Salah satu contoh : Pengendalian di kilang minyak bumi. Parameter yang harus dikendalikan didalam suatu proses adalah sebagai berikut : Parameter / Variabel yang paling umum : 1. Tekanan / Pressure, contoh : di dalam tangki, menara fraksinasi, pemipaan, dll. 2. Laju Alir / Flow, contoh : di dalam pipa , reaktor, dll. 3. Suhu / Temperatur, contoh : di dalam reaktor, penukar panas, dll. 4. Permukaan zat cair / Level, contoh : di sebuah tangki, dll. Parameter / Variabel lain yang cukup penting, antara lain : pH, Rpm, Warna, Densitas, dll. Karena kebutuhan yang lebih spesifik.
Sistem Pengendalian Proses adalah Gabungan serta kerja alat alat pengendalian otomatis, sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengendalian disebut sebagai Instrumentasi Pengendalian Proses. Kedua ilmu diatas saling berhubungan satu dengan lainnya, tetapi keduanya mempunyai hakikat yang berbeda. Contoh sederhana adalah setrika listrik, parameter yang dikendalikan adalah suhu, sedangkan instrumentasi yang mengendalikan adalah sakelar temperatur. Gabungan dari semua komponen itu mem bentuk sebuah sistem pengendalian proses.
> Langkah membandingkan antara besarnya variabel yang dikehendaki (Set Point) dengan besarnya Proses variabel akan menghasilkan selisih yang disebut dengan Error, sehingga : Error = Set Point Proses Variabel. di mana : Proses Variabel bisa lebih besar atau lebih kecil daripada Set Point. > Tugas dari operator diatas dapat digantikan oleh suatu Instrumentasi. Dimana operator hanya perlu menentukan besarnya Set Point saja. Sistem pengendalian seperti ini dikenal sebagai Sistem Pengendalian Otomatis. > Sistem Pengendalian Otomatis ini juga dikenal sebagai Sistem Pengendalian Tertutup.
> Adapun gambar diagram kotak untuk sistem pengendalian otomatis dapat dilihat dibawah ini.
> Pada sistem pengendalian proses otomatis selalu ada komponen-komponen pokok seperti elemen proses, elemen pengukuran (sensing element dan transmitter), elemen controller (Control unit), dan final control element (Control valve).
> Pada gambar diatas bagian controller mempunyai summing junction dengan tanda (+ / -) dan dititik inilah langkah membandingkan dengan mengurangi besaran Set Point dengan sinyal measurement variable. > Tanda negatif (-) di summing junction menunjukkan bahwa sistem pengendalian otomatis disebut dengan Negative Feedback . > Tanda positif (+) di summing junction menunjukkan bahwa sistem pengendalian otomatis disebut dengan Positive Feedback . Feedback ini harus dihindari karena memiliki bahaya yang cukup besar dan perlu kehati-hatian dalam menanganinya. > Disetiap controller ada pilihan, apakah ia akan bekerja increase-decrease atau increase-increase. Hal ini akan menghasilkan Feedback Negative atau Feedback Positive.
> Sebagai contoh Pengendalian Heat Exchanger seperti gambar diatas. > Pada proses diatas, input atau manipulated variable adalah flow steam dan output atau controlled variable adalah temperature fluida produk dalam hal ini air.
> Skala Controller adalah 0 100 % yang mewakili suhu 0 100 der.C. Load atau disturbance proses adalah perubahan pemakaian air panas. > Sensing elemen (thermocouple) dan Final control elemen ini adalah control valve yang bertugas memanipulasi besarnya flow steam.
> Secara grafis, ketiga besaran tersebut, Set Point, Output Controller dan Process Variable dapat digambarkan pada sebuah kurva waktu. Kurva Waktu adalah sebuah kurva yang menggambarkan secara grafis hubungan antara ketiga besaran diatas denga waktu.
> Ada dua kelompok response, yaitu Stabil (Stable) dan tidak stabil (Unstable). Kemudian kelompok stabil dibagi menjadi dua, yaitu Overdamped dan Underdamped, sedangkan kelompok tidak stabil dibagi menjadi dua, yaitu Sustain Oscillation atau Cycling dan Undamped.
Selanjutnya ..
Next Week