Anda di halaman 1dari 16

Analisis Masalah

1. a. Tanda-tanda dan gejala reaksi anafilaksis ? - Rasa mau mati - Perasaan panas atau kemerahan yang umum - Konjungtivitis, edema periorbital - edema lidah - semutan atau gatal : telapak tangan, bibir, dan genital, aksila, kulit kepala - keluhan berupa : Ganjalan di tenggorok, parau atau sulit menelan, stridor inspiratori, dada rasa tertekan, mengi atau sesak nafas, gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa tidak nyaman di kerongkongan dan substernal - Gejala kardiovaskuler : kepala rasa ringan, pingsan, palpitasi, aritmia, hipotensi - Gejala saluran nafas atas : !idung tersumbat,bersin, edemalarings"stridor, sesak, sulit menelan - Gejala G# : Kembung, enek, muntah, keram - $bstruksi saluran nafas atas : %atuk, mengi - Gejala kulit : &rtikaria, angioderma, kemerahan, pruritus menyeluruh b. Mengapa pada reaksi anafilaksis bisa merasa pusing ? karena turunnya tekanan darah 'urunnya tekanan darah ini dapat disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah (syok distributif) atau karena kegagalan ventrikel jantung (syok kardiogenik) c. Mengapa pada reaksi anafilaksis bisa mengalami keringat dingin Akibat dari penurunan tekanan darah, dimana pasokan oksigen ke otak menurun sehingga menyebabkan perasaan *emas atau agitasi +, keringat dingin d. Mengapa pada reaksi anafilaksis bisa mengalami sesak nafas Reaksi anafilaksis timbul bila sebelumnya telah terbentuk #g- spesifik terhadap alergentertentu Alergen yang masuk kedalam tubuh le.at kulit, mukosa, sistem pernafasan maupun makanan, terpapar pada sel plasma dan menyebabkan pembentukan #g- spesifik terhadap alergen tertentu #gspesifik ini kemudian terikat pada reseptor permukaan mastosit dan basofil Pada paparan berikutnya, alergen akan terikat pada #ge spesifik dan memi*u terjadinya reaksiantigen antibodi yang menyebabkan terlepasnya mediator yakni antara lain histamin dari granulayang terdapat dalam sel !istamin menginduksi kontraksi dari otot polos bronkus +, peningkatan sekresi mu*us sehingga menimbulkan gejala sesak nafas, asma, adanya .hee/ing"mengi e. Mengapa pada reaksi anafilaksis bisa mengalami ketidaksadaran -fek dari keseluruhan organ khususnya *ardiovaskuler adalah penurunan aliran darah dan oksigen ke otak sehingga akan terjadi efek penurunan kesadaran Akibat efek kompensasi dari histamine pada organ tubuh, khususnya jantung, akibat hipoperfusi jaringan

f. Bagaimana cara melakukan tes kulit untuk melihat efek obat ceftriaxone 0kin 'est ( 'es kulit ) 'es ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan 1ilakukan di kulit lengan ba.ah dengan *ara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan ba.ah kulit !asil tes baru dapat diba*a setelah 23 menit %ila positif akan timbul bentol, merah, gatal g. Apa farmakokinetik dan farmakodinamik dari ceftriaxone 4armakokinetik 5eftria6one se*ara *epat terdifusi kedalam *airan jaringan, diekskresikan dalam bentuk aktif yang tidak berubah oleh ginjal (789) dan hati (:89) 0etelah pemakaian 2 g, konsentrasi aktif se*ara *epat terdapat dalam urin dan empedu dan hal ini berlangsung lama, kira-kira 2;-;: jam Rata-rata .aktu paruh eliminasi plasma adlah < jam =aktu paruh pada bayi dan anak-anak adalah 7,3 dan 2;,3 jam pada pasien dengan umur lebih dari >8 tahun ?ika fungsi ginjal terganggu, eliminasi biliari terhadap 5eftria6one meningkat 4armakodinamik 5eftria6one adalah golongan *efalosporin dengan spektrum luas, yang membunuh bakteri dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri 5eftria6one se*ara relatif mempunyai .aktu paruh yang panjang dan diberikan dengan injeksi dalam bentuk garam sodium h. Apa farmakokinetik dan farmakodinamik dari amoxicilin 4armakokinetik Amo6i*illin diserap se*ara baik sekali oleh saluran pen*ernaan Kadar bermakna didalam serum darah di*apai 2 jam setelah pemberian per-oral Kadar pun*ak didalam serum darah 3,@ mg"ml di*apai 2,3-; jam setelah pemberian per-oral Kurang lebih 789 pemberian per-oral akan diekskresikan melalui urin dalam 7 jam 4armakodinamik Amo6i*illin (alpha-amino-p-hydo6y-ben/yl-peni*illin) adalah derivat dari 7 aminopeni*illoni* a*id, merupakan antibiotika berspektrum luas yang mempunyai daya kerja bakterisida Amo6i*illin, aktif terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif %akteri gram positif: 0trepto*o**us pyogenes, 0trepto*o**us viridan, 0trepto*o**us fae*alis, 1iplo*o**us pnemoniae, 5oryneba*terium sp, 0taphylo*o**us aureus, 5lostridium sp, %a*illus anthra*is %akteri gram negatif: Aeisseira gonorrhoeae, Aeisseriameningitidis, !aemophillus influen/ae, %ordetella pertussis, -s*heri*hia *oli, 0almonella sp, Proteus mirabillis, %ru*ella sp 2. a. Bagaimana mekanisme terjadin a bentol-bentol merah dan gatal apabila mengkonsumsi ikan laut dan udang #kan laut dan udang yang dimakan mengandung protein yang menginduksi pelepasan histamin dan leukotrien pada sel mast dan basofil !istamin tersebut menyebabkan beberapa respon dalam tubuh Mekanisme : Makanan allergen yang masuk ke dalam saluran pen*ernaan dan akan diserap melalui plaBue payeri usus halus sampai ke sentral germinal plaBue payeri Antigen tersebut akan diikat oleh sel dendritik dan sel langerhans lalu bermigrasi ke saluran limfe, antigen tersebut dialirkan ke seluruh organ tubuh

Alergen tersebut akan berikatan dengan #g- yang menginduksi pelepasan histamin dari sel mast dan basofil !istamin akan menginduksi terjadinya vasodilatasi pembuluh darah -fek dari dilatasi pembuluh darah pada kulit adalah terjadinya kemerahan pada kulit, pruritus ( gatal ) akibat histamin sampai terjadinya urtikaria ( Cesi pada kulit seperti benjolan pada lapisan atas kulit ) b. Bagaimana pathogenesis asma Asma dia artikan sebagai sumbatan jalan nafas yang timbul mendadak, dan akan membaik se*ara spontan atau dengan pengobatan Mekanisme utama timbulnya gejala asma di akibatkan hiperaktivitas bronkus Reaksi imunologik yang timbul akibat paparan dengan alergen a.alnya menimbulkan fase sensitisasi Akibatnya terbentuk #g- spesifik oleh sel plasma #g- melekat pada 4* reseptor pada membran sel mast dan basofil 'erjadi degranulasi sel mast, dilepaskan mediator-mediator : histamin, leukotrien 5: (C'5:), prostaglandin 1; (PG1;), tromboksan A;, tryptase Mediator-mediator tersebut menimbulkan spasme otot bronkus, hipersekresi kelenjar, edema, peningkatan permeabilitas kapiler, disusul dengan akumulasi sel eosinofil +, serangan asma akut c. Apa faktor resiko pen akit ek!ema 2 ; @ : 3 7 > < D penderita asma memiliki kulit kering mandi lebih dari dua kali sehari menderita infeksi bakteri pernah menderita *edera kulit sebelumnya sebelumnya pernah menderita alergi sedang menderita dermatitis atopik sedang menderita dermatitis kontak Perempuan berusia antara 23-;3 th d. Apa klasifikasi pen akit ec!ema - -6ogenous -*/ema Melibatkan faktor luar dan tidak melibatkan faktor keturunan 5ontoh : #rritant dermatitis, allergi* dermatitis, dll - -ndogenous -*/ema Melibatkan proses yang berlaku di dalam tubuh manusia 5ontoh : Atopi* e*/ema, hand e*/ema,nummular e*/ema,dll ". a. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan fisik A$ 2 !asil Keadaan 0opor Ailai Aormal Kompos mentis #ntepretasi Abnormal Mekanisme Abnormal -fek dari keseluruhan organ khususnya *ardiovaskuler adalah penurunan aliran darah dan oksigen ke otak sehingga akan terjadi efek penurunan kesadaran !istamin menimbulkan mekanisme peningkatan permeabilitas kapiler hingga ekstravasasi dan penurunan volume s

'1 78 mm!g

2;8"<8 mm!g

!ipotensi

irkulasi, serta vasodilata si pembuluh darah Easo dilatasi yang terjadi mengakibatkan hipovolemik relatif +,tekanan darah turun @ RR @76"mnt 27;:6"mnt 'akipneu Pengaktifan kemoreseptor yang menyebabkan +, peningkatan laju nafas untuk meningkatkan perfusi oksigen ke jaringan Karena adanya keadaan hipovolemi sehingga pasokan darah menurun efek histamine pada sistem 5E adalah vasodilatasi pembuluh darah yang luas !al ini akan menyebabkan hipoperfusi jaringan, khususnya jaringan perifer terjadinya hipotensi dan hipoperfusi -fek kompensasi dari hipoperfusi ini adalah pengaktifan baroreseptor yang menyebabkan +, peningkatan heart rate 3 0aturasi oksigen 789 Auskultasi paru terdengar =hee/ing ,D3 9 !ipoksemia berat Keadaan hipovolemi sehingga pasokan darah menurun +, perfusi oksigen ke jaringan menurun !istamin menginduksi kontraksi dari otot polos bronkus +, peningkatan sekresi mu*us sehingga menimbulkan gejala sesak nafas, asma, adanya .hee/ing"mengi !istamin menimbulkan mekanisme peningkatan permeabilitas kapiler hingga ekstravasasi dan penurunan volume s irkulasi, serta vasodilata si pembuluh darah

