Pembakuan sistem kerja tidak dapat dilepaskan dari dua aspek, yaitu pemberian penyesuaian dan kelonggaran. Penyesuaian diberikan berkenaan dengan tingkat kecepatan kerja yang dilakukan pekerja dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan kelonggaran diberikan berkaitan dengan adanya sejumlah kebutuhan diluar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung.
Dimana: P = Penyesuaian (rating faktor) L = Kelonggara (allowance) Ws = Waktu siklus Wn = Waktu normal
Dimana:
Ternyata semua harga pi berada dalam batas kontrol sehingga semua dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan.
Rating faktor yang ditentukan menurut tingkat kesulitan cara objektif adalah:
sehingga P2 = (1 + 0,13) = 1,13 . Faktor penyesuaian dihitung dengan : P = P1 x P2 = 0,84 x 1,13 P = 0,95
Kelonggaran (allowance) ditentukan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh, seperti berikut ini:
Ditambah dengan kelonggaran untuk menghilangkan fatique (kelelahan) = 1,25% dan kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan = 3%, sehingga total allowancenya = 19%
Diketahui bahwa jumlah total pengamatan adalah 486 kali selama 9 hari atau sarna dengan 9 x 360 = 3240 menit. Dari ke 486 pengamatan frekwensi kegiatan produktif yang teramati adalah 371, maka: 1. a. Jumlah pengamatan 486 b. Jumlah produktif 371 c. Persentase produktif 371/486 x 100% = 76,34% 2. a. Jumlah menit pengamatan 3240 menit b. Jumlah menit produktif 76,34/100% x 3240 = 2473,416 men it 3. a. Jumlah minuman yang dibuat selama masa pengamatan = 832 gelas b. Waktu yang diperlukan per gelas 2473,416/832 = 2,97 menit 4. a. Faktor penyusuaian = 0,95 b. Waktu normal (2,97 x 0,95) = 2,8215 menit 5. a. Kelonggaran 19% = 0,19 b. Waktu baku 2,8215(1x 0,19) = 3,358 menit
Evaluasi
Diketahui bahwa total pengamatan adalah 485, yang terdiri dari 275 pengamtan pada sampling pendahuluan dan 211 pengamatan pada sampling tahap kedua. Pada sampling pendahuluan didapat ratarata persentase kegiatan produktif bartender adalah sebesar 76,6% dengan jumlah pengamatan per hari = 55 kali. Data ini dianggap cukuprepresentatif terhadap sistem kerja yang diamati, karena berada dalam batas kontrol yaitu BKA = 0,937 dan BKB = 0,595 dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Setelah dilakukan sampling tahap kedua, maka dilakukan evaluasi terhadap keseragaman data untuk mengetahui apakah data-data pada sampling kedua juga representatif terhadap sistem kerja. Ternyata hasil sampling secara keseluruhan cukup representatif karena semua persentase produktif dari hari pertama hingga hari kesembilan tidak ada yang berada diluar batas kontrol. Hasil evaluasi keseragaman data tersebut adalah sebagai berikut :
KESIMPULAN
Teknik sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup diandalkan untuk mengukur beban kerja tanaga kerja non produksi. Dalam praktikum ini, pengukuran dikhususkan pad a tenaga kerja non produksi yang mempunyai tipe pekerjaan tetap dan berubah. Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu yang ditentukan secara acak, sehingga akhirnya tujuan dari sampling pekerjaan ini dapat dicapai, yaitu antara lain mampu melakukan pengukuran proporsi "activity delay", baik pada pekerjaan administrasi, mapun melakukan perhitungan beban kerja suatu sistem kerja. Dan diharapkan pula dengan metode sampling kerja kita mampu perbaikan/pengaturan kerja dari pekerjaan yang sudah ada.