a
C
. E
a
C
. E
a
C n .
dimana @
C regangan eton
A
3
C
ae
A
A .
C
ae
.
ae
C
at
? n
C
at
? n
ae
n
a2
+ 0
*ehilangan prategang @
a
C
at
-
ae
C
at
-
n
a2
+ 0
8adi @
a
C
at
1
]
1
n
n
0
Bila tendon ada eGentrisitas seesar < e
a
=.
Maka gaya prategang akan menimulkan momen seesar @
M C P . e
a
C <
ae
. A = . e
a
Maka @
ae
A
A .
E
( ) { }
a a ae
-
e e A H
C
1
]
1
+
'
'
0
.
ae
i
e
A
A
"engan !ara yang sama seperti diatas akan didapat @
a
C
at
( )
( )
'
+ +
+
'
'
F . 0 0
F . 0
a
a
i e ei n
i e ei a
i
C
ae
A
<A
0
E A
'
E .... E A
n
= E
( )
n n ae
I
ei e A e A e A . ... . .
' ' 0 0
+ + +
Program Studi Teknik Sipil,
05
Struktur Beton Pratekan
"an kemudian akan didapat @
ai
C
at
( )
( )
'
+ +
+
'
'
F . 0 0
F . 0
a
a
i e ei n
i e ei n
ij C
at
A
m
A
. H
C
m
J . H
at
"ipakai
at
sea egitu tarikan selesai elastis sudah terjadi.
"engan proses yang sama kehilangan prategang pada tendons ke i akiat tarikan ke j @
a
i j C n
i j C
m
J . H
at
Tendons ke i menderita < m ? 0 = kali kehilangan @
ai
C
m
H J n
at
<m ? i =
%ntuk tendons @
*e 0
a0
C
( )
m
H J n
at
<m ? 0=
*e '
a'
C
( )
m
H J n
at
<m ? '=
*e <m ? 0=
a <m ? 0=
C
( )
m
H J n
at
<0=
*e <m=
a <m=
C
( )
m
H J n
at
<(=
8umlah
a
Program Studi Teknik Sipil,
07
Struktur Beton Pratekan
a
C
( )
m
H J n
at
( ) ( ) { } <(= <0= ..... ' m 0 m + + + +
a
C
at
n
,
_
'
0 m
*ehilangan prategang rata-rata @
a
rata-rata C
m
H K
a
C
,
_
'
0 m
m
J n H
at
. "e1ormasi Elastis Beton Akiat Momen Total
Apaila tendons tidak pada titik erat eton <!gs tidak erimpit dengan !g!=,
maka eton pada !gs mengalami de1ormasi akiat ean total <M
t
=.
Tegangan eton pada titik erat aja < !gs = adalah @
a t
-
e . M
Sehingga @
a
C n .
C n .
a t
-
e . M
Aatatan @ "e1ormasi akiat ean total menamah prategangan, sehingga
a
ertanda
negati1.
.. Ke3i2#n&#n P$#%e&#n& #(i*#% Gese(#n #n%#$# Ten-!ns -#n Din-in&
S#2+$#n
Program Studi Teknik Sipil,
06
Struktur Beton Pratekan
"ari ma!am-ma!am gesekan, maka gesekan ini adalah yang terpenting untuk
diperhatikan.
+esekan dalam saluran tendons diseakan oleh @
a. +esekan 1isis yang normal terjadi antara dua enda yang ergeser satu terhadap
lainnya, dalam hal ini tendons yang ergerak terhadap dinding saluran yang diam,
terutama pada tra!ee tendons erentuk lengkung.
. Melendut-lendutnya letak saluran tendons <tidak tepatnya tra!ee saluran= diseut
iasanya dengan B9ole ? e11e!tB.
!. *aratan-karatan yang terdapat pada tendons dan dinding saluran tendons yang
teruat dari aja.
d. *emungkinan adanya spe!ie eton yang masuk <o!or= dalam saluran tendons.
e. *eersihan saluran.
Perhitungan erkurangnya pratekanan sampai sekarang merupakan !ara
pendekatan. "alam garis esarnya hanya menghitung ' <dua= ma!am gesekan yaitu @
gesekan pada tendons < = yang melengkung dan #ole e11e!t < k
0
=.
Pratekanan dalam penampang sejauh G dari ja!k dihitung dengan rumus E%/E, ?
A$$/EY ? M$NTA+N$N @
&G C &
a
. e
? < E k
0
G=
dimana
@ C Aoe1. gesekan tendons terhadap salurannya.
C Peruahan sudut lengkungan <radial=
Program Studi Teknik Sipil,
0)
Struktur Beton Pratekan
k
0
C Aoe1. 9ole ? E11e!t
G C Panjang tendons dari tempat 8a!k
,umus ini isa mendekati keadaan seenarnya ila diarengi ketelitian pelaksanaan
sedemikian sehingga sea-sea yang memesarkan gesekan diatas diperke!il,
misalnya 9ole ? e11e!t, karatan, keersihan dalam saluran.
Aoe11isien gesekan dan #ole ? e11e!t ini dalam literatur ernilai seagai erikut @
Type tendon
*oe1isien
9ole
k
0
tiap meter
*oe1isien
*elengkungan
C & .
,
dG
+aya gesekan antara tendons dan dinding saluran @
d
&
C - . N
C -
,
dG & . L
C - . & . d
atau
&
d
&
C - d
#
#a
# . ln
C -
& C &a . e
-
C &a . e
- . / F ,
/F,, ila lengkungan tendons !onstant.
Pengaruh #ole ? e11e!t dengan !ara yang sama didapat @
ln & C - k
0
. /
& C - &a . e
/ . k
0
8umlahnya menjadi @
#
#a
# ln
C - - k
0
/
& C &a . e
( ) L k
0
%ntuk pratekanan sejarak G dari ujung ja!king rumus menjadi
&G C &a . e
( ) 4 k
0
%ntuk keperluan peren!anaan dalam praktek perlu diketahui nilai !oe11isien dan k
0
leih teliti agar perhitungan dapat dilakukan seteliti mungkin.
..' Ke3i2#n&#n P$#%e&#n& #(i*#% Pen&&e2in5i$#n "#-# An&(e$
"i dalam keanyakan sistem post tensioning, apaila kael ditegangkan dan
dongkrak dilepaskan untuk memindahkan pratekan kepada eton, tentu tidak isa terjadi
0((M tanpa adanya suatu peruahan entuk sama sekali pada peralatan angker. Tentu
ada slip sedikit antara angker dan tendons. Besarnya slip untuk eragai jenis sistem
Program Studi Teknik Sipil,
'0
Struktur Beton Pratekan
angker ereda. Bila slip setiap angker seesar a N maka kehilangan prategangan
dalam tendons setiap angker adalah @
a
C
L
E
a a
.
dimana @ / C panjang tendons
%ntuk eragai jenis angker sudah ditentukan erdasarkan atas anyak per!oaan. Yang
perlu mendapat perhatian adalah makin panjang entang alok < C panjang tendons =
yaitu / maka makin ke!il M kehilangan itu.
.' Ke3i2#n&#n P$#%e&#n& J#n&(# 4#(%+ P#n.#n&
.'.1 Ke3i2#n&#n P$#%e&#n& A(i*#% S+s+% Be%!n
Beton mengalami susut karena @
- .ilangnya air dari eton karena mengering.
- Pemadatan kurang sempurna
- Peruahan temperatur
- *omposisi adukan kurang sempurna
- Si1at-si1at 1isis dari aggregate
Bila menderita tekanan, maka eton akan menyusut dan memendek F meregang
akiat adanya si1at-si1at diatas, yaitu seesar
s
.
-ni terjadi ila tegangan tetap seesar
at
.
a. Bila tendons sentris <!gs pada !g! =.
s
C
s
E
H K
C
s
E
A
H K
Program Studi Teknik Sipil,
''
Struktur Beton Pratekan
C
as
E
H K
a
C
s
-
s
a
C
a
as
E
H K
a
as
E
H K
C
s
-
as
E
H K
Akan didapat @
as
C
J n 0
. E
s a
+
'
a
s a
i F e 0 J n 0
. E
+ +
p
C
E
H
C
0
.
'
.
2
.
4
.
3
p
C
e
E
r
r C rangkak
e C elastis
r
C
p
-
e
C
E
H
-
E
H
C < - 0 =
E
H
Akiat rangkak ini erpengaruh sama dengan kondisi elastis
a. %ntuk tendons sentris @
ar
C
at
( )
( ) J n 0 0
J n 0
+
,
_
+ +
,
_
+
'
'
a
'
'
a
i
e
0 J n 0 0
i
e
0 J n 0
0
C koe1. yang ergantung kepada kelemaan relati1 udara sekelilingnya.
'
C koe1. yang ergantung pada teal 1ikti1 <h1=, yaitu luas penampang
diagi dengan setengah penampang yang erhuungan dengan udara.
2
C koe1. yang ergantung pada jumlah pemakaian semen dan nilai 1aktor
air semen.
4
C koe1. yang ergantung umur eton pada saat dieani dan pada suhu
rata-rata udara sekelilingnya selama pengerasan.
3
C
ph
F
p
C koe1. yang menentukan esarnya agian rangkak
ph
yang
terjadi pada saat sesudah h hari terhadap rangkak akhir
p
setelah #aktu tak terhingga.
.'.' Ke3i2#n&#n P$#%e&#n& #(i*#% Re2#(s#si B#.#
,elaksasi merupakan reaksi pertahanan diri dari ahan, ila ekerja gaya luar
terhadap ahan terseut. *arena reaksi intern terseut atom-atom ahan terseut
menyesuaikan diri, dengan akiat erkurangnya tegangan intern.
Terhadap aja prapenegangan, relaGasi merupakan kehilangan tegangan tarik
pada tendons yang dieani gaya tarik pada panjang tendons tetap dan suhu tertentu.
Besarnya relaGasi tergantung dari nilai anding atara gaya tarik a#al dan kuat tarik
karakteristik aja serta suhu dan #aktu. *ehilangan prategang relaGasi jangka #aktu
panjang dihitung erdasarkan kehilangan relaGasi jangka #aktu yang relati1 pendek.
%mumnya pengamatan dilakukan selama 0((( jam pada suhu tertentu dan ean a#al
tertentu.
*ehilangan relaGasi erdasarkan pengamatan terseut adalah kehilangan
relaGasi-murni, karena tidak dipengaruhi oleh regangan medium sekitarnya. *ehilangan
jangka #aktu panjang eton prategang oleh susut eton, rangkak eton dan relaGasi aja
terjadi ersama-sama menurut perkemangan #aktu. 8adi jelas regangan susut eton
dan regangan rangkak eton akan mempengaruhi relaGasi aja. *ehilangan relaGasi
nyata yang terjadi kurang dari relaGasi murni. Berdasarkan atas hasil eerapa
per!oaan, T.Y. /in menganjurkan ah#a kehilangan prategang aja akiat relaGasi
aja adalah seesar @
Program Studi Teknik Sipil,
'3
Struktur Beton Pratekan
%ntuk sistem Pre tensioning seesar @ 6 M
%ntuk sistem Post tensioning seesar @ 6 M
.'., Ke3i2#n&#n P$#%e&#n& T!%#2 Y#n& Di"e$3i%+n&(#n Un%+( Pe$en5#n##n
"idalam peren!anaan atang-atang eton prateken adalah menjadi keiasaan
untuk menganggap kehilangan tegangan total seagai prosentase dari tegangan a#al
serta menyediakannya untuk ini didalam perhitungan peren!anaan. $leh karena
kehilangan prateken tergantung dari eerapa 1aktor. Seperti misalnya si1at-si1at eton
dan aja, metode pemerian prateken, adalah sulit untuk menyama-ratakan jumlah yang
pasti kehilangan tegangan total yang dapat dijumpai dalam kondisi-kondisi kerja normal
seagai yang dianjurkan oleh T.Y. /in dilakukan di a#ah ini @
No. Type kehilangan
Prosentase kehilangan tegangan
Pre tensioning Post tensioning
0. Perpendekan elastis
dan lenturan eton.
0 0
'. ,angkak eton 5 3
2. Susut eton 7 5
4. ,elaGasi aja 6 6
8umlah '3 '(
"idalam rekomendasi ini dianggap ah#a telah dilakukan pemerian tegangan
leih se!ara sementara untuk mengimangi kehilangan-kehilangan akiat geseran dan
slip pada angker.
Besarnya kehilangan prategang tidak mungkin dapat diketahui se!ara pasti, karena
anyaknya 1aktor-1aktor yang turut menentukan dan saling mempengaruhi selama
terjadinya kehilangan terseut. "ari analisa kehilangan prategang di atas nyata sekali
ah#a kehilangan prategang jangka #aktu panjang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
angunan terseut erada. $leh karena itu penggunaan peraturan eton prategang
negara lain, elum tentu sesuai untuk -ndonesia, sehingga perlu di!arikan 1ormulasi
yang leih sesuai dan mudah dipergunakan di -ndonesia.
Program Studi Teknik Sipil,
'5
Struktur Beton Pratekan
BAB III
DISAIN PENAMPANG
'.1 K!nse" U)+), Dis#in Den&#n Te!$i E2#s%i(
"i sini perlu diuraikan terleih dahulu tentang konsep dasar dari kopel penahan
pada penampang alok prategang. "ari hukum statistika, momen penahan pada alok
prategang, seperti pada eton ertulang, harus sama dengan momen eksternal. Momen
internal terseut dapat di#akili oleh seuah kopel A ? T aik untuk penampang alok
eton prategang maupun untuk eton ertulang 'Gamar ("! dan Gamar ("%&. T adalah
titik pusat gaya prategang atau gaya tarik pada ajaN dan A adalah pusat tekanan atau
pusat desakan pada eton.
Akan tetapi, ada peredaan pokok antara si1at penampang alok eton prategang
dan eton ertulang. Peredaan terseut dapat dijelaskan seagai erikut @
a. Pada penampang alok eton ertulang, ila momen lentur ertamah, esarnya
gaya-gaya T dan A dianggap ertamang seanding, sedangkan lengan momen jd
antara ketua gaya terseut praktis tetap, tidak eruah 'Gamar ("%&.
. Pada penampang alok eton prategang akiat ean kerja, ila momen lentur
ertamah, esarnya A dan T praktis tetap konstan sementara lengan momen < =
ertamah esar hampir seanding 'Gamar ("!&.
+amar 2.0 /engan momen <=, yang er>ariasi pada alok eton prategang
Program Studi Teknik Sipil,
'7
Struktur Beton Pratekan
+amar 2.' /engan momen <jd= yang tetap pada alok eton ertulang
Pada penampang prategang, karena letak T tetap, letak A akan eruah-uah
sesuai dengan peruahan pada momen lentur. %ntuk momen M yang diketahui, letak A
dapat ditentukan karena @
A C T C M ................................................................................<2.0=
C MFA C MFT...............................................................................<2.'=
8adi ila M C (, maka C ( dan A harus erimpit dengan T, 'Gamar ("! a&.
Bila M ke!il, maka juga ke!il, 'Gamar ("! &. Bila M esar, akan esar 'Gamar
("! c&.
Selanjutnya dapat dijelaskan huungan dasar antara distriusi tegangan dan letak
A, sesuai dengan teori elastik, 'Gamar ("(&. Bila A erimpit dengan titik inti <kern=
atas atau a#ah, distriusi merupakan segitiga, dengan nol masing-masing pada serat
a#ah atau serat atas. Bila A terletak di dalam kern, seluruh penampang akan
mengalami tekananN ila di luar kern, seagian penampang akan mengalami tarikan.
Bila A erimpit dengan !.g.!, tegangan akan merata di seluruh penampang eton.
Program Studi Teknik Sipil,
'6
Struktur Beton Pratekan
+amar 2.2 "istriusi tegangan pada eton prategang erdasarkan teori elastik
'. Dis#in Pen-#3+2+#n
"isain pendahuluan penampang eton prategang untuk menahan lenturan dapat
dienutk dengan prosedur yang sangat sederhana, erdasarkan pengetahuan mengenai
kopel gaya dalam A ? T yang ekerja pada penampang.
/angkah-langkah disain pendahuluan @
a. Memperkirakan tinggi alok < h =
%ntuk memperkirakan tinggi alok < h =, dapat dihitung dengan rumus empiris @
h C k Mt
dimana @ h C tinggi alok < !m =.
k C koe1isien yang er>ariasi antara 0( ? 04
Mt C momen total < ton meter =
C Ms E Mh
Program Studi Teknik Sipil,
')
Struktur Beton Pratekan
dengan,
Mh C momen akiat ean hidup yang dapat dihitung erdasarkan
peraturan ean yang ada.
Ms C (,03 Mh ? 0,2( Mh <ditaksir=
Sehingga,
Mt C 0,03 Ms ? 0,2( Mh
Atau h dihitung 1ungsi dari panjang entang < / =.
h C 0F04 / ? 0F0' /
<untuk entang erat ? jematan=
h C 0F'( / ? 0F'( /
<untuk gedung=
. Menghitung luas penampang eton < A =
"asarnya tegangan eton dalam kondisi akhir seperti erikut <lihat Gamar (")&.
+amar 2.4 "isain pendahuluan penampang alok
.0. Bila Ms O (,'3 Mt
Pada ean kerja, lengan momen untuk gaya dalam dapat er>ariasi antara 2(
sampai 6(M dari keseluruhan tinggi penampang h, dan rata-rata sekitar (,53 h. +aya
prategang e1ekti1 T yang diperlukan dapat dihitung @
Mt C T . : C T . (,53 h
T C
h (,53
Mt
Sehingga,
A C
r H
T
r H C tegangan i:in eton rata-rata
C (,3
H akhir
Program Studi Teknik Sipil,
2(
Struktur Beton Pratekan
A C
akhir H (,3
T
............................................................................<2.3=
.' Bila Ms I (,'3 Mt
T C
h (,3
Ms Mt
h (,3
Mh
.........................................................<2.5=
Sehingga,
A C
akhir H (,3
T
...................................................................<2.7=
Setelah luas penampang eton < A = didapatkan erdasarkan persamaan <2.3= atau
persamaan <2.7=, maka langkah selanjutnya adalah menentukan entuk penampang
alok <alok -, alot T dan lain seagainya=.