Aadi 2;86"mnt

782886"mnt

'akikardi

'idak ada

Abnormal

>

4rekuensi denyut jantung 2;86"mnt

782886"mnt

'akikardi

#. Apa $nterpretasi dan mekanisme abnormal pemeriksaan laboratorium !asil pemeriksaan lab !b 2;,3 gr9 Ceukosit 22 888"mm 1iff *ount: 8":">">8"2<"2 Aormal =anita : 2; 2 -23 2 gm"dC 3 888-28 888"mm %iff.count Basofil &'-1( Aormal #nterpretasi dan mekanisme Aormal Meningkat

)osinofil &'-"(

Meningkat

*etrofil Batang &'-1'(

Aormal

*etrofil segmen &1+"+(

Meningkat

,imfosit &#+--.(

Menurun

- Monosit &2-/( 0hift to the left C-1: 28 mm"jam 2 Metode =estergreen : =anita : 8 - ;8 mm"jam ; Metode =introbe : =anita 8 - 23 mm"jam

Menurun Menurun

3 %agaimana penengakkan diagnosis reaksi anafilaksis 1iagnosis anafilaksis dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang Anamnesis ditujukan untuk mendapatkaninformasi /at penyebab anafilaksis, yaitu injeksi obat, disengat he.an, bahan makanan tertentu, atau setelah test kulit Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda vital Pemeriksaan 4isik a #nspeksi F Pasien tampak sesak F Kesadaran menurun

F F F b F F F

0ianosis Kulit tampak dalam betuk semburat merah Pu*at Auskultasi Penurunan tekanan darah 'akikardi %radikardi

.. Apa %iagnosis Banding reaksi anafilaksis - Reaksi Easopresor +, sindrom tersering yang menyerupai reaksi anafilaksis +, pu*at, lemas, keringatan, hipotensi, nausea, muntah, bradikardi (G78 detak"mnt ) - Reaksi allergen - reaksi anafilaksis - syok anafilaksis - intoleransi makanan - syok kardiogenik -. Bagaimana penatalaksanaan anafilaksis Pengobatan - 1isesuaikan +, derajat berat reaksi dengan individu - Ailai : ?alan nafas, pernapasan, sirkulasi, orientasi,kulit, berat badan - 1iberikan *epat - %ila reaksi hanya urtikaria tanpa keterlibatan sistem kardiovaskuler +, anti histamin biasanya *ukup - pemasangan infus - Reaksi berlanjut +, K0 dan -pinefrin (8,@mg #M, pada anak 8,2 mgr"kg %%) - 0esak (H) +, teofilin 8,;:-8,:< mg dengan beta-; adrenergik - Pada anafilaksis yang disertai syok +, terapi syok -pinefrin +,#E D2ml) dilarutkan dalam 28 ml larutan garam fisiologis +, diberikan dengan infus perlahan ( 2,@ ml dengan kontrol nadi, bila perlu sampai 28 ml atau lebih) atau subkutan - Reaksi derajat #E (henti jantung) +, resusitasi *epat - Anafilaksis berat +, K0 dosis tinggi ( 2 gram prednison)+, men*egah komplikasi lambat /. Bagaimana pencegahan anafilaksis Pasien yang pernah mengalami reaksi anafilaksis mempunyai resiko untuk memperoleh reaksi yang sama bila terpajan oleh pen*etus yang sama - &ntuk men*egah terjadinya reaksi anafilaksis, sebelum tindakan perlu dilakukan : Anamnesa adanya ri.ayat alergi terhadap obat I obatan atau adanya ri.ayat atopik lainnya ( seperti ri.ayat asma bronkiale, eksim atau ri.ayat urtikaria,dll ) Adanya obat I obatan yang memberi reaksi silang perlu di.aspadai seperti seseorang yang alergi terhadap aspirin, maka dia juga kemungkinan alergi terhadap obat I obatan yang mempunyai efek anti prostaglandin Pasien I pasien yang tidak tahan terhadap golongan sepalosporin ; - ?elaskan kepada penderita bila merasakan adanya rasa yang aneh setelah dilakukan penyuntikan agar segera memberitahu untuk dapat mengantisipasi terhadap kemungkinan adanya reaksi anafilaksis ( jangan didiamkan saja ) -%ila kita meragukan penderita terhadap kemungkinan terjadinya reaksi anafilaksis setelah tindakan observasi selama @8 menit setelah tindakan

