=
r
i r
ce
W
g
I
g
v x W
v (2.3a)
Gambar 2.11 Notasi yang digunakan dalam rumus dinamis tiang pancang
Sumber : Hardiyatmo, 2002
Segera setelah tumbukan, momentum tiang (M
p
) =I, maka kecepatan tiang :
( )
I
W
g
v
p
ce
= (2.3b)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Bila dianggap tiang dan ram belum terpisah pada periode akhir kompresi,
kecepatan sesaat tiang dan ram sama. Oleh sebab itu dari persamaan (2.3a) dan
(2.3b):
( )
( )
p r
r
i
W W g
x W
v I
+
=
p
W
(2.3c)
Pada akhir periode restitusi, momentum tiang :
p
p
v
g
W
nI I = + (2.3d)
Subsitusikan persamaan (2.3c) ke persamaan (2.3d) diperoleh :
i
p r
r r
p
v
W W
W n W
v
+
+
= (2.3e)
Pada akhir periode restitusi, momentum ram :
g
v x W
nI I
g
v x W
r r
i p
= (2.3f)
Subsitusikan persamaan (2.3c) ke persamaan (2.3f) diperoleh :
i
p r
p r
r
v
W W
W n W
v
+
= (2.3g)
Energi total yang tersedia dalam tiang dan ram pada akhir periode restitusi adalah:
(1/2 mv
2
)ram + (1/2 mv
2
)pile
Subsitusikan persamaan (2.3e) dan persamaan (2.3g) dengan beberapa persamaan
dapat diperoleh :
p r
p r
r h p
p
r
r
W W
W n W
h W e v
g
W
v
g
W
+
+
+
2
2 2
2 2
(2.3h)
J ika sistem 100% efisien, Qu dikalikan dengan perpindahan tiang (s) :
Q
u
s = e
h
W
r
h
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Perpindahan puncak tiang sesaat adalah s +k
1
+k
2
+k
3 ,
dimana hanya (s) yang
permanen. Energi input aktual pada tiang :
e
h
W
r
h = Qu (s +k
1
+k
2
+k
3
) = Qu (s +C)
penggantian suku pertama energi ekivalen dengan ekivalen dari persamaan (2.3h),
diperoleh :
p r
p r
r h
W W
W n W
C s
h W e
Qu
+
+
+
=
2
(2.3i)
Cumming (1940) menunjukkan bahwa persamaan (2.3h) telah
mengikutsertakan efek-efek kehilangan yang diasosiasikan dengan k
1,
bentuk dari
persamaan (2.3i) umumnya lebih diterima dan dipakai.
Suku k
2
dapat diambil sebagai pemampatan elastis dari tiang
AE
L x Q
u
.dengan
energi regang yang bersangkutan sebesar
AE
L x Q
u
2
2
.
Nilai-nilai k
1
dapat dilihat dari Tabel 2.2. Nilai efisiensi pemukul (e
h
)
bergantung pada kondisi pemukul dan blok penutup (capblock) dan kondisi tanah
(khususnya untuk pemukul uap). J ika belum ada data yangtepat, nilai-nilai e
h
dalam Tabel 2.3 dapat dipakai sebagai acuan. Nilai-nilai restitusi n ditunjuk
dalam Tabel 2.4, dimana nilai-nilai aktualnya bergantung pada tipe dan kondisi
bahan capblock dan bantalan kepala tiang.
Nilai k
3
dapat diambil (Bowles, 1982)
K
3
= 0 untuk tanah keras (batu, pasir sangat padat dan kerikil)
= 2,5 mm 5 mm pada tanah yang lainnya
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 2.2 Nilai-nilai k
1
(Chellis,1961)
Bahan Tiang
Nilai k
1
(mm) ,untuk tegangan akibat
pukulan pemancangan di kepala tiang
3.5 MPa 7 MPa 10.5 MPa 14 MPa
Tiang baja atau pipa langsung pada
kepala tiang
0 0 0 0
Tiang langsung pada kepala tiang 1.3 2.5 3.8 5
Tiang beton pracetak dengan 75-110
mm bantalan di dalam cap
3 6 9 12.5
Baja tertutup cap yang berisi
bantalan kayu untuk tiang baja H
atau tiang pipa
1 2 3 4
Piringan fiber 5 mm diantara dua
pelat baja 10 mm
0.5 1 1.5 2
Sumber : Bowles,1993
Tabel 2.3 Nilai Efisiensi e
h
(Bowles, 1977)
Type Efisiensi (e
h
)
Pemukul Jatuh (Drop Hammer)
Pemukul Aksi Tunggal (Single Acting Hammer)
Pemukul Aksi Dobel (Double Acting Hammer)
Pemukul Diesel (Diesel Hammer)
0.75 1.0
0.75 0.85
0.85
0.85 1.0
Sumber : Bowles,1993
Tabel 2.4 Koefiensi restitusi n ( ASCE, 1941)
Material n
Broomed wood 0
Tiang kayu padat pada tiang baja 0.25
Bantalan kayu padat pada tiang 0.32
Bantalan kayu padat pada alas tiang 0.40
Landasan baja pada baja (steel on steel anvil) pada tiang baja atau
beton
0.50
Pemukul besi cor pada tiang beton tanpa penutup (cap) 0.40
Sumber : Bowles,1993
Dengan menuliskan persamaan (2.3i) serta mengeluarkan faktor dari
semua suku k untuk energi regang. Maka rumus yang digunakan untuk persamaan
Hilley (1930), yaitu :
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
p r
p r
r h
W W
W n W
k k k s
h W e
Qu
+
+
+ + +
=
2
3 2 1
) (
2
1
(2.4)
Untuk pemukul aksi ganda (double acting hammer) atau pemukul uap
diferensial, maka Chellis (1941,1961) menganjurkan bentuk persamaan Hilley :
p r
p r
h h
W W
W n W
k k k s
E e
Qu
+
+
+ + +
=
2
3 2 1
) (
2
1
(2.5)
(W
r
x h =E
h
)
Menurut Chellis, banyak energi per satuan waktu yang ditetapkan pabrik
sebesar E
h
berdasarkan pada suatu suku berat ekivalen W dan tinggi jatuh ram (h)
sebagai berikut :
E
h
= Wh = (W
r
+berat kosen kotak) h
Pemeriksaan hati-hati dari persamaan (i) serta pemisahan suku-suku akan
menghasilkan :
Energi yang masuk =kerja +kehilangan tumbukan +kehilangan sungkup tanah
3 2 1
2
) 1 (
k Q k Q k Q
W W
n W
W e s Q h W e
u u u
r p
p
h h u r h
+ + +
+
+ =
(2.6)
Nilai-nilai k
1
dapat dihitung berdasarkan tabel nilai efisiensi e
h
dan untuk k
2 :
E x A
L x Qu
k =
2
(2.7)
K
3
= 0 untuk tanah keras
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
= 2,5 mm 5 mm pada tanah yang lainnya.
