Anda di halaman 1dari 14

NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PUSPASARI KLEDOKAN CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta

Disusun Oleh: Ni Putu Mandalina Puspita Dewi 09150164

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2012
i

LEMBAR PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

ii

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PUSPASARI KLEDOKAN CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
INTISARI

Ni Putu Mandalina Puspita Dewi1, Sudarti2, Nonik Ayu Wantini3


Latar Belakang: ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Program ASI eksklusif sudah gencar di promosikan, tapi fakta menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif masih belum maksimal. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2010, cakupan ASI eksklusif mencapai 63,6% yang ditargetkan 80%. Berdasarkan dari studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu di Posyandu Puspasari tentang tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif 4 ibu sudah tahu tentang pengertian dan manfaat ASI eksklusif dan 6 ibu belum mengetahui tentang pengertian dan manfaat ASI eksklusif. Tujuan Penelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Posyandu Puspasari Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subyek penelitian ini ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Posyandu Puspasari Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 ibu, teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dan instrument yang digunakan yaitu kuisioner. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tinggi sebanyak 22 ibu atau 50,0%. Karakteristik tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif berdasarkan umur diketahui sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 36 ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 18 ibu atau 40,9%, berdasarkan paritas diketahui sebagian besar ibu dengan paritas 1 sebanyak 24 ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 16 ibu atau 36,4%, berdasarkan pendidikan diketahui sebagian besar ibu pendidikan terakhir SMA dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 12 ibu atau 27,3%. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Posyandu Puspasari Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta adalah tinggi. Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, ASI eksklusif.
1
2

Mahasiswa D III Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta Dosen Prodi D III Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta 3 Dosen Prodi D IV Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta

iii

PENDAHULUAN
Setiap ibu menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu dalam proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya11. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur 2 tahun9. Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi lantaran mengandung zat penangkal penyakit, yakni immunoglobulin. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada bayi, murah, serta bersih8. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, hanya 48,3% bayi memperoleh ASI pada umur 0-1 bulan, pemberian ASI pada umur 2-3 bulan sebesar 34,4%, dan pemberian ASI pada umur 4-5 bulan sebesar 17,8%. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, bayi yang memperoleh ASI eksklusif sebesar 27,2%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan ASI di Indonesia masih rendah14. ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai dengan tahun 2008 cakupan ASI eksklusif di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru mencapai 39,9%, menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56%. Sedangkan, pada tahun 2010 ini, cakupan ASI eksklusif meningkat mencapai 40,57% yang ditargetkan 80%4. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2010, cakupan ASI eksklusif mencapai 63,6%. Walaupun angka tersebut di atas angka nasional yaitu 27,2%, namun perlu upaya untuk meningkatkannya3. Komposisi ASI dan berbagai faktor pertumbuhan yang ada di dalam ASI sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak bayi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan cara pemberiannya. Inteligensia atau tingkat kecerdasan selain ditentukan oleh kondisi gizi juga dipengaruhi oleh genetik (unsur pembawa sifat keturunan) dan pengaruh lingkungan. Faktor-faktor intelegensia di atas yang dapat diusahakan oleh manusia agar mendapat tingkat kecerdasan yang optimal adalah faktor gizi dan lingkungan9. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 15 November 2011 di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta jumlah bayi usia 0-6 bulan 30 orang yang

datang ke posyandu. Pada saat melakukan studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara kepada 10 orang ibu bayi, didapatkan 4 (40%) ibu sudah mengetahui tentang pengertian dan manfaat ASI eksklusif, dan terdapat 6 (60%) ibu yang belum mengetahui tentang pengertian dan manfaat ASI eksklusif, karena kesibukan ibu sehingga kurang informasi tentang ASI eksklusif. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. 7Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Dengan pendekatan kuantitatif yaitu deskripsi variabel menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan tabel frekuensi. Dalam penelitian ini akan mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta pada tanggal 14 April 2012. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya12. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta pada April 2012. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 50 ibu bayi usia 0-6 bulan yang didapat dari kunjungan ibu pada saat penelitian. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini sebanyak 44 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
7

Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel didasarkan atas beberapa pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Ibu yang bersedia menjadi responden. 2) Ibu yang bisa membaca dan menulis. Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel adalah sebagai berikut:7

Keterangan: n N d : sampel : populasi : presisi dalam menduga proporsi

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang.