- ?angan lupa mengukur '1 sebelum tindakan untuk mengetahui baseline '1 sebelum tindakan - Penyuluhan Meliputi +, #dentifikasi alergen, strategi menghindari pen*etus reaksi dan mengenal gejala, berbagai hal yang mengan*am ji.a perlu dia.asi dan diketahui apa yang harus dilakukan, di ajarkan *ara memberikan suntikan -pinefrin sendiri 1. Apa komplikasi anafilaksis - !enti jantung (*ardia* arrest) dan nafas - %ronkospasme persisten - $edema Caryn6 (dapat mengakibatkan kematian) - Relaps jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) - Kerusakan otak permanen akibat syok - &rtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa bulan 1'. Apa pemeriksaan tambahan ang diperlukan Pemeriksaan penunjang diantaranya -KG dan pemeriksaan darah hitung sel -!ematologi : !itung sel meningkat, !emokonsentrasi, trombositopenia, eosinophilia naik" normal " turun - Kimia: pemeriksaan histamin dalam serum, dan urin +, untuk menentukan diagnosis anafilaksis Pemeriksaan triptase serum ( meningkat ) Radiologi - J foto: !iperinflasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus, plug - -KG: Gangguan konduksi, atrial dan ventrikular disritmia 11. Apa dampak Anafilaksis 0istem pernafasan dispnue sampai hipoksia yang pada gilirannya menimbulkan gangguan sirkulasi, demikian pula sebaliknya, tiap gangguan sirkulasi pada gilirannya menimbulkan gangguan respirasi &mumnya gangguan respirasi berupa udema laring dan bronkospasme 0istem sirkulasi Gejala hipotensi merupakan gejala yang menonjol pada syok anafilaktik !ipotensi terjadi sebagai akibat dari dua faktor, pertama akibat terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer dan kedua akibat meningkatnya permeabilitas dinding kapiler sehingga selain resistensi pembuluh darah menurun, juga banyak *airan intravaskuler yang keluar keruang interstitiel (terjadi hipovolume relatif) 2angguan kulit. gangguan kulit berupa urtikaria, eritema, atau pruritus harus di.aspadai untuk kemungkinan timbulnya gejala yang lebih berat 2angguan gastrointestinal Perut kram,mual,muntah sampai diare merupakan manifestasi dari gangguan gastrointestinal yang juga dapat merupakan gejala prodromal untuk timbulnya gejala gangguan nafas dan sirkulasi

3antung Pembuluh darah jantung dapat berkontraksi se*ara tiba-tiba (spasme arteri koroner) karena adanya pelepasan histamin oleh sel tertentu di jantung Keadaan ini mengganggu aliran darah ke jantung, dan dapat menyebabkan kematian sel jantung (infark miokardium), atau jantung berdetak terlalu lambat atau terlalu *epat (distrimia jantung), atau bahkan jantung dapat berhenti berdetak sama sekali (henti jantung) Penderita dapat merasakan pening atau bahkan kehilangan kesadaran karena turunnya tekanan darah 'urunnya tekanan darah ini dapat disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah (syok distributif) atau karena kegagalan ventrikel jantung (syok kardiogenik) 12. Apa prognosis anafilaksis 1engan penanganan *epat, klinis masih ringan dapat membaik dan tertolong 1". 04%$ & #A ( Mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut se*ara mandiri dan tuntas

,earning $ssue
Antibiotika 5eftria6one 5eftria6one adalah kelompok obat yang disebutcephalosporin antibiotics 5eftria6one bekerja dengan *ara mematikan bakteri dalam tubuh $ndikasi5 &ntuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengan*am nya.a seperti meningitis %osis5
2-; gr melalui otot (intra mus*ular) atau melalui pembuluh darah (intra vas*ular), lakukan

setiap ;: jam, atau dibagi menjadi setiap 2; jam


1osis maksimum: : gr"hari

)fek 0amping5 Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah seperti anaphylaxis bisa terjadi)K -fek G# (diare, A"E, diare"radang usus besar)K -fek lainnya (infeksi *andidal) 1osis tinggi bisa dihubungkan dengan efek 5A0 (encephalopathy, convulsion)K -fek hematologis yang jarangK pengaruh terhadap ginjal dan hati juga terjadi Perpanjangan P' (prothrombin time), perpanjangan AP'' (activated partial thromboplastin time), dan atau hypoprothrombinemia (dengan atau tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan terjadi dengan rangkaian sisi AM'' yang mengandung cephalosporins 4armakokinetik 5eftria6one se*ara *epat terdifusi kedalam *airan jaringan, diekskresikan dalam bentuk aktif yang tidak berubah oleh ginjal (789) dan hati (:89) 0etelah pemakaian 2 g, konsentrasi aktif se*ara *epat terdapat dalam urin dan empedu dan hal ini berlangsung lama, kira-kira 2;;: jam Rata-rata .aktu paruh eliminasi plasma adlah < jam =aktu paruh pada bayi dan anak-anak adalah 7,3 dan 2;,3 jam pada pasien dengan umur lebih dari >8 tahun ?ika fungsi ginjal terganggu, eliminasi biliari terhadap 5eftria6one meningkat 4armakodinamik 5eftria6one adalah golongan *efalosporin dengan spektrum luas, yang membunuh bakteri

dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri 5eftria6one se*ara relatif mempunyai .aktu paruh yang panjang dan diberikan dengan injeksi dalam bentuk garam sodium