Selain rumus Hilley, terdapat rumus-rumus dinamis lain, sebagai berikut :
a. Rumus Engineering News Record (ENR)
Energi yang masuk = energi digunakan + energi hilang
Energi yang digunakan sama dengan tahanan tiang waktu pemancangan (driving
resistance) dikalikan dengan perpindahan tiang. J ika energi yang masuk (energy
input) telah diketahui, dapat diestimasikan besarnya energi yang hilang yang
berdasarkan pada pengalaman. Dengan mengamati gerakan tiang waktu dipancang
dapat ditentukan tahanan tiang waktu pemancangan. Energi yang dihasilkan oleh
pemukul ditransformasikan sebagai gaya (Qu) yang menghasilkan penetrasi tiang
sebesar s dan energi yang hilang sewaktu pemancangan (E):
E = Q
u
s +E
(2.8)
J ika E = Q
u
C dan E =W
r
h, dengan C =konstanta empiris untuk energi hilang
sewaktu pemancangan, W
r
=berat pemukul, h =tinggi jatuh pemukul. Maka
persamaan yang terjadi :
W
r
h = Q
u
s +Q
u
C
= Q
u
(s +C)
(2.9)
Dari persamaan ini diperoleh :
C s
h W
Q
r
u
+
=
(2.10)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nilai C pada umumnya diambil 0,1 (0,254 cm) untuk pemukul dengan mesin
tenaga uap dan 1 (2,54 cm) untuk pemukul yang dijatuhkan (drop hammer).
Persamaan di atas merupakan formula pemancangan tiang yang disarankan oleh
Sander (1851). Pada formula tersebut faktor aman (FS) diambil kira-kira 6. setelah
bertahun-tahun, rumus Rumus Engineering News Record (ENR) disempurnakan
menjadi :
p r
p r
r h
u
W W
W n W
C s
h W e
Q
+
+
+
=
) (
2
(2.11)
b. Rumus Danish (Olson and Flate, 1967); (FS) adalah 3 6.
1
C s
E e
Q
h h
u
+
=
(2.12)
E A
L E e
C
h h
2
1
=
c. Rumus Eytelwein (Chellis, 1941); FS adalah 6.
|
.
|
\
|
+
=
r
p
h h
u
W
W
s
E e
Q
1 . 0
(2.13)
d. Rumus Gates (Gates, 1957)
( ) s b E e a Q
h h u
log =
(2.14)
e
h
=0,75 untuk blok pancang
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
=0,85 untuk semua palu yang lain
satuan S a b
SI mm 104,5 2,4
Inch 27 1,0
Faktor keamanan (FS) adalah 3
e. Rumus Janbu (Mansur and Hunter, 1970) ; FS adalah 3 - 6
s k
E e
Q
u
h h
u
=
(2.15)
Dengan :
|
|
.
|
\
|
+ =
d
d u
C
C k
1
2
15 . 0 75 . 0
s E A
L E e
W
W
C
h h
r
p
d
= + =
f. Rumus Navy-Mc.Kay ; FS adalah 6.
( )
1
3 . 0 1 C s
E e
Q
h h
u
+
=
(2.16)
r
p
W
W
C =
1
g. Rumus Kode Bangunan Uniform Pantai Pasific (International Conference
of Building Officials,1982) Faktor keamanan adalah 4
2
1
C s
C E e
Q
h h
u
+
=
(2.17)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
AE
L x Q
C
W W
W n W
C
u
p r
p r
=
+
+
=
2
2
1
;
) (
n = 0.25 untuk tiang pancang baja
=0.1 untuk semua tiang pancang lain
h. Rumus Michigan State Highway of Commision (1965)
p r
p r
h h
u
W W
W n W
C s
E e
Q
+
+
+
=
) (
25 . 1
2
(2.18)
Nilai C adalah 0.1 atau 0.254 cm
Faktor keamanan (FS) adalah 6.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
BAB III
APLIKASI PENGGUNAAN RUMUS DINAMIS DALAM TIANG
PANCANG
3.1 Perbedaan antara Beban Statis dan Dinamis
Keseimbangan gaya-gaya didasarkan atas kondisi statis, dimana gaya-
gaya tersebut tetap intensitasnya, tetap tempatnya, dan tetap arah/ gaya kerjanya.
Gaya-gaya tersebut disebut beban statis. Kondisi sepeti ini berbeda dengan beban
dinamis, dengan pokok-pokok perbedaan sebagai berikut :
a. Beban dimanis adalah beban yang berubah-ubah menurut waktu.
b. Beban dinamis hanya bekerja pada rentang waktu tertentu.
c. Beban dimanis dapat menyebabkan timbulnya gaya inersia pada pusat
massa yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan.
d. Beban dinamis lebih kompleks dibanding dengan beban statis, baik dari
bentuk fungsi bebannya maupun akibat yang ditimbulkan.
e. Karena beban dinamis berubah-ubah intensitasnya menurut waktu, maka
pengaruhnya terhadap struktur berubah-ubah menurut waktu.
f. Karena beban dinamis menimbulkan respon yang berubah-ubah menurut
waktu, maka struktur yang bersangkutan akan ikut bergerak. Dalam hal
ini beban akan melakukan resistensi terhadap gerakan dan umumnya
dikatakan bahan yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk
meredam getaran. Dengan demikian pada pembebanan dinamis, akan
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
terdapat peristiwa redaman yang hal ini tidak ada pada pembebanan
statis (Widodo, 2000).
