 5Waves o% Democrac!, &ocial 'ovements, and (olitical han#e& 1990) yang mengemukakan adanya :gelombang anti/ demokrasi; yang ter adi pada tahun 19-7/1977an& namun kemudian dibalikkan dengan adanya :gelombang demokratisasi; yang ter adi pada tahun 1977an hingga 1997an. *empergunakan data yang sama& yaitu dari Freedom House.& *arko## mempergunakan bangkit dan matinya imperium :9lok >imur; sebagai pemisah periode. Pas%a PD ?? Cni 'o+iet memimpin terbentuknya negara/negara blok timur& dan kekuasaan itu pudar setelah tembok 9erlin runtuh yang diikuti atuhnya 'o+iet dan seluruh aringannya 4ke%uali tiga yang tersisa2 <orea Ctara& <uba& dan Dhina. Perubahan/perubahan besar yang ter adi dengan menguatnya globalisasi dan kapitalisme memba"a pergeseran penting bagi gelombang :demokratisasi; di seluruh dunia. >ulisan )uan $in@ 5)Transition to Democrac!*& 1997) yang menegaskan bah"a demokrasi adalah the onl! #ame in to+n men adikan demokrasi sebagai sebuah agenda baru bagi setiap negara berkembang& hari ini dan di masa depan. Pertanyaan/
pertanyaan tentang demokrasi merentang dari pertanyaan yang si#atnya politis& praksis pembangunan& hinga #iloso#is.
II. Menuju Demokrasi <etika demokrasi di#ahami sebagai sebuah keharusan& maka men adi penting untuk memahami :%ara; menu u demokrasi. *enurut *o%htar *asIud 5199,)& paling tidak ada tiga %ara memahami transisi menu u demokrasi& sebagai berikut
Pendekat Pendekat an an Fokus Fokus Perhat Perhat ian ian odernisasionis !misaln"a Transisional !misaln"a #e"mour art in $ipset % Dunk&art 'ust o&% +ondisi sosial dan ekonomi yang mendukung demokrasi liberal. Terut ama pert um,uhan ekonomi dan kema-uan kese-aht eraan sosial Perlu diusahakan s"arat / s"arat penin)kat an kese-aht eraan sosial sehin))a mun0ul kelas menen)ah "an) 0ukup independen unt uk mendukun) demokrat isasi polit ik Proses polit ik dan perilakuelit / pemimpin polit ik !inisiat i. "an) mereka a-ukan dan pilihan/pilihan "an) mereka t et endoron) ,erlan)sun)n"a proses polit ik "an) memun)kinkan para pemimpin ,erkepent in)an unt uk ,erinisiat i. melakukan t rans.ormasi dan menet apkan pilihan #t rukt ural !misaln"a (arrin)t on oore *r.% Perubahan st rukt ural kekuasan yang mendukung proses demokrat isasi
en)u,ah hu,un)an kekuasaan ant ara kelas1 ne)ara1 dan akt or t ransnasional sehin))a mendukun) demokrat isasi
)adi& paling tidak ada tiga kelompok pemaham trans#ormasi menu u demokrasi& yaitu mereka yang menilai bah"a demokrasi dikembangkan melalui modernisasi& ada yang per%aya bah"a demokrasi dapat dikembangkan melalui transisi yang 5lebih kurang) linier seperti yang dikemukakan Dunk"ard Rusto" yang memperkenalkan alan linier dari non/demokrasi menu u demokrasi dengan tahapan sebagai berikut2
Tahapan konsolidasi2 pen)em,an)a n demokrasi le,ih lan-ut 5 demokrasi mendarah da)in) dalam ,uda"a polit ik
8da uga yang sepakat bah"a demokrasi dibentuk dengan adanya perubahan struktur dan kelembagaaan politik. *anakah yang :paling benar; atau bahkan :paling baik;J 'ebelum men a"abnya& ada baiknya kita lan utkan pemetaan yang dibuat oleh *asIud bah"a setiap strategi mempunyai :prasyarat khusus; yang harus dipenuhi 4yang mengingatkan kita bah"a para penasihat demokrasi mirip para dukun yang selalu minta :sesa i; ika kehendak kita mau ter%apai.
#t rukt ural
Peru,ahan st rukt ur kelas dan kekuasaan "an) mendukun) proses demokrat isasi
+omunit as den)an kehidupan asosiaonal "an) kuat sert a ot onom1 dan 7civic communit y8 "an) menum,uhkan 7social capit al8 Transisional Proses polit ik dan perilaku pemimpin !inisiat i.1 pilihan t indakan1 t a&ar/ mena&ar1 dan ne)osiasi "an) mereka lakukan% "an) ,isa men)em,an)kan suat u 7pakt a8 ant ar/elit unt uk men)elola lin)kun)an "an) Pelem,a)aan polit ik !t Inst it ermasuk konst it usi% "an) usional e.ekt i. dan ,isa men0ipt akan le)it imasi
+ult ural
Dari sini kita melihat bah"a :menu u demokrasi; bukanlah hal yang sederhana& tunggal& dan linier. Robert 8. Dahl 5(ol!arch!: (articipation and ,pposition, 1-.1/ memperkenalkan tiga dimensi politik
yang si#atnya generik dari demokrasi& yaitu :kompetisi& partisipasi& dan kebebasan sipil dan politik; 5konsep ini diadopsi oleh Beorg 'orensen& Demo%ra%y K Demo%rati@ation& 1996.) 'orensen lebih moderat lagi dengan mengatakan bah"a :transisi dari negara non/ demokratis menu u pemerintah demokratis merupakan proses yang kompleks dan melibatkan se umlah tahapan;. <etut ?ra"an 5:Demokratisasi& Desentralisasi& dan Bo+ernanan%e di >ingkat $okal di ?ndonesia) menggambarkan proses transisi menu u demokrasi sering tidak menghasilkan demokrasi itu sendiri. Digambarkannya sebagai berikut2
'e-im :t orit er
Transisi Demokrasi
'e-im Demokrat is
:li)ark :li)arki i
?
'e-im 'e-im :t:t orit er orit er Transisi Demokrasi Demokra si 'e-im Demokrat is
?
o,okrasi o,okrasi
ass ass 9apt 9apt ure ure
Pemetaan ini membuktikan bah"a transisi demokrasi seringkali menu u ke :some"here else; //atau ustru :no"here;& alias :nggak ke mana/mana;. <enapa seperti ituJ Proses demokratisasi pada prakteknya tidaklah dihela oleh :kelompok menengah; atau civil societ!& melainkan oleh elit yang :terdorong; atau :terpaksa; mengalah kepada desakan demokratisasi. 9ahkan dinamika demokratisasi di negara/negara berkembang lebih banyak diakibatkan oleh dinamika eksternal 5desakan global) daripada dinamika internal 5kebutuhan domestik). 'ebagaimana dikatakan 8dam Pr@e"orski 5)Democrac! as ontin#ent ,utcome*&
1988)bah"a :kelompok elit akan mendukung demokrasi ika mereka merasa yakin bah"a kepentingan mereka akan ter%apai dalam kondisi yang lebih demokratis;. )adi& seperti kata 'orensen& dukungan elit pada demokratisasi seringkali didasarkan kepada kepentingan pribadi.
>eori P@e"orski yang diambil setelah melakukan penelitian di 9rasil pada tahun 198!& di mana elit mempergunakan instrumen demokrasi untuk mengamankan pemilihan presiden& merupakan teori yang banyak berlaku di negara berkembang& tidak terke%uali negara/negara 8sia >enggara& seperti ?ndonesia& 1ilipina& *alaysia& dan 'ingapura. 9iasanya& mereka menganut teori bah"a demokratisasi dilakukan melalui :modernisasi;& termasuk di antaranya pengembangan lembaga/lembaga politik demokrasi 4 institution0s buildin#. <onsep ini sebenarnya berasal dari pemikiran 'amuel (untington di tahun 190-& (olitical Development and (olitical Deca! yang mengemukakan bah"a :tanpa kesiapan kelembagaan politik& maka partisipsi di dalam demokrasi hanya akan menghasilkan pembusukan politik;. >esis ini yang diba"anya ketika memberikan nasihat yang kemudian 4senga a atau tidakLdiikuti oleh negara/negara berkembang& yaitu :membangun kelembagaan dulu& partisipasi kemudian; 4lihat dalam (olitical ,rder in the han#in# &ocieties& 1971. Pemahaman teoritisnya sangat sederhana2 pertama, kekang partisipasi& biarkan kekuasaan yang otoritarian ber alan dengan tu uan :menyiapkan lembaga politik demokratis; dan :menyiapkan masyarakat;M kedua, lepas perlahan/lahanM dan& keti#a, demokrasi akan ber alan dengan sendirinya. <esiapan kelembagaan di%erminkan dari kesiapan untuk melakukan proses demokrasi& mulai dari input-pen#olahan-outputM kesiapan masyarakat di%erminkan dari kesiapan masyarakat untuk mampu berperan positi# dalam demokrasi karena sudah ter%apai tingkat pendidikan yang memadai 5agar tidak bisa :ditipu;& termasuk oleh :manipulasi berita; melalui media massa) dan kese ahteraan yang uga memadai 5agar tidak mudah :disuap;& terutama oleh :serangan #a ar;). >etapi& pada kenyataannya& transisi yang elitis tersebut tidak pernah ber alan sampai ke tu uan. Proses transisi berhenti karena demokrasi akan merugikan kekuasaan yang otoriter& sampai akhirnya ada :sebuah peristi"a;& khususnya yang :merusak prestasi pembangunan;& yang akhirnya meruntuhkan re im otoritarian& dan :diharapkan; akan menu u kepada demokrasi. 