Amoxicilin
Amoksisilin (amo6i*illin) adalah salah satu antibiotik yang paling umum digunakan Amoksisilin termasuk dalam spektrum antibiotik L-laktam dan mudah diserap tubuh bahkan ketika diberikan se*ara oral Antibiotik ini digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, termasuk infeksi telinga, infeksi hidung dan tenggorokan, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan ba.ah, gonore, dan infeksi menular seksual lainnya Amoksisilin juga sering digunakan untuk menangani infeksi sinus Aamun, layaknya berbagai obat lain, amoksisilin memiliki efek samping yang harus di.aspadai 6eaksi Anafilaksis -fek samping amoksisilin yang paling serius dan berbahaya adalah timbulnya reaksi anafilaksis Reaksi anafilaksis didefinisikan sebagai reaksi hipersensitivitas tipe 2 yang mengan*am ji.a, yang mun*ul akibat reaksi obat yang diberikan se*ara internal maupun se*ara oral 0ekitar 2388 pasien meninggal setiap tahun karena reaksi anafilaksis di Amerika 0erikat Reaksi anafilaksis ditandai dengan tanda-tanda dan gejala berikut: - 'anda dan gejala reaksi anafilaktik mulai mun*ul dalam .aktu >; jam setelah eksposur 'anda a.al terlihat pada kulit berupa gatal-gatal, ruam kulit, serta kulit memerah 1emam sering pula mun*ul mengiringi ruam kulit - Pembengkakan bibir, lidah dan"atau tenggorokan juga terlihat sebagai *ara tubuh merespon dan mela.an peradangan - 'ekanan pernapasan dalam bentuk kesulitan bernafas, sesak napas, dan mengi

4armakokinetik Amo6i*illin diserap se*ara baik sekali oleh saluran pen*ernaan Kadar bermakna didalam serum darah di*apai 2 jam setelah pemberian per-oral Kadar pun*ak didalam serum darah 3,@ mg"ml di*apai 2,3-; jam setelah pemberian per-oral Kurang lebih 789 pemberian per-oral akan diekskresikan melalui urin dalam 7 jam 4armakodinamik Amo6i*illin (alpha-amino-p-hydo6y-ben/yl-peni*illin) adalah derivat dari 7 aminopeni*illoni* a*id, merupakan antibiotika berspektrum luas yang mempunyai daya kerja bakterisida Amo6i*illin, aktif terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif %akteri gram positif: 0trepto*o**us pyogenes, 0trepto*o**us viridan, 0trepto*o**us fae*alis, 1iplo*o**us pnemoniae, 5oryneba*terium sp, 0taphylo*o**us aureus, 5lostridium sp, %a*illus anthra*is %akteri gram negatif: Aeisseira gonorrhoeae, Aeisseriameningitidis, !aemophillus influen/ae, %ordetella pertussis, -s*heri*hia *oli, 0almonella sp, Proteus mirabillis, %ru*ella sp

