Anda di halaman 1dari 18

REFERAT UVEITIS ANTERIOR

Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Pembimbing: dr. Wahyu Ratna, Sp. M

Disusunoleh: Netra Mada Subiyanto

H2A009036

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014

ANATOMI UVEA
Uvea adalah lapis vaskular didalam bola mata yang terdiri dari iris, badaan siliar dan roid. Dilindungi oleh kornea dan sklera.

UVEITIS ANTERIOR
Definisi
Uveitis anterior didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai traktus uvealis bagian anterior yaitu iris (iritis) dan dapat pula mengenai bagian anterior badan siliaris (iridosiklitis). Secara anatomis uvea dapat dibedakan menjadi uvea anterior yang terdiri dari iris dan badan silier, serta uvea posterior yang terdiri dari koroid.

Epidemiologi
Keadaan uveitis dapat terjadi antara 10-15 % pada kasus kebutaan total pada negara berkembang. Insidensi Uveitis di Amerika diperkirakan terjadi 15 kasus baru per 100.000 populasi setiap tahun.

Etiologi
Berdasarkan spesifitas penyebab : Penyebab spesifik (infeksi) Disebabkan oleh virus, bakteri, fungi,ataupun parasit yang spesifik. Penyebab non spesifik (non infeksi) atau reaksi hipersensitivitas Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap mikroorganisme atau antigen yang masuk kedalam tubuh dan merangsang reaksi antigen antibodi dengan predileksi pada traktus uvea.

Berdasarkan asalnya: Eksogen : Pada umumnya disebabkan oleh karena trauma, operasi intra okuler, ataupun iatrogenik. Endogen : Dapat disebabkan oleh fokal infeksi di organ lain ataupun reaksi autoimun.

Berdasarkan perjalanan penyakit : Akut : Apabila serangan terjadi satu atau dua kali, dan penderita sembuh sempurna diluar serangan tersebut. - Residif : Apabila serangan terjadi lebih dari dua kali disertai penyembuhan yang sempurna di antara serangan-serangan tersebut. Kronis : Apabila serangan terjadi berulang kali tanpa pernah sembuh sempurna di antaranya.

Berdasarkan reaksi radang yang terjadi: Non granulomatosa : Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel plasma dan limfosit. Granulomatosa : Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel epiteloid dan makrofag.

Perbedaan Uveitis Non-Granulomatosa dan Granulomatosa

Patofisiologi
Hiperemi perikorneal, dilatasi pembuluh darah kecil (pericorneal vascular injection) Permeabilitas pembuluh darah

Iris edema, pucat, pupil reflex s/d eksudasi hilang, pupil miosis
BMD keruh, sel dan migrasi sel-sel radang dan fibrin ke BMD, flare (+), efek tyndal (+) Sel radang menumpuk di BMD hipopion (bila proses akut) Migrasi eritrosit ke BMD, hifema (bila proses akut)

Sel-sel radang melekat pada endotel keratic precipitate kornea Sel-sel radang, fibrin, fibroblast menyebabkan sinekia posterior, iris melekat pada kapsul lensa anterior atau sinekia anterior, iris melekat pada endotel kornea

Sel-sel radang, fibrin, fibroblas menutup seklusio pupil / oklusio pupil


Gangguan pengaliran keluar cairan mata dan peningkatan tekanan glaukoma sekunder intra okuler Pada lensa, Gangguan metabolisme lensa : keruh, katarak komplikata endoftalmitis, peradangan menyebar luas menjadi panoftalmitis