'alah satu proses :perusakan; tersebut adalah krisis ekonomi yang melanda negara/negara berkembang. Dan& sayangnya& seperti dikatakan oleh 'orensen& bah"a2 :<risis ekonomi di negara/negara berkembang tidak mempunyai akar masalah yang benar/ benar domestik si#atnya. <enaikan ta am harga minyak bumi untuk kedua kalinya telah menghantam negara/negara 8merika $atin dengan sangat keras. <arenanya salah satu %ara untuk mengimbangi meningkatnya pengeluaran adalah dengan %ara memin am lebih banyak uang dari luar negeri. <etika suku bunga riil dari pin aman/pin aman Dari sini kemudian berkembang proposisi bah"a pada tahun 1997an ter adi transisi dari demokrasi yang 4menurut istilah 'orensenL:terbatas;& yaitu di mana sistem politiknya memiliki elemen/elemn demokrasi namun memiliki keterbatasan pada kompetisi& partisipasi& dan kebebasan& menu u demokrasi yang lebih liberal. >ransisi yang terdekat dapat dilihat adalah kasus ?ndonesia. 'etelah 'oekarno memproklamirkan Demokrasi >erpimpin dan kemudian men adikan dirinya sebagai :Presiden 'eumur (idup;& maka menurut kriteria demokrasi& ?ndonesia bergerak men adi negara yang non/demokratis 5atau otoritarian). >ransisi dari 'oekarno ke 'oeharto adalah transisi dari otoritarianisme ke demokrasi melalui alan modernisasi 5pembangunan). Pada era 'oeharto instrumen/ instrumen demokrasi dibentuk dan di alankan dengan pola yang tetap& misalnya pemilihan umum mulai dapat dilakukan se%ara rutin lima tahunan. $embaga legislati#& yudikati#& eksekuti# dikembangkan. Partai politik berkembang. *edia massa tumbuh. Namun& semua dalam koridor yang %ukup sempit& terutama dalam tiga hal yang di adikan kriteria demokrasi oleh 'orensen 4kompetisi
5karena negara memonopoli)& partisipasi 5%enderung mobilisasi)& dan kebebasan 5in#ormasi ber alan relati# satu arah2 negara ke rakyat). Demokrasi :terbatas; menemui alan buntu ketika pembangunan berhadapan dengan kegagalan. Pembangunan yang ditun ukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang men adi penyeimbang bagi re im demoriter 5bentuk demokratis& tetapi isinya otoriter)M dengan aminan kese ahteraan yang diberikan& maka rakyat tidak mempermasalahkan apakah negara itu men adi demokratis atau tidak1 'ingapura& *alaysia& dan RRD barangkali dapat di adikan %ontohnya. 'uksesi yang :sangat diatur; di 'ingapura dari $ee ke Boh dan kemudian ke $ee unior dapat dikatakan hampir tanpa kritik domestik sama/sekali. Besekan ter adi di *alaysia& ketika *ahathir menggeser 8n"ar ?brahim 5ke pen ara) dan kemudian ia :memilih; 8bdullah 9ada"i& yang sebelumnya Wakil P*& men adi P*. Di Dhina& pergantian kepemimpinan pun%ak praktis tidak tersentuh oleh rakyat. Dan pada ketiga negara tersebut rakyat relati# tidak mempermasalahkan demokratis atau tidak demokratis. <etika pembangunan ma%et& maka 'oeharto berhadapan dengan desakan demokratisasi. Di sini berlaku teori transisi dari re im non/demokratis ke re im demokratis melalui re#ormasi. Dan& seperti digambarkan ?ra"an di atas& re#ormasi di ?ndonesia selama lima tahun pertama :terpaksa; tidak menemui demokrasi& melainkan oli#arki dari partai/partai politik dan mobokrasi dari daerah/daerah. Pemilu langsung Presiden !77, memberikan indikasi bah"a ?ndonesia memasuki era yang :benar/ benar; demokrasi& meski masih terdapat beberapa isu dasar& yaitu masih kuatnya olo#arki partai, presiden yang di abat oleh mantan militer yang menun ukkan bah"a 4 angan/ angan// keinginan :ba"ah sadar; dari rakyat ?ndonesia bukanlah demokrasi 4melainkan basic need seperti keamanan dan ke%ukupan. III. Kontribusi Demokrasi
*engapa demokrasi dipilihJ *engapa men adi the onl! #ame in to+nJ >eori pertama mengatakan bah"a demokrasi men!ebarkan perdamaian1 ?manuel <ant dalam )(erpetual (eace* 5179-) mengatakan bah"a2 1. Pada republik #ederal terdapat ke%enderungan pemimpin politik mendorong dukungan masyarakat kepada negara sehingga membuat negara lebih kuat dalam menghadapi an%aman. !. Pada negara demokrasi pemerintah dikontrol oleh masyarakat& sehingga untuk memutuskan perang diperlukan persetu uan masyarakat. <eputusan perang men adi tidak mudah. )adi& bukan demokrasi menghapuskan peperangan& namun terdapatnya mekanisme konstitusional dalam demokrasi 6. 'elain terdapat komitmen moral untuk tidak saling berperang& terbentuk pula spirit o% commerce di antara negara/negara demokratis 4yang disebutnya sebagai :uni pasi#ik;. <ondisi ini menguat 1 ketika ada saling ketergantungan ekonomi antar negara . )adi& mengikuti teori positi# dari <ant& sekali ditegakkan& maka demokrasi akan memba"a ke%enderungan damai. )oseph '%humpetter mengemukakan dalam bahasa yang berbeda bah"a perang hanya menguntungkan kaum minoritas produsen sen ata dan militer& dan :tidak ada demokrasi yang hanya memenuhi kepentingan minoritas dan mentoleransi besarnya pegorbanan akibat imperialisme; <arenanya& hanya perdamaian yang ada di dalam demokrasi. 'orensen pun menambahkan bah"a
1 !
budaya demokrasi mempunyai norma/nomra tentang resolusi kon#lik se%ara damai dan hak/hak orang 6 lain untuk melakukan determinasi diri . Dalam konteks hubungan internasional& <ant mengembangkan empat proposisi dari kontribusi demokrasi yang mendorong ker asama damai antar negara& yaitu2 1. Prinsip perimbangan kekuatan& yang disebut sebagai pratek anti/hegemonialisme yang sistematis& dengan ide dasar setiap negara di%egah untuk tidak men adi terlalu kuat bagi negara lainnya untuk menggesernya dari aliansi& sehingga menghindari dominasi. !. Prinsip kodi#ikasi ter adinya serangkaian interaksi antar negara dalam rangka membentuk badan hukum internasional. 6. Prinsip penggunaan konggres 5atau per"akilan rakyat) untuk mengatasi masalah antar negara. ,. Prinsip dialog diplomatik. <ant melihat =ropa di abad 18 sebagai sebuah :persemakmuran diplomatik; yang terdiri dari se umlah negara yang independen yang mirip satu sama lain dalam perilaku& pengembangan agama& dan dera ad kema uan sosial 4atau dalam kerangka budaya yang sama.
,
Dengan demikian& dalam konsep <ant& perdamaian sebagai hasil demokrasi terbentuk dari tiga pilar2 eksistensi negara/negara demokratis dengan budaya resolusi kon#lik se%ara damaiM ikatan moral yang ditempa di antara negara/negara demokratis berdasarkan persamaan landasan moralM dan ker asama ekonomi yang saling menguntungkan di antara negara/negara tersebut. Pen elasan positi# tersebut berhadapan dengan kenyataan hari ini bah"a salah satu kondisi dasar dalam men adikan demokrasi sebagai pemba"a perdamaian tidak dipenuhi& yaitu :prinsip perimbangan kekuatan;. 'e ak Perang Dunia ??& sebagai negara yang tidak terkena perang& 8merika 'erikat men adi satu/satunya negara adidaya 5dan adikuasa). Perimbangan kekuatan sempat ter adi& namun itu pun tidak di antara negara/negara demokratis& melainkan di antara negara demokratis 5liberal) dengan negara sosialis 5otoritarian) 48' dan Cni 'o+et. Runtuhnya perimbangan global& terutama dalam militer& membuat 8' men adi the sin#le superpo+er yang men adikan dirinya sebagai the #lobal super-cop dan membuatnya merasa sah melakukan inter+ensi militer ke negara/negara yang dinilai :membahayakan 8'; dengan dasar doktrik preemptive-nya 4dan bukan semata/mata membahayakan demokrasi. Dalam konteks ini kadang men adi rele+an untuk mengganti istilah )uan $in@ dari democrac! is the onl! #ame in to+n men adi 2& is the onl! #ame in to+n1 Demokrasi men adi salah satu komponen dari perkembangan globalisasi yang digerakkan oleh liberalisasi perdagangan& kapitalisme global& yang ber alan seiring dengan bangkitnya kembali libertarianisme dan kebangkitan ekomomi klasik. 1ukuyama 5The 3nd o% Histor! and the Last 'an&199!) mengatakan bah"a akhir dari peradaban adalah kapitalisme& $esther >huro" 5The Future o% apitalism, 1990) menambahkan bah"a persaingan kini bukanlah kapitalis dengan sosialis& namun kapitalis dengan kapitalis& dan (eilbro"ner 54ison o% the Future, 199-) dengan tegas mengatakan bah"a kapitalisme akan men adi ideologi peradaban abad !1 dan bahkan ke depan& karena belum ada konsep pengganti yang lebih baik dan lebih menarik. 'ementara itu 1riedman 5The Le5us and The
6 ,