Inertial Forces
Gambar 3.1 Pembeban Statis dan Pembebanan Dinamis
Sumber : Widodo, 2000
Untuk proses pemancangan saat kondisi tanah pasir yang tidak padat dan
jenuh air, pemancangan tersebut mengakibatkan penurunan kapasitas tiang
dibanding dengan kondisi pembebanan statis (pembebanan akibat beban struktur).
Sedangkan pada kondisi tanah plastis (Lempung, lanau), tahanan gesek tiang
sangat kecil dibanding dengan tahanan gesek sesudah waktu yang lama. Namun
tahanan tiang terhadap pukulan dinamis jauh lebih besar daripada tahanan beban
statis yang diterapkan pada periode yang waktu yang lama. Oleh sebab itu
berbagai cara dilakukan untuk menentukan hubungan antara tahanan dinamis
tiang selama pemancangan dengan kapasitas tiang terhadap pembebanan statis.
Hubungan tersebut disebut rumus tiang pancang, dimana rumus tersebut harus
tidak bergantung waktu. Jika pemakaian rumusnya tepat.
3.2 Perhitungan
Sebuah tiang pancang dengan panjang tiang 10 m akan dipancang dengan
K25 (Diesel hammer) yang diproduksi oleh Kobe Diesel Hammers. Penetrasi
P
P
(t)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
pukulan diambil dari data Kalendering pemancangan di lapangan pada 10 pukulan
terakhir adalah 2.4 centimeter dan data-data :
- Effisiensi alat pancang (e
h
) =85 % (diambil dari Tabel 2.3)
- Alat pancang K25 dari Kobe Diesel Hammers (tabel Hammer) :
1. Energi alat pancang (E
h
) =68.73 kN.m
2. Berat ram (W
r
) =24.50 kN
3.2.1 Tiang Pancang Pracetak (Precast Concrete Pile)
Tiang pancang beton pracetak (precast concrete pile)diameter 40 cm
dengan mutu beton K-500 (fc =41.5 MPa), data sebagai berikut :
- Diameter tiang (D) =40 cm =0.40m
- Luas tiang pancang (A
s
) =
2 2 2
1256 . 0 ) 40 . 0 ( . .
4
1
. .
4
1
m D = =
- Modulus Elastisitas tiang (E
p
) = 5 . 41 4700 ' 4700 = fc
=30277.63201=30277632.01 kN/m
2
- Berat tiang pancang (
W
)
=Bj.
beton
x As x L
=24 kN/m
3
x 0.1256 m
2
x 10m
=30.144kN.
- Topi +cap =7.607 kN.
- Berat Tiang Pancang (W
p
) =30.144 kN +7.607 kN =37.751 kN.
Maka perhitungan untuk tiang pancang beton pracetak adalah :
a. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Metode Hilley
p r
p r
r h
W W
W n W
k k k s
h W e
Qu
+
+
+ + +
=
2
3 2 1
) (
2
1
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
MPa
x
x
As
W
k
r
1951 . 0
100 1256
1000 50 . 24
1
= = = dari Tabel 2.2 diperoleh :
k
1
= 3mm = 0.003m
u
u u
u
Q x k
Q
x
x Q
k
AE
L x Q
k
6
2
2
2
10 6296 . 2
58 . 3802870
10
01 . 30277632 1256 . 0
10
=
= =
=
k
3
= 2.5mm = 0.0025m
h m
W
E
r
h
8053 . 2
50 . 24
73 . 68
= = =
n = 0.5
u
u
u
u
u
u
Q
Q
Q
Q
x
Q
x x
Q
6
6
2
6
10 . 3148 . 1 02675 . 0
849383 . 31
545175981 . 0
00125 . 0 10 . 3148 . 1 0015 . 0 024 . 0
42037 . 58
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24
) 0025 . 0 10 . 6296 . 2 003 . 0 (
2
1
024 . 0
8053 . 2 50 . 24 85 . 0
+
=
+ + +
=
+
+
+ + +
=
849383 . 31 10 . 3148 . 1 02675 . 0
2 6
= +
u u
Q Q
kN Q
Q Q x
u
u u
0825 . 1128
0 849383 . 31 02675 . 0 10 3148 . 1
2 6
=
= +
Dengan nilai Q
u
=1128.0825 kN maka nilai k
2
dapat diperoleh :
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
mm m k
k
x
x
k
967 . 2 002967 . 0
58 . 3802870
11280825
01 . 30277632 1256 . 0
10 0825 . 1128
2
2
2
= =
=
=
Dari k
2
=0.002967m dapat menghasilkan :
kN Q
x x x
Q
u
u
0707 . 1128
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24
) 0025 . 0 002967 . 0 003 . 0 (
2
1
024 . 0
8053 . 2 50 . 24 85 . 0
2
=
+
+
+ + +
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
0178 . 282
4
0707 . 1128
=
=
=
b. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Metode ENR
p r
p r
r h
u
W W
W n W
C s
h W e
Q
+
+
+
=
) (
2
C = 1inch =2.54 cm =0.0254m
n =0.5
h m
W
E
r
h
8053 . 2
50 . 24
73 . 68
= = =
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
maka :
. 7258 . 644
751 . 37 50 . 24
) 751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24 (
0254 . 0 024 . 0
8053 . 2 50 . 24 85 . 0
2
kN Q
x x x
Q
u
u
=
+
+
+
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
. 4543 . 107
6
7258 . 644
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
=
=
=
c. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Danish
E A
L E e
C
C s
E e
Q
h h
h h
u
2
1
1
=
+
=
m
x x
x x
C 00876 . 0
01 . 30277632 1256 . 0 2
10 73 . 68 85 . 0
1
= =
Maka :
00876 . 0 024 . 0
73 . 68 85 . 0
+
=
x
Q
u
kN Q
u
2876 . 1783 =
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set:
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
4292 . 594
3
2876 . 1783
=
=
=
d. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Gates
( ) s b E e a Q
h h u
log =
b =2.4
a =104.5
( ) 024 . 0 log 4 . 2 73 . 68 85 . 0 5 . 104 = x Q
u
Q
u
=1601.4026 kN.