Alat pengumpulan data untuk pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan menggunakan kuisioner. Jenis kuisioner tertutup dimana responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk dengan tujuan agar lebih mengarahkan jawaban responden dan lebih mudah. Kuisioner berisi tentang pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuisioner kepada para ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan yang datang di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta. Sebelum kuisioner ini dibagikan, peneliti melakukan informed consent terlebih dahulu kepada responden. Sebelum mengisi responden dijelaskan tentang tujuan dan cara mengisi kuisioner. Pengisian kuisioner oleh responden dengan cara memilih jawaban yang sesuai dengan kesadaran responden dengan cara memberi tanda (X) pada kolom jawaban yang sesuai dan menjawab pertanyaan sesuai dengan yang dialami responden. Peneliti mendampingi selama responden mengisi kuisioner untuk mengantisipasi jika ada pertanyaan yang tidak dipahami. Pengambilan data dilakukan 1 kali pada tanggal 14 April 2012. Penelitian ini dibantu oleh asisten yang sebelumnya sudah melakukan kesepakatan persamaan persepsi pada instrument yang digunakan. Setelah dilakukan penyebaran kuisioner, data mentah diolah secara manual melalui tahap editing, coding, dan tabulating sesuai dengan pendekatan penelitian2. Analisis data dengan menggunakan univariat yaitu mendeskripsikan atau memaparkan hasil penelitian yang disajikan dengan deskriptif frekuensi (persentase). Penelitian hasil dilakukan dengan menghitung persentase dari tiap jawaban2, sebagai berikut: a. b. c. Baik : 76-100% jawaban benar

Cukup : 56-75% jawaban benar Kurang : 0-55% jawaban benar

Cara menghitung menggunakan persentase dengan rumus:

Keterangan: X f N = hasil presentase = frekuensi atau hasil pencapaian = total seluruh frekuensi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian


1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Posyandu Puspasari, Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman Yogyakarta. Posyandu ini berdiri di bawah tanggung jawab Puskesmas Depok III, petugas kesehatan datang setiap 3 bulan sekali. Posyandu Puspasari termasuk dalam Posyandu madya, yaitu terdapat 5 kader tetap dan 4 kader bergilir yang bertugas membuat makanan tambahan, semua kader pendidikan terakhirnya adalah SMA. Posyandu Puspasari melayani 5 meja, yaitu meja pendaftaran, meja penimbangan, meja pencatatan, meja penyuluhan, meja pelayanan kesehatan, dimana pada meja pelayanan kesehatan diberikan setiap kali petugas kesehatan datang. Pelayanan kesehatan yang diberikan terutama untuk balita (imunisasi dan timbang berat badan), konseling KB, dan promosi kesehatan. Posyandu Puspasari diadakan setiap 1 bulan sekali yaitu pada tanggal 15 tiap bulannya. 2. Karakteristik Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 44 ibu, yang meliputi karakteristik umur responden, pendidikan, pekerjaan, dan paritas sebagai berikut : Tabel 4.1. Karakteristik Ibu di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta Karakteristik Umur Pendidikan Rincian 20-35 tahun >35 tahun SD SMP SMA PT IRT Swasta 1 2 4 44 Jumlah (n) 36 8 10 14 18 2 40 4 24 18 2 100,0 Persentase (%) 81,8 18,2 22,7 31,8 40,9 4,6 90,9 9,1 54,5 40,9 4,6

Pekerjaan Paritas

Total Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa ibu dalam penelitian ini adalah sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 36 ibu atau 81,8%. Mayoritas pendidikan ibu adalah SMA sebanyak 18 ibu atau 40,9%, sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 40 ibu atau 90,9%. Sebagian besar ibu dengan paritas 1 (pernah melahirkan 1 kali) yaitu sebanyak 24 ibu atau 54,5%. 3. Analisis Univariat a. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif No Tingkat Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif Baik Cukup Kurang Jumlah (n) 22 19 3 44 Persentase (%) 50,0 43,2 6,8 100,0

1 2 3 Jumlah Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dari 44 ibu yang diambil sebagai sampel, diketahui sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tinggi sebanyak 22 ibu atau 50,0%, sedangkan sebagian kecil tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif rendah sebanyak 3 ibu atau 6,8%. b. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Berdasarkan Umur Tabel 4.3.Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur Pengetahuan Rendah Sedang n % n % Umur 20-35 3 6,8 15 34,1 > 35 0 0,0 4 9,1 Total 3 6,8 19 43,2 Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Variabel Tinggi n % 18 40,9 4 9,1 22 50,0 Total N 36 8 44 % 81,8 18,2 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dari 44 ibu yang diambil sebagai sampel, diketahui sebagian besar ibu yang berumur 20-35 tahun dengan tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif tinggi sebanyak 18 ibu atau 40,9%, sedangkan sebagian kecil ibu yang berumur >35 tahun dengan tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif sedang dan tinggi masingmasing sebanyak 4 ibu atau 9,1%. c. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Berdasarkan Paritas Tabel 4.4. Tabel SilangTingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan Paritas

Pengetahuan Rendah Sedang Variabel n % n % Paritas 1 2 4,5 6 13,6 2 1 2,3 13 29,5 4 0 0,0 0 0,0 Total 3 6,8 19 43,2 Sumber : Data Primer Diolah, 2012

Tinggi n % 16 36,4 4 9,1 2 4,5 22 50,0

Total n 24 18 2 44 % 54,5 41,0 4,5 100,0

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dari 44 ibu yang diambil sebagai sampel, diketahui sebagian besar ibu yang dengan paritas 1 yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif tinggi sebanyak 16 ibu atau 36,4%, sebagian besar paritas 2 yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif sedang sebanyak 13 ibu atau 29,5%, dan sebagian besar paritas 4 yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif tinggi sebanyak 2 ibu atau 4,5%. d. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.5. Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pendidikan Rendah n % Pendidikan SD 1 2,3 SMP 0 0,0 SMA 2 4,5 PT 0 0,0 Total 3 6,8 Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Variabel Pengetahuan Sedang n % 7 15,9 8 18,2 4 9,1 0 0,0 19 43,2 Tinggi n % 2 4,5 6 13,6 12 27,3 2 4,5 22 50,0 Total n 10 14 18 2 44 % 22,7 31,8 41,0 4,5 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dari 44 ibu yang diambil sebagai sampel, sebagian besar ibu yang berpendidikan SD tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif sedang sebanyak 7 ibu atau 15,9%, sebagian besar ibu yang berpendidikan SMP tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif sedang sebanyak 8 ibu atau 18,2%, sebagian besar ibu yang berpendidikan SMA tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif tinggi sebanyak 12 ibu atau 27,3%, dan sebagian besar ibu yang berpendidikan PT tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif tinggi sebanyak 2 ibu atau 4,5%.

PEMBAHASAN
1. Karakteristik Hasil karakteristik ibu menyusui sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 36 ibu menyusui atau 81,8%. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur ibu di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta sebagian besar usianya sudah baik untuk reproduksi. Dimana usia ibu masa produktif yaitu pada umur >20-35 tahun, sedangkan usia tidak produktif <20 tahun dan >35 tahun13. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin tua, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Diketahui kebanyakan ibu dengan pendidikannya adalah SMA sebanyak 18 ibu atau 40,9%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan ibu di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta, memiliki pendidikan tingkat menengah. Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Mayoritas ibu tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 40 ibu menyusui atau 90,9%. Sehingga sedikit hambatan dalam pemberian ASI eksklusif karena ibu mempunyai banyak waktu untuk menyusui anaknya. Sebagian besar responden dengan paritas 1 sebanyak 24 menyusui atau 54,5%, sehingga cenderung masih suka mencari informasi tentang ASI eksklusif, hal ini mempengaruhi sebagian besar ibu memberikan ASI eksklusif pada anaknya di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta. 2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Hasil analisis deskripsi menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif tinggi sebanyak 22 ibu atau 50,0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di Posyandu Puspasari Kledokan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif tinggi. Tingginya pengetahuan ibu dapat dilihat dari banyaknya ibu yang menjawab benar pada pertanyaan seputar pengetahuan ibu tentang pengertian ASI eksklusif pada item pertanyaan nomor 1 ibu menjawab benar sebanyak 40 ibu, manfaat ASI eksklusif pada item pertanyaan nomor 15 dan 17 semua ibu menjawab benar yaitu 44 ibu. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tinggi perlu dipertahankan, sedangkan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sedang dan rendah perlu ditingkatkan dengan cara mencari informasi dari tenaga kesehatan, iklan televisi, banyak membaca buku atau media cetak lain yang berkaitan dengan kesehatan dan ASI Eksklusif. Hasil penelitian ini didukung oleh1 yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di BPS Tri Rahayu Setyaningsih Cangkringan Sleman Yogyakarta adalah tinggi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan juga dapat di definisikan sebagai kumpulan informasi yang di perbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri atau lingkungannya6. 3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Berdasarkan Umur Hasil analisis deskripsi menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang berumur 20-35 tahun dengan tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif tinggi sebanyak 18 ibu atau 40,9%. Hasil penelitian ini didukung oleh1 yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang berumur 20-35 tahun tentang ASI Eksklusif di BPS Tri Rahayu Setyaningsih Cangkringan Sleman Yogyakarta, tinggi. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin tua, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi dewasanya. Hal ini sebagai akibat dari kematangan dan pengalaman jiwa. Pengetahuan sebagai suatu pembentukan seseorang yang terus menerus mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu untuk mencari informasi. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal hampir tidak ada penurunan pada usia madya5. 4. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Berdasarkan Paritas Hasil analisis deskripsi menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang dengan paritas 1 yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif tinggi sebanyak 16 ibu atau 36,4%. Hasil peneilitian ini didukung oleh1, yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dengan paritas 1 tentang ASI Eksklusif di BPS Tri Rahayu Setyaningsih Cangkringan Sleman Yogyakarta, adalah tinggi. Paritas merupakan jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup di luar rahim. Paritas sangat berpengaruh sekali terhadap penerimaan seseorang terhadap pengetahuan, semakin banyak pengalaman seorang ibu maka penerimaan akan pengetahuan semakin mudah. Dimana sesuatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan yang didapat. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu5. Di Posyandu Puspasari

