Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang tidak terencana dan konsisten dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit (Hoff, 1989 dalam Potter & Perry, 2005). Gangguan integritas kulit dapat diakibatkan oleh tekanan yang lama, iritasi kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka dekubitus (Potter & Perry, 2005 ).

Dekubitus merupakan kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang sehingga mangakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominance) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada daerah yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel (Sutanto, 2008 dalam Roy, 2008). Pressure ulcers merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien dengan penyakit kronis, pasien yang sangat lemah dan pasien yang lumpuh dalam waktu lama, dan bahkan saat ini merupakan suatu penderitaan sekunder yang banyak dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit.(Erfandi Ekaputra, 2013). Penanganan pada umumnya melalui pendekatan kolaoratif, yaitu oleh semua pemberi pelayanan pada pasien dengan dekubitus. Angka kejadian dekuitus tiap waktu makin meningkat, dari data yang diperoleh dari The Fifth national pressure ulcer di Amerika

Serikat di ruang perawatan acut dari 10,1% menjadi 17%, di ruang perawatan kronis dari 2,3% menjadi 28% dan home care dari 0% menjadi 29% (NPUAP, 2001). Prevalensi terjadinya luka dekubitus di Amerika Serikat juga cukup tinggi sehingga mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan (Mukti, 2005). Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit menderita dekubitus sebanyak 3-10% dan 2,7% berpeluang terbentuk dekubitus baru. Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa jika negara maju seperti Amerika Serikat yang telah didukung oleh fasilitas kesehatan yang serba modern, tenaga kesehatan yang terampil dan profesional saja dekuitus dapat terjadi, maka dapat dipastikan masalah tersebut akan dapat pula dialami oleh pasien-pasien yang dirawat dirumah sakit di Indonesia. Di indonesia, prevalensi terjadinya dekubitus juga cukup tinggi yaitu 33,3%, angka ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan insidens dekubitus di ASEN yang hanya berkisar 2,1 31,3 %. Namun angka insidens dan prevalensi dekubitus masih simpang siur, hal ini disebabkan perbedaan metodelogi, sample, dan variabel lainnya (Saldy, 2011) Dekubitus disebabkan oleh karena faktor utama yaitu adanya tekanan yang yang cukup lama pada jaringan kulit,tekanan menetap, friksi, kelembapan, tempat/lokasi tekanan dan karena ada faktor tambahan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus lebih lanjut pada pasien yaitu imobilitas,perubahan kesadaran, hilangnya sensasi, usia lanjut, inkontinensia dan malnutrisi . Biasanya terjadi pada pasien yang tidak dapat berjalan pada kondisi tertentu sehingga harus tirah baring lama di rumah sakit. Kelembaban pada umumnya disebabkan karena cairan tubuh seperti urin dan feces. Nutrisi juga sangat berpengaruh terutama pada pasien anemia dan hipoalbumin yang lebih berisiko untuk terjadinya ulkus dekubitus. Usia lanjut berisiko terjadi ulkus dekubitus karena sudah terjadi penurunan fungsi organ. (Erfandi Ekaputra, 2013 dalam Barbenel, 1999).

Kejadian dekubitus merupakan salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan yang kurang baik, yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan asuhan keperawatan pada klien tirah baring lama di rumah sakit. Oleh karena itu, upaya menurunkan angka kejadian dekubitus merupakan salah satu upaya meningkatkan pelayanan yang bermutu kepada klien yang secara tidak langsung merupakan upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan/rumah sakit. Salah satu aspek penting dalam upaya pencegahan ulkus dekubitus adalah dengan menjaga dan mempertahankan integritas kulit pasien agar senantiasa terjaga dan utuh. Sangat penting bagi perawat untuk melakukan pencegahan sejak dini terhadap kejadian ulkus dekubitus ini dengan melakukan pengkajian faktor resiko dan intervensi keperawatan (hygiene dan perawatan kulit, pengaturan posisi, alas pendukung). Intervensi dalam perawatan kulit pasien akan menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Kerusakan integritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun juga dapat disebabkan karena tertekannya kulit dalam waktu lama yang menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau ulkus dekubitus (Mukti, 2005). Tirah baring diartikan sebagai tinggal ditempat tidur untuk jangka waktu yang lama dan diharuskan untuk beristirahat. Pada pasien yang berada di Ruangan Neurologi seperti pasien stroke dengan gangguan mobilisasi, pasien hanya berbaring saja tanpa mampu untuk mengubah posisi karena keterbatasan tersebut. Tindakan pencegahan dekubitus harus dilakukan sedini mungkin dan terus menerus, sebab pada pasien stroke dengan gangguan mobilisasi yang mengalami tirah baring lama tanpa mampu untuk mengubah posisi akan beresiko tinggi terjadinya dekubitus. Gangguan mobilitas merupakan faktor signifikan untuk perkembangan terjadinya dekubitus. (Gisbreng, 2008).

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dekubitus pada pasien tirah baring di IRNA Neurologi RSUP Dr. M Djamil Padang 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui pengaruh faktor kelembapan pada pasien tirah baring terhadap terjadinya dekubitus b. Mengetahui pengaruh faktor usia lanjut >70 th pada pasien tirah baring terhadap terjadinya dekubitus c. Mengetahui pengaruh faktor imobilitas pada pasien tirah baring terhadap terjadinya dekubitus d. Mengetahui pengaruh faktor perubahan kesadaran pada pasien tirah baring terhadap terjadinya dekubitus e. Mengetahui pengaruh faktor inkontinensia pada pasien tirah baring terhadap terjadinya dekubitus.

C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pasien dan Keluarga Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang faktor faktor apa saja yang dapat mengakibatkan terjadinya dekubitus sehingga bagi pasien/keluarga dapat meminimalkan timbulnya dekubitus. 2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan khususnya mengenai faktor faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dekubitus pada pasien tirah baring. 3. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengembangkan ide-ide penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah variasi dalam penelitian selanjutnya. Penelitian ini bermanfaat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya dekubitus pada pasien tirah baring.

4. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga pasien agar dapat mencegah timbulnya dekubitus.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Anda mungkin juga menyukai