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all)
pada final set :
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
8009 . 533
3
4026 . 1601
=
=
=
e. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Janbu
s k
E e
Q
u
h h
u
=
|
|
.
|
\
|
+ =
d
d u
C
C k
1
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
r
p
d
W
W
C 15 . 0 75 . 0 + =
9811 . 0
50 . 24
751 . 37
15 . 0 75 . 0
=
+ =
d
d
C
C
2
s E A
L E e
h h
=
26671 . 0
4535 . 2190
205 . 584
) 024 . 0 ( 01 . 30277632 1256 . 0
10 73 . 68 85 . 0
2
=
=
=
x x
x x
Dengan C
d
=0.9811, =0.26671 dari hasil perhitungan, maka :
24781 . 1
9811 . 0
26671 . 0
1 9811 . 0 =
|
.
|
\
|
+ =
u
k
Jadi,
kN
x
x
Q
u
7678 . 19850
024 . 0 24781 . 1
73 . 68 85 . 0
= =
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
1279 . 325
6
7678 . 1950
=
=
=
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
f. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Navy-Mc.Kay
( )
1
3 . 0 1 C s
E e
Q
h h
u
+
=
Maka :
( ) 5409 . 1 3 . 0 ( 1 024 . 0
73 . 68 85 . 0
x
x
Q
u
+
=
Q
u
= 1664.6781 kN
Selanjutnya perhitungan ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
SF
Q
Q
u
all
=
kN Q
kN
Q
all
all
4464 . 277
6
6781 . 1664
=
=
g. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Kode Bangunan Uniform
Pantai Pasific (International Conference of Building Officials,1982)
r
p
W
W
C =
1
5409 . 1
50 . 24
751 . 37
1
1
1
=
=
=
C
C
W
W
C
r
p
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
2
1
C s
C E e
Q
h h
u
+
= n =0.1
p r
p r
W W
W n W
C
+
+
=
) (
2
1
39963 . 0
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 1 . 0 ( 50 . 24
1
2
1
=
+
+
=
C
x
C
Menentukan nilai C
2
:
01 . 30277632 1256 . 0
10
2
2
x
x Q
C
AE
L x Q
C
u
u
=
=
u
Q x C
6
2
10 6296 . 2
=
Dari perhitungan diperoleh C
1
=0.39963, dan C
2
=2.6296x10
-6
Qu dapat
( )
0 153797 . 23 024 . 0 10 6296 . 2
153797 . 23 10 6296 . 2 024 . 0
10 6296 . 2 024 . 0
39963 . 0 73 . 68 85 . 0
2 6
2 6
6
= +
= +
+
=
u u
u u
u
u
Q Q x
Q x Q
Q x
x x
Q
Q
u
= 879.9104 kN.
Dengan Q
u
=879.9104kN, harga C
2
dapat menghasilkan :
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
mm C
m C
C
x
x
C
AE
L x Q
C
u
314 . 2
002314 . 0
58 . 3802870
104 . 8799
01 . 30277632 1256 . 0
10 9104 . 879
2
2
2
2
2
=
=
=
=
=
Ini menghasilkan
002314 . 0 024 . 0
39633 . 0 73 . 68 85 . 0
+
=
x x
Q
u
kN Q
u
0627 . 880 =
Karena nilai Q
u
-nya mendekati maka tidak perlu menghitung ulang C
2.
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set:
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
0157 . 220
4
0627 . 880
=
=
=
h. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Michigan State Highway of
Commision (1965).
n =0.5
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
. 0685 . 1500
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24 (
00254 . 0 024 . 0
73 . 68 85 . 0 25 . 1
2
kN Q
x x x
Q
u
u
=
+
+
+
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
0114 . 250
6
0685 . 1500
=
=
=
i. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Eytelwein
|
.
|
\
|
+
=
r
p
h h
u
W
W
s
E e
Q
1 . 0
( )
kN Q
kN
kN
m
m kN x
Q
u
u
0466 . 328
50 . 24
751 . 37
1 . 0 024 . 0
. 73 . 68 85 . 0
=
+
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all)
pada final set:
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
6774 . 54
6
0466 . 328
=
=
=
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
3.2.2 Tiang Pancang Pipa Baja OD 54 Inch.
Bila tiang pancang pracetak (precast concrete pile) diganti dengan tiang
pancang pipa baja OD 54 inch dengan asumsi berat tiang (W
p
) yang hampir sama
yaitu 37.751 kN, data-data tiang baja:
E =2.1 x 10
5
Mpa = 2.1 x 10
8
kN/m
2
As
baja
=63.4 inc
2
=0.0409 m
2
(Tabel A-2)
Wp =(215 x 0.1488164) +7.607
= 37.751 kN.