,$ & 6eaksi Anafilaksis (

7endahuluan. Reaksi anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis (reaksi alergi)yang bersifat sistemik, *epat dan hebat yang dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi, pen*ernaan dan kulit ?ika reaksi tersebut *ukup hebat sehingga menimbulkan syok disebuts ebagai syok anafilaktik yang dapat berakibat fatal $leh karena itu syok anafilaktik adalah suatutragedi dalam dunia kedokteran, yang membutuhkan pertolongan *epat dan tepat 'anpa pertolongan yang *epat dan tepat, keadaan ini dapat menimbulkan malapetaka yang berakibatg anda 1isatu pihak penderita dapat meninggal seketika, dilain pihak dokternya dapat dikenaisanksi hukum yang digolongkan sebagai kelalaian atau malprati*e 'est kulit yang merupakansalah satu upaya guna menghindari kejadian ini tidak dapat diandalkan, sebab ternyata dengantest kulit yang negatif tidak menjamin 288 9 untuk tidak timbulnya reaksi anafilaktik dengan pemberian dosis penuh 0elain itu, test kulit sendiri dapat menimbulkan syok anafilaktik pada penderita yang amat sensitif $lehnya itu upaya menghindari timbulnya syok anafilaktik inihampir tertutup bagi profesi dokter yang selalu berhadapan dengan suntikan 0atu-satunya jalanyang dapat menolong kita dari malapetaka ini bukan menghindari penyuntikan, karena itumerupakan senjata ampuh buat kita, tapi bagaimana kita memberi pertolongan se*ara legeartis bila kejadian itu menimpa kita &ntuk itu diperlukan pengetahuan serta keterampilan dalam peng elolaan syok anafilaktik Makalah ini akan memberi petunjuk sederhana tentang usaha-usaha yang harus dilakukan dalam mengelola syok anafilaktik $nsidens #nsidens syok anafilaktik :8 I 78 persen adalah akibat gigitan serangga, ;8-:8 persen akibat /at kontras radiografi, dan 28 I ;8 persen akibat pemberian obat peni*illin 0angat kurangdata yang akurat dalam insiden dan prevalensi terjadinya syok anafilaktik Anafilaksis yang fatalhanya kira-kira : kasus kematian dari 28 juta masyarakat pertahun 1i Amerika 0erikat insisidens reaksi alergi dan anafilaksis yang di*atat dari bagian ga.atdarurat rumah sakit didapatkan bah.a 8,3persen (3 per 2888) dan 8,8; persen (; per 28 888)kejadian 0ebagian besar kasus yang serius anafilaktik adalah akibat pemberian antibiotik seperti peni*illin dan bahan /at radiologis Peni*illin merupakan penyebab kematian 288 dari 388kem atian akibat reaksi anafilaksis 0e*ara umum insidens reaksi anafilakis 8,82 9 eksposue diAmerika Gigitan serangga hymenoptera merupakan penyebab yang terbanyak dari syok anafilaktik (2) 7atofisiologi Reaksi anafilaksis timbul bila sebelumnya telah terbentuk #g- spesifik terhadap alergentertentu Alergen yang masuk kedalam tubuh le.at kulit, mukosa, sistem pernafasan maupunmakanan, terpapar pada sel plasma dan menyebabkan pembentukan #g- spesifik terhadapalergen tertentu #gspesifik ini kemudian terikat pada reseptor permukaan mastosit dan basofil Pada paparan berikutnya, alergen akan terikat pada #ge spesifik dan memi*u terjadinya reaksiantigen antibodi yang menyebabkan terlepasnya mediator yakni antara lain histamin dari granulayang terdapat dalam sel #katan antigen antibodi ini juga memi*u sintesis 0R0-A ( 0lo. rea*tingsubstan*e of Anaphyla6is ) dan degradasi dari asam ara*hidonik pada membrane sel, yangmenghasilkan leukotrine dan prostaglandin Reaksi ini segera men*apai pun*aknya setelah 23 menit -fek histamin, leukotrine (0R0-A) dan prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus menyebabkan timbulnya gejala pernafasan dan syok (;)-fek biologis histamin terutama melalui reseptor !2 dan !; yang berada pada permukaansaluran sirkulasi dan respirasi 0timulasi reseptor !2 menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, spasme bronkus dan spasme pembuluh darah koroner sedangkan stimu lasireseptor !; menyebabkan dilatasi bronkus dan peningkatan mukus dijalan nafas Rasio !2I !; pada jaringan menentukan efek akhirnya (;,@)Aktivasi mastosit dan basofil menyebabkan juga respon bifasik dari *AMP intraselluler 'erjadi kenaikan *AMP kemudian penurunan drastis sejalan dengan pelepasan mediator dangranula kedalam *airan ekstraselluler 0ebaliknya penurunan *GMP justru menghambat pelepasan mediator $bat-

obatan yang men*egah penurunan *AMP intraselluler ternyata dapatmenghilangkan gejala anafilaksis $bat-obatan ini antara lain adalah katekolamin (meningktakansintesis *AMP) dan methyl 6anthine misalnya aminofilin (menghambat degradasi *AMP) Padatahap selanjutnya mediator-mediator ini menyebabkan pula rangkaian reaksi maupun sekresimediator sekunder dari netrofil,eosinofil dan trombosit,mediator primer dan sekunder menimbulkan berbagai perubahan patologis pada vaskuler dan hemostasis, sebaliknya obat-obatyang dapat meningkatkan *GMP (misalnya obat *holinergik) dapat memperburuk keadaan karena dapat merangsang terlepasnya mediator (;,@,:)