'.' Dis#in A(3i$
Pada agian ini kita akan mengontrol, apakah penampang pendahuluan
memenuhi syarat-syarat <misalnya tegangannya= atau tidak.
Perhitungan-perhitungan meliputi @
0. Menentukan letak tendon.
'. Menghitung gaya prategang < Ta dan T =.
2. Menghitung kemali luas penampang eton < A =, apakah !o!ok dengan < A =
pendahuluan, jika tidak !o!ok maka perhitungan di re>isi.
4. Menghitung luas tendon < A =.
3. Pemeriksaan penampang <menghitung tegangan-tegangan yang terjadi pada
eton=.
Pada peren!anaan akhir ini ada 2 <tiga= kemungkinan persyaratan atau kriteria
yang dapat diamil @
a. Tidak dii:inkan tegangan tarik pada eton, aik dalam keadaan a#al maupun akhir.
. "ii:inkan tegangan tarik pada eton, tetapi kekuatannya tidak diperhitungkan.
!. "ii:inkan tegangan tarik pada eton dan diperhitungan kekuatannya.
Program Studi Teknik Sipil,
20
Struktur Beton Pratekan
'.'.1 Dis#in E2#s%is, Ti-#( Dii6in(#n Te&#n&#n T#$i( P#-# Be%!n, B#i( D#2#)
Ke#-##n A7#2 M#+"+n A(3i$
Pada agian akan diahas disain akhir untuk penampang akiat lenturan
erdasarkan teori elastik tanpa terjadi tegangan tarik pada penampang eton aik pada
saat a#al <peralihan= maupun saat akhir <ean kerja=.
+amar 2.3 "istriusi tegangan, tanpa tegangan tarik pada eton
0. Menghitung letak kael @
Tepat sesudah peralihan <keadaan a#al=, A akan erada tepat pada titik teras
a#ah <T=, maka harga t
0
dan t
'
dapat dihitung seagai erikut @
C (..........................................................................C
a
A
T
-
' 0 a
-
y . t . T
<2.6=
( C
a
A
T
-
'
0 a
A
-
A
y
. t . T
( C
a
A
T
-
a
A
T
'
' 0
i
y . t
( C
a
A
T
,
_
'
' 0
i
y . t
0
.....................................................................<2.)=
maka,
( C
,
_
'
' 0
i
y . t
0
...........................................................................<2.0(=
Program Studi Teknik Sipil,
2'
Struktur Beton Pratekan
sehingga harga t
0
menjadi @
t
0
C
'
'
y
i
............................................................................................<2.00=
dengan !ara yang sama harga t
'
, didapat @
t
'
C
0
'
y
i
............................................................................................<2.0'=
letak tendon sejauh e
a
dari !g!,
e
a
C t
0
E :
0
..............................................................................................<2.02=
dimana @ .....................................................:
0
C lengan momen keadaan a#al
:
0
C
Ta
Ms
.....................................................................................<2.04=
Ms, momen akiat erat sendiri, dihitung dari penampang pendahuluan.
T
a
C T < 0 - T =
T dihitung dari pers. <2.4= atau <2.5=
T C total prosentase kehilangan prategang.
'(M <untuk sistem post-tensioning=
'3M <untuk sistem pre-tensioning=
'. Menghitung T dan T
a
"asarnya adalah tegangan pada keadaan akhir. "engan letak !gs sejauh e
a
dari !g! dari pers. <2.02=, maka @
Mt C T . :
'
atau
T C
'
:
Mt
.................................................................................................<2.05=
"imana, :
'
C e
a
E t
'
T
a
C
( ) KT 0
T
.......................................................................................<2.05=
2. Menghitung luas penampang eton <A=
a. Berdasarkan keadaan a#al <lihat Gamar ("* =
a#al H
H
r
C
h
y
'
r
C
h
y . a#al H
'
sehingga,
Program Studi Teknik Sipil,
22
Struktur Beton Pratekan
A
C
r
a
H
T
C
a#al H . y
h . T
'
a
...............................................................<2.07=
. Berdasarkan keadaan akhir <lihat Gamar ("* c=,
akhir H
H
r
C
h
y
0
r
C
h
y . akhir H
0
sehingga,
A
C
r
H
T
C
akhir H . y
h . T
0
.................................................................<2.06=
"iamil harga A
' a a
a
-
M
-
y . e . T
A
T
+
..................................................<2.'0=
Pada serat a#ah,
C
0 a a
a
-
M
-
y . e . T
A
T
+
....................................................<2.''=
'. "alam kondisi akhir,
Pada serat atas,
C -
' a a
a
-
M
-
y . e . T
A
T
+
................................................<2.'2=
Pada serat a#ah,
C -
0 a a
a
-
M
-
y . e . T
A
T
+
.................................................<2.'4=
Tegangan-tegangan yang terjadi, yang di hitung erdasarkan persamaan <2.'0=,
<2.''=, <2.'2= dan <2.'4= harus leih ke!il dari tegangan eton yang dii:inkan
menurut peraturan yang erlaku.
Aatatan @ Tanda negati1 <-=, erarti tekan dan
Tanda positi1 <E=, erarti tarik
'.'. Dis#in E2#s%is, Den&#n Men&i6in(#n Te&#n&#n T#$i( Te%#"i Ke(+#%#nn8#
Ti-#( Di"e$3i%+n&(#n
Pada agian seelumnya telah diahas disain penampang eton prategang tanpa
mengi:inkan terjadinya tegangan tarik diseluruh penampang eton. Persyaratan ini
seringkali oros, dan tidak dapat diterima. Sejak semula ide eton prategang adalah
men!iptakan eton yang selalu mendapatkan tekanan, dimana tegangan tarik tidak
dii:inkan pada ean kerja. "engan pengalaman dan pengetahuan yang didapat
mengenai perilaku eton prategang, anyak ahli sekarang erpendapat ah#a tegangan
tarik pada atas-atas tertentu dapat dii:inkan.
Program Studi Teknik Sipil,
23
Struktur Beton Pratekan
+amar 2.5 "istriusi tegangan, dii:inkan tegangan tarik tetapi tidak diperhitungkan
kekuatannya
h
0
dan h
'
dapat dihitung seagai erikut @
*ondisi a#al,
( )
0
0
h
h h
C
a#al H
H
...........................................................................<2.'3=
atau
h
0
C
a#al H H
a#al H . h
+
.............................................................................<2.'5=
h
'
C
akhir H H
akhir H . h
+
............................................................................<2.'7=
Program Studi Teknik Sipil,
25
Struktur Beton Pratekan
selanjutnya di!ari si1at-si1at penampang, aik dalam keadaan a#al maupun keadaan
akhir.
0. Menghitung letak tendon < e
a
=
"alam kondisi a#al,
E
ai
C t
0
E
Ta
M
s
..................................................................................<2.'6=
"alam kondisi akhir,
e
a'
C h ? y
'
? d....................................................................................<2.')=
d C penutup eton.
'. Menghitung gaya prategang <T dan T
a
=
Berdasarkan keadaan akhir,
T C
'
t
:
M
:
'
C t
''
E e
a'
T C
a' ''
e t
Mt
+
.........................................................................................<2.2(=
dan,
T
a
C
( ) KT 0
T
.......................................................................................<2.20=
2. Menghitung luas penampang eton < A
=
a. "alam kondisi a#al
Bila ada pergeseran tendon,
A
,
_
+
:0
a s ai
a
t
FT M e
0
a#al H
T
<2.2'=
Bila tidak ada pergeseran tendon,
A
C
:0
0 a
y . a#al H
h . T
<2.22=
. "alam kondisi akhir
A
C
0'
' a
y . akhir H
h . T
<2.24=
Besaran luas penampang A
:
0
C
( )
' 00 a
-
y : . T
, sehingga @
:
00
C
' a
0
y . T
- . : H
:
''
akiat momen M
s
:
0'
C
a
s
T
M
'., Dis#in Den&#n Te!$i E2#s%i(, Pen#)"#n& K!)"!si%
Seuah penampang gaungan <komposit=, terdiri dari dua agian, yaitu @
0. Penampang prategang yang di pra-!etak <pre !ast=, yaitu agian yang diuat <di pra-
!etak= terleih dahulu, iasanya ditempat khusus seperti di parik. Tendon sudah
ditegangkan di tempat pemuatan.
'. Bagian yang di !or-setempat <!ast in pla!e=, di !or elakangan, yaitu setelah agian
pre-!ast di pasang pada tempatnya. Biasanya agian ini merupakan seagian atau
keseluruhan dari 1lens atas alok.
Prosedur disain di sini mirip dengan pendekatan yang dilakukan seelumnya
untuk penampang ukan komposit. Pada dasarnya, proses ini adalah !oa-!oa
disederhanakan dengan prosedur yang sistematik dan !epat men!apai hasil akhir yang
diantu oleh penggunaan eerapa rumus dan persamaan. Seuah konsep tamahan
yang diperkenankan untuk kerja komposit adalah pengurangan momen pada penampang
komposit terhadap momen ekui>alen pada agian pra!etak yang esarnya sesuai dengan
perandingkan modulus penampang.
/angkah-langkah disain dan persamaan-persamaan yang dipergunakan adalah @
0. Menghitung letak tendon < e
a
=
+amar 2.6 Penampang pre-!ast
Program Studi Teknik Sipil,
2)
Struktur Beton Pratekan
+amar 2.) Penampang komposit
%ntuk agian pre !ast <lihat Gamar ("!.= .............................................<2.4)=
e
a
C t
0
E :
0
dengan @ :
0
C :
00
E :
''
................................................................................<2.3(=
:
00
akiat adanya kekuatan tarik,
( )
' 00 a
0
-
y : . T
: H
Sehingga @
' a
0
y . T
- . : H
: H
P
0'
akiat momen M
s
:
0'
C
a
s
T
M
dimana @
t
0
C teras a#ah agian pre-!ast.
:
0
C tegangan tarik yang dii:inkan pada agian pre-!ast.
-
C -
,
_
,
_
+
'
a
0 a
t
e
0
A
T
-
y . e . T
A
T
.................................<2.30=
. Bean #aktu agian !ast-in-pla!e sedang di !or <erat sendiri agian pre-!ast E
erat sendiri eton muda E erat !etakan E orang ekerja dan peralatan=. Momen
yang ditimulkannya seesar M
p
.
C E
'
p
0 p
t . A
M
-
y . M
+
.........................................................<2.3'=
!. Akiat ean hidup <M
Q
=
Pada agian pre-!ast momen akiat ean hidup ini diterima seanding dengan
modulusnya, seesar @
0
M
Q
dengan @
0
C
'
'
0
0
t . A
t . A
y F -
y F -
<2.32=
Sehingga tegangan pada serat a#ah eton menjadi @
C E
'
Q 0
0 Q 0
t . A
M R
-
y . M R
+
<2.34=
Superposisi tegangan-tegangan dari persamaan <2.30=, <2,3'= dan persamaan
<2.34= adalah merupakan tegangan total pada serat a#ah eton pre-!ast, yaitu
seesar @
'
Q 0
'
p
'
a
total
t . A
M R
t . A
M
t
e
0
A
T
0' H H + +
,
_
+
Sehingga gaya prategang T di dapat @
T C
' a
'
Q 0 p
t e
t . A . 0' H M R M
+
+
.............................................<2.33=
dan T
a
C
KT 0
T
..........................................................................<2.35=
Program Studi Teknik Sipil,
40
Struktur Beton Pratekan
2. Menghitung luas penampang eton <A
=
a. "alam kondisi a#al
A
C -
,
_
+
'
a s a
a
t
T F M e
0
00 H
T
................................................<2.37=
. "alam kondisi akhir
A
C -
( )
,
_
+ +
+
'
Q ' p a
a
t
T F M R M e -
0
00 H
T
............................<2.36=
"engan
'
C
'
'
y -
y -
4. Menghitung luas tendon
%ntuk menghitung luas tendon yang diperlukan, dapat digunakan kemali
persamaan <2.0)= dan <2.'(= di atas.
3. Pemeriksaan penampang
a. Akiat gaya prategang a#al <T
a
=
C -
0 a a
a
-
y . e . T
A
T
t
. Akiat erat sendiri agian pre-!ast <M
s
=
C D
0 s
-
y . M
!. Akiat gaya prategang akhir <T=
C -
0 a
-
y . e . T
A
T
t
d. Akiat < M
p
=
C D
0 p
-
y . M
Aatatan @
Tegangan-tegangan yang diperoleh dari <a= sampai dengan <d= di atas adalah ekerja
pada penampang pre-!ast, dengan y
0
adalah jarak serat eton yang ditinjau ke !g!.
e. Akiat ean hidup <M
Q
=, pada penampang gaungan.
C D
0 Q
-
y . M
Superposisi diagram tegangan adalah seperti pada Gamar ("!% erikut ini.
Program Studi Teknik Sipil,
4'
Struktur Beton Pratekan
+amar 2.0( Superposisi tegangan
*eterangan @
a. Tegangan akiat gaya prategang a#al <T
a
=
. Tegangan akiat erat sendiri agian pre-!ast <M
s
=.
!. Tegangan akiat gaya prategang akhir <T=.
d. Tegangan akiat <M
p
=.
e. Tegangan akiat ean hidup <M
Q
=, pada penampang gaungan.
Program Studi Teknik Sipil,
42
Struktur Beton Pratekan
BAB IV
GESERAN, BLOK AKHIR DAN TATA LETAK TENDON
9SHEAR, END BLOCK AND CABLE LAYOUTS:
,.1 Gese$#n, Te&#n&#n T#$i( U%#)#
"isain kon>ensional untuk retak akiat geseran pada alok eton prategang di
dasarkan pada perhitungan tegangan tarik utama pada adan alok dan atas tegangan
itu sampai pada nilai yang ditentukan. Bagian pertama dari metoda ini, yaitu
perhitungan tegangan tarik utama erdasarkan pendekatan klasik, merupakan prosedur
yang enar sepanjang eton tidak retak. Bagian kedua dari metoda ini, yaitu pematasan
tegangan tarik utama pada nilai tertentu.
*eruntuhan geser, seenarnya ukanlah akiat <tegangan geser=, tetapi adalah
akiat tegangan tarik induk yang ditimulkan <tegangan geser=, yaitu seesar .
Se!ara sederhana, terjadinya tegangan tarik induk <= akiat tegangan geser <= dapat
digamarkan @
a. Tegangan tarik induk <= dalam lingkaran Mohr se!ara umum adalah seagai
erikut @
+amar 4.0 /ingkungan Mohr, se!ara umum
Menurut mekanika teknik @
tan ' C
y H G H
'S
persamaan <4.0=, menghasilkan ' harga yang erarti ' tegangan utama. Salah satu
tegangan utama terseut adalah tegangan tarik induk <=.
Program Studi Teknik Sipil,
44
Struktur Beton Pratekan
. /ingkaran Mohr pada elemen alok eton ertulang iasa. <elemen diamil pada
garis netral=.
Elemen diamil pada garis netral, sehingga G C y C ( dan esarnya teg. +eser
@
C
h 6 F 7
;
+amar 4.' /ingkaran Mohr. pada eton ertulang
!. /ingkaran Mohr pada elemen alok eton prategang
y C (
G C -
0 a
-
y . M
-
y . e . &
A
&
+ +
Program Studi Teknik Sipil,
43
Struktur Beton Pratekan
C
. -
s . ;
+amar 4.2 /ingkaran Mohr eton prategang
"ari uraian di atas terlihat ah#a @
0. Pada eton ertulang, elemen yang menghasilkan maG erada pada garis netral
dan disini tidak ada tegangan normal, maka memuat 43T dengan horisontal.
'. Pada eton prategang, disamping tegangan geser <= juga ada tegangan normal <
G
=
akiat gaya pratekan. "ari gamar terlihat I 43T dan leih ke!il diandingkan
dengan geser murni pada eton ertulang iasa.
2. 8adi terlihat dari gamar lingkaran Mohr, ah#a eton pratekan leih aman dari
eton ertulang iasa terhadap tegangan tarik induk <=.
Metode kon>ensional untuk menghitung tegangan tarik induk pada penampang
eton prategang didasarkan pada teori elastik dan pada metoda klasik untuk menentukan
keadaan tegangan pada seuah titik seperti dijelaskan pada tiap uraian mekanika ahan.
Metoda itu dapat dijelaskan se!ara garis esarnya seagai erikut @
0. "ari geseran eksternal total <;= pada penampang, kurangi geseran ;
p
yang dipikul
oleh tendon untuk memperoleh geseran ;! yang dipikul oleh eton <lihat Gamar
)")=.
;
C ; - ;
p
;
C
-
y . M
-
y . e . &
A
&
0 0 a
+ +
..........................................................<4.4=
4. Tegangan tarik induk <= yang ersesuaian dengan dan
di atas kemudian
dierikan oleh persamaan @
C
,
_
,
_
+
'
H
'
H
S
'
'
........................................................................<4.3=
Se!ara gra1is, ini dapat diselesaikan dengan /ingkaran Mohr <seperti pada Gamar
)"(=.
Apaila tegangan tarik induk <= leih esar dari pada tegangan tarik eton yang
dii:inkan maka diperlukan penulangan geser <iasanya dipakai tulangan sengkang dari
aja lunak=. Proses perhitungan sengkang sama seperti Uada eton ertulang iasa
<sesuaikan dengan peraturan yang erlaku=.
