By : Ayu Asfihani (13084), Anggraini Ayu Novritasari (13118) Indana Lazulfa (13076), and Ratu Sawitri (13016)
Jika kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan dalam variabel lain, maka kedua variabel ini memiliki hubungan atau korelasi.
VAR A VAR B
Teknik Korelasi
melihat kecenderungan pola dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam variabel yang lain.
postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
variabel penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi
Contoh Kasus
Seorang tenaga penjualan berbagai jenis produk berusaha meningkatkan
omzet penjualannya dengan memfokuskan penjualan setiap jenis produk kepada kelompok pelanggan yang tepat. Dia mensinyalir bahwa jenis produk yang dibutuhkan pelanggan berkaitan dengan jenis pekerjaan pelanggan tersebut. Bagaimana membuktikan dugaan tersebut?
dugaan bahwa produktifitas kerja karyawan berkaitan dengan motivasi kerja karyawan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana perusahaan bisa mengukur tingkat motivasi kerja karyawan tersebut dan menghubungkannya dengan produktifitas karyawan?
ALAT UKUR
Korelasi menghitung indeks yang
Korelasi
dikembangkan untuk memprediksi nilai suatu variabel tak bebas (dependent variable) berdasarkan nilai variabel bebas (independent variable).
Hubungan Variabel
Regresi
KOEFISIEN
PENGGUNAAN
INTERVAL
RASIO
Untuk data non linear atau menghubungkan pengaruh utama terhadap variabel dependent kontinyu
Biserial
Satu variabel kontinyu dengan satu variabel dikotomi berdasarkan asumsi distribusi normal
Partial Correlation
Multiple Correlation
Tiga variabel: mengkaitkan satu variabel dengan dua variabel lainnya Memprediksi satu variabel berdasarkan nilai variabel yang lainnya
KOEFISIEN
PENGGUNAAN
Gamma
Kendalls tau -b
Berdasarkan pasangan konkordan dan diskordan: (P-Q); interpretasi proportional reduction in error (PRE) Berdasarkan P-Q; penyesuian terhadap ranking yang sama Berdasarkan P-Q; penyesuaian terhadap dimensi tabel Berdasarkan P-Q; perluasan asimetris dari Gamma
ORDINAL
Kendalls tau -c
Sommers d
Spearmans rho
Gamma
Berdasarkan pasangan konkordan dan diskordan: (P-Q); interpretasi proportional reduction in error
KOEFISIEN
PENGGUNAAN
Phi
Cramers V
Berdasarkan CS; penyesuaian jika satu dimensi tabel >2 Berdasarkan CS; Asumsi data dan distribusi yang fleksibel Interpretasi berdasarkan PRE
Contingency coefficient
N O M I N A L
Lambda
Goodman & Kruskals tau Berdasarkan PRE marginal tabel Uncertainty coefficient
dengan
menekankan
pada
Phi ( )
2 = nilai chi kuadrat N = banyaknya total observasi.
Contoh
Seorang mahasiswa Universitas Gunadarma meneliti hubungan antara jenis
kelamin konsumen (laki-laki atau perempuan) dengan preferensinya (suka atau tidak suka) terhadap suatu produk baru yang akan dipasarkan. Informasi dari penelitian tersebut dibutuhkan untuk penentuan segmen pasar dan strategi promosinya.
Wanita Laki-laki
Tidak Suka
Suka
Total
3 (8,925)
18(12,075)
21
14(8,075)
5(10,925)
19
Total
17
23
40
( , ) ( , ) ( , ) ( , ) = + + + = , , , , ,
, = ,
Contingen Coeficient ( )
= +
2 = nilai chi kuadrat N = banyaknya total observasi.
Contoh
Penelitian dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antara jenis perusahaan
dengan sikap pemilik perusahaannya terhadap masuknya investor dari luar perusahaan. Kategori jenis perusahaannya adalah Manufaktur (M), Perdagangan (D), atau Jasa (J); sedangkan kategori sikapnyaa dalah setuju atau menolak.
Tidak Setuju Setuju Total
D 8(7,2) 7(7,8) 15
J 12(8,64) 6(9,36) 18
M 4(8,16) 13(8,84) 17
Total 24 26 50
( , ) ( , ) ( , ) ( , ) ( , ) ( , ) = + + + + + = , , , , , , ,
, = , , +
0,345 menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis usaha dengan sikap para pemiliknya terhadap investor dari luar.
Crammers Phi ()
= ( )
2 = nilai chi kuadrat N = banyaknya total observasi.
Contoh
Menentukan hubungan antara jenis usaha dengan sikap para pemiliknya
terhadap investor dari luar pada contoh 2 menggunakan koefisien Crammers Phi
6,76 = 0,37 50 (2 1)
Nilai koefisien Crammers Phi sebesar 0,37 menunjukkan bahwa ada hubungan
antara jenis usaha dengan sikap para pemiliknya terhadap investor dari luar.
Koefisien Lambda ( )
=
= modus frekuensi dalam setiap kategori variabel bebas =modus frekuensi diantara total variabel tak bebas
Contoh
Misalkan kita akan mengukur hubungan antara jenis perusahaan dan sikap
terhadap investor dari luar pada contoh 2 diatas. Langkah pertama adalah menyajikan kembali hasil survei dalam bentuk tabel silang berikut:
Jenis Perusahaan D J M Total
Tidak
Setuju Setuju Total
8
7 15
12
6 18
4
13 17
24
26 50
1 = 8 (karena untuk jenis perusahaan dagang frekuensi yang sering muncul atau modusnya adalah tidak setuju sebesar 8), 2 = 12, dan 3 = 13. Sedangkan untuk adalah sebesar 26, yaitu dilihat frekuensi terbesar pada kolom jumlah variabel tak bebas.
8 + 12 + 13 26 = 0,2917 50 26
Nilai koefisien lamda sebesar 0,2917 menunjukkan bahwa ada hubungan antara
jenis usaha dengan sikap para pemiliknya terhadap investor dari luar.
Questions
Answers