,live Three: 6nderstandin# "lobalization, !777) bah"a bangsa yang paling %o%ok untuk tatanan global han!alah 8merika 5'erikat)& adi tidak aneh ika globalisasi identik dengan 8merikanisasi& dan 8merika identik dengan kapitalisme/libertarianisme/demokrasi 5liberal). 'eperti kata 9oa@ 5Libertarianisme, 2 (rimer, 1990) bah"a liberatarianisme bangkit lagi karena #asisme& komunisme& sosialisme& dan negara kese ahteraan telah terbukti gagal. Demokrasi men adi tuntutan dari globalisasi& sebagaimana demokrasi diperlukan untuk mendukung mekanisme pasar bebas 4laissez %aire1 Demokrasi bergerak ke satu arah2 demokrasi liberal& karena hanya demokrasi dalam pola ini yang paling %o%ok untuk liberalisasi perdagangan duniaM karena hanya demokrasi ini yang paling %o%ok dengan demokrasi 8merika. >entu sa a& gerakan menu u ke demokrasi seperti ini ditopang oleh berbagai pendekatan yang mutakhir& salah satunya adalah #ood #overnance, yang di adikan sebagai so%t+are dari demokrasi modern. I . (Good) Governance sebagai isu !emokrasi
8pakah #ood #overnanceJ <ita belum menemukannya dalam kamus standar bahasa ?ndonesia& demikian pula pada kamus standar ?nggris ?ndonesia. ?stilah ini berasal dari induk bahasa =ropa& yaitu Latin& yaitu #ubernare yang diserap oleh bahasa ?nggris men adi #overn& yang berarti steer 5menyetir& mengendalikan)& direct 5mengarahkan)& atau rule 5memerintah). Penggunaan utama istilah ini dalam bahasa ?nggris adalah to rule +ith authorit!& atau memerintah dengan ke"enangan. >entu sa a& terdapat ter emahan lain sesuai dengan perkembangan aman& mulai dari to attend to 51087)& to +ork or mana#e 51097) hingga to control the +orkin# o%7 to re#ulate 51877). <ata si#at dari #overn adalah #overnance yang diartikan sebagai the action o% manner o% #overnin# atau tindakan 8melaksanakan/ tata cara pen#endalian. Di samping itu& ada uga arti lain sesuai perkembangan "aktu& yaitu mode o% livin# 51077) dan method o% mana#ement, s!stem o% re#ulations 51007). <omisi Blobal Bo+ernan%e mende#inisikan #overnance sebagai the sum o% man! +a!s that individuals and institutions, public and private, mana#e their common a%%airs. Pen umlahan dari %ara/%ara di mana indi+idu/indi+idu dan institusi 4baik pri+at maupun publikLmengelola urusan/urusan bersamanya.
0 -
"overnance sesungguhnya adalah konsep yang masih samar. Pada a"alnya 9ank Dunia mende#inisikan #overnance sebagai the e5ercise o% polical po+er to mana#e a nation0s a%%air 5Da+is K <eating& !777& 6)& kemudian diper elas men adi the +a! state po+er is used in mana#in# economic and social resources %or development o% societ! 5$8N& !777& -). World 9ank uga menambahkan karakteristik normati# #ood #overnance, yaitu2 an e%%icient public service, an independent 9udicial s!stem and le#al %rame+ork to en%orce contracts7 the accountable administration o% public %unds7 an independent public auditor, responsible to a representative le#islature7 respect %or la+ and human ri#hts at all levels o% #overnment7 a pluralistic institutional structure7 and %ree press 'ementara itu CNDP 5P99) mende#inisikan BB sebagai the e5ercise o% political, economic, and administrative authorit! to mana#e the nation0s a%%air at all levels. $embaga 8dministrasi Negara 5!777& -) menilai bah"a de#inisi CNDP ini menyiratkan terdapat tiga enis BB& yaitu economic #overnance yang mempunyai implikasi/implikasi terhadap e:uit!, povert!, :ualit! o% li%e7 political
0
>he 'horter NH#ord& 198,& h. 87,. Dikutip oleh Robert NI9rien dkk& !777& Cni+ersity Press& h. !.
#overnance yang menyangkut proses pembuatan kebi akanM dan administrative #overnance yang berkenaan dengan implementasi kebi akan. 'ementara itu& N=DD dan 9ank Dunia uga mensinonimkan BB dengan penyelenggaraan mana emen pembangunan yang solid dan bertanggung a"ab se alan dengan demokrasi dan pasar yang e#isien& penghindaran salah alokasi dana in+estasi yang langka& dan pen%egahan korupsi baik se%ara politik maupun administrati#& men alankan disiplin anggaran serta pen%iptaan le#al and political %rame+ork bagi tumbuhnya akti+itas ke"iras"astaan. 'elan utnya CNDP uga mensinonimkan BB sebagai hubungan sinergis dan konstrukti# di antara negara& sektor s"asta& dan masyarakat 5$8N& !777& 7). 8tas dasar ini& maka disusun sembilan karakteristik BB& yaitu2 1. (articipation. 'etiap "arga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan& baik se%ara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang me"akili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbi%ara serta berpartisipasi se%ara konstrukti#. !. ;ule o% la+. <erangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu & terutama hukum untuk hak a@a@i manusia. 6. Transpararenc!. >ransparansi dibangun atas dasar kebebasan arus in#ormasi. Proses/ proses& lembaga/lembaga dan in#ormasi se%ara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. ?n#ormasi harus dapat dipahami dan dapat dimonitor. ,. ;esponsiveness. $embaga/lembaga dan proses/proses harus men%oba untuk melayani setiap stakeholders. -. onsensus orientation. "ood #overnance men adi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebi akan/kebi akan maupun prosedur/prosedur. 0. 3:uit!1 'emua "arga negara& baik laki/laki maupun perempuan& mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau men aga kese ahteraan mereka. 7. 3%%ectiveness and e%%icienc!. Proses/proses dan lembaga/lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber/sumber yang tersedia sebaik mungkin. 8. 2ccountabilit!. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan& sektor s"asta dan masyarakat 8civil societ!/ bertanggung a"ab kepada publik dan lembaga/lembaga stakeholders. 8kuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan si#at keputusan yang dibuat& apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi. 9. &trate#ic vision1 Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspekti# #ood #overnance dan pengembangan manusia yang luas dan auh ke depan se alan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan sema%am ini. 8dministrasi Publik ?ndonesia& melalui $8N 5!777)& mengindonesiakan BB sebagai kepemerintahan yang baik dan mende#inisikan BB sebagai penyelenggaraan negara yang solid dan bertanggung a"ab& serta e#isien dan e#ekti#& dengan men aga kesinergisan interaksi yang konstrukti# di antara domain/ domain negara& sektor s"asta& dan masyarakat. 'ementara itu 8drian $e#"i%h 5&tates o% Development& 1999) mengatakan bah"a go+ernan%e digerakkan oleh empat #enomena2 berhasilnya program structural adjustment di tahun 1987an pengaruh dari kebangkitan teori neo-classical& runtuhnya komunisme dan impak dari pro-democracy movement1
17
Pada hemat penulis& pemahaman #ovenance terpilah men adi dua& yaitu pemahaman yang melihat #overnance sebagai :politik; sehingga #overnance identik dengan demokrasi. Para pengan urnya antara lain adalah CNDP& dengan melihat #overnance pada sembilan nilai yang kesemuanya men%erminkan demokrasi. Pemahaman yang lain adalah pemahaman #overnance sebagai praktik& di mana #overnance dilihat dari sisi sempit& dengan #okus kepada akuntabilitas& transparansi& e#isiensi& dan e#ekti+itas. Pengan urnya adalah 9ank Dunia. Pada perkembangan lan utnya& diperkenalkan istilah democatic #overnance. ?stilah ini dipopulerkan antara lain oleh *ar%h dan Nlsen 5Democratic "overnance&199-)M bah"a demokrasi perlu di#ahami sebagai sebuah budaya& keyakinan& dan etos yang dikembangkan melalui interpretrasi dan praktik. Demokrasi modern #okus kepada #overnance& sebuah pilihan di mana demokrasi berhadapan dengan keterbatasan dirinya dan ketidakpastian dari lingkungannya. Democratic #overnance pertama/tama dikenal sebagai sebuah mekanisme pengelolaan small cit!-states dan berkembang berabad/abad sebagai model pengelolaan negara/negara yang berukuran relati# ke%il dan dengan populasi yang ke%il. *engikuti de#inisi dari The enter %or Democratic "overnance, sebuah lembaga yang didukung oleh <nternational <D32 8<nstitution %or Democrac! and 3lectoral 2ssistance/, the 6nited =ations Development (ro#ramme 86=D(/& dan <ementerian $uar Negeri 1inlandia& menyatakan 2
7
9ah"a :democrac! and #ood #overnance are t+o unprecedented notions closel! linked* dan #ood #overnance is s!non!m o% participation, transparenc!, accountabilit! and e%%icienc*, kita memahami democratic #overnance lebih sebagai sebuah praktek kehidupan demokrasi modern diselenggarakan se%ara pro#esional. . Penutu"
*asalah demokrasi bagi negara berkembang akhirnya terpulang kepada sebuah pertanyaan klasik2 demokrasi men adi tu uan atau sebagai saranaJ 'e%ara ideal& demokrasi adalah sarana untuk men%apai kehidupan yang lebih baik. 'orensen 517-) mengatakan bah"a transisi menu9u demokrasi menciptakan lin#kun#an !an# lebih terbuka di mana asosiasi di dalam mas!arakat 8civil societ!/ lebih dimun#kinkan untuk ber%un#si lebih baik1 )akob Netama mempunyai premis bah"a democrac! is the second best s!stem1 Nomor satunyaJ >idak ada. 9ahkan& Da+id (eld 5199-) menegaskan bah"a democrac! is the onl! #lobal order& karena demokrasi nampaknya telah men%atatkan kemenangan historis atas bentuk/bentuk pemerintahan yang lain& de"asa ini hampir setiap orang mengaku sebagai seorang demokrat& dan semua re im politik di seluruh dunia mengaku sebagai re im demokrat. Pada hemat penulis& demokrasi se%ara umum memberikan peluang yang lebih memberikan keadilan bagi kehidupan bersama& ruang/ruang gerak yang lebih memadai bagi setiap manusia dan asosiasi manusia untuk mengembangkan kemanusiannya. 'ayangnya& demokrasi bagi negara berkembang tidak dapat serta/merta diterapkan. 'ebagaimana yang penulis kemukakan dalam ;einventin# <ndonesia, bah"a demokrasi menyangkut :perangkat keras; 8hard+are/, :perangkat lunak; 8so%t+are/, dan lingkungan. Dan tiga #aset itu berlaku uga untuk setiap sistem politik dengan #enus demokrasi& apa pun spesies-n!a.
in#oO%gdb#.org
11
Pemahaman bah"a demokrasi sebagai sebuah state#i 5dan bukan tu uan) perlu di#ahami& karena demokrasi perlu di#ahami sebagai sebuah proses politik modern 4pro%esionall! mana#ed1 <arena& pada akhirnya& seperti di%atat oleh <nternational Herald Tribune& bah"a :democrac! does not #uarantee that !ou +ill never have an economic crises1 We kno+ that market overshoots1 <nvestor takes craz! risk1 "ood #overnance is the onl! real protection1 The most non-corrupt, transparent, and accountable %inancial s!stem have been hurt the least1 Those had democratic but corrupt s!stem +ere hurt the second +orst, but at least have been able to respond :uickl! b! votin# in better #overnance1 8>ut/ an corrupt, authoritarian re#ime, can0t adapt*1
?
8khirnya& kiranya diskusi dan pemahaman di atas membantu kita untuk tidak men adi :buta; dengan melihat demokrasi sebagai tu uan& karena ika sudah demikian& maka kita akan menghalalkan segala %ara untuk men adi demokratis& termasuk menghan%urkan tatanan dan kema uan yang sudah dimiliki. <arena bagaimana pun uga perlu di#ahami& demokrasi adalah sistem politik terbaik yang termahal yang pernah ada di muka bumi. Cntuk menyelenggarakannya diperlukan sebuah kapasitas& agar :mobil demokrasi; ustru tidak menabrak rakyat kita sendiri. <arena itulah& agenda tanpa henti yang diperlukan oleh negara berkembang adalah mengembangkan democratic capacit! melalui proses pembela aran dan penguatan kelembagaan.
1!
D=* D=* D* >* 8R D=* D=* D=* D=* 8R >* RDP P 8R P 8R 8R >* D D RDP D RDP RDP P = D* P >* 8* D D D
D=* PG>N> D=* D=* D=* D=* 8R D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=* 8R 8R D D* D RDP D D D 8R RDP >N> D=* D=* RDP D* D*
D* Nman D Pakistan
D* Palau D Panama
8* 'aint <itts and Ne+is = 'aint $u%ia 'aint Rin%ent and the
9enin 9hutan 9oli+ia 9osnia/(er@ego+ina 9ots"ana 9ra@il 9runei 9ulgaria 9urkina 1aso 9urma 9urundi Dambodia Dameroon Danada Dape Rerde Dentral 8#ri%an Republi% Dhad Dhile Dhina Dolombia Domoros Dongo 59ra@@a+ille) Dongo 5<inshasa)
D=* >*
D >*
D P
?reland ?srael
D=* D=* D=* D=* D=* RDP 8R 8R D=* >N> D=* >*
D* Brenadines = 'amoa
D=* D=*
D P
D >*
D=* RDP RDP ?taly P D=* D=* >* >N> D 8R P = D )amai%a )apan
D* 'audi 8rabia = = D P D D P = D = 'enegal 'ey%helles 'ierra $eone 'ingapore 'lo+akia 'lo+enia 'olomon ?slands 'omalia 'outh 8#ri%a 'pain
RDP )ordan P = D D D D D <a@akhstan <enya <iribati <orea& North <orea& 'outh <u"ait
D=* RDP
D D
D D
$ebanon $esotho
= D
D D D D
D* '"eden = '"it@erland
D* 'yria = >ai"an
D=* RDP
16
Dosta Ri%a Dote DS?+oire Droatia Duba Dyprus 5B) D@e%h Republi% Denmark D ibouti Domini%a Domini%an Republi% =ast >imor =%uador =gypt =l 'al+ador =Quatorial Buinea =ritrea =stonia =thiopia 1i i 1inland 1ran%e Babon
D D D P D D D D D
>a ikistan >an@ania >hailand >ogo >onga >rinidad and >obago >unisia >urkey >urkmenistan
= D 8* D P D P
D=* >N>
D=* D=* D* *arshall ?slands D=* D=* D=* D D D D *auritania *auritius 8R D=* RDP D=* D=* D=* D=* >* D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=* D=*
