!"#$%&!&' )*)* +"!,-. /".,&*#&'0&' 12345642748 6494 127:4; "<4:=432 .!&# />?=34@448 />?;45A48B48 #4;45C %=:2 DEFF 1.Kondisi Saat Ini 2.Regulasi dan Kebijakan 3.Kegiatan Prioritas Tahun 2012 4. Kesimpulan 2 POKOK BAHASAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA 3 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT PEMBINAAN PROGRAM MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT PEMBINAAN PENGUSAHAAN MINERAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENGUSAHAAN BATUBARA DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA TUGAS DAN FUNGSI Tugas : Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang mineral dan batubara.
Fungsi : ! perumusan kebijakan di bidang mineral dan batubara; ! pelaksanaan kebijakan di bidang mineral dan batubara; ! penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang mineral dan batubara; ! pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mineral dan batubara; dan ! pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.
!-'1$+$ +&&, $'$ 5 5 1. Sumber daya mlneral dan baLubara lndonesla maslh cukup besar. " Sumber daya baLubara 103,18 mlllar Lon (M1) dan cadangan sebesar 21.13M1 , " Sumberdaya komodlu uLama : nlkel 2,03 M1, Lembaga sebesar 82,3 [uLa Lon, baukslL sebesar 614 [uLa Lon, umah 2,06 [uLa Lon dan emas 6,3 rlbu Lon. 2. SaaL lnl LerdapaL 13 kk (mlneral), 49 k28 (baLubara) yang sudah dalam Lahap produksl dan lu sebanyak 3.086 buah k Lelah dlrubah men[adl lu (SLaLus MareL 2011). 3. 1erblLnya uu no 4/2009 LenLang erLambangan Mlneral dan 8aLubara memberlkan arah baru Lerhadap kebl[akan perLambangan mlneral dan baLubara ke-depan, Lermasuk: pengaLuran uMC, produksl mlnerba, nllal Lambah produk perLambangan, good mlnlng pracuce dll. 4. SekLor perLambangan memberlkan konLrbusl yang slgnlkan bagl pembangunan ekonoml lndoneslA (lnvesLasl, enerlmaan negara, Lenaga ker[a, Comdev, nllal Lambah, dll) PERKEMBANGAN SEKTOR PERTAMBANGAN !-'1$+$ +&&, $'$ PENERIMAAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA (Milyar Rp) 2009 2010*) 2011 2012 Penerimaan Pertambangan Umum 51.138,90 66.738,00 66.000,12 70.400,00 a. Pajak Pertambangan Umum 36.087,90 48.038,00 49.500,00 52.507,67 b. PNBP Pertambangan Umum 15.051,00 18.700,00 16.500,12 17.892,33 PNBP Panas Bumi * 425,07 - - - Realisasi Rencana**) *) PNBP Panas Bumi sejak tahun 2010 sudah tidak di Ditjen Mineral dan Batubara **) Rencana sementara/ akan berubah setelah APBN-P 6 - 10,000.00 20,000.00 30,000.00 40,000.00 50,000.00 60,000.00 70,000.00 80,000.00 2009 2010*) 2011 2012 - - - Penerimaan Pertambangan Umum a. Pajak Pertambangan Umum b. PNBP Pertambangan Umum PNBP Panas Bumi * Milyar Rp !-'1$+$ +&&, $'$ INVESTASI SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA 7 Realisasi Rencana !-'1$+$ +&&, $'$ Rencana Mineral Satuan 2009 2010*) 2011 Tembaga (ton) 999.259 878.376 665.158 Emas (kg) 128.844 104.536 102.562 Perak (kg) 327.794 278.780 278.431 Ni+Co in matte (ton) 68.228 77.185 70.500 Logam Timah (ton) 54.801 49.496 75.000 Bijih Nikel (ton) 6.099.673 7.522.759 8.500.000 Feronikel (mt) 12.550 18.688 18.000 Bauksit (mt) 5.424.113 15.595.048 10.000.000 Bijih Besi (mt) 5.172.443 3.865.385 5.000.000 Granit (m3) 1.730.370 2.343.133 2.500.000 Realisasi 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 16.000.000 *) Update data 24 Februari 2011
Terjadi penurunan produksi disebabkan: - Terjadi tanah longsor di tambang PT FI dan NNT - Penggalian bahan tambang kadar tinggi (di daerah longsoran) tidak optimal, pemindahan penggalian di daerah aman namun kadar berkurang PRODUKSI MINERAL 8 !-'1$+$ +&&, $'$ PRODUKSI BATUBARA 9 !"#$% '()* !""# !""$ !"%" !"%% !"%! &'()*+,- !"# !$# !%$ &!% &&! /(01,2-+ $" "' (% %' )! 3+,4(' *(& *'* !#) !") !$# 5167868 0 50 100 150 200 250 300 350 2008 2009 2010 2011 2012 Produksi Domestik Ekspor Juta Ton !-'1$+$ +&&, $'$ 10 Pembangunan Nasional Penerimaan negara 2011 : Rp 16.5 triliun *) Perkiraan CD 2011: Rp 1.2 triliun
Sumber Penerimaan Negara
Pembangunan Daerah Neraca Perdagangan
Investasi
Energi & Bahan Baku Domestik
Efek Berantai/ Ketenagakerjaan
*) Hanya untuk komoditi strategis tertentu Rencana produksi batubara 2011 : 327 juta ton Rencana Investasi 2011: 3.372 juta USD Rencana DMO batubara 2011: 79 juta ton Perkiraan tenaga kerja 2011: 145.910 orang +&+&.&' +,.&,"0$+ #$1&'0 *$'".#& ,&G)' DEFF !-'1$+$ +&&, $'$ SASARAN STRATEGIS MINERBA TAHUN 2011 1) Ketidakpastian hukum di bidang pertambangan dan tumpang tindih kebijakan lintas sektoral; 2) Masih belum sinkronnya beberapa legislasi lintas sektor (pertambangan, kehutanan, lingkungan, pertanahan, peraturan daerah dan tata ruang) dan/ atau antara pusat dan daerah; 3) Belum adanya legislasi peningkatan nilai tambah melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian; 4) Masih lambatnya proses rekomendasi dari Pemerintah Daerah; 5) Investasi terhambat akibat kepastian hukum yang belum sepenuhnya kondusif 6) Terbatasnya sarana prasarana (infrastruktur) yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam pengelolaan pertambangan (khususnya pembangunan rel kereta api angkutan batubara) 7) Masih adanya tumpang tindih lahan 8) Belum optimalnya sumber daya manusia dan kapasitas kelembagaan TANTANGAN DAN PERMASALAHAN 11 !-'1$+$ +&&, $'$ 1) Koordinasi dan sinkronisasi peraturan-peraturan terkait sektor pertambangan antar Kementerian dan/atau antara Pusat dan Daerah 2) Penyempurnaan peraturan perundang-undangan dan melengkapi peraturan pelaksananya untuk mewujudkan kepastian hukum 3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan pendidikan informal seperti diklat, in House Training, seminar, workshop, dll. 4) Meningkatkan investasi melalui : ! Promosi pengusahaan pengolahan dan pemurnian, dll ! Pelayanan informasi pengusahaan mineral terpadu (pusat dan daerah) ! Mendorong tumbuhnya usaha jasa pertambangan ! Inventarisasi investasi IUP dan usaha jasa 5) Memberikan insentif fiskal untuk menarik investasi khususnya investasi dalam bidang infrastruktur (jalan, pelabuhan, rel kerta api, dll) dan fasilitas pengolahan dan pemurnian UPAYA PENYELESAIAN 12 !-'1$+$ +&&, $'$ ! ng UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Regulasi Pendukung (PP, Permen, Kepmen,dll) Tujuan : Memanfaatkan Sumber daya Alam ,khususnya mineral dan batubara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sebesar-besarnya LANDASAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN ."0)H&+$ 22 pasal pada UU No. 4/2009 mengamanatkan diatur lebih lanjut dengan PP, yang selanjutnya dikelompokan menjadi PP. 3 PP yang sudah diterbitkan adalah sebagai berikut: 1. PP 22/2010 tentang Wilayah Pertambangan (pelaksanaan dari Pasal 12, Pasal 19, Pasal 25, Pasal 33, dan Pasal 89); 2. PP 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (pelaksanaan dari : Pasal 5 ayat (5), Pasal 34 ayat (3), Pasal 49, Pasal 63, Pasal 65 ayat (2), Pasal 76 ayat (3), Pasal 84, Pasal 86 ayat (2), Pasal 103 ayat (3), Pasal 109, Pasal 111 ayat (2), Pasal 112, Pasal 116 dan Pasal 156); 3. PP 55/2010 tentang Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara pelaksanaan dari Pasal 144 4. PP 78/2010 tentang reklamasi dan Pasca Tambang pelaksanaan dari Pasal 101 PERATURAN PEMERINTAH ."0)H&+$ Pengaturan