Program Studi Teknik Sipil,
47
Struktur Beton Pratekan
*esimpulan @
8adi terlihat dari gamar lingkaran Mohr, ah#a eton pratekan leih aman dari
eton ertulang iasa terhadap tegangan tarik induk <=. .al ini diseakan oleh @
0. *arena umumnya seluruh penampang tertekan, maka tegangan geser yang timul
pada eton pratekan relati1 leih ke!il.
'. *arena umumnya kael prategang miring, maka komponen >erti!al gaya tendon
memperke!il gaya lintang.
,. B2!( A(3i$ 9End Block:
Bagian dari komponen struktur prategang yang mengelilingi angkur tendon
seringkali diseut lok akhir <end lock=. Pada seluruh panjang lok akhir, gaya
prategang dialihkan dari luas yang kurang leih terpusat dan didistriusikan melalui
seluruh penampang eton. Panjang lok akhir <l= tergantung dari penyearan kael di
ujung dan sistem penjangkarannya. Namun erdasarkan pengamatan se!ara teoritis dan
eksperimen ah#a panjang lok akhir ini tidak leih esar dari tinggi alok dan
seringkali leih ke!il.
+amar 4.3 Blo!k akhir
,..1 B#n%#2#n 9Bearing: +n%+( An&(+$
%ntuk tendon dengan pengangkuran ujung, dimana gaya prategang dialihkan ke
eton dengan antalan langsung, ada erma!am-ma!am !ara disain yang mungkin
dipakai untuk memindahkan gaya prategang terseut, satu diantaranya dengan pelat
aja.
"isain pengangkuran terdiri dari dua agian yaitu @ menentukan luas antalan yang
diutuhkan eton, dan mendisain kekuatan dari angkur itu sendiri. *arena angkur-
Program Studi Teknik Sipil,
46
Struktur Beton Pratekan
angkur umumnya dihasilkan oleh perusahaan prategang yang mampunyai standar
sendiri untuk setiap tendon ereda, maka kita tidak perlu meran!angnya.
*adang-kadang hanya diperlukan untuk memeriksa luas plat antalan angkur
ujung, seagaimana ditentukan oleh tegangan i:in eton pada daerah plat antalan
terseut.
%ntuk menghitung tegangan rata-rata di eton akiat penjangkaran ini dapat
dipergunakan persamaan @
0. Pada ean peralihan @
( )
p A F A H (,5 H .......................................................................<4.5=
tetapi tidak leih esar dari
p
'. Pada ean kerja @
( ) ( ) ' , ( F 6 , (
1
i
1 A A
..........................................................<4.7=
tetapi tidak leih esar dari 0,'3
1
i
*emudian luas plat antalan angkur < A
p
= dapat dihitung @
A
p
C
A
&
..................................................................................................<4.6=
<harus A
p
I atau C A
=.
dimana @ 1 C tegangan i:in tekan eton
1
=.
Program Studi Teknik Sipil,
4)
Struktur Beton Pratekan
+amar 4.5 &lat antalan ujung
,.. Te&#n&#n T#$i( T$#ns;e$s#2 P#-# B2!5( A(3i$
Tegangan-tegangan pada lo!k akhir, mempunyai karakter tersendiri yang
ersi1at sangat kompleks. Penyederhanaannya adalah seagai uraian erikut @
+amar 4.7 Tegangan-tegangan pada lo!k akhir
"engan idealisasi seperti pada gamar, ternyata pada lo!k akhir terjadi momen
yang menimulkan tegangan <gaya= tarik melintang <T=.
+aya tarik terseut isa erahaya dan perlu mendapat perhatian khusus
<dierikan tulangan=. Momen seesar M, harus diimangi oleh kopel yang terjadi tegak
lurus oleh sepasang gaya T dan " dengan erlengan kopel C :.
Program Studi Teknik Sipil,
3(
A B
A
B
N
G G
G G
p
a
T
"
:
a
Struktur Beton Pratekan
Menurut per!oaan @
: C (,4' h ............................................................................................<4.)=
sehingga @
T C
:
M
C
h (,4'
M
......................................................................<4.0(=
dimana @
M C M
G
<momen terhadap serat G-G=
M C W <
V . = <h
0
=
'
? W <
p
. a=
'
,
_
5
a
.............................................<4.00=
*emudian @
N C
p
. a
'
C
V . . h
atau
p
C
'
a
h . . X H
dengan @
C lear alok
a G a C ukuran plat antalan
+aya tarik melintang <T= menimulkan tegangan tarik melintang. *arena eton
lemah terhadap tarik maka harus dierikan tulangan seesar @
A C
a H
T
Tulangan ini harus disear melintang <seperti sengkang geser= sepanjang lo!k
akhir, dengan
a adalah tegangan i:in aja <umumnya dipakai aja lunak=.
,..' Pen8e*#$#n -#n J#2#nn8# Ten-!n 9L#8!+% Ten-!n:
Maksudnya, menentukan daerah aman kael sepanjang alok sehingga tegangan-
tegangan yang terjadi tidak melampaui yang tegangan yang dii:inkan.
Program Studi Teknik Sipil,
30
Struktur Beton Pratekan
0. Tanpa dii:inkan tegangan tarik @
+amar 4.6 Batas daerah aman tendon di tengah entang
a. Tengah-tengah entang
"alam keadaan a#al @
Batas a#ah, terletak sejauh a
0
dari teras a#ah <T= dimana @
a
0
C
a
T
min M
"alam keadaan akhir @
Batas atas, terletak sejauh a
'
dari teras atas <T
a
= dimana @
a
'
C
T
maG M
. "i ujung entang < M C (=
+amar 4.) Batas daerah aman tendon di ujung alok
"alam keadaan a#al @
Batas a#ah, terletak sejauh a
0
dari teras a#ah <T= dimana @
a
0
C
a
T
min M
C (
"alam keadaan akhir @
Batas atas, terletak sejauh a
'
dari teras atas <aV= dimana @
a
'
C
T
maG M
C (
Program Studi Teknik Sipil,
3'
Struktur Beton Pratekan
Bila atas-atas daerah aman di tengah-tengah garis terseut tepi
dihuungkan, didapat daerah aman kael 'Gamar )"!.& sesuai dengan idang
momen M yang erentuk panah.
+amar 4.0( /etak daerah atas untuk !gs tanpa dii:inkan tegangan tarik
'. Bila dii:inkan tegangan tarik leih ke!il dari pada tanpa mengi:inkan tegangan
tarik.
%ntuk men!apai tegangan tarik yang dii:inkan <
5 = di serat atas pada
keadaan a#al " harus di geser ke a#ah seesar @
a0
C
a
0
'
' a
'
a
tr
T
t . A . H
y . T
- . H
T
M
...............................................<4.07=
Sedangkan untuk men!apai tegangan tarik
0 di serat a#ah pada keadana akhir, "
harus di geser ke atas seesar @
A
'
C
T
t . A . H
'
0
dimana @
' C tegangan eton tarik yang dii:inkan pada keadaan a#al.
0 C tegangan eton tarik yang dii:inkan pada keadaan akhir.
A
C 9
r
Aos
Bila sangat ke!il, d Z ds, !os Z 0.
9 C
r
P
dan 9
.
C (
"imana 9
C
r
P
diseut dengan B+aya -mangB
Program Studi Teknik Sipil,
35
Struktur Beton Pratekan
/. K!nse" Be*#n Be$i)*#n&
Suatu tendon prategang dieri entuk dan gaya yang sedemikian rupa, sehingga
seagian dari ean luar <termasuk ean mati= yang telah ditetapkan dapat diimangi
sepenuhnya.
+amar 3.' Tendon paraola
Tinjau suatu tendon paraola semarang seperti pada Gamar *"%,
keseimangan gaya-gaya pada arah >ertikal memerikan @
P Sin
'
- P Sin
0
E 9
G C (...................................................................<3.0=
%ntuk G sangat ke!il, maka @
Sin
'
C
'
dan Sin
0
C
0
Sehingga persamaan <3.0= dapat dituliskan @
P <
'
-
0
= C 9 G
Apaila kemiringan lengkung di11erensiael, maka
0
dan
'
dapat dinyatakan seagai @
0
C
dG
dy
,
'
C
dG
dy
E
'
'
dG
y d
G
Sustitusi pada persamaan <3.'= diperoleh @
P
'
'
dG
y d
C - 9
...............................................................................................<3.2=
8ika ean imang 9
*omponen
melintang
Struktur Beton Pratekan
"alam kedudukan seimang ini pada struktur tidak terjadi lendutan <de1le!tion C (= dan
momen lentur tidak ekerja <M C (=.
Tegangan pada eton di semua penampang struktur akan ekerja merata, yaitu seesar @
Tegangan eton C
A
P
.................................................................................<3.6=
dengan @ P C gaya prategang.
