Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

Kejang didefinisikan sebagai gangguan fungsi otak paroksismal yang dapat dilihat sebagai kehilangan kesadaran, aktivitas motorik abnormal, kelainan perilaku, gangguan sensoris, atau disfungsi autonom yang merupakan salah satu darurat medik yang harus segera diatasi. Kejang adalah masalah yang luas oleh karena merupakan manifestasi dari kelainan dasar pada bermacam penyakit yang berbeda-beda, baik dengan penyebab yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Secara fisiologis, kejang ditandai dengan disritmia serebral dan klinisnya ditandai dengan berbagai kombinasi gerakan involunter, baik umum maupun fokal, juga adanya stimulus sensoris serta perubahan perilaku dan penurunan kesadaran. Adanya gangguan kejang tidak merupakan diagnosis tetapi gejala gangguan sistem saraf sentral yang mendasar dan memerlukan pengamatan yang menyeluruh.1,2, Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh !suhu rektal lebih dari "#$%& yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam dapat merupakan kejang demam sederhana atau kejang demam kompleks. Kejang demam terjadi 2-'( dari seluruh populasi anak yang berumur bulan sampai ) tahun, di antaranya

sekitar #*-+*( mengalami kejang demam sederhana, sedangkan 2*( kasus merupakan kejang demam kompleks. Sekitar #( berlangsung lama !lebih dari 1) menit& dan 1 ( berulang dalam ,aktu 2' jam. Sekitar #)( kejang pertama sebelum berumur ' tahun, terbanyak di antara 1--2" bulan. .anya sedikit yang mengalami kejang demam pertama sebelum berumur )- bulan atau setelah berumur )-# tahun. Anak laki-laki lebih sering mengalami kejang demam. 1,2,", Kejadian /kutan 0asca /munisasi !K/0/& adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. 1ilaporkan bah,a resiko kejang 1

demam meningkat pada hari pertama pemberian vaksin 102. Vaksin campak dan vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus ) ada a! pen"e#a# utama $IPI, #erk%ntri#usi ter!adap &'()* + kasus( Angka kejadian pasca vaksinasi 102 adalah -+ kasus per 1**.*** anak yang divaksinasi, 3isiko ini tinggi pada hari imunisasi, dan menurun setelahnya. Sedangkan setelah vaksinasi 4432)-"' per 1**.***, resiko meningkat pada hari #-1' setelah imunisasi. , e! karena itu, !a ini !arusn"a men-adi per!atian pentin. #a.i petu.as pe a"anan vaksin dan %ran.tua anak( 1",1',1 5erikut dilaporkan sebuah kasus dengan kejang demam sederhana et causa K/0/ 102 pada seorang anak perempuan berusia ' hari yang dira,at di bagian /lmu Kesehatan Anak 3S61 6lin 5anjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai