Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS HUBUNGAN DUA VARIABEL NOMINAL (KORELASI)

By : Ayu Asfihani (13084), Anggraini Ayu Novritasari (13118) Indana Lazulfa (13076), and Ratu Sawitri (13016)

Jika kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan dalam variabel lain, maka kedua variabel ini memiliki hubungan atau korelasi.
VAR A VAR B

Teknik Korelasi

melihat kecenderungan pola dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam variabel yang lain.

Penelitian Korelasi bagi Peneliti


Gay (dalam Sukardi, 2008:166)
salah satu bagian penelitian ex-

Nazir dalam Sukardi (2008:166)


penelitian deskripsi, karena

postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.

Faenkel dan Wallen, 2008:328


penelitian untuk mengetahui

(Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25).


Adanya hubungan dan tingkat

hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.

variabel penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi

Contoh Kasus
Seorang tenaga penjualan berbagai jenis produk berusaha meningkatkan

omzet penjualannya dengan memfokuskan penjualan setiap jenis produk kepada kelompok pelanggan yang tepat. Dia mensinyalir bahwa jenis produk yang dibutuhkan pelanggan berkaitan dengan jenis pekerjaan pelanggan tersebut. Bagaimana membuktikan dugaan tersebut?

Seorang praktisi di bidang pengelolaan sumber daya manusia mempunyai

dugaan bahwa produktifitas kerja karyawan berkaitan dengan motivasi kerja karyawan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana perusahaan bisa mengukur tingkat motivasi kerja karyawan tersebut dan menghubungkannya dengan produktifitas karyawan?

ALAT UKUR
Korelasi menghitung indeks yang

Korelasi

mengukur hubungann antara variabel.

Dengan regresi, suatu persamaan

dikembangkan untuk memprediksi nilai suatu variabel tak bebas (dependent variable) berdasarkan nilai variabel bebas (independent variable).

Hubungan Variabel

Regresi

KOEFISIEN

PENGGUNAAN

INTERVAL
RASIO

Pearson Product Moment

Untuk variabel yang berhubungan secara linear dan kontinyu

Correlation Ratio (Eta)

Untuk data non linear atau menghubungkan pengaruh utama terhadap variabel dependent kontinyu

Biserial

Satu variabel kontinyu dengan satu variabel dikotomi berdasarkan asumsi distribusi normal

Partial Correlation

Tiga variabel: mengkaitkan dua variabel dengan pengaruh variabel ketiga

Multiple Correlation

Tiga variabel: mengkaitkan satu variabel dengan dua variabel lainnya Memprediksi satu variabel berdasarkan nilai variabel yang lainnya

Bivariate Linear Regession

KOEFISIEN

PENGGUNAAN

Gamma

Kendalls tau -b

Berdasarkan pasangan konkordan dan diskordan: (P-Q); interpretasi proportional reduction in error (PRE) Berdasarkan P-Q; penyesuian terhadap ranking yang sama Berdasarkan P-Q; penyesuaian terhadap dimensi tabel Berdasarkan P-Q; perluasan asimetris dari Gamma

ORDINAL

Kendalls tau -c

Sommers d

Spearmans rho

Korelasi produk moment untuk data yang diranking

Gamma

Berdasarkan pasangan konkordan dan diskordan: (P-Q); interpretasi proportional reduction in error

KOEFISIEN

PENGGUNAAN

Phi

Berdasarkan chi-square (CS) untuk tabel 2x2

Cramers V

Berdasarkan CS; penyesuaian jika satu dimensi tabel >2 Berdasarkan CS; Asumsi data dan distribusi yang fleksibel Interpretasi berdasarkan PRE

Contingency coefficient

N O M I N A L

Lambda

Goodman & Kruskals tau Berdasarkan PRE marginal tabel Uncertainty coefficient

dengan

menekankan

pada

Berguna untuk tabel multidimensional

Phi ( )

2 = nilai chi kuadrat N = banyaknya total observasi.

Contoh
Seorang mahasiswa Universitas Gunadarma meneliti hubungan antara jenis

kelamin konsumen (laki-laki atau perempuan) dengan preferensinya (suka atau tidak suka) terhadap suatu produk baru yang akan dipasarkan. Informasi dari penelitian tersebut dibutuhkan untuk penentuan segmen pasar dan strategi promosinya.

Wanita Laki-laki

Tidak Suka

Suka

Total

3 (8,925)

18(12,075)

21

14(8,075)

5(10,925)

19

Total

17

23

40

( , ) ( , ) ( , ) ( , ) = + + + = , , , , ,

, = ,

Nilai koefisien phi sebesar 0,6

menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin terhadap preferensi.

Contingen Coeficient ( )
= +
2 = nilai chi kuadrat N = banyaknya total observasi.

Contoh
Penelitian dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara jenis perusahaan

dengan sikap pemilik perusahaannya terhadap masuknya investor dari luar perusahaan. Kategori jenis perusahaannya adalah Manufaktur (M), Perdagangan (D), atau Jasa (J); sedangkan kategori sikapnyaa dalah setuju atau menolak.


Tidak Setuju Setuju Total

D 8(7,2) 7(7,8) 15

J 12(8,64) 6(9,36) 18

M 4(8,16) 13(8,84) 17

Total 24 26 50

( , ) ( , ) ( , ) ( , ) ( , ) ( , ) = + + + + + = , , , , , , ,

, = , , +

Nilai koefisien kontingensi sebesar

0,345 menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis usaha dengan sikap para pemiliknya terhadap investor dari luar.

Crammers Phi ()
= ( )
2 = nilai chi kuadrat N = banyaknya total observasi.

Contoh
Menentukan hubungan antara jenis usaha dengan sikap para pemiliknya

terhadap investor dari luar pada contoh 2 menggunakan koefisien Crammers Phi

6,76 = 0,37 50 (2 1)

Nilai koefisien Crammers Phi sebesar 0,37 menunjukkan bahwa ada hubungan

antara jenis usaha dengan sikap para pemiliknya terhadap investor dari luar.

Koefisien Lambda ( )
=
= modus frekuensi dalam setiap kategori variabel bebas =modus frekuensi diantara total variabel tak bebas

Contoh
Misalkan kita akan mengukur hubungan antara jenis perusahaan dan sikap

terhadap investor dari luar pada contoh 2 diatas. Langkah pertama adalah menyajikan kembali hasil survei dalam bentuk tabel silang berikut:
Jenis Perusahaan D J M Total

Tidak
Setuju Setuju Total

8
7 15

12
6 18

4
13 17

24
26 50

1 = 8 (karena untuk jenis perusahaan dagang frekuensi yang sering muncul atau modusnya adalah tidak setuju sebesar 8), 2 = 12, dan 3 = 13. Sedangkan untuk adalah sebesar 26, yaitu dilihat frekuensi terbesar pada kolom jumlah variabel tak bebas.

8 + 12 + 13 26 = 0,2917 50 26
Nilai koefisien lamda sebesar 0,2917 menunjukkan bahwa ada hubungan antara

jenis usaha dengan sikap para pemiliknya terhadap investor dari luar.

Open For Question

Questions

Answers

Thank You For Participating

Anda mungkin juga menyukai