Manifestasi klinik =alaupun gambaran atau gejala klinik suatu reaksi anafilakis berbeda-beda gradasinya sesuai berat ringannya reaksi antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat barupa syok anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dangangguan respirasi Kedua gangguan tersebut dapat timbul bersamaan atau berurutan yangkronologisnya sangat bervariasi dari beberapa detik sampai beberapa jam Pada dasarnya makin*epat reaksi timbul makin berat keadaan penderita 0istem pernafasan Gangguan respirasi dapat dimulai berupa bersin, hidung tersumbat atau batuk saja yang kemudian segera diikuti dengan udema laring dan bronkospasme Kedua gejala terakhir ini menyebabkan penderita nampak dispnue sampai hipoksia yang pada gilirannya menimbulkan gangguan sirkulasi, demikian pula sebaliknya, tiap gangguan sirkulasi pada gilirannya menimbulkan gangguan respirasi &mumnya gangguan respirasi berupa udema laring dan bronkospasme merupakan pembunuh utama pada syok anafilaktik 0istem sirkulasi %iasanya gangguan sirkulasi merupakan efek sekunder dari gangguan respirasi, tapi bisa juga berdiri sendiri, artinya terjadi gangguan sirkulasi tanpa didahului oleh gangguan respirasi Gejala hipotensi merupakan gejala yang menonjol pada syok anafilaktik !ipotensi terjadi sebagai akibat dari dua faktor, pertama akibat terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer dan kedua akibat meningkatnya permeabilitas dinding kapiler sehingga selain resistensi pembuluh darah menurun, juga banyak *airan intravaskuler yang keluar keruang interstitiel (terjadi hipovolume relatif) Gejala hipotensi ini dapat terjadi dengan drastis sehingga tanpa pertolongan yang *epat segera dapat berkembang menjadi gagal sirkulasi atau henti jantung 2angguan kulit. Merupakan gejala klinik yang paling sering ditemukan pada reaksi anafilaktik =alaupun gejala ini tidak mematikan namun gejala ini amat penting untuk diperhatikan sebab ini mungkin merupakan gejala prodromal untuk timbulnya gejala yang lebih berat berupa gangguan nafas dan gangguan sirkulasi $leh karena itu setiap gangguan kulit berupa urtikaria, eritema, atau pruritus harus di.aspadai untuk kemungkinan timbulnya gejala yang lebih berat 1engan kata lain setiap keluhan ke*il yang timbul sesaat sesudah penyuntikan obat,harus diantisipasi untuk dapat berkembang kearah yang lebih berat 2angguan gastrointestinal Perut kram,mual,muntah sampai diare merupakan manifestasi dari gangguan gastrointestinal yang juga dapat merupakan gejala prodromal untuk timbulnya gejala gangguan nafas dan sirkulasi

7enanganan s ok anafilaktik $. Terapi medikamentosa Prognosis suatu syok anafilaktik amat tergantung dari ke*epatan diagnose dan pengelolaannya Adrenalin merupakan drug of *hoi*e dari syok anafilaktik !al ini disebabkan @ faktor yaitu : 2 Adrenalin merupakan bronkodilator yang kuat , sehingga penderita dengan *epat terhindar dari hipoksia yang merupakan pembunuh utama ; Adrenalin merupakan vasokonstriktor pembuluh darah dan inotropik yang kuat sehingga tekanan darah dengan *epat naik kembali @ Adrenalin merupakan histamin bloker, melalui peningkatan produksi *y*li* AMP sehingga produksi dan pelepasan *hemi*al mediator dapat berkurang atau berhenti %osis dan cara pemberiann a. 8,@ I 8,3 ml adrenalin dari larutan 2 : 2888 diberikan se*ara intramuskuler yang dapat diulangi 3 I 28 menit 1osis ulangan umumnya diperlukan, mengingat lama kerja adrenalin *ukup singkat ?ika respon pemberian se*ara intramuskuler kurang efektif, dapat diberi se*ara intravenous setelah 8,2 I 8,; ml adrenalin dilarutkan dalam spoit 28 ml dengan Aa5l fisiologis, diberikan perlahan-lahan Pemberian subkutan, sebaiknya dihindari pada syok anafilaktik karena efeknya lambat bahkan mungkin tidak ada akibat vasokonstriksi pada kulit, sehingga absorbsi obat tidak terjadi F Aminofilin 1apat diberikan dengan sangat hati-hati apabila bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin ;38 mg aminofilin diberikan perlahan-lahan selama 28 menit intravena 1apat dilanjutkan ;38 mg lagi melalui drips infus bila dianggap perlu F Antihistamin dan kortikosteroid Merupakan pilihan kedua setelah adrenalin Kedua obat tersebut kurang manfaatnya pada tingkat syok anafilaktik, sebab keduanya hanya mampu menetralkan *hemi*al mediators yang lepas dantidak menghentikan produksinya 1apat diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna men*egah komplikasi selanjutnya berupa serum si*kness atau prolonged effe*t Antihistamin yang biasa digunakan adalah difenhidramin !5l 3 I ;8 mg #E dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan deksametason 3 I 28 mg #E atau hidro*ortison 288 I ;38 mg #E 8bat obat ang dibutuhkan 5 - Adrenalin - Aminofilin - Antihistamin - Kortikosteroid

$$.Terapi supportif 'erapi atau tindakan supportif sama pentingnya dengan terapi medikamentosa dan sebaiknya dilakukan se*ara bersamaan 2 Pemberian $ksigen ?ika laring atau bronkospasme menyebabkan hipoksi, pemberian $; @ I 3 ltr " menit harus dilakukan Pada keadaan yang amat ekstrim tindakan trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan ; Posisi 'rendelenburg Posisi trendeleburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi ) akan membantu menaikan venous return sehingga tekanan darah ikut meningkat @ Pemasangan infus