Dapat dihitung kapasitas tiang dengan rumus dinamis sebagai berikut:
a. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Metode Hilley
p r
p r
r h
W W
W n W
k k k s
h W e
Qu
+
+
+ + +
=
2
3 2 1
) (
2
1
MPa
x
x
As
W
k
r
599 . 0
100 409
1000 50 . 24
1
= = = dari Tabel 2.2 diperoleh :
k
1
= 1mm = 0.001m
u
u
u
Q x k
x x
x Q
k
AE
L x Q
k
6
2
8
2
2
10 16428 . 1
) 10 1 . 2 ( 0409 . 0
10
=
=
=
k
3
= 2.5mm = 0.0025m
h m
W
E
r
h
8053 . 2
50 . 24
73 . 68
= = =
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
n = 0.5
u
u
u
u
u
u
Q
Q
Q
Q
x
Q
x x
Q
7
7
2
6
8214 . 5 02575 . 0
849383 . 31
545175981 . 0
00125 . 0 10 . 8214 . 5 0005 . 0 024 . 0
42037 . 58
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24
) 0025 . 0 10 . 16428 . 1 001 . 0 (
2
1
024 . 0
8053 . 2 50 . 24 85 . 0
+
=
+ + +
=
+
+
+ + +
=
849383 . 31 10 . 8214 . 5 02575 . 0
2 7
= +
u u
Q Q
kN Q
Q Q x
u
u u
092205 . 1204
0 849383 . 31 02575 . 0 10 8214 . 5
2 7
=
= +
Dengan nilai Q
u
=1204.092205 kN maka nilai k
2
dapat diperoleh :
m x k
x x
x
k
4
2
8
2
10 4019 . 1
) 10 1 . 2 ( 0409 . 0
10 092205 . 1204
=
=
Dari k
2
=1.4019x10
-4
m dapat menghasilkan :
kN Q
x
x
x x
Q
u
u
5115 . 1233
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24
) 0025 . 0 ) 10 4019 . 1 ( 001 . 0
2
1
024 . 0
8053 . 2 50 . 24 85 . 0
2
4
=
+
+
+ + +
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
3779 . 308
4
5115 . 1233
=
=
=
b. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Metode ENR
p r
p r
r h
u
W W
W n W
C s
h W e
Q
+
+
+
=
) (
2
C = 1inch =2.54 cm =0.0254m
n =0.5
h m
W
E
r
h
8053 . 2
50 . 24
73 . 68
= = =
maka :
. 7258 . 644
751 . 37 50 . 24
) 751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24 (
0254 . 0 024 . 0
8053 . 2 50 . 24 85 . 0
2
kN Q
x x x
Q
u
u
=
+
+
+
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
. 4543 . 107
6
7258 . 644
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
=
=
=
c. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Danish
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
E A
L E e
C
C s
E e
Q
h h
h h
u
2
1
1
=
+
=
m
x x x
x x
C 005831716 . 0
) 10 1 . 2 ( 0409 . 0 2
10 73 . 68 85 . 0
8
1
= =
Maka :
005831716 . 0 024 . 0
73 . 68 85 . 0
+
=
x
Q
u
kN Q
u
3352 . 1958 =
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set:
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
7784 . 652
3
3352 . 1958
=
=
=
d. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Gates
( ) s b E e a Q
h h u
log =
b =2.4
a =104.5
( ) 024 . 0 log 4 . 2 73 . 68 85 . 0 5 . 104 = x Q
u
Q
u
=1601.4026 kN.
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all)
pada final set :
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
8009 . 533
3
4026 . 1601
=
=
=
e. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Janbu
s k
E e
Q
u
h h
u
=
|
|
.
|
\
|
+ =
d
d u
C
C k
1
r
p
d
W
W
C 15 . 0 75 . 0 + =
9811 . 0
50 . 24
751 . 37
15 . 0 75 . 0
=
+ =
d
d
C
C
2
s E A
L E e
h h
=
1181 . 0
) 024 . 0 ( ) 10 1 . 2 ( 0409 . 0
10 73 . 68 85 . 0
2 8
=
=
x x x
x x
Dengan C
d
=0.9811, =0.1181 dari hasil perhitungan, maka :
09921505 . 1
9811 . 0
1181 . 0
1 9811 . 0 =
|
.
|
\
|
+ =
u
k
Jadi,
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
kN
x
x
Q
u
4780 . 2214
024 . 0 09921505 . 1
73 . 68 85 . 0
= =
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
0797 . 369
6
4780 . 2214
=
=
=
f. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Navy-Mc.Kay
( )
1
3 . 0 1 C s
E e
Q
h h
u
+
=
Maka :
( ) 5409 . 1 3 . 0 ( 1 024 . 0
73 . 68 85 . 0
x
x
Q
u
+
=
Q
u
= 1664.6781 kN
Selanjutnya perhitungan ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
r
p
W
W
C =
1
5409 . 1
50 . 24
751 . 37
1
1
1
=
=
=
C
C
W
W
C
r
p
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
4464 . 277
6
6781 . 1664
=
=
=
g. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Kode Bangunan Uniform
Pantai Pasific (International Conference of Building Officials,1982)
2
1
C s
C E e
Q
h h
u
+
= n =0.5 (tiang baja)
p r
p r
W W
W n W
C
+
+
=
) (
2
1
5451759811 . 0
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24
1
2
1
=
+
+
=
C
x
C
Menentukan nilai C
2
:
) 10 1 . 2 ( 0409 . 0
10
8
2
2
x x
x Q
C
AE
L x Q
C
u
u
=
=
u
Q x C
6
2
10 16428 . 1
=
Dengan diperoleh C
1
=0.5451759811, dan C
2
=1.16428x10
-6
Qu maka :
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
( )
0 8494534 . 31 024 . 0 10 16428 . 1
8494534 . 31 10 16428 . 1 024 . 0
10 16428 . 1 024 . 0
5451759811 . 0 73 . 68 85 . 0
2 6
2 6
6
= +
= +
+
=
u u
u u
u
u
Q Q x
Q x Q
Q x
x x
Q
Q
u
= 1251.124624kN.
Dengan Q
u
=1251.124624 kN, harga C
2
dapat menghasilkan :
) 10 1 . 2 ( 0409 . 0
10 124624 . 1251
8
2
2
x x
x
C
AE
L x Q
C
u
=
=
m x C
3
2
10 456659243 . 1
=
Ini menghasilkan
) 10 456659243 . 1 ( 024 . 0
5451759811 . 0 73 . 68 85 . 0
3
+
=
x
x x
Q
u
kN Q
u
1246 . 1251 =
Karena nilai Q
u
-nya mendekati maka tidak perlu menghitung ulang C
2.
