Narkoba atau NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif) merupakan zat yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang (psikis, perasaan dan perilaku) dan dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis dangan efek yang berbeda. Angka prevalensi tertinggi dalam penyalahgunaan narkoba Pekerja WPS Pelajar anak jalanan Golongan Depresan TANDA Penekanan SSP, sedasi Motifilitas Fantro Intensinal menurun sampai konstipasi Analgesia Mual, muntah Bicara cadel Bradikardia Konstriksi pupil Kejang GEJALA Percaya diri Perasaan melambung Disorientasi Depersonalisasi Gangguan daya ingat jangka pendek halusinasi visual atau pendengaran Emosi labil/bingung Ilusi cemas depresi, panic serta takut PUTUS ZAT (GPO) Mengantuk Pilek bersin Lakrimasi Diatas pupil Pilo ereksi Tek. Darah naik Respirasi naik Suhu badan naik Mual-mual Diare Insomnia Gemetar/tremor Mengeluh sugesti Ansiestas, gelisah Tidak selera makan Golongan Stimulant TANDA Kejang-kejang Hiperpireksia Dilatasi pupil Takhikardi Hipertensi Perilaku maladaptive Gangguan daya nilai Gangguan fungsi sosial GEJALA Palpitasi Angina, aritmia Hiper/hipotensi Keringat banyak Muka pucat/merah Bronkodilatasi Mual, diare Kramp abdominal Diuresis Libido berubah Impotensi PUTUS ZAT (GPO) Depresi Ansiestas Anergia, capek Golongan Halusinogen TANDA Tremor Takhikardi Mulut Kering Nistagmus Keringat banyak Gelisah Mata merah Ataksia sering kencing Fungsi sosial/pekerjaan terganggu GEJALA Percaya diri meningkat Perasaan melambung Disorientasi Depersonalisasi Gangguan daya ingat jangka pendek, halusinasi visual atau pendengaran Emosi labil/bingung Paham kejar dan paranoid Ilusi cemas, depresi, panic serta takut PUTUS ZAT (GPO) Insomnia Mual Mialgia Cemas/gelisah Mudah tersinggung Demam Berkeringat Nafsu makan menurun Fotofobia Depresif Bingung Menguap Diare Kehilangan berat badan Tremor STUDI KASUS Pria (A) berusia 30 tahun, seorang sarjana dibidang hubungan internasional. A mengaku menggunakan Narkoba sejak kelas 2 SMA yang berawal dari keingintahuan serta pergaulan. A menggunakan ganja, alcohol dan putau. A mengaku kalau sedang menjalani rehabilitas ke-4 sudah 10bulan. Rehabilitas pertama dan kedua dilakukan di RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat) cibubur dengan terapi medikamentosa seperti methadone. Kemudian rehabilitaske 3 dan 4 dilakukan di BNN (Badan Narkotika Nasional) Sukabumi. Menurut A tidak pernah mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan pasca rehabilitasi, dia pernah bekerja di perusahaan asing.
Lanjutan kasus... Sensasi yang dirasakan A pada awal pemakaian putau berupa rasa tidak nyaman seperti mual, muntah dan rasa ingin buang air kecil, namun beberapa saat setelahnya tubuh mulai terasa ringan. Rasa tidak nyaman tersebut terus dirasakan sampai pemakaian 3 dan atau 4. Setelah pemakaian ke 4 hanya timbul sensasi yang menyenangkan seperti badan ringan, tenang, dan semua permasalahan terasa hilang. Setelah reaksi obat hilang maka tubuh terasa sangat lelah.
Lanjutan kasus... Pada masa rehabilitasi A melewati fase detoksifiakasi yaitu putus zat, dimana A tidak lagi menggunakan narkoba tersebut. Pada tahap muncul gejala seperti hidung berair seperti flu, mata berair, sering menguap walau tidak mengantuk, sendi terasa ngilu (badan pegal-pegal), kedinginan hingga menggigil, tidak nafsu makan.
DISKUSI Pada kasus ini A menggunakan NAPZA dimulai dari ganja, alcohol kemudian putau. Dampak dari putus zat ini berbeda-beda. Pada A tidak semua gejala muncul. Ini disebabkan karena A hanya pada gejala pada putus menggunakan putau, karena putau merupakan obat yang paling sering dan terakhir digunakan.