?ika semua usaha-usaha diatas telah dilakukan tapi tekanan darah masih tetap rendah maka pemasangan infus sebaiknya dilakukan 5airan plasma e6pander (1e6tran) merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume intravaskuler se*epatnya ?ika *airan tersebut tak tersedia, Ringer Caktat atau Aa5l fisiologis dapat dipakai sebagai *airan pengganti Pemberian *airan infus sebaiknya dipertahankan sampai tekanan darah kembali optimal dan stabil : Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP) 0eandainya terjadi henti jantung (*ardia* arrest) maka prosedur resusitasi kardiopulmoner segera harus dilakukan sesuai dengan falsafah A%5 dan seterusnya Mengingat kemungkinan terjadinya henti jantung pada suatu syok anafilaktik selalu ada, maka se.ajarnya ditiap ruang praktek seorang dokter tersedia selain obat-obat emergen*y, perangkat infus dan *airannya juga perangkat resusitasi(Resu*itation kit ) untuk memudahkan tindakan se*epatnya Perangkat yang dibutuhkan : $ksigen Posisi 'rendelenburg (kursi) #nfus set dan *airannya Resusitation kit

9aktor 6esiko Anafilaksis


- &sia, kelamin, rute pajanan dan ri.ayat atopi - Anafilaksis terjadi sering pada de.asa, lebih sering pada .anita 789, pada usia G@D tahun - Pendertita alergi telur dapat memberikan reaksi terhadap vaksin influen/a yang mengandung telur +, tidak diberikan vaksin influen/a, ke*uali dengan penga.asan di R0 - Anak dengan alergi telur tidak menunjukkan resiko lebih tinggi terhadap vaksin MMR, sensitifitas terhadap vaksin tersebut dipa*u oleh gelatin

7encegahan 6eaksi Anafilaksis


2 Ke.aspadaan 'iap penyuntikan apapun bentuknya terutama obat-obat yang telah dilaporkan bersifat antigen (serum, penisillin, anestesi lokal dll ) harus selalu .aspada untuk timbulnya reaksi anfilaktik Penderita yang tergolong resiko tinggi (ada ri.ayat asma, rinitis, eksim, atau penyakit-penyakit alergi lainnya) harus lebih di.aspadai lagi ?angan men*oba menyuntikan obat yang sama bila sebelumnya pernah ada ri.ayat alergi betapapun ke*ilnya 0ebaiknya mengganti dengan preparat lain yang lebih aman ; 'est kulit 'est kulit memang sebaiknya dilakukan se*ara rutin sebelum pemberian obat bagi penderita yang di*urigai 'indakan ini tak dapat diandalakan dan bukannya tanpa resiko tapi minimal kita dapat terlindung dari sanksi hukum Pada penderita dengan resiko amat tinggi dapat di*oba dengan stra*th test dengan ke.aspadaan dan persiapan yang prima @ Pemberian antihistamin dan kortikosteroid 0ebagai pen*egahan sebelum penyuntikan obat, juga merupakan tindakan yang aman, selain itu hasilnyapun dapat diandalkan : Pengetahuan, keterampilan dan peralatan -arly diagnosis dan early treatment se*ara lege-artis serta tersedianya obata-obatan beserta perangkat resusitasi lainnya merupakan modal utama guna mengelola syok anafilaktik yang mungkin tidak dapat dihindari dalam praktek dunia kedokteran 4esimpulan

2 0yok anafilaksis merupakan reaksi alergi yang tergolong emergen*y life-threatening ; Reaksi anafilaksis atau anafilaktoid dapat memberi gejala yang sama, .alaupun mekanismenya berbeda @ 'est kulit senantiasa diperlukan, pada penggunaan obat-obat yang sangat di*urigai (untuk kepentingan aspek hukum) : Pemberian antihistamin dan steroid pra-e6posure dilaporkan sangat bermanfaat 3 1rug of *hoise dari syok anafilaktik adalah adrenalin 7 Keterampilan RKP dan ketersediaan Resusitation kit, emergen*y drug mutlak pada tempat-tempat dimana penyuntikan banyak dilakukan

%aftar 7ustaka
%arata.idjaja, Karnen Garna ;887 Imunologi Dasar Edisi Tujuh ?akarta : %alai penerbit 4akultas Kedokteran &niversitas #ndonesia Abdullah, Murdani ;828 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ?akarta : -G5 Pri*e, A 0ylvia,dkk ;82; PAT !I"I # $I ?akarta : -G5 Guyton, Arthur 5 ;887 Buku Ajar !isiologi %edokteran ?akarta : Penerbit %uku Kedokteran -G5 1unagan =5, Ridner MC (editor), Medi*al -mergen*ies in Manual Medi*al 'heraupethi*s, ;7 th -d, 2D<D, :<@-:<3 0a*her, Ronald A ;88: Tinjauan %linis Pemeriksaan #aboratorium ?akarta : Penerbit %uku Kedokteran -G5 Auten K4 : 'he Anaphyla*ti* 0yndrome, in Immunological Disease, :th ed, M 0amter et al (ed) %oston, Citlle %ro.n, 2D<<

Anda mungkin juga menyukai