Anda di halaman 1dari 2

BERTUALANG DI LEMBAH BALIEM, PAPUA

Wamena adalah ibukota kabupaten Jayawijaya, Papua. Untuk mengunjungi Wamena kita harus
terbang dari Jayapura dengan pesawat komersil yang banyak melayani rute ini. Wamena
merupakan obyek wisata utama di tanah Papua, selain Asmat, Kamoro, Korowai, Yani Ruma dan
sebagainya.
Wamena terletak di lembah dengan ketinggian 2500mdpl, jadi udaranya dingin. Tidak butuh AC
di penginapan atau hotel2 disana.
Wamena terkenal dengan sebutan Lembah Baliem dimana Suku Dani mendiami hampir seluruh
kawasan ini. Beberapa diantara mereka masih menggunakan pakaian jaman dulu alias telanjang,
dengan hanya menggunakan koteka atau sali untuk menutupi alat kelamin mereka. Hal ini
menjadi obyek wisata tersendiri. Obyek wisata lainnya yang bisa dikunjungi di Wamena adalah
mumi yang berumur ratusan tahun di Kampung Kurulu, Danau Habema yang indah di ketinggian
3500an mdpl, danau air asin, pemukiman suku Dani di honai-honai, puncak Gunung Trikora dan
sebagainya.
Wamena juga merupakan pijakan untuk mengunjungi kawasan eksotik lainnya seperti Suku
Korowai di Yani Rumah, yang merupakan suku yang tinggal di atas pohon, kemudian Suku Yali
Mek di Anggruk yang tinggal di honai-honai (rumah tradisional) di pegunungan. Atau bisa juga ke
Kabupaten Asmat yang masyarakatnya tinggal di atas rawa-rawa. Namun tentunya untuk
bertualang ke suku-suku ini kita harus berkantong tebal, karena transportasi satu-satunya ke
kawasan tersebut adalah dengan pesawat milik misionaris seperti MAF dan AMA, baik itu reguter
atau carter.
Pertama kali mendarat di Wamena dari Jayapura kita pasti akan diserbu oleh porter, pemandu
(guide) dan penjaja souvenir yang tanpa kenal lelah menawarkan jasanya. Kalau kita tidak
tertarik, kita harus tegas bilang tidak ! Kadang kita harus bersikap seperti ini. Kalau kita bilang
nanti, mereka akan kejar terus sampai kapanpun, mengikuti kita ke hotel, besoknya kejar kita
lagi, sampai kita lelah, bosan dan akhirnya membeli souvenir mereka.
Transportasi di Wamena ada 3 macam, beca, angkot dan mobil sewaan. Dari bandara kalau
barang kita tidak banyak kita bisa menggunakan becak untuk mencapai hotel, atau jalan kaki,
karena hampir semua lokasi hotel tidak terlalu jauh dari bandara. Kalau menggunakan becak,
tawar dulu sebelum naik dan bilang jangan ngebut, karena kadang2 abang becak yg masyarakat
lokal memacu bacaknya cepat2 dan baru menggunakan remnya (kalau ingat) bila sudah
terguling, masuk got atau menabarak becak lain. Terbukti dokter di puskesmas Wamena banyak
menangani pasien akibat kecelakaan becak.
Alangkah baiknya bila mau ke Wamena dan akan menggunakan jasa guide kita tanya terlebih
dulu ke teman yg sudah kesana, jadi tahu persis, kualitas guide yg akan kita pakai atau bisa
ditanyakan ke warga setempat, pemilik hotel, rental mobil setempat dan sumber informasi lainnya
yang bisa dipercaya.
Pastikan guide yg kita pakai mengerti dan menguasai lokasi dan adat istiadat masyarakat
Wamena. Karena kadang mereka sok tahu dan tipu2 agar bisa mendapat uang dari kita.
Sepakati dulu dengan guide, berapa bayaran dia per-hari dan kemana tujuan wisata kita.
Tegaskan juga tugas guide apa saja seperti cari transportasi, rumah makan, petunjuk jalan,
lokasi obyek wisata dan sebagainya. Buat kesepakatan diatas kertas karena apabila ada
perselisihan ada bukti.
Selama trip kasih saja rokok, sudah lebih dari cukup. Jangan layani permintaan uang tambahan
untuk obyek tertentu, karena bisa jadi dia akan melakukan hal yang sama di obyek wisata yang
lain. Honor guide kasih bila kegiatan sudah usai di hari itu.Jangan kasih pinjam uang untuk
alasan apapun, seperti minta setengah dari honor atau yang lain, karena bisa jadi dia akan
menghilang dan tak kembali. Ikuti dan patuhi kesepakatan di awal.
Walaupun kita sudah dekat secara emosional, merasa yakin dengan guide atau porter, jangan
percaya sepenuhnya kepada mereka, jangan titipkan barang berharga kepada mereka bila tidak
terpaksa dan kita tidak bisa mengawasi mereka dengan seksama. Jangan kasih mereka jumlah
uang yg besar untuk beli barang, karena bisa jadi mereka akan langsung menghilang.
Kesepakatan yang sama bisa juga kita gunakan untuk pengangkut barang atau porter. Sama
persis dengan guide, kita juga harus tahu persis berapa tarif porter per harinya, berapa berat
yang harus dia bawa, bagaimana makanan, minuman dan penginapan untuk porter.
Yang paling penting pastikan barang berharga seperti laptop, camera dan barang elektronik
lainnya tidak dibawa porter. Kita bawa sendiri. Kalau tidak memungkinkan kita bawa sendiri
karena berat. Maka pastikan barang berharga tersebut dibawa oleh porter yang kita percaya dan
tidak pernah luput dari pengawasan kita sedetikpun.
Bersikaplah ramah dan baik kepada guide dan porter, komunikasi harus terjalin dengan baik, tapi
tetap waspada dan jangan sepenuhnya percaya kepada mereka. Sediakan barang pergaulan
seperti rokok dan pinang. Buat mereka nyaman bekerja dengan kita, sehingga mereka mau
melakukan apapun yang kita mau. Selama kebutuha barang pergaulan seperti rokok, pinang,
makanan terus kita suplai ke mereka maka sebagian trip akan lancar.
Banyak obyek wisata menarik yang jadi obyek foto digital atau camcorder (video), seperti orang
Dani yang pake koteka, atau pasar Jibawa. Orang Dani terkenal sangat mata duitan, sampai
sekarang, era uang kertas merah sudah berlalu, mereka tahu mata uang sekarang. Bila kita
terlihat mereka mengambil gambar (foto) mereka, siap2 mereka akan datang dan minta uang,
jumlahnya gak tanggung2, kalau tidak mau ribut kasih secukupnya dan kabur. Kalau mau aman
dan gak repot, pake lensa panjang untuk mengambil gambar mereka, jadi mereka tidak tahu.
Kalau kepergok cepat2 pergi dari situ. Kebayang betapa repotnya buat filem dengan kamera
besar.
Kalau hanya mau keliling sekitar wamena hingga Kampung Kurulu atau mau lihat Sungai Baliem
kita bisa sewa mobil Kijang, harga sewanya relatif berkisar antara 300-500rb, kalau mau ke
Danau Habema harus pake mobil double gardan dan harga sewanya mahal 2 – 3 jt, bolak balik.
Harga sewa biasanya diluar bahan bakar yang kalau lagi langka sangat mahal bisa sampai 25rb /
liternya.
Wamena terkenal dengan harga kebutuhan pokoknya yang selangit. Karena letaknya yang di
lembah dan transportasi satu satunya dengan kawasan lain dalah transportasi udara. Maka
kebutuhan pokok warga Wamena di kirim via udara. Maka tidak heran mulai dari rokok,
minuman, makanan dan sebagainya sangat mahal disana. Nasi dengan lauk ayam di sebuah
warung makan sederhana paling murah bisa 45rb.
Bila kita akan melakukan perjalanan panjang dan cukup lama ke pedalaman di Wamena dan
berat bagasi kita masig memungkinkan, alangkah baiknya bila kita membeli bahan makanan di
Jayapura, karena harganya jauh lebih murah.
Karena letak kota Wamena yang di lembah dan diketinggian 2500mdpl, udaranya sangat dingin
terlebih lagi di malam hari, maka wajib bawa sweater hangat. Siapkan juga raincoat karena curah
hujan cukup tinggi disana. Sleeping bag sangat membantu menghangatkan badan ketika tidur,
bila selimut yang disediakan hotel tipis dan tidak hangat.
Kalau kita mencuci baju sendiri, ketika menjemur jangan sekali-kali di jemur di luar (halaman)
tanpa pengawasan, karena bisa jadi dalam sekejap lenyap tak berbekas. Titipkan saja cucian kita
untuk dijemur petugas hotel, setelah itu kita kasih tips dia.
Tidak ada masalah dengan komunikasi di kota Wamena, signal telepon selular dari beberapa
operator masih bisa bisa kita gunakan. Namun signal hp hilang bila kita sudah keluar kota.
Pilihan komunikasi lainnya adalah dengan wartel atau warnet, namun dengan kecepatan sangat
lambat.
Selamat bertualang dan jangan lupa berdoa.

Salam,

(Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman 21 kali mengunjungi Lembah Baliem, Wamena,
Ibukota Kabupaten Jayawijaya, merekam kehidupan masyarakat di Lembah Baliem yaitu Suku
Dani yg terkenal, suku yg tinggal di atas pohon Korowai di Yani Ruma, suku yang tinggal di
pegunungan Yali Mek di Anggruk, suku yang hidup diatas rawa-rawa Suku Asmat dan suku
lainnya disekitar Lembah Baliem)

Anda mungkin juga menyukai