D=* RDP RDP *ongolia 8R 8R D P D D = P D = *oro%%o *o@ambiQue Namibia Nauru Nepal Netherlands
D=* D=* D* D=* D=* RDP D=* D=* RDP 8R D=* D=* >N> RDP 8R 8R RDP >N> P 8R D >* >N> D D = P RDP D >* D* D D
D=* D=*
1,
#iteratur$ 8dam Pr@e"orski. UDemo%ra%y as a Dontingent Nut%ome o# Don#li%ts.U ?n ). =lster K Rune 'lagstad& Donstitutionalism and Demo%ra%y& Dambridge2 Dambridge Cni+ersity Press. 1988. $e#"i%h& 8drian. 'tates N# De+elopment2 Nn >he Prima%y N# Politi%s& 1999 8nthony Biddens et.al. Dlasses& Po"er& and Don#li%t2 Dlassi%al and Dontemporary Debates Da+id 9oa@& $ibertarianism2 8 Primer& Ne" Fork& >he 1ree Press& 1998. Da+id (eld. Demo%ra%y and the Blobal Nrder2 1rom the *odern 'tate to Dosmopolitan Bo+ernan%e& 'tan#ord Cni+ersity2 'tan#ord. 199-. Blyn Da+is& *i%hael <eating 5eds). >he 1uture o# Bo+ernan%e2 Poli%y Dhoi%es. 8llen and Cn"in2 'ydney& !777.
>homas $. 1riedman. >he $eHus and >he Nli+e >hree2 Cnderstanding Blobali@ation. Random (ouse ?n%.2 Ne" Fork. !777.
1ran%is 1ukuyama. >he =nd o# (istory and the $ast *an& >he 1ree Press. 199!. Beorg 'orensen& UDemo%ra%y and Demo%rati@ation2 Pro%esses and Prospe%ts in a Dhanging World.U 9oulder2 West+ie" Press. 1996. (eilbro"ner& >huro". Rison o# the 1uture. *ain@ Cni+ersitaet2 *ain@. 199?manuel <ant& U>o"ard Perpetual Pea%eU 5179-) in *. ). Bregor 5trans. and ed.) Pra%ti%al Philosophy. Dambridge Cni+ersity Press2 Dambridge. 1900. ?nternational (erald >ribune& 9 1ebruari 1998. )ohn *arko##. Wa+es o# Demo%ra%y& 'o%ial *o+ements& and Politi%al Dhange& Pine 1orge Press2 1990. )uan ) $in@& 8l#red 'tephan. >he 9reakdo"n o# Demo%rati% Regimes. >he )ohn (opkins Cni+ersity Press. 9altimore/$ondon. 1997. $esther >huro". >he 1uture o# Dapitalism& >he 1ree Press2 Ne" Fork. 1990. *ar%h )ames& Nlsen )ohan& *i%hael Dohen. Demo%rati% Bo+ernan%e. >he 1ree Press2 $ondon. 199-. Robert 8. Dahl. Polyar%hy2 Parti%ipation and Npposition. Robert 8. Dahl. Ne" (a+en2 Fale Cni+ersity Press& 1971. Robert NI9rien et.al. Dontesting #or Blobal Bo+ernan%e. Dambridge Cni+ersity Press2 Dambridge. !777.
'amuel P. (untington& >hird Wa+e2 Demo%rati@ation in the $ate >"entieth Dentury. Norman& N<2 Cni+ersity o# Nklahoma Press2 Norman Nklahoma. 1991. 'amuel (untington& UPoliti%al De+elopment and Politi%al De%ayU in Dlaude Wel%h& Politi%al. *oderni@ation. Wads"orth Publishing2 9elmont& 1907 >he 'horter NH#ord =nglish Di%tionary. William $ittle (.W. 1o"ler and )essie Doulson Dlarendon Press. 198,. 8del *. 8bdellati#. Bood Bo+ernan%e 8nd ?ts Relationship to Demo%ra%y 8nd =%onomi% De+elopment. "lobal Forum <<< on Fi#htin# orruption and &a%e#uardin# <nte#rit!1 &eoul 2@-A1 'a! 2@@A1
%ebsites$ >he Denter #or Demo%rati% Bo+ernan%e and ?nternational ?nstitution #or Demo%ra%y and =le%toral 8ssistan%e2 Vin#oO%gdb#.orgW 1reedom (ouse2 Vhttp2GG""".#reedomhouse.orgGresear%hG#ree"orldG!771W >he World 9ank2 Vhttp2GG"""1."orldbank.orgGpubli%se%torGindi%ators.htmX1reedom (ouseW >he Cnited Nations2 Vhttp2GG""".un.orgGissuesGm/go+.aspW Cnited Nations #or De+elopment Programmes2 Vhttp2GG""".undp.orgGrbla%Ggo+ernan %eGW