A
0
C (,63 ? (,((6 <1!V ? 2(=
tetapi
0
O (,53
<untuk 1!V O 2( MPa=
1s C As . s
total
<untuk 1s I 1y= dan
1s C 1y <untuk 1s O 1y=
*ekuatan nominal menurut peraturan @
Mn C T <d - aF'= C A! <d ? aF'= ....................................................................<5.3=
*ekuatan ultimate menurut peraturan @
Mu C
Mn
.....................................................................................................<5.5=
dengan C 1aktor reduksi kekuatan
0./ An#2isis M!)en <+$;#%+$e
*ur>a huungan momen ? !ur>ature diperlukan untuk mendapatkan gamaran
si1at lentur dari pada alok selama pemeanan, mulai dari pemeanan pertama
Program Studi Teknik Sipil,
52
Struktur Beton Pratekan
sampai pemeanan han!ur <0ail6re=. Analisis momen-!ur>ature erasal dair asumsi
dasar tentang si1at ahan dan komponen struktur, seagai erikut @
0. Tendon direkatkan ke eton. Peruahan regangan pada aja dan eton setelah
rekatan dianggap sama.
'. Si1at tegangan-regangan ahan diketahui untuk digunakan dalam analisis.
*ur>a tegangan-regangan eton di sini diasumsikan seagai entuk paraola yang
sangat menyerupai gra1ik +onestad. .al ini dipilih karena memungkinkan
pengintegralan untuk men!ari resultan gaya tekan dan lokasinya. *ur>a tegangan-
regangan eton dan aja prategang serta aja iasa seperti pada Gamar +"),
Gamar +"*.
2. ,egangan diasumsikan terdistriusi se!ara linier sepanjang tinggi alok sesuai
dengan Gamar +"( -&.
4. +aya-gaya tarik dan tekan yang ekerja pada penampang harus dalam
keseimangan, perhatikan Gamar +"( 'c& dan juga Gamar +")7 Gamar +"*.
Tegangan eton C 1! C 1!V
p
1
1
]
1
,
_
'
( (
[
G
[
G '
dimana G C , pada persamaan .ognestad.
A! C
,
_
!
(
'
o
' '
(
p
!
(
[
G
[
G '
1!X dG 1!
dG
"engan menyelesaikan persamaan ini, resultante gaya tekan untuk penampang
persegi panjang adalah @
A! C 1!V
p
1
]
1
(
'
(
2
0
c
c
( )
!
(
dG 1! A! G G disusitusikan ke dalam persamaan di atas untuk A! dan
susun kemali suku-sukunya, jarak dari garis netral ke garis kerja resultante gaya
tekan adalah @
1
]
1
c
c
c 4
4 0'
2 6
(
(
3. Momen atas untuk elemen terlentur ter!apai apaila regangan pada eton tertekan
men!apai (,((2 mmFmm atau regangan aja tarik men!apai 3M.
Program Studi Teknik Sipil,
54
Struktur Beton Pratekan
5. *ehan!uran yang dianalisis adalah akiat lenturan, dan diasumsikan ah#a
komponen struktur akan memiliki kekuatan geser yang !ukup untuk men!egah
kehan!uran.
Prosedur analisis dilakukan dengan mengasumsikan dua tahap perilakuN
pertama, alok adalah elastik dan tidak rekak, kedua, alok dalam keadaan retak dan
si1at-si1at ahan yang sesungguhnya digunakan untuk menganalisis respon penampang
retak.
Program Studi Teknik Sipil,
53
Struktur Beton Pratekan
BAB VII
BALOK MENERUS 9CONTINOUS BEAM:
1.1 Kesin#)*+n&#n B#2!( Mene$+s
Suatu perandingan yang sederhana antara kekuatan dari alok yang ditumpu
atas dua perletakan sederhana 'Gamar ,"!& dan alok menerus 'Gamar ,"%& akan
menunjukkan penghematan dasar di dalam konstruksi eton ? prategang menerus.
+amar 7.0 Balok sederhana +amar 7.' Balok menerus
"ari Gamar ,"! 8
6
/ J
'
C TV . a C
'
/
a . TX 6
....................................................<7.0=
"ari Gamar ,"% 8
6
/ J!
'
C ' TV . a ! C
'
/
a . TX 6
..............................................<7.'=
"engan memandingkan Gamar ,"! dnegan Gamar ,"% atau persamaan <7.0=
dengan <7.'= terlihat ah#a ! C ' . -ni erarti ah#a dua kali ean pada alok
sederhana dapat dipikul oleh entang menerus dengan jumlah eton dan aja yang
sama. -ni menyatakan suatu penghematan sangat esar yang harus disadari dalam
mendisain struktur eton prategang. *arena kekuatan yang dipunyai oleh konstruksi
Program Studi Teknik Sipil,
55
Struktur Beton Pratekan
menerus ini, kita dapat menggunakan penampang-penampang eton yang leih ke!il
untuk ean dan entang yang sama, yang mengurangi ean mati dari struktur terseut
dan memperoleh semua penghematan yang diakiatkannya.
1. Pen&#$+3 P$#"ene&#n&#n B#2!( Mene$+s
Pada alok prategang, gaya prategang ternyata juga mempunyai e11e!t
sampingan akiat alok yang menerus.
Bila erat alok dan ean tidak ditinjau, maka gaya prategang menyeakan lenturan
seagai erikut @
a. Balok sederhana @
+amar 7.2 /enturan keatas <Aamer=
Pada alok sederhana !amer terjadi dengan eas <!amer adalah lendutan yang
erla#anan dengan arah ean luar=.
. Pada alok menerus
Pada alok menerus, !amer terhalang oleh perletakan tangan 'Gamar ,")"c&. 8adi
seolah-olah ada ean akiat reaksi perletakan terseut. Seagai konsek#ensi dari
reaksi perletakan ini akan ekerja ke a#ah dan menimulkan momen sekunder
dalam alok menerus ABA seperti tunjukkan oleh Gamar ,")"d"
Program Studi Teknik Sipil,
57
Struktur Beton Pratekan
+amar 7.4 Balok prategang menerus
1.' Me%!-#=Me%!-# Un%+( Men5#"#i B#2!( Mene$+s
a. Balok menerus penuh, dimana tendon umumnya menerus dari satu ujung ke
ujung lainnya 'Gamar ,"*"a dan ,"*"&"
. Balok kontinu seagian, dimana masing-masing entang pertama-tama
dipra!etak seagai suatu alok sederhana dan unsur-unsur terseut dirakit untuk
mementuk suatu atang menerus dengan memakai kael-kael tutup atau
tendon-tendon pendek diatas tumpuan-tumpuan 'Gamar ,"*"c dan Gamar
,"*"d&.
Program Studi Teknik Sipil,
56
Struktur Beton Pratekan
+amar 7.3 *edudukan tendon untuk alok menerus
1., Definisi=Definisi D#$i Is%i2#3 Y#n& Di"#(#i D#2#) Desi#n B#2!( Mene$+s
Momen primer adalah momen lenturan yang nyata pada suatu potongan dalam
struktur statis tak tentu karena eGentrisitas tendon terhadap sumu pusat <!g!= lihat
Gamar ,"+""
Momen sekunder <momen lenturan parasitas= adalah momen tamahan yang
timul pada suatu potongan statis tak tentu karena reaksi perletakan yang timul seagai
konsek#ensi dari prapenegangan struktur 'Gamar ,"+"c&.
Momen resultante adalah jumlah momen primer dan momen sekunder pada
suatu potongan <M
,
C M
r
E M
s
= lihat Gamar ,"+"d.
+amar 7.5 Momen akiat prategang pada alok menerus
Program Studi Teknik Sipil,
5)
Struktur Beton Pratekan
1./ G#$is Te(#n 95 > line :
Tinjau alok sederhana 'Gamar ,",&" Balok sederhana dengan mengaaikan dan
erat sendiri, tegangan hanya akiat gaya prategang saja. Tanpa ean pada alok,
agaimanapun kita eri gaya prategang internal pada eton, reaksi eksternal akan tetap
nol, sehingga momen eksternal akan tetap nol. "engan tidak adanya momen eksternal
pada alok, momen la#an internal pada alok harus juga nol, sehingga garis ? A <yakni
garis tekan pada eton= harus erimpit dengan garis ? T pada aja <yaitu garis !gs=,
seperti pada Gamar ,", a.
+amar 7.7 +aris ? ! pada alok sederhana
Tinjau alok menerus 'Gamar ,"9&
Seagaimana telah kita uraikan seelumnya <pada a 7.'=, alok yang diprategang
akan melentur dan melendut. Pelenturan alok terseut dapat terjadi sedemikian rupa
sehingga alok tadi akan !enderung melendut sendiri menjauhi eerapa dari
tumpuannya 'Gamar ,"9 &. jika alok terseut di!egah untuk melendut menjauhi titik-
titik tumpuan tadi, maka akan timul reaksi-reaksi tumpuan untuk mengekang alok
agar tetap terpegang pada tumpuan-tumpuan terseut. ,eaksi yang terjadi ini
menimulkan momen pada alok 'Gamar ,"9 d&. %ntuk menahan momen ini, garis-A
harus erada sejauh a dari garis ? T 'Gamar ,"9 e&, sedemikian rupa sehingga momen
la#an internal sama dengan momen eksternal M yang timul akiat reaksi, yaitu @
a C
T
M
..................................................................................................<7.2=
Program Studi Teknik Sipil,
7(
Struktur Beton Pratekan
+amar 7.6 +aris ? ! pada alok menerus
+aris-A, merupakan hal yang penting dalam disain alok prategang menerus, karena
kalau kita tahu letaknya maka kita tahu pula entuk diagram tegangan pada penampang
yang ersangkutan.
1.0 Men&3i%+n& (e-+-+(#n &#$is=5
Seelum eranjak leih jauh, akan diuraikan terleih dahulu asumsi-asumsi
yang dipakai dalam disain dan analisis. Asumsi-asumsi ini la:im dilakukan untuk alok
eton prategang menerus, dan pengaruhnya terhadap nilai-nilai perhitungan ternyata
dapat diaaikan dalam hampir semua kasus.
0. Eksentritas kael prategang adalah ke!il ila diandingkan terhadap panjang
komponen struktur.
Program Studi Teknik Sipil,
70
Struktur Beton Pratekan
'. *ehilangan prategang akiat gesekan dapat diaaikan <namun harus diperhitungkan
kalau ternyata !ukup esar=.
2. Penggunaan tendon yang sera sama untuk seluruh panjang komponen struktur.
ProsedurFlangkah-langkah analisis @
0. +amarkan diagram momen primer <M
p
= untuk seluruh alok menerus tanpa
tumpuan akiat eksentrisitas gaya prategang. "iagram momen ini dapat dengan
mudah dihasilkan dengan menggamarkan kur>a eksentrimitas namun dengan
skala yang sesuai 'Gamar ,"- &.
M
r
C T . e
0
..........................................................................................<7.4=
dengan T C gaya prategang e11ekti1 <konstan=.
'. +amarkan diagram pemeanan yang ersesuaian dengan entuk tendon, yang
dapat dilakukan seagai erikut @
<lihat Gamar ,"- d&
\ Bila kael patah, timul ean terpusat pada parahan seesar @
P C T Sin
'
...................................................................<7.3 a=
\\ Bila kael melengkung <paraola= timul ean merata seesar @
C
'
'
/
Y sin T
............................................................<7.3 =
\\\ *ael lurus tidak menimulkan ean.
2. Sekarang, dengan ean yang diperoleh di atas untuk alok menerus dengan
tumpuan seenarnya, dan masukkan setiap momen yang mungkin terjadi pada
ujung-ujung alok akiat eksentrisitas !gs, hitunglah momen resultante <momen
akhir C momen resultante C M
,
= dengan metode !ross atau metoda yang lain, lihat
Gamar ,"9 e.
Program Studi Teknik Sipil,
7'
Struktur Beton Pratekan
+amar 7.) Menghitung garis-!
4. +aris-A pada Gamar ,"- a, sekarang diperoleh dengan !ara mentranspormasikan
se!ara linier garis !gs. sedemikian rupa sehingga diperoleh eksentrisitas <e
'
= di atas
tumpuan yang ersesuaian dengan momen resultante <M
,
=, sehingga @
e
'
C
T
M
,
.................................................................................<7.5=
3. Atau garis-! yang se!ara liner menyimpang dari garis !gs akan mempunyai entuk
intrinsik seperti garis !gs, sehingga dapat digamarkan dengan mudah. Momen
sekunder dierikan oleh de>iasi antara garis-! dan garis !gs. 8ika diinginkan
momen sekunder ini dapat dihitung dengan huungan sederhana @
Momen sekunder M
s
C M
,
- M
P
dan de>iasi a dari garis-! terhadap garis !gs. dapat dierikan oleh @
lihat Gamar ,"- a
a C
T
M M
P ,
..................................................................<7.7=
1.1 T$#ns"!$)#si Linie$
Transpormasi linier adalah pemindahan atau pergeseran kael <!gs ? line= tanpa
menyeakan peruahan garis-! <!-line=. Seperti dipetahui garis-! diseakan oleh
Program Studi Teknik Sipil,
72
Struktur Beton Pratekan
akiat lengkungan kael dan juga patahan kael. Apaila menggeser kael tanpa
meruah sudut patahan atau sudut lengkungan, maka ean pengaruhnya tetap,
sehingga garis-! akan tetap pula.
Teori dari B+%Y$NB
"i dalam struktur-struktur eton prategang statis tak tentu, dimungkinkan untuk
memuat modi1ikasi-modi1ikasi sederhana pada suatu pro1il tendon yang ditentukan
leih dahulu tanpa meruah garis tekanan dalam atang. -ni adalah suatu si1at penting
dari alok-alok kontinu prategang, pertama kali di u!apkan oleh B+%Y$NB seagai
erikut @
"alam suatu alok prategang kontinu, kalau pro1il tendon dipindahkan >erti!al
pada salah satu dari tumpuan-tumpuan pertengahan dengan suatu nilai, tetapi tanpa
meruah entuk hakikinya di antara tumpuan-tumpuan, resultante garis tekanan tidak
eruah.
*egunaan transpormasi linier dalam disain alok menerus, dimana kita
menginginkan suatu garis-! tertentu. +aris-! terseut dapat dihasilkan dari erma!am-
ma!am posisi tendon, dan diamil yang teraik posisinya. Bila garis-! erimpit dengan
posisi !gs-line, maka posisi tendon yang demikian diseut BA$NA$,"ANAY $&
AAB/EB <tendon yang konkordan=.
1.? Penen%+#n P$!fi2 Ten-!n K!n(!$-#n
*arena pada alok sederhana atas dua tumpuan garis-! dan garis !gs selalu
erimpit, maka selalu terjadi concordanc: o0 cale. "i dalam disain atang-atang
eton prategang kontinu, seringkali perlu untuk menentukan suatu pro1il tendon yang
terletak di dalam atas daerah desakan dan juga memenuhi syarat-syarat untuk
konkordan.
Suatu metoda umum erdasarkan atas prinsip-prinsip kerja >irtuil diuraikan
untuk menentukan pro1il tendon konkordan.
"e1leksi pada suatu titik dalam alok karena pemeanan dinyatakan seagai @
a C
E-
dG m M
........................................................................................<7.6=
dimana @ M C momen primer
m C momen karena ean satuan yang dipakai pada titik dimana diperlukan
de1leksi.
Program Studi Teknik Sipil,
74
Struktur Beton Pratekan
E- C kekakuan lentur alok.
dengan menggunakan de1erensial @
a C
E
m M *
.........................................................................................<7.)=
dengan @ * C
-
dG
"alam alok eton prategang, M C P . e <momen primer=, maka @
a C
E
k m e P
oleh karena P dan E, konstan sepanjang alok @
a C
( )
e m *
E
P
untuk suatu pro1il konkordan, a C (.
Sehingga dengan demikian, untuk memperoleh konkordan kael, maka
eksentrisitas kael sepanjang alok disusun sedemikian untuk memenuhi syarat
erikut @
*arena @
E
P
tidak sama dengan nol, maka @
* m e C (
1.@ Dis#in B#2!( Be%!n P$#%e&#n& K!n%in+
"isain dari struktur eton prategang statis tak tentu meliatkan perhitungan
momen-momen maksimum dan minimum pada eragai potongan melintang atang
sedemikian sehingga memperoleh atas-atas momen yang umumnya menentukan
dimensi-dimensi potongan melintang dari atang.
Berikut adalah langkah-langkah yang minimal harus ditempuh dalam disain alok
menerusFkontinu @
0. .itung momen-momen positi1 dan negati1 maksimum akiat ean hidup dan ean
mati pada eragai potongan.
Mr C M maG ? M min ............................................................................<7.02=
'. "imensi-dimensi potongan melintang dapat dihitung @
P C
1!X
Mr
5
h
'
..............................................................................<7.04=
dengan @ 1!V C tegangan tekan yang dii:inkan pada eton.
Program Studi Teknik Sipil,
73
Struktur Beton Pratekan
C (,4 h sFd (,3 h <diasumsikan
sehingga esarnya h dapat dihitung.
2. +aya prategang minimum yang diperlukan dihitung dengan @
T C
2 F h
Mr
...............................................................................................<7.03=
4. "aerah aman kael diperoleh dengan menggamarkan @
a min C
Ta
min M
<dari serat a#ah= ............................................<7.05 a=
a maG C
Ta
maG M
<dari serat atas= ...............................................<7.05 =
3. Pro1il suatu tendon yang terletak didalam daerah atas dan sesuai dengan suatu
pro1il konkordan ditentukan.
5. Tegangan yang timul pada penampang eton diperiksa juga total kehilangan
prategangan diperiksa.
7. Pro1il kael, kalau perlu dapat ditranspormasikan linier.
Program Studi Teknik Sipil,
75
Struktur Beton Pratekan
BAB VIII
PRATEGANG SEBAGIAN DAN TULANGAN NON PRATEGANG
?.1 P$#%e&#n& Se*#&i#n
*etika eton prategang diperkenalkan pada tahun 0)2(-an. &iloso1i disainnya
adalah menemukan suatu jenis ahan aru dengan memuat eton erada dalam
keadaan tekan sedemikian rupa sehingga tidak ada agian eton terseut yang tertarik,
setidaknya pada tahap ean kerja. Pada akhir tahun 0)4(-an, pengamatan atas struktur-
struktur seelumnya menunjukkan adanya kekuatan ekstra pada struktur. $leh karena
itu, seagian para ahli per!aya ah#a tegangan tarik dengan jumlah tertentu dapat
dii:inkan dalam disain.