dan Perencanaan Pertambangan Potensi kekayaan Minerba INVENTARISASI Nilai tambah mineral nasional Manfaat lokal Lingkungan Kepentingan industri nasional Devisa negara PENDAYAGUNAAN Pencadangan Minerba Optimalisasi penambangan, pengolahan dan/ atau pemurnian KONSERVASI Eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan/ atau pemurnian PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN USAHA INDUSTRI STRATEGIS (LISTRIK, FABRIKASI, MANUFAKTUR, dll) Sub Sektor Pertambangan (Industri Primer) Sub Sektor Perindustrian (Industri sekunder) Data hasil eksplorasi dan produksi PENGEMBANGAN (IPTEK/SDM) PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN RUANG LINGKUP KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA !"#$%&!&' 2011 Infrastruktur Terbatas Kemampuan Teknologi terbatas 2011-2015 2015-2025 1. Melaksanakan prioritas pemenuhan mineral dan batubara untuk kebutuhan dalam negeri 2. Memberikan kepastian dan transparansi didalam kegiatan pertambangan (regulasi pendukung UU Minerba, sanksi pelanggaran ketentuan, dll) 3. Melaksanakan peningkatan pengawasan dan pembinaan 4. Mendorong peningkatan investasi dan penerimaan negara Mendorong pengembangan nilai tambah produk komoditi hasil tambang (a.l. pengolahan, pemurnian, local content, local expenditure, tenaga kerja dan CSR) kL8l!AkAn: 1. Kaitan industri hulu dan hillir mineral nasional yang terjalin dengan kokoh 2. Industri nilai tambah produk pertambangan nasional berkontribusi pada perekonomian nasional 3. Kemampuan teknologi industri nilai tambah sudah kuat dan kokoh 4. Kemampuan SDM sudah berkembang dan menguasai teknologi. 1. Tercapainya pelaksanaan good mining practice 2. Tercapainya peningkatan produksi, penjualan investasi dan penerimaan negara 3. Mendorong pengolahan mineral 1. Sumber daya dan cadangan tersebar dan jumlahnya terbatas 2. Kebutuhan domestik meningkat 3. Pengolahan dan Pemurnian terbatas 4. Infrastruktur terbatas 5. Keahlian SDM masih terbatas 6. Kemampuan teknologi terbatas
A8AP kL8l!AkAn MlnL8AL uAn 8A1u8A8A UU No.4/2009 dan Peraturan Pendukungnya PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Kondisi saat ini Kondisi yang Diharapkan 1. UU Nomor. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan dalam Pasal 5 ayat (1) , bahwa : Untuk kepentingan nasional, Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dapat menetapkan kebijakan pengutamaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri. 2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 Pasal 84 ayat (1) : Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri. 3. Peraturan Menteri Nomor. 34 Tahun 2009 Tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri. 4. Keputusan Menteri Nomor. 1604.K/30/MEM/2010 Tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri tahun 2010 5. Keputusan Menteri ESDM No. 2360 K/30/MEM/2010 : Perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri (end user domestic) oleh pemakai batubara Tahun 2011 1*- *$'".&H 1&' #&,)#&.& 17 !"#$%&!&' PENYELESAIAN REGULASI PENDUKUNG # Telah diselesaikan 4 PP ( PP 22/2010 tentang Wilayah Pertambangan, PP 23/2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dan PP No.55/2010 Tentang Pembinaan Pengawasan, PP No.78/2010 Tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang )
# Telah diterbitkannya 3 (tiga) Permen ESDM dan 5 (lima) Kepmen ESDM
# Saat ini 20 Permen masih dalam proses penyelesaian (Peningkatan nilai tambah, Tatacara Penetapan WUP, WIUP, dll) KEBIJAKAN PENGELOLAAN !"#$%&!&' PENINGKATAN PENGAWASAN DAN PEMBINAAN # Sebanyak 5.086 buah KP Lelah dlrubah men[adl lu (SLaLus MareL 2011).
