2 Mei 2013. 01.36 WITA. Tangis, penyesalan, dan laptop. Itulah samar ingatku tentang peristiwa itu.

Jika harus mengingatnya, sebenarnya tak ada kemauan lagi. Jika harus merefleksikannya, tentu itulah titik awal saya berjuang melawan ketakutanku. Terhipnotis! Sebelas huruf yang menghentak kehidupanku. Almanak saat itu menunjukkan 26 Januari 2012. Ah, malam itu benar-benar menjadi malam panjang penuh penyesalan dan tangisan. Saya tak percaya, saya terhipnotis di depan rumah dan laptop saya dibawa pergi. Kenapa harus terhipnotis? Kenapa harus saya? Pertanyaan itu terus membatin sampai saya merasa takut untuk berada di rumah seorang diri. Saya selalu menjadi gemetaran dan keringatan jika ada motor yang berhenti di depan rumah. Saya takut membuka pagar rumah. Saya tidak bisa tidur dengan tenang. Nafsu makan saya menurun. Berat badan saya turun. Sungguh, saya merasa hidup saya berantakan dan tidak bisa beranjak dari penyesalan dan ketakutan ini. Nasehat dari orang tua dan teman tak mempan untuk membangkitkan semangat saya. Sampai akhirnya saya membongkar koleksi buku dan menemukan sebuah buku Edensor karangan Andrea Hirata yang meneguhkan dan membangkitkan semangat saya. Hidup dan nasib bisa saja tampak berantakan tetapi setiap elemennya adalah bagian dari desain holistik yang sempurna. Di sini, di kamar ini, di sini penyesalan dan tangisan menjadi satu berhari-hari setelah kejadian itu. Di sini, di kamar ini, di sini senyuman menyungging setelah selesai Character Building Beswan Djarum Batch IV. Game sky run, menjadi titik saya beranjak pasti mengalahkan ketakutan dalam diri saya. Sky run menghentak saya untuk sadar, ketakutan bisa dikalahkan sejauh saya mau melangkahkan satu kaki ke depan dan tidak menoleh ke belakang selain saya belajar bagaimana saya bertahan. Saya berteriak ketika selesai bermain game ini, meneriakkan semangat dan kemenangan. Kemenangan atas ketakutan yang membelenggu, kemenangan atas keputusasaan yang memenjarakan. Sky run membawa saya untuk move on dari tidur panjang ketakutan ini.