Bereda sekali dengan kriteria seelumnya yang tidak memperkenankan adanya
tegangan tarik, yang diseut Bprategang penuhB <06ll 1re/2e//ing=, metode disain yang
mengi:inkan adanya sejumlah tegangan tarik sering dinamakan Bprategang seagianB
<1ar2ial 1re/2re//ing=.
%ntuk menyediakan keamanan tamahan untuk eton prategang seagian,
tulangan non-prategang <tulangan iasa= sering ditamahkan untuk memerikan
kekuatan atas yang leih tinggi, pada alok dan untuk memikul tegangan tarik pada
eton. %ntuk alok ini, seagian tulangan diprategangkan dan seagian lagi tidak.
*eadaan ini juga merupakan metoda Bprategang seagianB, sehingga prategang
seagian erarti salah satu atau kedua dari kondisi-kondisi erikut ini @
0. "i a#ah kondisi ean kerja, adanya tegangan tarik pada eton dii:inkan.
'. Tulangan non-prategang <tulangan iasa= digunakan pada komponen struktur.
Suatu keuntungan penting dari prategang seagian adalah erkurangnya
lendutan ke atas <!amer=. Pengurangan lendutan ke atas menjadi minimum adalah
penting, khususnya ila ean gelegar atau ean mati relati1 ke!il diandingkan
dengan ean ren!ana total.
Prategang seagian dapat diperoleh dengan salah satu dari eerapa erikut @
0. "engan menggunakan aja yang leih sedikit untuk prategang@ ini akan menghemat
aja, tetapi juga mengurangi kekuatan atas yang esarnya hampir eranding lurus
terhadap jumlah aja.
'. "engan menggunakan aja tegangan tarik tinggi yang sama jumlahnya, tetapi
seagian tetap merupakan tulangan iasa <non-prategang=N ini akan menghemat
Program Studi Teknik Sipil,
77
Struktur Beton Pratekan
sejumlah penarikan dan pengankuran, dan dapat meningkatkan kekenyalan tetapi
mengakiatkan terjadinya retak yang leih dini dan kekuatan atas yang sedikit
leih ke!il.
2. "engan menggunakan jumlah aja yang sama, tetapi dengan tingkat penarikan yang
leih rendahN pengaruh dari !ara ini serupa dengan metode ', tetapi tanpa
penghematan angkur ujung.
4. "engan menggunakan aja prategang yang leih ke!il dan menamahkan sejumlah
aja lunak untuk tulanganN ini akan memerikan kekuatan atas yang diinginkan dan
akan menghasilkan kekenyalan yang leih esar tetapi dengan retak yang leih dini.
Seorang ahli harus mempertimangkan metode mana yang diinginkan untuk
suatu struktur tertentu. *euntungan dan kerugian prategang seagian diandingkan
dengan prategang penuh, seagai erikut @
*euntungan@
0. Pengendalian lendutan ke atas <!amer= yang leih aik.
'. Penghematan dalam jumlah aja prategang.
2. Penghematan dalam pekerjaan penarikan dan pengangkuran ujung.
4. *emungkinan kekenyalan yang leih esar pada struktur.
3. Peman1aatan yang ekonomis dari aja lunak.
*erugian@
0. ,etak yang leih dini.
'. /endutan yang leih esar akiat ean erleihan.
2. Tegangan tarik utama yang leih tinggi di a#ah ean keris.
4. Sedikit pengurangan dalam kekuatan lentur atas untuk jumlah aja yang sama.
?. Pen&&+n##n T+2#n&#n N!n > P$#%e&#n&
Beton prategang parsial yang akan diahas selanjutnya adalah konstruksi eton
yang penampangnya mengandung dua ma!am tulangan, yaitu tulangan prategang
<diseut tulangan akti1= dan aja non-prategang <aja tulangan iasa yang diseut
dengan tulangan passi1=.
Menurut AEBF&-P 0)7(, eton ini termasuk kelas ---, yaitu eton ertulang
prategang. Pada kelas ini terjadinya retak pada penampang merupakan hal yang #ajar
<normal=, akan tetapi lear retak harus diatasi menurut si1at agresi1 dari lingkungan
sekitarnya.
Program Studi Teknik Sipil,
76
Struktur Beton Pratekan
?..1 K!nse" Pe$3i%+n&#n
Berhuung didalam penampang ada dua ma!am tulangan yang dalam tahap
pemeanan kerja mempunyai konsep perhitungan yang ereda, maka kita perlu
men!ari dasar perhitungan yang erlaku untuk keduanya.
"alam tahap pemeanan kerja <tahap elastis=, perhitungan eton ertulang
didasarkan pada keadaan retak dari penampang, karena tulangan itu er1ungsi untuk
mengamil alih gaya tarik yang tidak dapat lagi dipikul oleh eton, sedangkan dalam
hal eton prategang, perhitungan didasarkan pada keadaan penampang utuh <tidak
retak=. Namun demikian dalam keadaan atas, antara eton ertulang dan eton
prategang ini mempunyai pola yang tidak egitu ereda seperti terlihat dalam gamar
erikut @
+amar 6.0 Beton ertulang iasa
Program Studi Teknik Sipil,
7)
Struktur Beton Pratekan
+amar 6.' Beton prategang
Apaila kita andingkan kedua diagram diatas, pada ean kerja ereda sama
sekali, tetapi pada keadaan ean atas peredaannya terletak hanya pada de1ormasi
a#al <
ai
= pada eton prategang. *ita dapat menarik kesimpulan, ah#a jika pada suatu
penampang terdapat tulangan prategang <akti1= dan tulangan non-prategang <passi1=,
maka dalam keadaan atas, diagramnya tinggal menggaungkan kedua diagram diatas
seperti gamar 6.2 seperti erikut @
+amar 6.2 Beton prategang parsial <Beton Berulang Prategang=
Berdasarkan pemikiran diatas maka perhitungan tulangan non-prategang <passi1=
pada penampang eton prategang parsial paling !o!ok didasarkan pada keadaan atas.
?.. R#%i! P$#%e&#n& P#$si#2
Partial Prestressing ,atio PP, <,atio Prategang Parsial=, yaitu agian momen
atas <M
0
= yang diimangi oleh tulangan prategang diagi dengan momen atas total
yang diimangi oleh tulangan prategang dan non-prategang.
/ihat gamar 6.2 atau @
PP, C
p <M!=
<M!=s
+ /
................................................................................<6.0=
Program Studi Teknik Sipil,
6(
Struktur Beton Pratekan
dengan
<M!=s @ momen atas yang diimangi oleh tulangan prategang
<M!=
s
E p @ momen atas total yang diimangi oleh tulangan prategang dan non-
prategang.
*edudukan garis netral <tinggi G = di!ari sedemikian rupa sehingga keseimangan
penampang ter!apai, artinya ah#a N
u
C N
a
E N <lihat Gamar 9"(&. Pen!arian harga
G yang memenuhi keseimangan ini dilakukan dengan jalan memutar-mutar idang
de1ormasi dengan sumu putar s
u
atau s du yang mana ter!apai terleih dahulu.
*eseimangan gaya-gaya horisontal.
N
u
C N
a
- N C (...........................................................................................<6.'=
dengan @ N
0
u
C G
N
a
C N
a
.
au
N C N .
pu
Momen atas yang diimangi oleh tulangan prategang @
<M!=
s
C <A
!
. a
au
. :
'
= ................................................................................<6.2=
Momen atas total yang diimangi oleh tulangan prategang dan non- prategang @
<M!=
a E p
C <A
'
.
au
= :
!
E <A
p
.
pu
= :
p
......................................................<6.4=
8ika suatu struktur akan diren!anakan dengan eton prategang parsial, terleih
dahulu struktur terseut harus dihitung untuk prategang penuhnya, karena kemampuan
atas prategang parsial harus sama dengan kemampuan atas eton prategang penuh
yang ersangkutan. *emudian dengan mengamil presentase prategang yang O 5(M,
kita dapat menghitung luas tulangan passi1nya <non-prategang=.
Program Studi Teknik Sipil,
60
Struktur Beton Pratekan
DAFTAR PUSTAKA
0. Na#y, +.N. <'((0=. Beton Prategang <Suatu Pendekatan "asar=. "iterjemahkan
oleh@ Suryoatmono. Penerit N Erlangga. 8akarta.
'. Budiadi. <'((6=. "esain Praktis Beton Prategang. Penerit @ Andi Yogyakarta.
2. SN- (2-'674-'((', Ta2a cara 1erencanaan /2r6k26r e2on er26lang 6n26k
ang6nan ged6ng, oleh Badan Standar -ndonesia <BSN= '(('
4. .adipratomo, 9., BStruktur Beton PrategangB, No>a Bandung, 0)64.
Program Studi Teknik Sipil,
6'