sebagian besar ibu dengan paritas 1 yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sehingga tidak sesuai dengan teori dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengetahuan. 5. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Berdasarkan Pendidikan Hasil analisis deskripsi menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang berpendidikan SMA dan PT dengan tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif tinggi sebanyak 12 ibu atau 27,3% dan 2 ibu atau 4.5%. Hasil penelitian ini didukung oleh1 yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu yang berpendidikan SMA dan PT tentang ASI Eksklusif di BPS Tri Rahayu Setyaningsih Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, tinggi. Hal ini didukung juga oleh10, Dari hasil tabulasai silang antara pengetahuan dengan pendidikan didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu di RB Amanda Gamping, Sleman, Yogyakarta yang berpendidikan SMA dan PT memiliki pengetahuan baik. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut6. Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk membuat agar perilaku masyarakat itu kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka dan orang lain, dan kemana harus mencari pengobatan disebut tingkat kesadaran atau pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut health literacy. Bagi sebagian ibu, menyusui bayi merupakan tindakan yang alamiah dan naluriah. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa menyusui tidak perlu dipelajari. Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi. Mereka hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan yang diperlukan bayi tanpa memperhatikan aspek lainnya 8.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan


1. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Posyandu Puspasari Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta dalam kategori tinggi (50%). 2. Ibu menyusui di Posyandu Puspasari Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta sebagian besar berusia 20-35 tahun, pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja (sebagai IRT), dan merupakan paritas 1. 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif berdasarkan umur sebagian besar berumur 2035 tahun dalam kategori tinggi (40,9%). 4. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif berdasarkan paritas sebagain besar merupakan paritas 1 dalam kategori tinggi (36,4%). 5. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan SMA dalam kategori tinggi (27,3%).

Saran
1. Bagi Universitas Respati Yogyakarta Hasil penelitian ini untuk dijadikan sebagai tambahan kepustakaan dan untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif. 2. Bagi Posyandu Puspasari Kledokan Hasil penelitian ini untuk dapat digunakan sebagai masukan tentang pemberian ASI eksklusif bagi para kader di Posyandu Puspasari Kledokan dalam memberikan penyuluhan atau masukan kepada ibu-ibu menyusui tentang ASI eksklusif. Dimana tingkat pengetahuan ibu yang tinggi dipertahankan, sedangkan yang sedang dan rendah ditingkatkan dengan tambahan informasi tentang ASI eksklusif. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih mendalam yang sejenis ini dengan mencari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif.

10

DAFTAR PUSTAKA
1. Antari, N.K.T. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Kepatuhan Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-9 Bulan di BPS Tri Rahayu Setyaningsih Cangkringan Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Respati Yogyakarta. 2. 3. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis). Jakarta: PT Rineka Cipta. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. 2010. Frofil Kesehatan Kebupaten Sleman. Sleman: Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. 4. Dinas Kesehatan Provinsi D.I.Y. 2010. Frofil Kesehatan Provinsi D.I.Y. Yogyakarta: Dinkes Provinsi DIY 5. 6. 7. 8. 9. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press. Purwanti, H.S. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif : Buku Saku Untuk Bidan. Jakarta: EGC. 10. Puspita, R. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pengetahuan Tentang Anemia Defisiensi Zat Besi di RB Amanda Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta Tahun 2011. Yogyakarta: Universitas Respati Yogyakarta. 11. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. 12. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 13. Soetjiningsih. 2004. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya . Jakarta: Sagung Seto 14. Yekti, W. 2010. Internet. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif: Akurasi dan Interpretasi Data Survei dan Laporan Program. http://www.scribd.com/doc/50072628/cakupan-pemberianasi-eksklusif. Diakses tanggal 4 Januari 2012.

11

Anda mungkin juga menyukai