Anda di halaman 1dari 2

DIKALA HUJAN BERMUSIM

Oleh Muhammad Aldi Rizaldi



Ketika hujan bermusim
Tak lagi kutemukan matahari menari
Ketika dingin mengusik
Tak lagi kudapatkan kehangatn sang mentari

Ketika derai air menerjun
Tak lagi kulihat pelangi menari
Ketika kumenatap langit
Tak lagi awan biru mewarnai

Saat udara bertiup
Kudapati sinar mentari meredup
Di kala hujan bermusim
Kutemui suhu udara mendingin











TANAH
Oleh Ronauli Siahaan

Berdiri di bawah matahari
Berpijak di atas tanah ini
Kubiarkan mereka hidup.bermain di atas ku
Mereka terus tumbuh di atas ku
Smpai Kini tubuh ku terasa kering dan lelah
Apakah ku bisa beristirahat sejenak?
Melihat dan bertanya di sekeliling ku
Tak ada jawaban semua diam
Hanya akar menyapa ku dengan kataterimakasih
Kuperhatikan mereka satu demi satu
Ku biarakan menikmati buah yang keluar dari mulut ku
Menguras kekayaan dalam perut ku,sampai mereka
puas
Kini ku benar-benar lelah dengan mereka
Yah! merka yang tak pernah puas,serakah
Merusak tatanan ku,tanpa meremajakan aku
Kembali ku bertanya Tak bisakah kita bersahabat ?
Ku teringat mereka juga sama dari debu tanah
Suatu masa akan menyatu dengan ku
Mereka tetap diam,mata hati nya tertutup kenikmatan
Kini ku benar-benar lelah dan sesak
Ku muntah kan lumpur panas ku semburkan kemarahan
ku
kini ku bukan lagi tanah
Jangan biarkan ku menjadi lumpur selamat kan lah aku

BENDERAKU
Oleh Rahmat S

Angin kencang tak lagi menerpanya
Sang kain usang yang tak lagi bergoyang
Yang tak lagi menggetarkan saat dikibar
Hanya sebagai pengisi tiang bambu yang kosong

Merahnya tak lagi menggapai mentari
putihnya tak lagi menyejukkan bumi
hanya helaian kain usang yang tak tercuci
hanyalah tiang bambu yang merapuh tak meneduh

Dimana rasa itu kini
dimana kekuatan itu kini
hanya tinggal caci regenerasi
hanya tinggal hujat tuk negeri. . . Nasibmu yang terjal
dulu deritamu yang meruncing dulu pilumu yang
terendam darah dulu kini hanya dongeng yang tak lagi
terdengar









BUMI KITA SEMUA
Oleh Robbi Nurhidayah

Malam ini aku sendiri menatap ke arah langit
ku lihat bintang bintang menyala di sana bagaikan
hiasan dunia
bulan sabit nan indah menjadi teman ku malam ini
suara jangkrik yang mengganggu kini bagaikan lagu

Dalam khayalku aku membayangkan
kalau semua ini takkan pernah kunikmati lagi
dalam khayalku aku membayangkan
kehidupan ini takkan ada lagi

Wahai manusia yang berakal
di mana lagi kau akan tinggal
kalau kau terus memperkaya diri dengan tambang
kalau kau terus menebang pohon

Bumi kini menangis
bumi kini bersedih
bumi kini mulai rapuh
bumi kini tak seperti jutaan tahun lalu sebelum manusia
modern hadir

Wahai kawan wahai teman
sadarlah sadar kau masih memiliki generasi
wahai teman wahai sahabat
cintai bumi mu sayangi anak dan cucumu

Anda mungkin juga menyukai