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set:
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
7811 . 312
4
1246 . 1251
=
=
=
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
h. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Michigan State Highway of
Commision (1965).
n =0.5
. 0685 . 1500
751 . 37 50 . 24
751 . 37 ) 5 . 0 ( 50 . 24 (
00254 . 0 024 . 0
73 . 68 85 . 0 25 . 1
2
kN Q
x x x
Q
u
u
=
+
+
+
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all
) pada final set :
kN Q
kN
Q
all
all
0114 . 250
6
0685 . 1500
=
=
j. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Eytelwein
|
.
|
\
|
+
=
r
p
h h
u
W
W
s
E e
Q
1 . 0
( )
kN Q
kN
kN
m
m kN x
Q
u
u
0466 . 328
50 . 24
751 . 37
1 . 0 024 . 0
. 73 . 68 85 . 0
=
+
=
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Kapasitas ijin tiang (Q
all)
pada final set:
kN Q
kN
Q
SF
Q
Q
all
all
u
all
6774 . 54
6
0466 . 328
=
=
=
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Umum
Semua rumus pemancangan tiang pancang dinamis (kecuali rumus Gates)
diturunkan dari persamaan :
p r
p r
h h
W W
W n W
k k k s
E e
Qu
+
+
+ + +
=
2
3 2 1
) (
2
1
Dimana asumsi-asumsi dari setiap rumus dari pengarang, seperti:
Eytelwein, Janbu, Olsen, dan lain sebagainya berdasarkan pengalaman pribadi dan
sangat subjektif dan tujuannya adalah penyederhanaan persamaan untuk kegunaan
praktis. Selain itu, kondisi tanah setempat, alat ,dan variabel lainnya sangat
mempengaruhi penyederhanaan rumus dinamis. Dalam arti lain rumus dinamis
tidak mempunyai hubungan yang baik bila digunakan orang lain dalam kawasan
geografis yang berbeda.
Karena variabilitas dari kondisi tanah dan hammer (efisiensi hammer,
berat hammer, dan peralatan pemancangan, dan lain sebagainya) sangat
berpengaruh terhadap kapasitas tiang pada pemancangan, maka banyak para ahli
teknik menyimpulkan bahwa terdapat kemungkinan menghitung kapasitas tiang
dari energi yang diteruskan oleh hammer dan penetrasi tiang saat pemukulan.
Oleh sebab itu rumus dinamis telah banyak digunakan untuk memperhitungkan
kapasitas tiang pancang tersebut.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Dengan rumus-rumus tersebut dapat diambil suatu keputusan bagi
perencana untuk memilih rumus yang konservatif sampai yang ekstrim
berdasarkan pengalaman di lapangan.
4.2 Hasil dan Pembahasan
4.2.1 Perhitungan Kapasitas Ultimate
Dari hasil perhitungan kapasitas tiang dengan rumus dinamis berdasarkan
data-data alat pemancangan dan data-data tiang diperoleh hasil yang begitu
kompleks dimana hasil perhitungan antar rumus menunjukkan hasil yang sanat
jauh berbeda.
Untuk bahan perbandingan dipakai 2 (dua) buah tiang tunggal yaitu tiang
beton pracetak diameter 40 cm dan tiang baja OD 54 inch dengan berat tiang (Wp)
diperkirakan sama yaitu 37,751 kN. Maka perbandingan itu begitu jelas terlihat
dan sebagian rumus juga memiliki kesamaan dalam menurunkan rumus, misalnya
rumus ENR, rumus Gates, rumus Navy- Mc.Kay, dan rumus Michigan, dimana
rumus tersebut hanya mempertimbangkan berat tiang dn tidak mempertimbangkan
faktor-faktor kompresi elastik dari tiang seperti luasan tiang (As), panjang tiang
(L), dan elastisitas tiang.
Dari tabel perhitungan kapasitas ultimate (Tabel 3.1) untuk tiang beton
pracetak diameter 40cm pada final set terlihat bahwa rumus J anbu memberikan
nilai kapasitas ultimate tiang lebih tinggi (Qu =1950.7678 kN) dan kapasitas
ultimate terendah adalah Qu =328.0466 kN dari rumus Eytelwein. Sama halnya
pada tiang baja OD 54 inch (Tabel 3.2), kapasitas ultimate tiang tertinggi yaitu Qu
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40
Set (cm/pukulan)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40
Set (cm/pukulan)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40
Set (cm/Pukulan)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
Hilley (kN) ENR (kN) Danish (kN)
Eyt elwein (kN) Gat es (kN) Janbu (kN)
Navy-Mc.Kay (kN) PUBCS (kN) Michigan (kN)
=2214.4780 kN (rumus Janbu) dan Kapasitas ultimate terendah (Qu =328.0466
kN) pada rumus Eytelwein.
4.2.2 Hubungan Antara Kapasitas Ultimate (Qu) dengan Penetrasi (s).
Dengan mengasumsikan nilai-nilai untuk s dan memecahkannya untuk Qu
sebuah kombinasi palu dan tiang pancang yang diberikan maka dihasilkan sebuah
kurva pada Gambar 4.1. kurva ini memperlihatkan set terhadap kapasitas ultimate
dalam sistem khusus yang digunakan, sehingga para perencana dapat mengitung
pukulan untuk penetrasi 1 inch (2,54 cm).
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara Qu (kN) dengan Set (Cm/Pukulan).
(a) Qu (kN) Vs Set (cm/pukulan) pada Tiang Beton Pracetak Dia. 40 cm
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40
Set (cm/Pukulan)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
(b) Qu (kN) Vs Set (cm/pukulan) pada Tiang Baja OD 54 Inch
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0 2 4 6 8 10 12
1/set (pukulan/cm)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
0 2 4 6 8 10 12
1/set (pukulan/cm)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
Hilley (kN) ENR (kN) Danish (kN)
Eytelwein (kN) Gates (kN) J anbu (kN)
Navy-Mc.Kay (kN) PCUBS (kN) Michigan (kN)
0
1000
2000
3000
4000
5000
0 2 4 6 8 10 12
1/set (pukulan/cm)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
Hilley (kN) ENR (kN) Danish (kN)
Eytelwein (kN) Gates (kN) J anbu (kN)
Navy-Mc.Kay (kN) PUBCS (kN) Michigan (kN)
Pada grafik diatas (Gambar 4.1a) diperlihatkan kapasitas tiang dengan
rumus Navy pada saat (0,1cm/pukulan ; 39952.27535kN) adalah nilai kapasitas
yang maksimum dan pada saat final set (2,4 cm/pukulan) kapasitas tiang adalah
1664.67kN. sama halnya pada tiang baja OD 54 inch (Gambar4.1b) menghasilkan
nilai yang sama dengan rumus Navy. Ini menunjukkan bahwa semakin besar
penetrasi pada saat pemancangan maka semakin kecil kapasitas ultimate tiang.
4.2.3 Hubungan antara Kapasitas Ultimate (Qu) dengan 1/set (pukulan/cm)
Gambar 4.2
Grafik hubungan antara Qu (kN) dengan 1/Set (Pukulan/cm)
(a) Qu (kN) Vs 1/Set (pukulan/cm) pada Tiang Beton Pracetak Dia. 40 cm
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0 2 4 6 8 10 12
1/set (pukulan/cm)
K
a
p
a
s
i
t
a
s
U
l
t
i
m
a
t
e
(
k
N
)
(b) Qu (kN) Vs 1/Set (pukulan/cm) pada Tiang Baja OD 54 Inch
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Pada grafik diatas (Gambar 4.2a) menunjukkan bahwa rumus Janbu pada
(1.2 pukulan/cm; 2177.3951kN) adalah kurva yang tertinggi dan pada 0.8
pukulan/cm mengalami penurunan yang dratis. Sedangkan pada rumus Michigan,
kurva menunjukkan suatu garis linear dibanding dengan rumus yang lainnya.
Untuk tiang baja OD 54 inch (Gambar 4.2b) menunjukkan bahwa rumus Janbu
pada (0.8 pukulan/cm; 3572.8450kN) kurvanya yang tertinggi dan pada 0.7
pukulan/cm mengalami penurunan yang dratis, dan pada rumus Michigan kurva
menunjukkan suatu garis linear. Pada Qu =500 kN, semua hasil rumus kapasitas
tiang saling mendekati pada kedua tiang tersebut.
4.2.4 Pengaruh Faktor Aman (Safety Factor) terhadap Kapasitas Tiang
Ultimate (Qu).
Besarnya beban kerja (working laod) atau kapasitas tiang ijin (Qall) dapat
memperhatikan keamanan terhadap keruntuhan adalah nilai kapasitas tiang
ultimate (Qu) dibagi dengan faktor aman (FS) yang sesuai. Pada masing-masing
rumus dinamis juga menggunakan Faktor keamanan yang berbeda-beda seperti
Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Faktor Aman (Safety Factor)
Rumus Dinamis Faktor
aman (FS)
Hilley 4
Engineering News Record (ENR) 6
Danish 3-6
Eytelwein 6
Gates 3
Janbu 3-6
Navy-Mc.Kay 6
PCUBS 4
Michigan 6
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Oleh sebab itu, hasil perhitungan kapasitas ultimate yang dihasilkan harus
dikalikan dengan faktor aman dari masing-masing rumus yang telah ditentukan.
Hasil perhitungan kapasitas ijin tiang untuk final set pada tiang beton
pracetak diameter 40 cm, Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kapasitas ijin tiang
(Qall) yang tertinggi adalah 594.4292 kN (rumus Danish) dan terendah adalah
54.6744 kN (rumus Eytelwein). Sedangkan Pada tiang baja OD 54 inch (Tabel
4.3), kapasitas tiang ijin tertinggi, yaitu 652.7784 kN (rumus Danish) dan 54.6744
kN (rumus Eytelwein).
Setelah didapat kapasitas ijin tiang dari kedua tiang pancang, dihitung
kembali penetrasi s dengan menggunakan Q
all
sebagai kapasitas tiang pada final
set (2,4 cm).
Tabel 4.4 Perhitungan Penetrasi dengan menggunakan kapasitas ijin tiang
Kapasitas Ijin Tiang
(kN)
Penetrasi (s)
(cm)
Rumus
Dinamis
Fs
Tiang
Beton
Pracetak
dia.40cm
Tiang
Baja OD
45inch
Tiang
Beton
Pracetak
dia.40cm
Tiang
Baja
OD 54
inch
Hilley 4
282.0178
308.3779
11.29 10.15
ENR 6
107.4543
107.4543
27.09 27.09
Danish 3
592.4292
652.7784
8.95 7.99
Gates 3
533,8009
533.8009
89.00 89.00
Janbu 6
325.1279
369.0797
15.61 14.21
Navy 6
277.4464
277.4464
14.339 14.339
PCUBC 4
220.0157
312.7812
10.29 10.03
Michigan 6
250.0114
250.0114
15.67 15.67
Eytelwein 6
54.6744
54.6744
91.43 91.43
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Dari Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai penetrasi untuk kedua tiang
pancang dengan Q
all
sebagai kapasitas tiang, diperoleh hasil penetrasi yang sangat
jauh lebih besar dari penetrasi untuk Q
ult
, yaitu nilai penetrasi 8.95cm pada
kapasitas tiang 592.4292kN (rumus Danish) untuk tiang beton dan untu, tiang baja
diperoleh nilai penetrasi 7.99cm pada kapasitas tiang ijin 652.7784kN. Sedangkan
pada rumus Eytelwein, diperoleh nilai penetrasi jauh lebih tinggi dibanding rumus
yang lain, yaitu 91,43cm pada kapasitas tiang ijin 54.6744kN. Ini disebabkan
adanya perbedaan nilai faktor aman dari setiap rumus.
4.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan untuk Perencanaan
Dalam perhitungan kapasitas tiang dengan rumus dinamis, kita perlu
menggunakan satuan-satuan konsisten agar menghasilkan hasil yang paling baik
dengan arti lain rumus dinamis sebagai alat untuk meramalkan kapasitas tiang
pancang dengan penafsiran yang hati-hati.
Dan yang sangat perlu sekali diperhatikan bagi perencana pada saat
penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai hasil yang
memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan
pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi
harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Penetrasi yang
diijinkan maksimum 60 mm.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Rumus kapasitas tiang pancang dinamis dasar disebut juga rumus tiang
pancang yang rasional yang berdasarkan penurunan teori impuls dan
momentum.
2. Hasil perhitungan untuk final set pada setiap rumus dinamis diperoleh
kapasitas ijin tiang (Q
all
) :
Tabel. 5.1 Kapasitas Ijin Tiang (Q
all
)
Kapasitas ijin Tiang (Q
all
)
(kN)
Rumus Dinamis
Fs
Qu
Tiang Beton
Pracetak
dia.40cm
Tiang
Baja OD
54 inch
Hilley 4 1128.0707
1233.5115
282.0178
308.37786
ENR 6 644.7258
664.7258
107.4543
107.4543
Danish 3 1783.2876
1958.3352
594.4292
652.78
Gates 3 1601.4026
1601.4026
533,8009
533.8009
Janbu 6 1950.7678
2214.4780
325.1279
369.0797
Navy 6 1664,6781
1664.6781
277.4464
277.4464
PCUBC 4 880.0627
1251.1246
220.0157
312.7812
Michigan 6 1500.0685
1500.0685
250.0114
250.0114
Eytelwein 6
328.0466
328.0466
54.6744
54.6744
3. Untuk nilai Q
u
= 500 kN pada 1/set, semua rumus dinamis saling
mendekati.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
4. Pada perbandingan tersebut diperoleh bahwa rumus ENR, rumus
Eytelwein, rumus Gates, rumus Navy-Mc.Kay, dan rumus Michigan,
hanya mempertimbangkan berat tiang dan tidak mempertimbangkan
faktor-faktor kompresi elastik dari tiang seperti luasan tiang (As), panjang
tiang (L), dan elastisitas tiang.
5. Dari beberapa hasil perhitungan kapasitas tiang dengan menggunakan
rumus-rumus dinamis, rumus Hilley adalah yang paling dapat dipercaya
karena rumus ini memperhitungkan luasan (As), panjang tiang (L) dan
kompresi elastisitas (blok penutup/capblock dan pile cap, tiang, tanah)
serta tinggi jatuh tiang.
6. Dalam perhitungan kapasitas dengan rumus dinamis, data-data tanah tidak
dipakai sehingga tidak dapat dihitung dengan rumus statis.
5.2 Saran
Perlu diperhatikan bahwa rumus dinamis tiang hanya berlaku untuk tiang
tunggal, dan tidak memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kelakuan tanah yang terletak di bawah kelompok tiang dalam
mendukung beban struktur,
b. Reduksi tahanan gesek dinding tiang sebagai akibat pengaruh
kelompok tiang,
c. Perubahan struktur tanah akibat pemancangan.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J. E, 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi Keempat J ilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Bowles, J. E, 1993, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi Keempat J ilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Das. B.M, 1984, Principles of Foundation Engineering, Fourth Edition, Library
of Congress Cataloging in Publication Data, Washington D.C.
Departemen PU, Divisi 7 Struktur Tiang Pancang, Hhtp: Www.Google.q search.
Divisi 7 strukutr tiang pancang.
Hardiyatmo, Hary Christady, 1996, Teknik Pondasi 1, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Hardiyatmo, Hary Christady, 2002, Teknik Pondasi 2, Edisi Kedua, Beta Offset,
Yokyakarta.
Ralph Peck B, dkk, 1996, Teknik Fondasi, Gadjah Mada University Press,
Yokyakarta.
Sosrodarsono Suyono, Ir, 2005, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
Susy Rostiyanti Fatena.Ir, 2002, Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyu Hidayat, 2008, Tugas Akhir, Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang pada Proyek Pembangunan Islamic Center Kabupaten
Kampar Riau, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Widodo, MSCE,Ph.D, Ir, 2000, Respon Dinamik Struktur Elastik, UII Press,
Jogjakarta.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository 2009
Tabel A-2 Bagian- bagian Tiang pancang baja
OD
Dalam
(cm)
Ketebalan
dinding
Berat per
lin ft.lb
Beton
Yd
3
/ft
Luas, inci
2
in cm beton Baja
18
(45.72)
20
(50.80)
24
(60.96)
30
(76.20)
36
(91.44)
42
(107)
48
(122)
54
(137)
0.219
0.250
0.312
0.375
0.250
0.312
0.375
0.500
0.250
0.312
0.375
0.500
0.375
0.500
0.375
0.500
0.375
0.500
0.375
0.500
0.375
0.500
0.556
0.635
0.792
0.953
0.635
0.792
0.953
1.27
0.635
0.792
0.953
1.27
0.953
1.27
0.953
1.27
0.953
1.27
0.953
1.27
0.953
1.27
41.5
47.4
59.0
70.6
52.7
65.7
78.6
104.1
63.4
79.1
94.6
125.5
118.7
157.5
142.7
189.6
166.7
221.6
190.7
253.7
215
285
0.0623
0.0619
0.0610
0.0601
0.0768
0.0758
0.0749
0.0729
0.1116
0.1104
0.1093
0.1067
0.1728
0.1700
0.2510
0.2474
0.3436
0.3395
0.4509
0.4462
0.573
0.567
242.2
240.5
237.1
233.7
298.6
294.9
291.0
283.5
433.7
429.2
424.5
415.5
672.0
660.5
975.8
962.1
133.0
132.0
175.3
173.5
222.8
220.6
12.23
13.94
17.34
20.76
15.51
19.30
23.12
30.63
18.7
23.2
27.8
36.9
34.9
46.3
42.0
55.8
49.0
65.2
56.1
74.6
63.4
84.0
Sumber : Bowles, 1993