# Pelaksanaan peningkatan pengawasan dan pembinaan " Inspeksi terpadu Pemerintah Pusat dan Daerah " Pengawasan pelaksanan DMO minerba seluruh wilayah " Penyiapan inspektur tambang # Kerjasama dengan Tim OPN BPKP untuk melakukan audit terhadap perusahaan tambang di daerah. KEBIJAKAN PENGELOLAAN !"#$%&!&' MENDORONG PENINGKATAN INVESTASI DAN PENERIMAAN NEGARA # Pelayanan informasi pengusahaan mineral dan batubara terpadu (pusat dan daerah) # Inventarisasi data potensi pengembangan hilir # Peningkatan promosi investasi pertambangan mineral # Mendorong pemberian insentif untuk industri pengolahan dan pemurnian mineral # Fasilitasi penanganan permasalahan investasi (desk crisis) # Pengembangan infrastruktur untuk industri pertambangan # Fasilitasi pengembangan infrastruktur pertambangan # Mendorong tumbuhnya usaha jasa pertambangan KEBIJAKAN PENGELOLAAN !"#$%&!&' / " . , & * # & ' 0 & '
*$'".&H H-0&* *$'".&H '-'IH-0&* #&,)&' BATUBARA Bauksit, Pasir besi, Bijih besi, Nikel, Tembaga, Timah Zirkon, Felspar, Batu Gamping, Bentonit, Kaolin Batu Mulia,Granit, Marmer, Andesit # Optimalisasi nilai tambang # Penyediaan bahan baku industri # Penyerapan tenaga kerja # Peningkatan penerimaan negara 8ahan 8aku lndusLrl 8ahan 8angunan kL1APAnAn LnL8Cl Pemilahan Tergantung Kepada Kebutuhan dan Kebijakan Pembangunan Nasional PENINGKATAN NILAI TAMBAH 21 !"#$%&!&' 22 KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2012 NO KEGIATAN 1. Peningkatan pengawasan kegiatan pertambangan
2. Penerapan Good Mining Practice 3. Pengawasan kebijakan DMO mineral dan batubara
4.
! Menyelesaikan regulasi terkait subsektor mineral dan batubara (Permen dan Kepmen) ! Harmonisasi regulasi bidang pertambangan mineral dan batubara dengan sektor lain 5. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sub sektor mineral dan batubara
6. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah tambang 1. Kebijakan-kebijakan yang dihasilkan diharapkan akan memajukan dan mengembangkan sub sektor pertambangan mineral dan batubara Indonesia yang akan semakin meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan nasional. 2. Prinsip dari kebijakan tersebut akan mengutamakan kepentingan nasional dan prinsip berkelanjutan (sustainable). 3. Kebijakan Pengusahaan Mineral dan Batubara dikelola berdasar asas manfaat, keadilan, keseimbangan dan bersifat strategis sehingga dapat menguntungkan bagi para investor dan tentu saja mendatangkan manfaat bagi negara.