Manifestasi Klinis
Pada anamnesa penderita mengeluh: Mata terasa ngeres seperti ada pasir. Mata merah disertai air mata. Nyeri, baik saat ditekan ataupun digerakkan. Nyeri bertambah hebat bila telah timbul glaukoma sekunder. Fotofobia, penderita menutup mata bila terkena sinar Blefarospasme. Penglihatan kabur atau menurun ringan, kecuali bila telah terjadi katarak komplikata, penglihatan akan banyak menurun.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan: Kelopak mata edema disertai ptosis ringan. Konjungtiva merah, kadang-kadang disertai kemosis. Hiperemia perikorneal, yaitu dilatasi pembuluh darah siliar sekitar limbus, dan keratic precipitate. - Bilik mata depan keruh (flare), disertai adanya hipopion atau hifema bila proses sangat akut. Sudut COA menjadi dangkal bila didapatkan sinekia. Hifema Hipopion Iris edema dan warna menjadi pucat, terkadang didapatkan iris bombans. Dapat pula dijumpai sinekia posterior ataupun sinekia anterior. Pupil menyempit, bentuk tidak teratur, refleks lambat sampai negatif. - Lensa keruh, terutama bila telah terjadi katarak komplikata. Tekanan intra okuler meningkat, bila telah terjadi glaukoma sekunder.

Terapi non spesifik Kompres hangat Dengan kompres hangat, diharapkan rasa nyeri akan berkurang, sekaligus untuk meningkatkan aliran darah sehingga resorbsi sel-sel radang dapat lebih cepat. Midritikum/ sikloplegik Tujuan pemberian midriatikum adalah agar otot-otot iris dan badan silier relaks, sehingga dapat mengurangi nyeri dan mempercepat panyembuhan. Selain itu, midriatikum sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya sinekia, ataupun melepaskan sinekia yang telah ada. Anti inflamasi Anti inflamasi yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid, dengan dosis sebagai berikut: Pada pemberian kortikosteroid, perlu diwaspadai komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi, yaitu glaukoma sekunder pada penggunaan lokal selama lebih dari dua minggu, dan komplikasi lain pada penggunaan sistemik.

Terapi spesifik Terapi yang spesifik dapat diberikan apabila penyebab pasti dari uveitis anterior telah diketahui. Karena penyebab yang tersering adalah bakteri, maka obat yang sering diberikan berupa antibiotik, yaitu : Dewasa : Lokal berupa tetes mata kadang dikombinasi dengan steroid Subkonjungtiva kadang juga dikombinasi dengan steroid secara per oral dengan Chloramphenicol 3 kali sehari 2 kapsul. Anak : Chloramphenicol 25 mg/kgbb sehari 3-4 kali. Walaupun diberikan terapi spesifik, tetapi terapi non spesifik seperti disebutkan diatas harus tetap diberikan, sebab proses radang yang terjadi adalah sama tanpa memandang penyebabnya.

Terapi terhadap komplikasi Sinekia posterior dan anterior Untuk mencegah maupun mengobati sinekia posterior dan sinekia anterior, perlu diberikan midriatikum, seperti yang telah diterangkan sebelumnya. Glaukoma sekunder Glaukoma sekunder adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada uveitis anterior. Katarak komplikata Komplikasi ini sering dijumpai pada uveitis anterior kronis. Terapi yang diperlukan adalah pembedahan, yang disesuaikan dengan keadaan dan jenis katarak serta kemampuan ahli bedah.

Glaucoma Katarak Sinekia Posterior -> perlekatan antara iris dengan kapsul lensa bagian anterior akibat sel-sel radang, fibrin dan fibroblas. Sinekia Anterior -> perlekatan iris dengan endotel kornea akibat sel-sel, fibrin dan fibroblas. Seklusio Pupil -> perlekatan pada bagian tepi pupil. Oklusio pupil -> seluruh pupil tertutup oleh sel-sel radang. Endoftalmitis -> peradangan supuratif berat dalam rongga mata dan struktur didalamnya dengan abses didalam badan kaca akibat dari peradangan meluas. Panoftalmitis -> peradangan pada seluruh bola maata termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Ablasio retina

Komplikasi

Diagnosis Banding
Beberapa penyakit yang memberikan gejala menyerupai uveitis anterior antara lain konjungtivitis akut dan glaukoma akut.

Prognosis
Dengan pengobatan, serangan uveitis non granulomatosa umumnya berlangsung beberapa hari sampai minggu dan sering kambuh. Uveitis granulomatosa berlangsung berbulan-bulan sampai tahunan, kadang-kadang dengan remisi dan eksaserbasi, dan dapat menimbulkan kerusakan permanen dengan penurunan penglihatan nyata walau dengan pengobatan yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai